BAB. 14 Di panggil keamanan

Gus Adnan memejamkan mata, setelah itu menghembuskan nafasnya kasar

" Baiklah, saya tidak akan menghancurkan ponsel kamu, tapi ponsel kamu saya yang pegang!"

Suci hanya bisa mengangguk pasrah, yang penting foto-foto bersama Reyhan tidak hilang. Gus Adnan langsung melepaskan sorban, lalu langsung menutupi tubuh Suci, walau pun tidak tertutup sempurna. Suci memegang ujung sorban itu, saat mendengar Gus Adnan berdehem, ia langsung mendongkakan kepalanya. Sehingga pandangan Suci dan Gus Adnan bertemu, tatapan tajam yang Suci lihat di mata Gus Adnan, itu membuat Suci langsung berdiri, ia langsung melempar sorban itu ke wajah Gus Adnan

" Pakailah kembali! Gue tidak membutuhkan itu!"

Kata-kata Suci membuat Gus Adnan tercengang, ia merasa Suci itu tidak ada sopan-sopannya, bahkan tadi baru saja ia melihat Suci bersimpuh hanya untuk sebuah ponsel, tapi sekarang ia melihat Suci seperti sebelum memohon sebuah ponsel itu. Gus Adnan langsung mengambil sorban yang Suci lempar di wajahnya

" Tutup auratmu, kamu hanya boleh membukanya untuk suamimu."

" Gue tidak peduli tentang hal itu, setiap kali gue bertemu sama lo, hidup gue selalu saja sial!"

" Sial dalam artian apa?"

Gus Adnan masih menyikapi Suci dengan sabar. Sedangkan para santri dan Ustadzah sangat bingung melihat seorang Gus Adnan yang biasanya bersikap dingin, tapi kali ini tidak, Gus Adnan tetap bersikap lembut, walau pun harga dirinya seperti sedang di rendahkan oleh Suci

" Kemarin lo menceramahi gue dan sekarang lo hampir saja menghancurkan ponsel gue, apa itu tidak sial setiap bertemu lo?"

Gus Adnan hanya bisa mengelus dada sambil beristigfar, Sungguh ia tidak mengerti dengan pemikiran Suci. Setelah itu Gus Adnan memakaikan kembali sorban itu

" Pakailah, kalau kamu melemparnya lagi, maka ponsel kamu juga akan sama seperti sorban ini."

Suci hanya bisa pasrah, setelah mendengar ancaman dari Gus Adnan. Gus Adnan langsung pergi dari sana. Setelah Gus Adnan pergi beberapa langkah, Suci langsung menyumpai Gus Adnan

" Gue sumpahin lo biar nggak laku! Biar jadi perjaka tua seumur hidup lo!"

Semua santri dan Ustazah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, mendengaran ucapan Suci yang masih tidak ada sopan-sopannya. Sedangkan Gus Adnan hanya tersenyum tanpa membalikan badan, ia terus saja melanjutkan langkah kakinya

" Saya sudah laku Uci, bahkan istrimu itu adalah kamu." batin Gus Adnan

Suci langsung kembali ke asrama, ia duduk dengan wajah yang lesu, entah ia harus senang atau harus merasa sedih, memang ponselnya itu selamat dari eksekusi, tapi tetap saja ponselnya itu tetap tidak kembali. Suci langsung melempar sorban itu ke atas ranjang miliknya masih sambil terduduk.

" Kamu kenapa Uci?"

Maya bertanya dengan perasaan bingung, karena Maya dan teman-temannya memang baru sampai, sedangkan Suci sudah lebih dulu sampai

" Lelaki sialan itu bikin gua pusing! Seenaknya saja dia menyita ponsel gue!"

" Harusnya kamu itu bersyukur Uci, ponsel kamu masih selamat, biasanya Gus Adnan tidak pernah mengampuni terdakwa."

Mata Suci membulat sempurna, saat mendengar ucapan Najwa

" Lo kira gue maling apa?! Enak saja lo bilang gue terdakwa!"

" Tapi kamu melanggar aturan Uci."

" Diam lo! Kalau mulut lo masih ingin berpungsi!"

Teman-teman Suci hanya bisa mengelus dada sambil beristigfar, mereka hanya diam saja, entah kalau mereka bicara apa yang akan Suci lakukan, banyak sifat buruk Suci yang masih belum mereka ketahui sepenuhnya

" Oh iya, kamu bilang apa tadi? Bilang dia Gus? Bukan'nya dia hanya seorang Ustadz?"

" Memang dia seorang Gus, dia putra dari kiai Abdullah, dari pesantren Alhusna."

" Terus kalau dia punya pesantren sendiri kenapa dia ada di sini? Atau jangan-jangan dia di usir oleh orang tuanya karena sifatnya yang kejam?"

" Jangan begitu kalau berbicara, nanti kamu kuwalat, Gus Adnan tidak di usir, tapi Gus Adnan mau mengabdi di sini dulu, Gus Adnan juga baru sekitar satu minggu yang lalu masuk ke pesantren ini dan mejadi ketua dewan santri."

" Terserah lo, tidak perlu mejelaskan sedetil itu, gue nggak peduli."

Suci melihat baju gamis yang di belikan bundanya, ia hanya menghela nafas, lalu melihat baju dari Reyhan, di sana baju-baju itu sangat longgar, ia sama sekali tidak suka, ia pikir seorang ibu-ibu yang di belikan baju longgar, tapi saat itu ia tidak bisa menolak pada Reyhan, karena ia tidak mau kalau Reyhan nanti membelikan baju gamis. Suci langsung memakai baju kemeja panjang, dan celan panjang, tidak lupa ia masukan bawah baju itu agar terlihat seksi, lalu pasminanya ia kalungkan di lehernya. Suci yang akan melangkah keluar, langsung di tanya oleh Rianti

" Uci mau kemana?"

" Tadi di panggil keamanan."

Temen-teman Suci hanya tercengang, ia bisa melihat ekspresi Suci yang terlihat santai, harusnya Suci merasakan panas dan dingin, tapi Suci bersikap biasa saja. Suci tanpa salam masuk ke asrama putri, di sana sudah ada Lia selaku rosiah, Pitri selaku keamanan, ustazah Marwah dan ustazah Sarah yang sebagai perwakilan dewan santri

" Sebelum masuk itu bisa nggak kalau kamu itu ucap salam dulu?!"

Pitri sangat marah melihat kelakuan Suci. Suci mengangkat satu alisnya

" Lo ngomong sama gue?"

Suci bertanya sambil menujuk dirinya sendiri

" Ya iya kamu, memang yang masuk tidak ada sopan santun itu siapa lagi kalau bukan kamu?!"

" Sudah-sudah, ayo duduk dek Suci."

Ustazah Marwah menengahi mereka berdua. Lia mengelus punggung Pitri yang baru saja di mulai sudah panas

" Nah ini baru namanya ustazah, sopan."

Suci langsung duduk

" Dek Suci tau kenapa di panggil ke sini?"

" Gue nggak bego! Semua ini karena ponsel! Cepat bilang deh jangan basa-basi!"

Ustadzah Marwah mengangguk sambil tersenyum

" Terus kenanapa kamu melanggar aturan? Bahkan kamu bukan hanya membawa ponsel saja, tapi kamu juga berpakaian tidak sopan! Di sini itu pesantren bukan tempat umum!"

Kemarahan ustadzah Sarah memuncak saat mendengar ucapan Suci yang tidak ada sopan-sopannya

" Ini hidup gue, kalau lo nggak suka mending diam saja!"

Putri langsung menatap tajam pada Suci, tapi Suci menatap balik pada Putri, menurut Suci siapa yang takut pada wanita itu, toh mau bertarung bagai mana pun juga ia bisa, ia jago bertarung. Pitri langsung memperingatkan tentang kesopanan kembali pada Suci

" Kamu kalau berbicara dengan yang lebih tua itu harus yang sopan!"

" Gue bukan orang bodoh! Gue bisa membedakan mana yang harus gue hormati dan mana yang tidak pantas gue hormati! Gue nggak peduli tentang umur, yang jelas jika orang itu bisa menghormati gue, maka gue juga bisa menghormati dia!"

Suci juga berbicara dengan nada tidak kalah berteriak seperti Pitri

" Sudah-sudah, dek Suci itu masih baru di sini, jadi kita harus mejelaskannya pelan-pelan. Dek Suci, karena sudah melanggar peraturan, jadi harus mendapatkan hukuman."

Ustadzah Marwah menjelaskannya dengan nada lembut

" Kenapa gue masih dapat hukuman juga?! Ponsel gue saja masih di sita!"

" Karena itu aturan pesantren. Seharusnya kamu itu bersyukur karena ponselnya nggak di hancurkan!"

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

suci .mulut nya. barbar,

2023-05-29

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2022-11-20

0

mom mimu

mom mimu

tak jitak deh kamu Ci, ngejawab Mulu kalo d nasehatin 😁

2022-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!