BAB. 15 Mejelaskan Hukuman

Suci menatap tajam ustadzah Sarah, yang berbicara denganya sangat kasar

" Kenapa lo yang nyolot? Kita saja belum pernah kenal, mang lo punya masalah sama gue?!"

" Saya itu di atas kamu! Kalau bicara itu yang sopan!"

" Lo itu di depan gue, bukan di atas gue, anak TK juga tau. Dasar bodoh!"

Memang benar kalau ustadzah Sarah duduk di depan Suci, jadi entah siapa yang salah, entah itu Suci atau itu ustadzah Sarah

" Iya sudah cepat gue harus ngapain?! Gue males berdebat terus."

" Seperti santriah yang lain, dek Suci harus membersihkan toilet, tidak sendirian ko, nanti mengerjakannya sama yang lain."

" Ogah! gue bukan babu!"

" Mau tidak mau kamu tidak bisa menolak! Ini sudah menjadi peraturanya."

Suci sangat kesal dengan ucapan ustadzah Sarah yang terlihat memaksa, tapi berbeda dengan ustadzah Marwah yang mejelaskannya sangat sabar

" Gue tetap nggak mau! gue bukan babu!"

Jangankan untuk membesihkan toilet, membersihkan kamar saja ia tidak pernah, saat di rumah semua di bersihkan oleh pembantunya, sedangkan saat di pesantren, hanya teman-teman Suci yang membersihkan kamar, ia sama sekali belum perbah membersihkan kamar. Ustadzah Marwah tersenyum

" Iya sudah untuk gantinya dek Suci harus menghapalkan surat Al-Mulk."

" Apa tidak ada keringanan buat gue? Di ampuni ke."

Suci merasa sangat kesal saat mendengar ucapan dari Ustadzah Marwah, karena ia memang selamat dari hukuman bebersih toilet, tapi ia tetap tidak selamat dari hukuman.Ustadzah Marwah mengelus bahu Suci sambil tersenyum

" Setiap aturan ada timbal baliknya dek, hukuman untuk dek Suci ini termasuk ringan loh, jadi dek Suci harus bersyukur karena Gus Adnan yang memutuskan langsung. Gus Adnan memberikan waktu satu minggu untuk menghapal, nanti setelah satu minggu dek Suci setor langsung pada Gus Adnan dan jangan lupa di dampingi dengan teman sekamar."

" Kenapa harus dia dan dia sih?!"

Suci rasanya malas jika terus berurusan dengan Gus Adnan, bagi Suci lelaki itu adalah pembawa sial di dalam hidupnya, semejak bertemu dengannya, hidupnya tidak pernah baik-baik saja.

" Karena Gus Adnan yang meminta."

" Oke."

Suci langsung mengiyakan begitu saja karena ia merasa kalau ustadzah Marwah sangat baik, jadi ia hanya bisa pasrah, karena sebelumnya tidak pernah ada orang yang memperlakukan baik padanya selain ke dua orang tuanya, Reyhan dan temen gengnya. Suci langsung pergi mencari Omnya, ia langsung menohon dengan Omnya, karena ia tau kalau kakanya tidak akan membantunya

" Om plis jangan kejam, tolong bantuin Uci untuk mengambil ponsel Uci."

Gus Wahyu hanya bisa menghela nafas berat, kemarin ia ingin identitasnya di rahasiakan, baru juga sehari di pesantren, ponakannya itu sudah bikin ulah, bahkan ponakannya tidak berani meminta bantuan pada sang kakak

" Itu salah kamu sendiri Uci, kemarinkan kakamu sudah mejelaskan kalau ponselmu tidak boleh di bawa ke asrama, ponsel kamu suruh taroh di sini, kalau misalnya kamu butuh sesuatu melalui ponsel, kamu bisa kesini dan sekarang tanggung sendiri akibatnya, terlebih lagi kamu juga nggak berani minta bantuan pada kakamu."

Suci merucutkan bibirnya, ia sangat kesal pada Gus Wahyu, bagai mana mungkin ia meletakan poselnya di sini, karena orang tuanya tidak menyukai tentang Reyhan, apa lagi kakaknya, kakanya melarang keras tentang pacaran, maklum karena kakanya menikah lewat ta'aruf, itulah yang melarang keras padanya untuk tidak pacaran

" Ayolah om, om tinggal minta saja sama Gus sialan itu."

Gus Wahyu membulatkan matanya saat mendengar Suci mengatakan Gus sialan

" Kamu itu jangan bilang begitu Uci, dia itu anak pak kiai, yang sopan kalau ngomong."

" Itu pakta om kalau dia itu Gus sialan!"

" Tapi dia itu!"

Gus Wahyu menghentikan ucapannya, ia ingin bilang kalau dia itu suamimu, tapi ia urungkan niatnya

" Dia itu apa om?"

" Bukan apa-apa yang jelas ini salah kamu sendiri, kamu yang tidak mendengar aturan pesantren, jadi itu salah kamu!"

" Kalian itu sama saja, sama-sama kejam!"

Suci langsung pergi dari rumah kakeknya, hatinya semakin kesal setelah berbicara dengan Gus Wahyu, ia berpikir semua orang sama saja, ia hanya meminta ponselnya di kembalikan, bukan menyuruhnya melakukan tindakan kejahatan, tapi semua orang tidak bisa menuruti ia

" Ternyata dari semua banyak orang, cuma Reyhan yang bisa mengerti perasaanku, setiap kali aku bikin kesalahan, dia dengan mudah memaafkanku."

Suci mengusap sudut bibirnya, ia menjadi mengingat masa lalunya, di mana saat itu ia di bully, Reyhanlah yang mengulurkan tangan untuknya berdiri dan Reyhan juga adalah orang yang sudah membuat hidupnya berwarna, walau pun orang memandang Reyhan sebelah mata, tapi Reyhan bukan lelaki jahat, Reyhan selalu melakukan kebaikan. Suci berlari kecil sambil berteriak

" Rey! Aku rindu!"

Dug

" Aduh kenapa ada tembok di tengah jalan sih?!"

Suci mengusap keningnya yang menjadi korban sambil terduduk

" Bangun Uci!"

" Kenapa tembok bisa ngomong?!"

Suci menyeritkan keningnya bingung, ia masih belum menyadari siapa yang ia tabrak, lalu ia mengangkat kepalanya, ia sangat terkejut saat melihat Gus Adnan yang ada di depannya

" Ah kenapa gue setiap bertemu lo selalu sial?!"

" Kamu yang jalan sambil berteriak tidak jelas, bersyukur yang kamu tabrak itu aku."

Suci langsung berdiri

" Kenapa yang di salahin gue? Bukannya situ yang mengganggu gue?!"

" Kamu yang nabrak saya, di mana letak kesalahan saya?"

" Salahnya itu badan lo yang keras, ini kepala gue yang jadi korban!"

" Terus apakah saya harus kasihan padamu?"

Suci mengepalkan tangan kanannya, ia mencoba meredam amarahnya, ia memang tidak butuh di kasihani, ia hanya ingin sekali memukul Gus Adnan, tapi ia sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal itu

" Terserah lo! Gue nggak akan berdebat sama Gus sialan seperti lo!"

Suci langsung berlalu pergi, tapi baru saja beberapa langkah Gus Adnan langsung memanggilnya

" Suci!"

Suci membalikan tubuhnya saat namanya di panggil

" Apa lagi?!"

" Hijab itu gunanya di kepala, bukan di kalungkan di leher!"

" Terserah gue! Itu tidak ada urusannya sama lo!"

Suci baru saja melangkah lagi, tapi Gus Adnan langsung memanggilnya lagi

" Suci!"

Suci juga langsung membalikan badan lagi, ia menatap Gus Adnan dengan tatapan tajam

" Kenapa lo terus memanggil gue?!"

Gus Adnan langsung mendekati Suci tanpa berbicara, setelah di samping Suci, ia langsung membisikan sesuatu pada telinga Suci sambil mengelus kepala Suci

" Innallaha ma'ashobirin."

Setelah mengatakan itu Gus Adnan langsung berlalu pergi. Suci yang melihat Gus Adnan pergi, ia langsung berteriak

" Hei! Gus sialan! Apa itu artinya?!"

Tidak ada jawaban dari Gus Adnan, bahkan Gus Adnan terus saja melanjutkan jalannya tanpa membalikan badan atau berhenti, itu membuat Suci berdecik kesal

" Sekali Gus sialan, tetap saja menjadi Gus sialan!"

Suci memutuskan untuk kembali lagi ke asramanya, hatinya merasa sedih dan kesal, sedih karena ponselnya tidak bisa kembali dan kesal karena ia bertemu dengan Gus Adnan, karena bagi ia, Gus Adnan adalah orang yang selalu membawa sial dalam hidupnya, dari awal pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, ia masih saja mendapatkan kesialan itu

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

seru juga nih cerita, dilatar belakangi kegiatan dipesantren

2023-05-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-11-20

0

mom mimu

mom mimu

jangan terlalu membenci Ci, nanti malah jadi jatuh cinta loh 😁😁

2022-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!