BAB. 11 Masuk pesantren

Pagi hari seperti biasa Suci masih tetap di bangunkan oleh sang bunda

" Uci bangun, hari ini kamu harus pergi ke pesatren!"

" Hhhmmm."

Suci yang bisanya malas untuk bangun, ia langsung bangun, lalu duduk

" Bund, bisa tidak ke pesantrennya minggu depan?"

" Tidak ada minggu depan minggu depan, hari ini Uci harus berangkat ke pesantren, lihat tuh koper Uci dan tas sudah siap, masih bilang minggu depan lagi."

Suci menatap nanar koper besar dan tas besar itu.

" Iya sudah Uci mandi dulu."

Pada akhirnya Suci pasrah, ia tidak ingin kalau bundanya nanti membahas tentang Reyhan dan itu selalu membuat ia kesal kalau membahas tentang itu. Sedangkan Khodijah langsung keluar dari kamar putrinya sambil tersenyum, karena hari ini Suci tidak berdebat dengannya. Setelah selsai Suci langsung keluar dari kamarnya sambil membawa koper sedangkan tas di bawa Bi Ida. Suci langsung duduk di ruang tamu sambil memakan roti selai yang di buatkan oleh Bi Ida, ia tidak berbicara apapun pada orang tuanya, hingga roti itu habis ia masih tetap diam

" Jangan nyusahin kake dan kaka kamu Uci, terus jangan nakal sama jangan kabur, kamu harus belajar yang giat."

" Iya bund."

" Uci, sekarang mana kartu kredit dan kartu Atm untuk belanjamu?"

" Hah, untuk apa ayah?"

Suci sangat bingung kenapa ayahnya meminta pasilitas miliknya

" Keluarkan."

Ali tidak mejawab untuk apa, melainkan ia suruh mengeluarkan kartu-kartu tersebut. Suci dengan perasaan kesal mengeluarkan dua kartu Atm itu. Ali langsung mengambil kartu-kartu yang di serahkan putrinya

" Ayah sita kartu-kartu ini, kamu ambil saja ini."

Ali memberikan uang seratus ribuan dengan jumblah 2 juta

" Ayah tidak salah kasih Uci hanya 2 juta?"

" Tidak, belajarlah hemat mulai sekarang Uci, agar kamu terbiasa, bagai mana kalau suamimu bukan dari kalangan orang kaya? Melainkan dari orang yang sederhana, bagai mana kalau tidak terbisa kamu nanti?"

" Mana mungkin ayah, orang tua Reyhan memiliki kekayaan yang tidak sebanding dengan ayah, dan Reyhan juga bekerja di perusahaan perfileman, jadi mana mungkin kalau Uci kekurangan uang."

" Jangan bahas lelaki itu Uci!"

Sebelum ayah Suci menjawab kata-kata Suci, bunda Suci sudah lebih dulu berbicara sambil dengan nada berteriak

" Bunda sudah, Uci sudah mau berangkat ke pesantren, jangan marah pada Uci."

Ali tidak ingin nanti putrinya marah dan berubah pikiran, jadia ia menyuruh istrinya untuk tidak marah

" Iya ayah. Uci sekarang kamu berangkat."

Suci hanya mejawab dengan anggukan kepala, ia langsung bersalaman sambil mencium punggung tangan ke dua orang tuanya. Koper dan tas itu langsung di masukan ke bagasi mobil

" Kamu berangkat di antar Mang Ujang."

" Baik ayah."

Suci langsung masuk ke dalam mobil. Setelah mobil itu melaju, Suci langsung melepas hijab, lalu melepas kancing lengan kemeja panjang itu sampai sebahunya

" Huh panas, apa lagi kalau tiap hari pakai begini, benar-benar meresahkan!"

Suci langsung memutuskan untuk tidur, karena semalam tidak tidur nyenyak. Suci mengingat saat perpisahan dengan Reyhan di depan rumahnya, ia dengan tidak tau malunya meminta Reyhan untuk menciumnya, walau pun Reyhan tetap menolak, tapi pada akhirnya Reyhan mencium kening ia untuk pertama kalinya dan setelah Reyhan pergi, ia juga di ceramahi habis-habisan karena ia pulang jam 2 dini hari, jelas itu membuat ayah ia marah besar. Setelah menempuh perjalanan cukup lama, Suci sampai

"Non, sudah sampai."

Mang Ujang mencoba membangunkan Suci yang masih tertidur

" Hhhm."

Suci baru juga akan membuka pintu mobil, mang Ujang langsung menyuruh Suci membenarkan pakainnya

" Non, hijabnya di pakai dan kancing lengannya di kancingin."

" Males mang panas."

Suci langsung turun dari mobil. Mang Ujang langsung menurunkan koper dan tas, ia letakan tas itu di atas koper, agar mudah di tarik

" Ayo non."

" Mang, tidak perlu mengantar saya ke dalam, saya bisa narik koper saya sendiri."

" Baik non."

Suci langsung menarik kopernya masuk ke dalam gerbang pesantren, tiba-tiba ada seorang santri yang bertanya sambil menundukan kepalanya

" Mau kemana mbak?"

" Mau ke rumah Kiai Habibi."

" Oh itu mbak rumahnya."

Santri itu pun sambil menujuk rumah itu

" Oke terima kasih. Lo nggak usah nunduk gitu, gue nggak buruk rupa! Bahkan kecantikan gue sangat sempurna!"

Suci sangat kesal melihat seorang santri lelaki itu yang menundukan kepalanya untuk tidak menatapnya. Setelah mengatakan itu Suci langsung pergi

" Astagfirullah."

Santri itu mengusap dadanya sendiri setelah Suci berlalu pergi. Suci yang berjalan santai ia mengamati sekitarnya, banyak santri yang berlalu-lalang, tidak sedikit yang menatapnya aneh dan ia melihat banyak wanita yang berbisik-bisik, sementara santri lelaki melihatnya dengan ekspresi beragam. Bagai mana mereka tidak melihatnya dengan pandangan aneh, karena melihat Suci yang memakai kemeja panjang dengan kancing lengannya terbuka hingga sampai bahu dan hijabnya hanya ia pakai untuk selendang, bahkan kemeja itu ia masukan ke dalam celana jiens yang membuat bodi tubuhnya terlihat jelas, tapi ia tidak peduli dengan pandangan orang lain, ia hanya acuh

" Tundukan pandangan kalian!!"

Langkah Suci seketika berhenti mendengar suara berat dan tegas dari arah belakang, ia langsung membalikan tubuhnya, ia melihat lelaki yang berpakaian layaknya ustadz, memakai peci, baju koko dan sarung yang terpasang rapih di tubuh tegapnya. Rahangnya kokoh dan wajahnya bersih, tapi terlihat dengan wajah yang sangat dingin dan matanya menyorot tajam, suasana seperti sangat mencengkram, aura yang di keluarkan oleh lelaki itu seperti mengunci kaki Suci.

" Ini itu pesantren, bukan diskotik!"

Mata Suci langsung menyorot mata lelaki itu dengan tatapan tajam

" Siapa yang mau ke diskotik bodoh?!"

Gus Adnan sangat terkejut saat mendengar kata bodoh dari sang istri yang ia nikahi beberapa hari lalu, tanpa sepengetahuan Suci. Seumur hidup Gus Adnan, ia belum pernah di panggil bodoh, ini pertama kalinya di panggil bodoh. Para santri yang tadi menunduk takut, kini mulutnya menganga, saat ada seorang Gadis yang berani mengatai seorang Gus bodoh

" Aurat kamu itu harusnya di tutup! Bukan untuk di pertontonkan!"

Inilah yang Suci tidak suka dengan pesantren, karena aturannya menurut ia sangat ribet, bahkan ia baru saja mengijakan kaki di pesantren sudah di atur

" Lo siapa?! Berani banget ngatur gue!"

Rasanya Suci ingin sekali menojok lelaki yang ada di depannya, tapi ia sudah janji pada Reyhan, saat Suci meminta untuk di cium, Reyhan meminta Suci untuk berjanji jangan sekali-kali menggunakan seni bela dirinya di dalam pesantren, jadi ia hanya bisa berbicara saja

" Saya Adnan dewan santri di sini. Jadi saya berhak untuk mengingatkan yang memakai pakaian tidak layak."

Singkatan dari dewan santri adalah pengurus pesantren, lebih tepatnya tangan kanan pak Kiai

" Apa lo bilang?! kemeja gue tidak layak di pakai?! Lo enggak liat ini baju bersih!"

" Kemejamu memang bersih, tapi seharusnya kamu mengancingkan lengan kemejamu, pakai hijab yang benar dan kemejanya jangan di masukin ke dalam celana, itu memperjelas tubuhmu."

"Ini hidup gue jadi terserah gue!"

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

yg sabar ya Adnan punya istri bar bar

2023-05-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2022-11-20

0

mom mimu

mom mimu

mampir lagi kak, semangat terus 💪🏻💪🏻

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2 BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3 BAB. 3 Balapan Liar
4 BAB. 4 Menangis
5 BAB. 5 Perdebatan
6 BAB. 6 Mengajak kawin lari
7 BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8 BAB. 8 Suami idaman
9 BAB. 9 Tawa Reyhan
10 BAB. 10 Hari terakhir
11 BAB. 11 Masuk pesantren
12 BAB. 12 Suci vs kaka
13 BAB. 13 Ponsel
14 BAB. 14 Di panggil keamanan
15 BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16 BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17 BAB. 17 Suci vs Pitri
18 BAB. 18 Salah ruqiah
19 BAB. 19 Setor hapalan
20 BAB. 20 Bertemu Reyhan
21 BAB.21 Melarang untuk pacaran
22 BAB. 22 Kemarahan Suci
23 BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24 BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25 BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26 BAB. 26 Kabur
27 BAB. 27 Mencari Suci
28 BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29 BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30 BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31 BAB. 31 Pakta Reyhan
32 BAB. 32 Suci sadar
33 BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34 BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35 BAB. 35 Pirasat
36 BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37 BAB. 37 Mimpi buruk
38 BAB. 38. Suara hati Suci
39 BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40 BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41 BAB. 41 Penyesalan Ellen
42 BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43 BAB. 43 Suci minta maaf
44 BAB. 44 Curhatan Suci
45 BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46 BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47 BAB. 47 Tentang Ellen
48 BAB. 48 Salah paham
49 BAB. 49 Kamu memang istri saya
50 BAB. 50 Obrolan di kamar
51 BAB. 51 Obrolan hangat
52 BAB. 52 Suami kejam!
53 BAB. 53 Gibah
54 BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55 BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56 BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57 BAB. 57 Ucapan Selamat
58 BAB. 58 Malam pertama
59 BAB. 59 Rumah baru
60 BAB. 60 Tamu tidak di undang
61 BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62 BAB. 62 Romatis
63 BAB. 63 Dapat teror
64 BAB. 64 Memancing mangsa
65 BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66 BAB. 66 Saling minta maaf
67 BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68 BAB. 68 Pelaku teror
69 BAB. 69 Pelaku teror 2
70 BAB. 70 Suci di jebak
71 BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72 BAB. 72 Pakta Maya
73 BAB. 73 Menyerahkan bukti
74 BAB. 74 Kelakuan Suci
75 BAB. 75 Debat
76 BAB. 76 Pengepungan
77 BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78 BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79 BAB. 79 Kemarahan Sisil
80 BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81 BAB. 81 Suci hamil
82 BAB. 82 Suci sadar.
83 BAB. 83 Menjenguk Suci
84 BAB. 84 Maya Gila
85 BAB. 85 Kelakuan Suci
86 BAB. 86 Ngidam
87 BAB. 87 Karma dan kifarat
88 BAB. 88 Di tabrak
89 BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90 BAB. 90 Melahirkan
91 BAB. 91 Zayyan
92 End
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB.1 Nama tokoh dan cerita
2
BAB. 2 Di Apartemen Reyhan
3
BAB. 3 Balapan Liar
4
BAB. 4 Menangis
5
BAB. 5 Perdebatan
6
BAB. 6 Mengajak kawin lari
7
BAB. 7 Masih keinginan yang sama
8
BAB. 8 Suami idaman
9
BAB. 9 Tawa Reyhan
10
BAB. 10 Hari terakhir
11
BAB. 11 Masuk pesantren
12
BAB. 12 Suci vs kaka
13
BAB. 13 Ponsel
14
BAB. 14 Di panggil keamanan
15
BAB. 15 Mejelaskan Hukuman
16
BAB. 16 Memikirkan Reyhan
17
BAB. 17 Suci vs Pitri
18
BAB. 18 Salah ruqiah
19
BAB. 19 Setor hapalan
20
BAB. 20 Bertemu Reyhan
21
BAB.21 Melarang untuk pacaran
22
BAB. 22 Kemarahan Suci
23
BAB. 23 Permintan Gus Adnan
24
BAB. 24 Percakapan Gus Adnan
25
BAB. 25 Mengajak Suci kabur
26
BAB. 26 Kabur
27
BAB. 27 Mencari Suci
28
BAB. 28 Rencana dan penyesalan Danil
29
BAB. 29 Mimpi menjadi kenyataan
30
BAB. 30 Salah paham dan penyesalan
31
BAB. 31 Pakta Reyhan
32
BAB. 32 Suci sadar
33
BAB. 33 Pidato menyidir diri sendiri
34
BAB. 34 Cari masalah ke orang yang salah
35
BAB. 35 Pirasat
36
BAB. 36 Permintaan Gus Ilham
37
BAB. 37 Mimpi buruk
38
BAB. 38. Suara hati Suci
39
BAB.39 Ke pemakaman Reyhan
40
BAB. 40 Penyebab kematin Rey
41
BAB. 41 Penyesalan Ellen
42
BAB. 42 Membubarkan geng 4S
43
BAB. 43 Suci minta maaf
44
BAB. 44 Curhatan Suci
45
BAB. 45 Cerita Sayyidah Khadijah
46
BAB. 46 Bertenmu ke tiga sahabat
47
BAB. 47 Tentang Ellen
48
BAB. 48 Salah paham
49
BAB. 49 Kamu memang istri saya
50
BAB. 50 Obrolan di kamar
51
BAB. 51 Obrolan hangat
52
BAB. 52 Suami kejam!
53
BAB. 53 Gibah
54
BAB. 54 Nasehat Gus Adnan
55
BAB. 55 Pergi ke rumah mertua
56
BAB. 56 Acara Repsepsi pernikahan
57
BAB. 57 Ucapan Selamat
58
BAB. 58 Malam pertama
59
BAB. 59 Rumah baru
60
BAB. 60 Tamu tidak di undang
61
BAB. 61 Mendiamkan Gus Adnan
62
BAB. 62 Romatis
63
BAB. 63 Dapat teror
64
BAB. 64 Memancing mangsa
65
BAB. 65 Kemarahan Gus Adnan
66
BAB. 66 Saling minta maaf
67
BAB. 67 Ustazah Marwah minta maaf
68
BAB. 68 Pelaku teror
69
BAB. 69 Pelaku teror 2
70
BAB. 70 Suci di jebak
71
BAB. 71 Masih ada pelaku teror
72
BAB. 72 Pakta Maya
73
BAB. 73 Menyerahkan bukti
74
BAB. 74 Kelakuan Suci
75
BAB. 75 Debat
76
BAB. 76 Pengepungan
77
BAB. 77 Awal mula keluar dari penjara.
78
BAB. 78 Gus Adnan tertembak.
79
BAB. 79 Kemarahan Sisil
80
BAB. 80 Suci masuk rumah sakit
81
BAB. 81 Suci hamil
82
BAB. 82 Suci sadar.
83
BAB. 83 Menjenguk Suci
84
BAB. 84 Maya Gila
85
BAB. 85 Kelakuan Suci
86
BAB. 86 Ngidam
87
BAB. 87 Karma dan kifarat
88
BAB. 88 Di tabrak
89
BAB. 89 Gus Adnan masuk rumah sakit
90
BAB. 90 Melahirkan
91
BAB. 91 Zayyan
92
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!