BAB. 5 Perdebatan

Jam sudah menujukan pukul 09.00WIB, tapi Suci masih tertidur pulas, karena Suci sudah biasa akan bangun saat di bangunkan oleh bundanya. Khodijah masuk ke dalam kamar putrinya, ini sudah mejadi kebiasaan Kodijah yang akan membangunkan putri satu-satunya yang sangat nakal menurutnya

" Uci! Cepat bangun...!"

Teriakan sang bunda membuat Suci membuka matanya walau pun masih sangat ngantuk

" Bunda, Uci masih ngantuk, Uci ingin tidur sebentar lagi."

" Cepat bangun Uci! Ini sudah jam sembilan dan ayah sedang menunggumu di meja makan."

" Bund, tolong bilang ke ayah kalau Uci masih ngantuk, jangan paksa Uci. Uci masih sangat lelah."

" Cepat bangun Uci...!"

Suci yang semakin di teriaki oleh bundanya, ia langsung menarik selimutnya hingga menutupi kepala, ia memang masih merasakan sangat ngantuk dan badan yang merasa pegal, membuat ia tidak ingin bangun walau pun sang ayah sudah menunggunya di meja makan. Biasanya Suci akan selalu patuh jika sudah mendengar kata ayah, tapi kali ini ia berbeda, ia masih ingin melajutkan tidurnya. Khodijah langsung menarik selimut putrinya, tapi putrinya langsung menarik selimutnya lagi, itu membuat ia menghela nafas kasar, saat melihat kelakuan putrinya yang selalu saja bersikap kanak-kanakan, jelas-jelas putrinya itu sudah berusia 19 tahun, tapi tidak ada perubahan sama sekali, putrinya akan selalu bangun siang. Khodijah langsung mematikan AC, lalu langsung berjalan ke arah gordeng, ia langsung menarik gordeng, lalu langsung membuka dua jendela, agar mata hari pagi itu masuk ke dalam kamar putrinya. Suci yang merasa panas karena sinar mata hari, ia langsung menyingkab selimut yang ada di kepalanya, lalu ia langsung duduk, tiba-tiba Suci mengingat perdebatan semalam dengan bundanya, ia langsung memangil bundanya

" Bunda."

Khodijah yang masih berdiri di dekat jendela, ia langsung mendekati putrinya saat mendengar panggilan dari putrinya

" Ada apa?"

" Mmm.. Uci minta maaf soal semalam, Uci tidak bermaksud untuk membentak bunda, sekali lagi Uci minta maaf bund."

Khodijah langsung mengelus kepala putrinya

" Jadi Uci tau kalau ucapan Uci salah?"

" Iya, Uci tau ucapan Uci salah."

Setelah mengelus kepala putrinya, Khodijah menatap lekat mata putrinya yang sedang menatapnya

" Kalau tau Uci salah, maka lupakanlah Rey, Uci, karena dia tidak pantas untukmu."

Suci yang mendengar ucapan dari bundanya, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya

" Tidak bund, Uci tidak bisa melupakan Rey, Uci cinta sama Rey, bund."

" Uci, kamu masih anak-anak, kamu tidak mengerti cinta yang sesungguhnya, bunda tidak ingin kamu salah memilih untuk pendamping hidupmu, bunda tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari."

" Uci tidak akan pernah menyesal bund, Uci cinta dan sayang sama Rey, tolong bunda mengerti perasaan Uci."

Khodijah menghela nafas berat, ia semakin bingung, ia bingung bagai mana harus mejelaskan pada putrinya kalau putrinya sekarang sudah menjadi seorang istri.

" Bunda harap Uci bisa membuang jauh-jauh rasa cinta Uci terhadap Rey, bunda tidak ingin suatu saat Uci terjebak dalam situasi yang sulit."

Suci hanya bisa menghela nafas berat, saat mendengar jawaban dari bundanya, menurut ia bundanya tidak tau apa-apa tentang Reyhan, tapi bundanya tidak ingin mengenal sosok Reyhan terlebih dahulu, melainkan bundanya menyuruh untuk melupakan Reyhan

" Uci mau mandi dulu bund."

Suci langsung turun dari ranjang, ia tidak ingin berdebat dengan bundanya lagi, karena menurut ia percuma, bundanya akan tetap di keputusan yang sama, termasuk ia juga yang akan tetap mencintai Reyhan untuk selamanya

" Uci, jangan lama-lama mandinya, ayah sedang menunggumu."

Suci yang mendengar ucapan dari bundanya, ia menoleh ke arah bundanya sambil mengangguk, lalu langsung jberalan lagi ke arah kamar mandi. Setelah putrinya masuk ke dalam kamar mandi, Khodijah langsung keluar dari kamar putrinya untuk menunggu putrinya di meja makan. Suci yang sedang mandi, ia terus saja berpikir tentang masalahnya

" Apa yang salah kalau aku mencintai Rey? Dan situasi sulit seperti apa yang akan aku dapatkan? Aku tidak akan mungkin mendapatkan situasi yang sulit, Rey mencintai aku dengan tulus, Rey memperlakukan aku dengan baik, jadi tidak mungkin Rey akan kasar atau Rey akan selingkuh, karena Rey bukan lelaki seperti itu. Bunda, aku harap suatu saat bunda mengerti dengan keputusanku." batin Suci

Suci terus menggosok sabun ke tubuhnya masih sambil berpikir

" Bunda, Suatu saat Uci akan buktikan kalau Rey adalah lelaki yang pantas untuk Uci. Bunda hanya belum mengenal Rey saja, itu kenapa bunda selalu berpikir buruk tentang Rey." batin Suci

Suci selsai mandi dan sudah memakai baju, Suci langsung keluar dari kamarnya, ia langsung mendekati meja makan

" Ayah belum berangat ke kantor?"

Suci bertanya sambil menarik kursi untuk duduk

" Ada yang ingin ayah bicarakan padamu."

" Sepenting apa hingga ayah harus menunggu Uci?"

" Tentu ini sangat penting, kita sarapan terlebih dahulu, setelah itu baru kita bicarakan."

" Baik ayah."

Mereka langsung memulai sarapan, tidak ada pembicaraan saat mereka sarapan, hanya terdengar dentingan sedok saja di meja makan hingga selsai. Setelah selsai Suci menatap mata ayahnya dengan tatapan yang serius

" Uci, ayah ingin Uci untuk masuk pesantren."

Suci mendengarnya dengan jelas kalau ayahnya mengatakan pesantren, tapi ia tetap bertanya kalau pendengarannya itu salah

" Pesantren?"

" Iya, ayah ingin Uci untuk belajar agama dan ayah hanya ingin kamu mesantren, kamu boleh berhenti kuliah, yang penting kamu mesantren, lagian juga kamu tidak pernah masuk kuliah, kalau kamu kuliah tidak mau, setidaknya kamu memiliki ilmu agama."

Suci tidak percaya kalau ayahnya menginginkan ia masuk pesantren, bahkan di rumah saja ia sangat susah di atur, apa lagi mengikuti aturan pesantren, bukan'kah itu sangat merepotkan baginya

" Ayah, sudah Uci bilang kalau Uci tidak ingin mesantren, lagian ayah sudah memiliki ke banggaan yang meneruskan sebagai Gus seperti ayah, kaka sudah memiliki panggilan Gus, jadi aku tidak perlu untuk menjadi lebih baik lagi dalam hal agama."

" Keputusan ayah sudah bulat Uci, ayah akan mengantarmu ke pesantren lusa."

" Tapi ayah, Uci tidak mau ayah. Uci mohon ayah, Uci tidak ingin masuk pesantren, Uci janji akan menjadi anak baik, Uci tidak akan nakal lagi ayah. Uci tidak akan membuat ayah marah lagi karena masuk ke kantor polisi."

" Sekali lagi ayah katakan, keputusan ayah sudah bulat Uci. Hari ini dan besok kamu bebas melakukan apapun, karena lusa ayah akan mengantarmu pada kakekmu."

Dengan wajah kesal Suci hanya bisa mengangguk sebagai jawaban, ia tidak bisa menentang keputusan ayahnya.

" Ayah akan berangkat ke kantor dulu."

Suci dan Khodijah hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu mereka bersalaman saling bergantian, setelah itu Ali langsung pergi. Setelah ayahnya pergi Suci hanya duduk termenung, ia tidak ingin berbicara sepatah kata pun pada bundanya, karena ia sedang merasakan sangat kecewa yang mendalam. Suci langsung berpikir tentang Reyhan di otaknya

" Bagai mana kalau aku nanti merindukan Rey, aku tidak bisa jauh darinya, aku sangat mencintainya." batin Suci

Khodijah juga hanya diam sambil menatap wajah putrinya

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

semangat

2023-05-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2022-11-20

0

Hulapao

Hulapao

ya beginilah awal dari kejadian 'kabur dari pesantren' 🤣

2022-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!