Maya langsung membangunkan Suci yang masih tertidur pulas, karena sebentar lagi subuh
" Uci cepat bangun, sebentar lagi subuh."
Maya membangunkan Suci dengan menggoyang-goyangkan tangan Suci. Suci yang di goyang-goyangkan tangannya, ia sama sekali tidak bangun, bahkan Suci sama sekali tidak terusik oleh Maya
" Gimana nie bentar lagi mbak Pitri bakalan dateng."
Rianti berbicara dengan perasaan kutir, sedangkan Najwa sudah lebih dulu ke mushollah. Maya langsung mengambil air, ia langsung mencepreti wajah Suci, karena kalau sampai tahu keamanan, maka mereka akan di hukum
" Bunda!"
Suci langsung duduk sambil berteriak, karena wajahnya basah, ia menatap tajam ke dua teman barunya. Sedangkan mereka berdua hanya tersenyum dengan perasaan takut, siapa yang tidak takut dengan Suci, bahkan kemarin saja Suci berani bilang bodoh pada seorang Gus, kebetulan kemarin mereka berdua juga ada di sana saat Suci dan Adnan beradu mulut
" Kalian gila iya?! Kenapa kalian ganggu gue lagi tidur?!"
" Sebentar lagi subuh Uci."
Suci langsung melihat ke arah jam yang masih menujukan pukul 03.00WIB
" Maya, lo memang gila, lo nggak liat itu jam masih malam? Sudah, gue mau tidur lagi!"
Maya langsung menarik tangan Suci yang akan tidur lagi, menurut Maya teman sekamarnya bukan hanya bikin naik darah, tapi teman sekamarnya sangat menyebalkan
" Jangan tidur lagi Uci, nanti kalau ketahuan keamanan bisa di siram air satu ember kecil."
" Ih kenapa keamannannya jahat banget, emang dia pikir kasur gue nggak basah!"
" Iya mangkannya cepat bangun, di sini sebelum sholat subuh kita sholat tahajud dulu."
Suci menghela nafas dengan kasar, akhirnya ia tidak bisa tidur nyenyak seperti di rumah, ia merasa pesantren itu seperti sebuah penyiksaan. Suci mau tidak mau ia pun bangun, lalu mengambil peralatan sholatnya
" Ayo kita pergi."
Maya dan Rianti bengong menatap Suci yang masih mengenakan tengtop dan celana pendek
" Ayo pergi! Kalian kenapa jadi bengong?!"
Suci sangat kesal saat melihat mereka hanya bengong. Maya langsung menyuruh Suci untuk memakai mukena
" Pakai dulu mukenanya Uci, kalau kamu pergi pakai tengtop dan celana pendek bisa di marahin."
" Kenapa ribet banget sih!"
Suci mau tidak mau ia langsung memakai mukenenya. Setelah selsai pakai mukena, mereka langsung pergi ke mushollah. Maya dan Rianti duduk di barisan depan, ia berusaha untuk menutupi Suci yang tertidur lagi setelah di mushollah, mereka berdua memaklumi karena ini mungkin pertama kalinya untuk Suci bangun pagi-pagi. Sebenarnya banyak yang melihat kalau Suci sedang tidur, tapi mereka tidak berani untuk membangunkan Suci, mengingat kemarin saat Suci berdebat dengan Gus Adnan, jadi biarkan saja keamananan yang menegurnya, tapi hari ini Suci selamat, ia tidak di tegur oleh keamanan. Setelah sholat jamaah, mereka kembali ke kamar masing-masing dan ada juga yang melajutkan tadarus Al-Quran di mushollah. Suci duduk bersama teman-temannya di kamar
" Setelah ini apa lagi iya?"
" Sebentar lagi ngaji pagi pada Ustazah Kumairoh."
" Ngaji apaan?"
" Ngaji kitab Ta'lim Muta'alim."
" Apaan tuh gue baru tau sekarang?"
Jangankan untuk soal kitab, untuk baca Al-Quraan saja Suci masih belepotan. Maya tidak mungkin terus mejawab pertanyaan Suci, jadi ia memutuskan untuk mengakhiri percakapan itu
" Nanti juga kamu tau."
Setelah percakapan di akhiri, Suci memutuskan untuk tidur lagi, ia langsung berbaring di ranjang sambil menarik selimutnya. Setelah itu jam menujukan pukul 06.30WIB, Suci juga bangun, ia melihat sekelilingnya, tidak ada teman-temannya di sana, ia berpikir mungkin teman-temannya pergi mandi, karena di pesantren apa-apa harus mengantri. Suci langsung mencari ponselnya di bawah bantal, tapi ia tidak menemukan ponselnya, jelas-jelas ia semalam meletakannya di bawah bantal. Najwa langsung berlari ke kamar sambil memanggil Suci
" Uci!"
" Kenapa lo teriak-teriak?! Diam, jangan berbicara apapun!"
Suci terus mencari keberadaan ponselnya
" Tapi ini penting tau."
Suci menghentikan pencariannya, ia menatap mata Najwa dengan tatapan tajam
" Cepat katakan! Sepenting apa?!"
" Ponsel kamu ada nggak?"
Najwa langsung bertanya tentang ponsel Suci
" Itu dia kenapa gue terus bolak-balik nie sepre! karena ponsel gue hilang, jadi cepat bantuin gue jangan hanya nanya-nanya!"
" Jangan-jangan ponsel kamu kena razia Uci, soalnya di luar sedang ramai."
" Razia?!"
Tidak lama ada suara pemberi tahuan tentang ponsel
" Perhatian-perhatian untuk seluruh santri dan santriawati, di harapkan untuk segera ke lapangan, terutama orang yang sudah melanggar peraturan pesantren!"
Suci langsung membulatkan matanya. Rianti dan Maya baru sampai di kamar, ia menceritakan kalau ponsel itu di razia saat mereka melaksanakan sholat subuh di mushollah, bahkan bukan hanya ponsel, tapi dewan pesantren juga menemukan barang lain yang di larang oleh pesantren.
" Ponsel gue!"
Suci langsung lari ke lapangan, ia tidak peduli dengan teman-temanya yang meneriakinya karena ia masih memakai celana pendek dan kaos lengan pendek, banyak pasang mata yang menatap aneh padanya, bahkan banyak juga yang berbisik-bisik membicarakan ia karena berpakaian tidak sopan. Suci berusaha menyalip kerumunan orang yang tengah menyaksikan proses eksekusi dari berbagai merek ponsel yang berakhir tragis. Suci yang melihat ponselnya akan di hancurkan, ia langsung berteriak
" Jangan....!"
Mata Suci menatap tajam, lelaki yang di depanya sangat sadis, hampir saja lelaki itu memukul ponselnya dengan palu, akhirnya Suci menyadari kalau lelaki itu adalah lelaki yang sama, lelaki yang menceramahinya kemarin
" Lo mau apain ponsel gue?!"
Laki-laki di sana langsung menundukan pandangannya, tapi banyak juga yang mencuri-curi pandang, bagai mana pun juga santri tetaplah manusia. Ustazah yang ikut dalam proses eksekusi, ia langsung menghampiri Suci, karena Suci memakai pakaian yang tidak sopan. Suci langsung menepis kasar tangan Ustazah itu
" Jangan sentuh gue!"
Ustazah hanya beristigfar, melihat kelakuan Suci
" Kembalikan ponsel gue!"
Mereka yang melihat, banyak yang tidak suka dengan sikap Suci karena Suci tidak sopan
" Kamu sudah melanggar peraturan, jadi ponsel ini bukan milikmu lagi."
Gus Adnan langsung mengeluarkan suara, setelah dari tadi diam
" Tapi itu ponsel gue!"
Suci tetap bicara dengan nada membentak, ia tidak terima kalau ponselnya akan di hancurkan
" Kamu pasti sudah tau kalau membawa ponsel adalah hal yang di larang untuk santri?"
Pada akhirnya Suci hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala, karena ia saat itu sudah di jelaskan oleh kakanya kalau santri tidak boleh membwa ponsel
" Lalu di sini saya apa kamu yang salah?"
" Gue."
" Kalau kamu merasa salah, bukan'kah ponsel ini seharusnya boleh di hancurkan?"
Suci langsung bersimpuh di kaki Gus Adnan, bukan karena harga ponsel itu mahal, tapi kenangan di ponsel itu sangat berharga untuknya dan ini pertama kalinya Suci bersimpuh hanya untuk sebuah ponsel
" Uci minta maaf, Uci tau salah, ini bukan hanya harga sebuah ponsel, tapi ponsel itu sangat berarti untuk Uci."
Suci menghilangkan kata gue, ia seperti sedang berbicara pada ke dua orang tuanya
" Tapi ini Sudah mejadi peraturan pesantren."
" Uci mohon jangan hancurkan ponsel itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-11-20
0
Buna Seta
Seru
2022-09-20
1
mom mimu
jurus andalan Uci keluar juga akhirnya 😁😁
2022-09-16
0