Suci masuk ke kamar sambil membantik pintu kamar
Brukk....
" Astagfirullah Uci kamu bikin kaget aku saja."
Najwa mengelus dadanya karena ia memang sangat terkejut mendengar suara pintu yang di tutup begitu keras
" Hehe sorry gue lupa, kalau ini bukan kamar gue saja."
Suci langsung duduk di lantai dengan wajah merah padam, pertemuannya dengan Gus Adnan membuat ia semakin membenci Gus Adnan. Maya sangat penasaran pada Suci, karena tadi Suci di panggil kemanan
" Uci, kamu dapat hukuman apa? Apa tadi di marahin oleh keamanan?"
" Mulut si Pitri sama mulut si Sarah memang sangat menyebalkan, gue tadi di bentak-bentak."
" Terus-terus?"
" Iya gue bentak baliklah, di kiranya gue bakalan takut apa pada mereka, bahkan tangan gue sudah sangat kesal, ingin sekali memukul mulut mereka!"
Teman-teman Suci sangat terkejut mendengar penuturan Suci, menurut mereka Suci sangar berani, karena mereka berdua paling di takuti di asrama putri, tapi berbeda dengan Suci, Suci sama sekali tidak takut, lalu mereka juga ingat kejadian tadi pagi, bahkan Suci juga melawan Gus Adnan, tentu saja Suci bisa membentak balik mereka. Rianti sangat penasaran dengan hukuman Suci
" Lalu hukuman apa yang kamu dapat?"
" Gue dapat hapalan Al-Mulk, nanti kalian bantuan gue iya."
" Iya tenang saja, Al-Mulk hanya tiga puluh ayat, jadi insya Allah, Allah akan memudahkan hapalanya, asal niatnya karena Allah."
Suci melebarkan matanya karena mendengar jawaban dari Maya yang mengatakan hanya tiga puluh ayat, sedangkan menurut Suci itu sangat banyak
" Gue cuma di kasih waktu seminggu! Habis itu gue harus setoran sama Gus Adnan, salah satu dari kalian harus temenin gue."
" Ketemu Gus Adnan Uci?"
Maya bertanya dengan mata yang berbinar
" Nanti minta antar sama aku saja Uci."
" Sama aku saja Uci."
" Jangan sama Maya dan Najwa, minta antarnya sama aku aja."
Rianti juga tidak mau kalah dengan ke dua temannya itu. Suci menatap ke tiga temannya sedikit bingung, wajah mereka terlihat bahagia dengan mata yang berbinar
" Kalian semua kenapa?! Apa Gus sialan itu istimewa buat kalian?!"
" Siapa yang tidak suka sama Gus Adnan, semua santi putri juga pasti menyukainya, Gus Adnan tampan sholeh, masa Allah suami idaman banget."
Maya menjawab pertanyaan dari Suci masih dengan wajah berbinar
" Gus sialan gitu, bahkan gue setiap bertemu dengan dia selalu sial!"
" Jangan berbicara begitu Uci, bagai mana kalau nanti kamu menyukai Gus Adnan? Atau kamu sampai menikah dengan Gus Adnan?"
Najwa bertanya dengan alis yang di naik turunkan sambil tersenyum
" Ogah! Mana mungkin gue suka sama Gus sialan itu! Kerjaannya hanyalah sebagai ustaz!"
" Uci kamu nggak boleh ngomong gitu, lagian Gus Adnan bukan hanya sebagai ustaz, tapi Gus Adnan juga sebagai dosen!"
" Ini telingga gue nggak salah dengarkan Najwa?"
" Memang iya kalau Gus Adnan itu dosen."
Maya membenarkan ucapan Najwa, memang kalau Gus Adnan bukan hanya seorang ketua dewan santri, tapi ia juga sebagai dosen di kampus islam
" Terserah kalian, sekalinya gue tidak suka, tetap tidak akan suka dengan lelaki seperti dia!"
Suci langsung mendekati ranjang, ia langusng merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia hanya menatap atas ranjang itu yang di atasnya ada ranjang lagi
" Rey, aku lelah di sini, aku kangen sama kamu, kamu kangen nggak sama aku?" batin Suci
Baru juga ia pergi ke pesantren kemarin, ia sudah sangat merindukan Reyhan, biasanya ia jam-jam segini sudah ada di Apartemen Reyhan dan Reyhan sedang memasak makanan untuknya, itu membuat ia sangat merindukan Reyhan
" Kenapa kamu menolak kawin lari Rey, jujur saja aku ingin segera memilikimu, selalu ada di sampingmu, dan mendukungmu sebagai devinis perfileman." batin Suci
Lagi-lagi Suci hanya berbicara di dalam hatinya dan bahkan ia memiliki sifat yang berbeda dengan para Gadis pada umumnya, biasanya seorang Gadis akan jual mahal, tidak ingin harga dirinya di rendahkan walau pun Gadis itu sangat mencintainya. Menurut Suci Reyhan seperti seorang Gadis yang menjujung tinggi harga dirinya, Reyhan menolaknya untuk kawin lari dan bahkan Reyhan juga menolak untuk menghamilinya, entahlah walau pun Reyhan sudah mejelaskan bawa Reyhan tidak ingin merusak harga dirinya, tapi tetap saja Suci masih memikirkan kenapa Reyhan menolaknya. Temen-temen Suci menatap Suci seperti sedang memikirkan sesuatu
" Kamu kenapa Uci?"
Maya bertanya karena Suci menatap atas ranjang dengan pandangan kosong, dan ia bisa melihat kalau Suci sedang memikirkan sesuatu. Suci menjawab pertanyaan Maya dengan berbohong, bahkan ia juga masih menatap atas ranjang itu
" Gue nggak papa, hanya saja gue kangen sama orang tua gue, gue kangen ceramahan bunda, gue kangen tatapan ayah."
Mereka langsung mendekati Suci yang berbaring. Maya langsung berbicara pada Suci
" Kamu bisa peluk kita bertiga ko untuk mengobati rasa kangen kamu pada orang tua kamu."
Suci yang melihat tiga temannya sedang berdiri di samping ranjang, ia langsung duduk, lalu langsung memeluk tiga temannya secara bersamaan
" Terima kasih, karena lo mau jadi temen gue."
Mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala sambil memeluk Suci secara bersamaan. Suci ingin sekali curhat kalau ia sangat merindukan pacarnya, tapi menurut ia belum terlalu dekat, terlebih lagi ia juga baru datang kemarin dan banyak permasalahan yang harus ia temui hari ini. Suci menghela nafas berat
" Uci, kamu nggak perlu sedih, kita juga dulu seperti kamu yang sangat merindukan orang tua, tapi alhamdulilah, lambat laun kita semakin terbiasa, walau pun kita sangat merindukan mereka, tapi tidak seperti dulu yang selalu menangis."
" Iya aku juga dulu begitu Uci."
Najwa membenarkan ucapan Maya, mereka memang dulu sering menangis karena merindukan ke dua orang tuanya. Di situlah persahabatan mereka menjadi hangat, karena kalau mereka merindukan ke dua orang tuanya, mereka akan saling berpelukan untuk mengobati rasa rindu pada ke dua orang tuanya. Mereka langsung melepaskan pelukannya.
" Iya sudah aku mau tidur dulu."
Mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala saat mendengar Suci ingin tidur, lalu mereka juga langsung mejauh dari ranjang Suci, lalu mereka langsung mengobrol kembali. Suci langsung membaringkan tubuhnya sambil mengelus dadanya sendiri, karena ia bersyukur kalau alasannya masuk akal, ia memang tidak berpikir lagi saat tadi berbicara pada mereka dengan berbohong. Suci langsung mengingat Reyhan lagi, ia mengingat pertemuan pertama hingga pertemuan terakhirnya kemarin
" Rey, aku merindukanmu, semoga kamu menepati janjimu yang akan datang ke sini saat kamu memiliki waktu senggang. Aku harap kamu bisa menjaga hati selama aku pergi, aku tidak ingin hubungan kita berakhir tragis seperti di novel-novel yang aku baca." batin Suci
Suci memang suka membaca novel, tapi setiap novel menurut Suci tidak memiliki akhir yang bahagia, karena yang ia baca di novel, saat hubungan jarak jauh, mereka akan berakhir tidak bahagia, karena wanita dan lelaki yang menemaninya saat pacarnya tidak ada, hingga berujung putus, ia tidak menginginkan itu terjadi, ia hanya ingin Reyhan tetap mencintainya hingga tua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
suci disuruh sabar tu sama ustad Adnan
2023-05-29
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2022-11-20
0
Buna Seta
Aku datang lagi
2022-09-22
1