BAB. 17 Suci vs Pitri

Sudah satu minggu Suci di pesantren. Suci melanjutkan tudur saat santriah melaksanakan sholat tahajud, sholat wajab saja sering Suci lewatkan, apa lagi sholat tahujud yang menurutnya sangat capek. Suci subuh ini tidak selamat dari amukan keamanaan. Keamanan itu langsung menyiram Suci dengan air satu ember kecil

Byur...

Suci bangun dengan perasaan terkejut

" Bocor-bocor!"

" Bukannya sholat tahajud kamu enak-enakan tidur! Cepat bangun, lalu sholat tahajud!"

Pitri berbicara dengan nada marah. Suci menatap Pitri dengan tatapan tajam

" Lo apa-apan nyiram gue?! Lo pikir gue tanaman?!"

" Jaga ucapanmu ini pesantren bukan lingkunganmu dulu!"

Suci menatap Pitri semakin tajam, saat mendengar Pitri menyangkut pautkan dengan masa lalunya, ia benci dengan orang munafik seperti Pitri, ia benci kalau Pitri merasa benar dan merasa paling suci

" Terus gue sama lo apa bedanya?! Lo seenaknya nyiram gue dan lo merasa tindakan lo itu benar?! Dasar munafik! Jangan mentang-mentang lo pengurus jadi lo ngerasa berkuasa!"

Pitri semakin marah saat mendengar ucapan dari Suci, ia merasa di hina oleh santri biasa, bukan hanya biasa melainkan santri baru

" Berani-beraninya kamu sama saya!"

" Memang lo siapa?! nggak usah menjadi so penguasa! Lo cuma pengurus'kan?! Jangan seenaknya membentak-bentak santri di sini karena masalah kecil! Lo pengen di takuti oleh setiap santri di sini? Mungkin semua santri di sini takut sama lo, tapi nggak sama gue, jangan harap gue takut sama lo! Pesantren ini nggak butuh personality seperti lo! Bahkan sikap lo itu merusak citra pengurus dan pesantren ini! Seharusnya lo itu memberi contoh yang baik dan membimbing kami, bukan hanya menuntut! Ada yang salah atau melanggar peraturan iya di ingatkan baik-baik dan kalau memang harus di hukum tidak perlu menjatuhkan harga dirinya juga! Dan satu lagi lo pasti harusnya tau kalau gue nggak takut dengan apapun, lo harusnya mikir Gus Adnan saja gue berani membentaknya, apa lagi lo hanya pengurus!"

Pitri memang sangat di takuti karena ia tidak segan-segan akan memberi hukuman yang berlebihan, karena ia ingin di takuti oleh yang lainnya. Bahkan tidak ada yang berani melawan Pitri, tapi kali ini berbeda dengan Suci yang sangat berani berbicara tanpa sopan santun pada Pitri. Suci memang sama sekali tidak takut dengan siapapun, walau pun ini pertama kalinya untuk Suci bertngkar dengan adu mulut, biasanya Suci hanyalah tawuran dan tawuran, ia lebih suka berkelahi dari pada adu mulut. Wajah Pitri menjadi pucat pasi saat ada orang yang melawan kata-katanya, sedangkan perlawanan yang Suci katakan itu memang benar membuat ia berbicara dengan terbata-bata

" Ka-kamu."

" Apa?! Ucapan gue benar'kan?! Asal lo tau, orang seperti lo itu tidak ada bedanya dengan sampah!"

Tidak ada jawaban dari Pitri, ia hanya diam mematung, tubuhnya merasa panas saat mendengar pertanyaan dari Suci. Sedangkan para santriah hanya bisa melihat dengan menahan nafas, mereka takut dengan perdebatan Pitri dan Suci. Setelah tidak ada jawaban dari Pitri, Suci langsung pergi dari situ. Suci hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat antrian mandi itu penuh, ia pikir kalau belum subuh itu akan sedikit orang yang mandi, tapi ternyata banyak yang ngantri.

" Dari makan harus ngantri, dari nyuci harus ngantri, dari ngaji harus ngantri dari mandi harus ngantri, hah menyebalkan, semuanya harus mengantri." batin Suci

" Minggir-minggir gue mau mandi!"

Suci menyrobot begitu saja di tempat antrian orang-orang yang sedang menunggu antrian mandi.

" Heh! Ngantri dong, kamu kira ini rumah kamu?!"

Salah satu santriah berbicara pada Suci karena Suci seenaknya saja menyrobot tanpa antri

" Baju gue basah! Kalau gue sakit lo bakalan tanggung jawab?!

" Tapi kita juga sudah mengantri sejak tadi."

Santriah lainnya juga ikut berbicara karena sikap Suci yang seenaknya

" Iya tuh, lagian basah juga di buat sendiri karena tidur seenaknya."

Santriah lain juga menyalahkan Suci yang tidur tidak tau waktu

" Banyak bacot lo! Gue nggak peduli, gue nggak mau ngantri!"

Saat Suci melihat pintu terbuka, ia langsung nyerobot masuk, walau pun yang keluar dari kamar mandi baru saja di pintu. Santriah lain hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, ia merasa sangat kesal pada Suci, karena Suci baru saja masuk pesantren satu minggu, tapi Suci sudah meresahkan banyak orang di pesantren, bahkan mereka sangat membenci Suci karena sikapnya yang seenaknya. Setelah mandi dan sholat subuh, Suci sedang siap-siap dengan teman sekamarnya, ia memakai hijab segi empat yang ke dua ujungnya di kebelakangkan, itu membuat hijabnya tidak menutupi dada

" Kamu itu sangat cantik kalau memakai hijab."

Maya memuji Suci yang mengenakan hijab secara benar, biasanya Suci hanya mengenakan hijab itu di kalungkan di leher layaknya sall

" Gue memang cantik dari lahir!"

Maya hanya menjawab mengangguk-anggukan kepalanya. Najwa tiba-tiba masuk kamar sambil berteriak

" Suci! Kamu viral lagi!"

" Viral kenapa?"

" Itu saat kamu ribut sama mbak Pitri."

" Sudah tau, lagian kejadiannya juga di tempat umum. Apa mereka semua mejelek-jelekin gue?"

" Nggak juga semuanya, hanya ada beberapa saja, tapi ada banyak yang membela kamu karena mbak Pitri memang keterlaluan kalau memberi hukuman."

" Oh iya, gue mau nanya kalian semua malu nggak satu kamar sama gue? Secara gue bukan dari wanita baik-baik?"

" Kenapa kamu bertanya seperti itu Uci? Kita nggak malu, bahkan kita senang ko, iya'kan temen-temen?"

Maya meminta pendapat pada ke dua temanya. Rianti juga membenarkan ucapan Maya

" Iya kita senang ko Uci, bahkan aku suka ada kamu, kamu selalu bikin suasana rame."

Suci tersenyum, ia tau mana orang yang tulus mana yang tidak, banyak kejadian dari masa lalunya yang membuat ia mengerti tentang ketulusan

" Terima kasih, karena kalian mau jadi teman gue, gue bukan cewek baik-baik, gue selalu buat onar, kalian juga sudah tau tentang gue."

" Kata siapa kamu nggak baik? Kamu baik ko, hanya saja setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dan mereka hanya menilai kamu satu sisi saja. Jelas-jelas setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk masing-masing."

Suci tersenyum saat mendengar penjelasan dari Najwa, walau pun ia juga tidak tau kalau mereka tau ia ketua geng motor dan suka tawuran, mereka belum tentu mau berteman, ia yakin kalau mereka takut, walau pun mereka terlihat tulus untuk berteman dengannya.

" Jujur gue sangat terharu dengan ucapan kalian."

" Kamu tentu sekarang'kan jadi sahabat kita semua."

" Sahabat? Terima kasih semua karena kalian sudah mau nerima gue jadi sahabat."

Suci langsung memeluk ke tiga sabatnya secara berbarengan. Jadi mereka berpelukan berempat. Setelah itu mereka melepaskan pelukannya

" Kamu sudah hapal semua?"

" Baru hapal dua ayat he."

Suci menjawab pertanyaan Rianti sambil cengengesan. Sedangkan mereka hanya menghela nafas berat, saat melihat reaksi dari Suci. Suci memang tidak meminta mereka untuk mengajarinya selama hampir satu minggu ini, ia hanya berusaha sendiri

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2022-11-20

0

mom mimu

mom mimu

gak semua orang punya pemikiran yg sama ya Ci, setiap orang punya pemikiran masing2 dengan berbagai pendapatnya sendiri terhadap orang lain.... semangat kak 💪🏻💪🏻💪🏻

2022-09-17

0

Indah MB

Indah MB

bener bgt.. top markotop

2022-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!