BAB. 13 Ponsel

Maya langsung membangunkan Suci yang masih tertidur pulas, karena sebentar lagi subuh

" Uci cepat bangun, sebentar lagi subuh."

Maya membangunkan Suci dengan menggoyang-goyangkan tangan Suci. Suci yang di goyang-goyangkan tangannya, ia sama sekali tidak bangun, bahkan Suci sama sekali tidak terusik oleh Maya

" Gimana nie bentar lagi mbak Pitri bakalan dateng."

Rianti berbicara dengan perasaan kutir, sedangkan Najwa sudah lebih dulu ke mushollah. Maya langsung mengambil air, ia langsung mencepreti wajah Suci, karena kalau sampai tahu keamanan, maka mereka akan di hukum

" Bunda!"

Suci langsung duduk sambil berteriak, karena wajahnya basah, ia menatap tajam ke dua teman barunya. Sedangkan mereka berdua hanya tersenyum dengan perasaan takut, siapa yang tidak takut dengan Suci, bahkan kemarin saja Suci berani bilang bodoh pada seorang Gus, kebetulan kemarin mereka berdua juga ada di sana saat Suci dan Adnan beradu mulut

" Kalian gila iya?! Kenapa kalian ganggu gue lagi tidur?!"

" Sebentar lagi subuh Uci."

Suci langsung melihat ke arah jam yang masih menujukan pukul 03.00WIB

" Maya, lo memang gila, lo nggak liat itu jam masih malam? Sudah, gue mau tidur lagi!"

Maya langsung menarik tangan Suci yang akan tidur lagi, menurut Maya teman sekamarnya bukan hanya bikin naik darah, tapi teman sekamarnya sangat menyebalkan

" Jangan tidur lagi Uci, nanti kalau ketahuan keamanan bisa di siram air satu ember kecil."

" Ih kenapa keamannannya jahat banget, emang dia pikir kasur gue nggak basah!"

" Iya mangkannya cepat bangun, di sini sebelum sholat subuh kita sholat tahajud dulu."

Suci menghela nafas dengan kasar, akhirnya ia tidak bisa tidur nyenyak seperti di rumah, ia merasa pesantren itu seperti sebuah penyiksaan. Suci mau tidak mau ia pun bangun, lalu mengambil peralatan sholatnya

" Ayo kita pergi."

Maya dan Rianti bengong menatap Suci yang masih mengenakan tengtop dan celana pendek

" Ayo pergi! Kalian kenapa jadi bengong?!"

Suci sangat kesal saat melihat mereka hanya bengong. Maya langsung menyuruh Suci untuk memakai mukena

" Pakai dulu mukenanya Uci, kalau kamu pergi pakai tengtop dan celana pendek bisa di marahin."

" Kenapa ribet banget sih!"

Suci mau tidak mau ia langsung memakai mukenenya. Setelah selsai pakai mukena, mereka langsung pergi ke mushollah. Maya dan Rianti duduk di barisan depan, ia berusaha untuk menutupi Suci yang tertidur lagi setelah di mushollah, mereka berdua memaklumi karena ini mungkin pertama kalinya untuk Suci bangun pagi-pagi. Sebenarnya banyak yang melihat kalau Suci sedang tidur, tapi mereka tidak berani untuk membangunkan Suci, mengingat kemarin saat Suci berdebat dengan Gus Adnan, jadi biarkan saja keamananan yang menegurnya, tapi hari ini Suci selamat, ia tidak di tegur oleh keamanan. Setelah sholat jamaah, mereka kembali ke kamar masing-masing dan ada juga yang melajutkan tadarus Al-Quran di mushollah. Suci duduk bersama teman-temannya di kamar

" Setelah ini apa lagi iya?"

" Sebentar lagi ngaji pagi pada Ustazah Kumairoh."

" Ngaji apaan?"

" Ngaji kitab Ta'lim Muta'alim."

" Apaan tuh gue baru tau sekarang?"

Jangankan untuk soal kitab, untuk baca Al-Quraan saja Suci masih belepotan. Maya tidak mungkin terus mejawab pertanyaan Suci, jadi ia memutuskan untuk mengakhiri percakapan itu

" Nanti juga kamu tau."

Setelah percakapan di akhiri, Suci memutuskan untuk tidur lagi, ia langsung berbaring di ranjang sambil menarik selimutnya. Setelah itu jam menujukan pukul 06.30WIB, Suci juga bangun, ia melihat sekelilingnya, tidak ada teman-temannya di sana, ia berpikir mungkin teman-temannya pergi mandi, karena di pesantren apa-apa harus mengantri. Suci langsung mencari ponselnya di bawah bantal, tapi ia tidak menemukan ponselnya, jelas-jelas ia semalam meletakannya di bawah bantal. Najwa langsung berlari ke kamar sambil memanggil Suci

" Uci!"

" Kenapa lo teriak-teriak?! Diam, jangan berbicara apapun!"

Suci terus mencari keberadaan ponselnya

" Tapi ini penting tau."

Suci menghentikan pencariannya, ia menatap mata Najwa dengan tatapan tajam

" Cepat katakan! Sepenting apa?!"

" Ponsel kamu ada nggak?"

Najwa langsung bertanya tentang ponsel Suci

" Itu dia kenapa gue terus bolak-balik nie sepre! karena ponsel gue hilang, jadi cepat bantuin gue jangan hanya nanya-nanya!"

" Jangan-jangan ponsel kamu kena razia Uci, soalnya di luar sedang ramai."

" Razia?!"

Tidak lama ada suara pemberi tahuan tentang ponsel

" Perhatian-perhatian untuk seluruh santri dan santriawati, di harapkan untuk segera ke lapangan, terutama orang yang sudah melanggar peraturan pesantren!"

Suci langsung membulatkan matanya. Rianti dan Maya baru sampai di kamar, ia menceritakan kalau ponsel itu di razia saat mereka melaksanakan sholat subuh di mushollah, bahkan bukan hanya ponsel, tapi dewan pesantren juga menemukan barang lain yang di larang oleh pesantren.

" Ponsel gue!"

Suci langsung lari ke lapangan, ia tidak peduli dengan teman-temanya yang meneriakinya karena ia masih memakai celana pendek dan kaos lengan pendek, banyak pasang mata yang menatap aneh padanya, bahkan banyak juga yang berbisik-bisik membicarakan ia karena berpakaian tidak sopan. Suci berusaha menyalip kerumunan orang yang tengah menyaksikan proses eksekusi dari berbagai merek ponsel yang berakhir tragis. Suci yang melihat ponselnya akan di hancurkan, ia langsung berteriak

" Jangan....!"

Mata Suci menatap tajam, lelaki yang di depanya sangat sadis, hampir saja lelaki itu memukul ponselnya dengan palu, akhirnya Suci menyadari kalau lelaki itu adalah lelaki yang sama, lelaki yang menceramahinya kemarin

" Lo mau apain ponsel gue?!"

Laki-laki di sana langsung menundukan pandangannya, tapi banyak juga yang mencuri-curi pandang, bagai mana pun juga santri tetaplah manusia. Ustazah yang ikut dalam proses eksekusi, ia langsung menghampiri Suci, karena Suci memakai pakaian yang tidak sopan. Suci langsung menepis kasar tangan Ustazah itu

" Jangan sentuh gue!"

Ustazah hanya beristigfar, melihat kelakuan Suci

" Kembalikan ponsel gue!"

Mereka yang melihat, banyak yang tidak suka dengan sikap Suci karena Suci tidak sopan

" Kamu sudah melanggar peraturan, jadi ponsel ini bukan milikmu lagi."

Gus Adnan langsung mengeluarkan suara, setelah dari tadi diam

" Tapi itu ponsel gue!"

Suci tetap bicara dengan nada membentak, ia tidak terima kalau ponselnya akan di hancurkan

" Kamu pasti sudah tau kalau membawa ponsel adalah hal yang di larang untuk santri?"

Pada akhirnya Suci hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala, karena ia saat itu sudah di jelaskan oleh kakanya kalau santri tidak boleh membwa ponsel

" Lalu di sini saya apa kamu yang salah?"

" Gue."

" Kalau kamu merasa salah, bukan'kah ponsel ini seharusnya boleh di hancurkan?"

Suci langsung bersimpuh di kaki Gus Adnan, bukan karena harga ponsel itu mahal, tapi kenangan di ponsel itu sangat berharga untuknya dan ini pertama kalinya Suci bersimpuh hanya untuk sebuah ponsel

" Uci minta maaf, Uci tau salah, ini bukan hanya harga sebuah ponsel, tapi ponsel itu sangat berarti untuk Uci."

Suci menghilangkan kata gue, ia seperti sedang berbicara pada ke dua orang tuanya

" Tapi ini Sudah mejadi peraturan pesantren."

" Uci mohon jangan hancurkan ponsel itu."

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-11-20

0

Buna Seta

Buna Seta

Seru

2022-09-20

1

mom mimu

mom mimu

jurus andalan Uci keluar juga akhirnya 😁😁

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!