Eps. 18 DIUSIR

Pov Erni

Setelah melakukan rontgen, akhirnya Farid pun dibawa ke ruang inap, untuk diistirahatkan sambil menunggu hasilnya seperti apa.

Setelah sampai di ruangan inap rumah sakit, Farid  dipindahkan ke ranjang yang sudah ada di kamar itu. terlihat matanya yang terkatup sempurna.Mungkin dia merasa lelah, setelah melewati malam yang begitu berat, ditambah pertempuran yang begitu mengesankan denganku.

Aku tidak banyak bertanya, terlebih dahulu. karena menurut saran perawat, Farid harus dibiarkan istirahat total terlebih dahulu, agar dia cepat pulih dari luka yang diderita.

Aku melihat jam yang menempel di dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul 02.30. mau pulang ke rumah, rasanya sangat capek. akhirnya aku lebih memilih sofa, untuk mengistirahatkan tubuhku, yang sama lelahnya.

Pukul 08.00. akhirnya mataku terbuka, dan membangunkan tubuhku dari tempat tidur. karena mendengar suara orang yang berisik, ketika para perawat mengecek kembali kondisi Farid. perlahan aku langkahkan kakiku, tak menghiraukan mereka, menuju kamar mandi. untuk mencuci muka terlebih dahulu, menyegarkan wajahku, yang masih terlihat muka bantal.

Namun ketika aku mencuci muka, terlihat dari cermin kamar mandi. wajahku yang kena tamparan suamiku tadi malam, memerah dengan sempurna. kurang ajar memang Suamiku itu, dia berani tega melakukan KDRT. kepada istrinya, Awas suatu saat, pasti aku akan membalas semua perlakuan kasarnya. Batinku mengancamnya.

Setelah selesai mencuci wajah, aku keluar dari kamar mandi, terlihat ruangan inap itu sudah sepi, hanya Farid yang sedang berbaring menatap ke arahku.

"Check up-nya, sudah selesai, Rid?" aku bertanya sambil mendekati ranjang, di mana Farid berbaring.

"Sudah....! kamu nggak pulang?" jawab Farid sambil menatap nanar ke arahku.

"Enggak, aku kasihan melihat kamu sendirian di sini, mau menghubungi keluargamu, Aku tidak tahu yang mana nomornya!" jawabku sambil duduk di kursi yang ada di dekat ranjang Farid.

"Baguslah! mending gak usah memberitahu keluargaku, nanti urusannya semakin runyam. Kalau bisa, tolong ambilkan handphoneku!" Pinta Farid memohon.

Seketika aku terdiam, mengingat kembali kejadian tadi malam yang begitu cepat. mengingat-ingat di mana handphone Farid disimpan.

"Kenapa diam?"

"Ponsel Kamu, mungkin masih ada di rumahku. entah Bagaimana kondisinya! apalagi kalau melihat Suamiku yang marah, seperti tadi malam!" ucapku sambil menarik nafas dalam, membayangkan kembali kejadian tadi malam.

"Ya sudah! berarti kalau kamu ada waktu, temui bapakku, yang ada di rumah. bilang bahwa aku terkena musibah!"  pinta farid, Mungkin dia juga memikirkan hal yang sama dengan pikiranku. Yang menduga-duga bawa handphonenya sudah tidak akan terselamatkan .

"Terus aku bagaimana ya, dengan suamiku?" aku meminta pendapat sahabat sekaligus selingkuhanku.

"Kalem aja, sih! Kan, masih ada aku. lagian aku dan si Arfan tidak ada bedanya ini, sama-sama mencintaimu, sama-sama Menyayangimu. namun kalau bisa bicarakanlah terlebih dahulu sama dia, Siapa tahu saja Arfan memperbolehkanku menjadi yang kedua." ucap Farid menenangkanku, membuat sudut bibir ini tertarik ke atas. Aku membayangkan bisa bermain bertiga, tanpa harus ada rasa takut, tanpa harus ada marah-marah, seperti tadi malam. membayangkannya saja tubuhku mulai mendesir, Seperti mendapat rangsangan yang begitu agresif.

"Ide bagus, tuh!" ucapku.

Trookk! trook! Trook!

Pintu ruangan itu terdengar ada yang mengetuk, dari luar. dengan cepat aku mempersilahkan orang yang mengetuk pintu, untuk masuk. terlihat ada seorang pelayan yang mengantarkan makanan, yang disediakan oleh rumah sakit, untuk Farid yang sedang menjalani perawatan.

Dengan Sigap aku mengambil makanan itu, lalu menawarkannya sama Farid, agar ia sarapan terlebih dahulu, sebelum melanjutkan istirahatnya.

Setelah menyuapi Farid, aku berpamitan Untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. apalagi dari semalam aku belum membersihkan tubuhku, sehabis berhubungan badan dengannya, sekalian mengganti baju, yang sudah tercium bau asem.

Farid hanya mengulum senyum, sebagai tanda dia mengizinkan. tak lupa dia menitip pesan agar mengambil handphone yang tertinggal di rumah, Siapa tahu saja handphone itu masih aman.

Aku kecup kening Farid, mendoakan agar dia cepat sembuh. Dan aku berjanji setelah aku mandi dan mengganti pakaian, Secepatnya aku akan kembali menemaninya, selama dia masih dirawat.

Pukul 09.00. aku keluar dari area parkir rumah sakit, mengendarai mobilku menuju ke rumah pemberian orang tua suamiku. Hari ini aku izin untuk libur bekerja, dengan alasan menemani saudara yang sedang sakit. lagian kalau aku dipecat, aku bisa bekerja di tempat perusahaan suamiku, yang sudah menjadi hak milikku. yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Farid, dan bagaimana caranya agar suamiku tidak marah, dan bersedia membagi tubuhku dengan sahabatnya.

"Loh! loh! loh! kenapa barang-barangku dikeluarkan." mataku terbuka lebar, setelah melihat beberapa orang yang mengangkut barangku, yang dikeluarkan dari rumah.

Dengan cepat aku keluar dari mobil, kemudian menghampiri orang-orang yang sedang bekerja.

"Apa-apaan ini? kok kalian main mengeluarkan saja semua barangku?" bentakku yang tidak terima, atas perlakuan mereka yang tidak sopan. mereka seenaknya saja berbuat seperti itu, tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Maaf bu! saya hanya disuruh oleh Pak Arfan. untuk mengeluarkan semua barang ibu, dari rumahnya." jawab salah seorang, yang tak memperdulikan kedatanganku, setelah memberikan keterangan dia melanjutkan pekerjaannya.

"Eh tunggu dulu! gua belum selesai berbicara!" panggilku sama pekerja itu.

"Maaf bu, saya lagi kerja! Jadi tolong jangan ganggu saya, kalau ada pertanyaan silakan hubungi yang menyuruh saya!"

"Sekarang di mana Arfannya?" Tanyaku sambil menatap ke arah pria yang sedang berdiri menatap ke arahku juga.

"Kurang tahu Bu! saya hanya menjalankan tugas. jadi saya mohon maaf, agar jangan ganggu!" ucap pria itu sok profesional.

Aku hanya mendengus kesal, mendapat penjelasan pria yang tidak sopan. namun aku tidak bisa berbuat banyak, karena dia bukan bawahanku. dengan cepat aku langkahkan kaki menuju ke dalam rumah, untuk mencari keberadaan suamiku.

Aku pindai semua area yang ada di rumah itu, tanpa terlewat sedikitpun. mulai dari dapur, kamar mandi, serta kamar-kamar tidur. namun suamiku tidak ada di sana, hanya satu ruangan yang aku belum cek, karena kamar itu terkunci, kamar yang dijadikan Arfan untuk ruang kerja.

"Ada yang lihat suamiku?" aku mencoba bertanya kembali kepada salah seorang pekerja, yang sedang mengangkut barang-barangku.

"Kurang tahu, Bu! tadi saja yang menyuruh Pak Dali. kami belum bertemu dengan Pak Arfan!" jelas orang itu, membuatku menautkan alis, kenapa Dali yang hanya sebagai asisten, dia ikut campur terlalu dalam. Masuk kedalam kehidupan Rumah tanggaku. Apa jangan-jangan dia yang mempengaruhi suamiku, agar aku diusir dari rumah ini.

"Coba telepon saja Bu! kalau ibu mencari Pak Arfan!" saran seseorang, yang mungkin merasa kasihan melihat keadaanku yang sekarang. Bagaimana tidak, tubuhku yang belum ku bersihkan sehingga membuat aku terlihat sangat kucel.

Merasa mendapat ide cemerlang, dengan cepat aku raih ponselku yang ada di dalam tas. lalu membuka aplikasi berwarna hijau berlogo telepon, untuk menghubungi suamiku. namun Alangkah terkejutnya, aku yang dari semalam tidak memperhatikan handphone. melihat kenyataan yang begitu pahit, ternyata nomor kontakku sudah diblok oleh suamiku.

Tidak habis ide, aku mencoba menelepon orang tuanya Arfan. Untuk bertanya keberadaan Di mana suamiku, karena aku yakin orang Semelow Arfan ,dia pasti akan mengadu masalah ini terhadap ibunya. Tak lama menunggu, akhirnya telepon itu tersambung, kemudian terdengar suara seorang wanita tua menyapaku, di ujung sana.

"Ada apa, Ni? kok tumben menelepon ibu?" tanya ibu mertuaku, yang terdengar pura-pura ramah.

"Maaf, Bu! Apakah ada Arfan di rumah ibu?" aku balik bertanya.

"Bukannya dia, lagi kerja di luar kota?"

"Enggak, Bu! semalam dia sudah pulang, namun Entah mengapa, dia marah-marah kepadaku, sampai-sampai dia melakukan KDRT. dan sekarang semua barangku sudah dikeluarkan dari rumah." aku mengadukan kelakuan kasar suamiku, terhadap ibunya. Berharap siapa tahu saja, kalau sama sama wanita, ibu akan mengerti dengan apa yang terjadi.

"Lah! Lah! kok bisa kalian Berantem seperti itu? Ibu nggak yakin kalau Arfan melakukan KDRT. Kalau kamu tidak melakukan kesalahan yang begitu fatal." Ujar wanita itu seperti biasa pasti akan membela anaknya, seolah memojokkanku, menumpahkan semua kesalahan yang dilakukan oleh anaknya kepadaku.

"Namanya juga rumah tangga Bu, pasti ada aja salah paham. Mungkin Arfan yang sedang merasa capek, dan terpengaruh oleh minuman keras, karena aku mencium mulutnya yang bau minuman. Entah mengapa dia berbuat kasar seperti itu!" Aku mendramatisir cerita, agar ibu mertuaku merasa Iba.

"Kamu sudah meneleponnya? bertanya dia ada di mana?" Tanya ibu yang suaranya sedikit melunak.

"Sudah Bu! namun nomor kontakku diblokir, sama dia. Coba tolong ibu hubungin, Siapa tahu saja kalau sama ibunya, dia bisa luluh."

"Kalian ada-ada aja, sih! bukannya mikir udah pada dewasa, malah berantem seperti anak kecil saja." Ungkap ibu seperti biasa, Dia hanya bisa marah-marah. kemudian mematikan teleponku.

Setelah menelpon ibu mertuaku, aku masuk ke kamar yang biasa dijadikan tempat tidur. mencari keberadaan handphone Farid, beruntung kamarku belum diacak-acak oleh para pekerja, yang memindahkan barang-barangku, sehingga telepon Farid masih aman di tempatnya, dan aku masih bisa merapikan barang-barang berhargaku.

Terlihat handphone milik Farid, yang masih berada di atas meja lampu, yang ada di samping ranjangku. dengan cepat aku mengambil handphone itu, lalu memasukkan ke dalam tas.

Aku terus merapikan semua berkas berkas, dan barang-barang berhargaku ke dalam koper. aku bingung harus bagaimana lagi, hanya inilah jalan satu-satunya yang bisa aku lakukan. aku tidak mungkin menghentikan para pekerja itu, apalagi terlihat dari sorot mata mereka menunjukkan kebencian.

Tak lama setelah selesai merapikan barang, perlahan para pekerja, mulai mengangkut benda-benda yang ada di kamar itu, membawanya keluar dari dalam rumah.

"Tunggu! tunggu!  Barang-barangku ini, sebenarnya mau dibawa ke mana sih?" Aku yang mulai sadar, dengan keadaan sehingga Otaku mulai berjalan kembali.

"Maaf Bu! Kami semuanya, hanya diperintahkan untuk mengeluarkan semua barang Ibu, dari rumah ini!"

Episodes
1 Eps. 1 TANDA MERAH
2 eps. 2 PERINGATAN
3 eps. 3 HATI HATI
4 eps. 4 KALIAN ERBUAT APA
5 eps. 5 KEMANA CDmu
6 eps. 6 SUNTIK KB
7 eps. 7 KAMU TEGA!
8 Eps. 8 PROMIL
9 Eps. 9 IBU LAGI
10 eps. 10 RENCANA KELUAR KOTA
11 eps. 11 PERGI KELUAR KOTA
12 eps. 12 TAK SECANTIK ERNI
13 eps 13. VINA MARAH
14 eps. 14 KEJUTAN BUAT ISTRI
15 eps. 15 DUA PENGHIANAT
16 eps. 16 DUA ORANG TAK BERPRIKEMANUSIAAN
17 eps. 17 FASHBACK
18 Eps. 18 DIUSIR
19 eps. 19 PINDAH RUMAH
20 eps. 20 ARFAN KEMANA?
21 Eps. 21 Overdosis
22 Eps. 22 ISTRI MINTA CERAI
23 eps 23 DUA PRIA TERBAIK
24 Eps. 24 SELALU SIAL
25 eps. 25 ANCAMAN
26 Eps. 26 SAMA SAMA MENCINTAI
27 Eps. 27 SUAMIKU SAKIT APA?
28 Eps. 28 MENCARI TAU
29 Eps. 29 MEMBERI PILIHAN
30 Eps. 30 MULAI BERAKSI
31 Eps 31 MENGINGINKANYA KEMBALI
32 Eps. 32 HAKKU
33 Eps. 33 SOMBONG
34 Eps. 34 SURAT PEMANGILAN
35 Eps. 35 CURAH DENGAN BAPAK
36 Eps. 36 PRIA BULKY
37 Eps. 37 MENGHANTUI
38 Eps. 38 MAAF BU!
39 Eps. 39 LIMA BULAN BERLALU
40 Eps. 40 BAHAGIA
41 Eps. 41 KAMU HARUS BANGKIT
42 Eps. 42 SUSAH BARU INGET
43 Eps. 43 MENYERAH
44 Eps. 44 KONDISI ARFAN
45 Eps. 45 ARFAN TUNGGU IBU
46 Eps. 46 POV KARLA
47 Eps. 47 Dua Malaikat
48 Eps. 48 WANITA ANEH
49 Eps. 49 BERGURU
50 Eps. 50 BERHATI MALAIKAT
51 Eps. 51 cleaning service
52 Eps. 52 Supervisor Bejat
53 Eps. 53 KARLA KENAPA
54 Eps. 54 SATU RASA
55 Eps. 55 MEMULAI KEMBALI
56 Eps. 56 Perjuangan
57 Eps. 57 TOLONG MEREKA!
58 Eps. 59 KEADAAN KARLA
59 Eps. 59 KAGUM
60 Eps. 60 PAYUNG HUKUM
61 Eps. 61 PENGHIANAT SEMAKIN SUKSES
62 Eps. 62 PERSIAPAAN LAMARAN
63 Eps. 63 Pria Dalam VIDIO
64 Eps. 64 Akhirnya AKU MENEMUKANMU
65 Eps. 65 GAGAL LAGI
66 Eps. 66 BERTEMU VINA
67 Eps. 67 MISI VINA
68 eps. 68 MENYEBALKAN
69 Eps. 69 PENSIL
70 Eps. 70 MENAMBAH LUKA
71 Eps. 71 KAMU SEBENARNYA SIAPA?
72 eps. 72 kerja diperusahaan ibu
73 Eps. 73 MEMDAPAT BALASAN
74 Eps. 74 Tumbal
75 Eps. 75 Bertemu Asistenku
76 Eps 76 Harus Bangkit!
77 Eps. 77 Memulai
78 Eps. 78 Terus Fokus
79 Eps. 79 Tetap Fokus
80 Eps. 80 UNIK
81 Eps 81. Curang
82 Eps. 82 Memang Jorok!
83 Eps 83 Erni Lagi
84 Eps. 84. Kamu Kena Prangkapku
85 Eps. 85 Menikmati mangsaku
86 Eps 86 Farid
87 Eps 87 Penasaran
88 Eps. 88 DIHINAKAN
89 Eps. 89 KASIHAN BANGET
90 Eps. 90 Tolong kembalilah!
91 Eps 91 Kamu Siapa
92 Eps. 92 Pembohong
93 Eps. 94 kemana saiful?
94 eps 93 penyesalan bod0h
95 Eps. 94 saiful hilang
96 Eps. 95 MAAF
97 Eps. 96 pengakuan Saiful
98 Eps. 97 Curhat Mukti
99 Eps. 98 Kembali Ke Erni
100 Eps. 99 LAH! KOK?
101 Eps. 100 Aneh
102 Eps 101 menjenguk Ari
103 Eps. 102 kondisi
104 Eps 103 Masalah Mukti
105 Eps. 104 keluar
106 Eps. 105 Perusahaan Mandiri
107 Eps. 106 bertemu kembali
108 107. motoivasi
109 Eps. 108 restu ibu
110 Eps. 109 Bertanya
111 Eps. 110 keputasan Karla
112 eps. 111 kesempatan
113 Eps. 112 Kemana Karla?
114 Eps. 113 Mencari
115 EPS. 114 BERBAGAI CARA
116 Eps. 115 WAKTUNYA
117 116. gelagat
118 Eps. 117 rasa penasaran
119 EPS. 118 TITIK TERANG
120 EPS. 119 Karla Diatas
121 Eps. 120 akhir Kisah Erni
122 S2 Eps. 1 Farid
123 S2 Eps. 2 Farid Malu
124 S2. Eps 3 Karla istriku
125 S2. Eps 4 Mau Bulan madu
126 Se2. Eps 5 KERANJANG SAYUR
127 S2. 6 night one
128 S2. 7 Darah Apa?
129 S2. 8 Malu
130 S2. 9 Tertawa
131 S2. 10 gak apa-apakan?
132 S2. 11 Nasihat
133 S2. 11 Keranjang sayur
134 S2. 13 duniawi
135 S2. 14 Pov Farid
136 S2. 15 jahatnya Bapak
137 S2. 16 Frustasi
138 S2. 17 Pertolangan
139 S2. 18 berhati Malaikat
140 S2. 19 Istiriku kabur
141 S2. 20 permintaan Istriku
142 S2. 21 PENYAMBUTAN YANG SANGAT BAIK
143 S2. 22 Langsung Kerja
144 S2. 23 Sumbang
145 S2. 24 kebijaksanaan Arfan
146 S2. 25 dipanggil Atasan
147 S2. 26 kebahagian Datang
148 S2. 27 kebanggaan
149 S2. 28 wanita bersama Dali
150 S2. 29 Gadis Kaku
151 S2. 30 Ira menangis
152 S2. 31 Duka Ira
153 S2. 32 Menong
154 S2. 33 Terus membantu
155 S2. 34 Gara-gara Erni
156 S2. 35 Ira
157 S2. 36 Istri Arfan sakit
158 S2. 36 bahagia Arfan
159 S2. 38 musang tetaplah Musang
160 S2. 39 Fitnah
161 S2. 40 Pak ghufron
162 S2. 41 sikap Bapak
163 S2. 42 Vina, Erni sama Saja
164 S2. 43 Selalu Baik
165 S2. 44 kondisi Bapak
166 S2. 45 biarkan Bapak Mampus
167 S2. 46 tidak tau untung
168 S2. 47 rumah impian
169 S2. 48 MENANTU
170 S2. 49 perubahan Sikap
171 S2. 50 baik
172 S2. 51 Baumu Berbeda
173 S2. 52 Curiga
174 S2. 53 DIHANTUI
175 S2. 54 Tawaran Bapak
176 S2. 55 Vina Bekerja
177 S2. 56 MOBIL BUAT VINA
178 S2. 57 Vina Masuk Hotel?
179 S2. 58 dihantui
180 S2. 59 ira marah
181 S2. 60 pergi kebogor
182 S2. 61 pulang
183 S2. 62 HADIAH ULANG TAHUN
184 S2. 63 TAMAT
185 season 3 bag. 1
186 Bag 2. Mengantar
187 bag. 3 seram
188 bag 4. ditinggalkan
189 bag 5. ketukan dijendela
190 bag 6. Hadir lagi
191 bag. 7 mimpi yang sama
192 bag. 8 rencana
193 bag. 9 rahasia
194 the and
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Eps. 1 TANDA MERAH
2
eps. 2 PERINGATAN
3
eps. 3 HATI HATI
4
eps. 4 KALIAN ERBUAT APA
5
eps. 5 KEMANA CDmu
6
eps. 6 SUNTIK KB
7
eps. 7 KAMU TEGA!
8
Eps. 8 PROMIL
9
Eps. 9 IBU LAGI
10
eps. 10 RENCANA KELUAR KOTA
11
eps. 11 PERGI KELUAR KOTA
12
eps. 12 TAK SECANTIK ERNI
13
eps 13. VINA MARAH
14
eps. 14 KEJUTAN BUAT ISTRI
15
eps. 15 DUA PENGHIANAT
16
eps. 16 DUA ORANG TAK BERPRIKEMANUSIAAN
17
eps. 17 FASHBACK
18
Eps. 18 DIUSIR
19
eps. 19 PINDAH RUMAH
20
eps. 20 ARFAN KEMANA?
21
Eps. 21 Overdosis
22
Eps. 22 ISTRI MINTA CERAI
23
eps 23 DUA PRIA TERBAIK
24
Eps. 24 SELALU SIAL
25
eps. 25 ANCAMAN
26
Eps. 26 SAMA SAMA MENCINTAI
27
Eps. 27 SUAMIKU SAKIT APA?
28
Eps. 28 MENCARI TAU
29
Eps. 29 MEMBERI PILIHAN
30
Eps. 30 MULAI BERAKSI
31
Eps 31 MENGINGINKANYA KEMBALI
32
Eps. 32 HAKKU
33
Eps. 33 SOMBONG
34
Eps. 34 SURAT PEMANGILAN
35
Eps. 35 CURAH DENGAN BAPAK
36
Eps. 36 PRIA BULKY
37
Eps. 37 MENGHANTUI
38
Eps. 38 MAAF BU!
39
Eps. 39 LIMA BULAN BERLALU
40
Eps. 40 BAHAGIA
41
Eps. 41 KAMU HARUS BANGKIT
42
Eps. 42 SUSAH BARU INGET
43
Eps. 43 MENYERAH
44
Eps. 44 KONDISI ARFAN
45
Eps. 45 ARFAN TUNGGU IBU
46
Eps. 46 POV KARLA
47
Eps. 47 Dua Malaikat
48
Eps. 48 WANITA ANEH
49
Eps. 49 BERGURU
50
Eps. 50 BERHATI MALAIKAT
51
Eps. 51 cleaning service
52
Eps. 52 Supervisor Bejat
53
Eps. 53 KARLA KENAPA
54
Eps. 54 SATU RASA
55
Eps. 55 MEMULAI KEMBALI
56
Eps. 56 Perjuangan
57
Eps. 57 TOLONG MEREKA!
58
Eps. 59 KEADAAN KARLA
59
Eps. 59 KAGUM
60
Eps. 60 PAYUNG HUKUM
61
Eps. 61 PENGHIANAT SEMAKIN SUKSES
62
Eps. 62 PERSIAPAAN LAMARAN
63
Eps. 63 Pria Dalam VIDIO
64
Eps. 64 Akhirnya AKU MENEMUKANMU
65
Eps. 65 GAGAL LAGI
66
Eps. 66 BERTEMU VINA
67
Eps. 67 MISI VINA
68
eps. 68 MENYEBALKAN
69
Eps. 69 PENSIL
70
Eps. 70 MENAMBAH LUKA
71
Eps. 71 KAMU SEBENARNYA SIAPA?
72
eps. 72 kerja diperusahaan ibu
73
Eps. 73 MEMDAPAT BALASAN
74
Eps. 74 Tumbal
75
Eps. 75 Bertemu Asistenku
76
Eps 76 Harus Bangkit!
77
Eps. 77 Memulai
78
Eps. 78 Terus Fokus
79
Eps. 79 Tetap Fokus
80
Eps. 80 UNIK
81
Eps 81. Curang
82
Eps. 82 Memang Jorok!
83
Eps 83 Erni Lagi
84
Eps. 84. Kamu Kena Prangkapku
85
Eps. 85 Menikmati mangsaku
86
Eps 86 Farid
87
Eps 87 Penasaran
88
Eps. 88 DIHINAKAN
89
Eps. 89 KASIHAN BANGET
90
Eps. 90 Tolong kembalilah!
91
Eps 91 Kamu Siapa
92
Eps. 92 Pembohong
93
Eps. 94 kemana saiful?
94
eps 93 penyesalan bod0h
95
Eps. 94 saiful hilang
96
Eps. 95 MAAF
97
Eps. 96 pengakuan Saiful
98
Eps. 97 Curhat Mukti
99
Eps. 98 Kembali Ke Erni
100
Eps. 99 LAH! KOK?
101
Eps. 100 Aneh
102
Eps 101 menjenguk Ari
103
Eps. 102 kondisi
104
Eps 103 Masalah Mukti
105
Eps. 104 keluar
106
Eps. 105 Perusahaan Mandiri
107
Eps. 106 bertemu kembali
108
107. motoivasi
109
Eps. 108 restu ibu
110
Eps. 109 Bertanya
111
Eps. 110 keputasan Karla
112
eps. 111 kesempatan
113
Eps. 112 Kemana Karla?
114
Eps. 113 Mencari
115
EPS. 114 BERBAGAI CARA
116
Eps. 115 WAKTUNYA
117
116. gelagat
118
Eps. 117 rasa penasaran
119
EPS. 118 TITIK TERANG
120
EPS. 119 Karla Diatas
121
Eps. 120 akhir Kisah Erni
122
S2 Eps. 1 Farid
123
S2 Eps. 2 Farid Malu
124
S2. Eps 3 Karla istriku
125
S2. Eps 4 Mau Bulan madu
126
Se2. Eps 5 KERANJANG SAYUR
127
S2. 6 night one
128
S2. 7 Darah Apa?
129
S2. 8 Malu
130
S2. 9 Tertawa
131
S2. 10 gak apa-apakan?
132
S2. 11 Nasihat
133
S2. 11 Keranjang sayur
134
S2. 13 duniawi
135
S2. 14 Pov Farid
136
S2. 15 jahatnya Bapak
137
S2. 16 Frustasi
138
S2. 17 Pertolangan
139
S2. 18 berhati Malaikat
140
S2. 19 Istiriku kabur
141
S2. 20 permintaan Istriku
142
S2. 21 PENYAMBUTAN YANG SANGAT BAIK
143
S2. 22 Langsung Kerja
144
S2. 23 Sumbang
145
S2. 24 kebijaksanaan Arfan
146
S2. 25 dipanggil Atasan
147
S2. 26 kebahagian Datang
148
S2. 27 kebanggaan
149
S2. 28 wanita bersama Dali
150
S2. 29 Gadis Kaku
151
S2. 30 Ira menangis
152
S2. 31 Duka Ira
153
S2. 32 Menong
154
S2. 33 Terus membantu
155
S2. 34 Gara-gara Erni
156
S2. 35 Ira
157
S2. 36 Istri Arfan sakit
158
S2. 36 bahagia Arfan
159
S2. 38 musang tetaplah Musang
160
S2. 39 Fitnah
161
S2. 40 Pak ghufron
162
S2. 41 sikap Bapak
163
S2. 42 Vina, Erni sama Saja
164
S2. 43 Selalu Baik
165
S2. 44 kondisi Bapak
166
S2. 45 biarkan Bapak Mampus
167
S2. 46 tidak tau untung
168
S2. 47 rumah impian
169
S2. 48 MENANTU
170
S2. 49 perubahan Sikap
171
S2. 50 baik
172
S2. 51 Baumu Berbeda
173
S2. 52 Curiga
174
S2. 53 DIHANTUI
175
S2. 54 Tawaran Bapak
176
S2. 55 Vina Bekerja
177
S2. 56 MOBIL BUAT VINA
178
S2. 57 Vina Masuk Hotel?
179
S2. 58 dihantui
180
S2. 59 ira marah
181
S2. 60 pergi kebogor
182
S2. 61 pulang
183
S2. 62 HADIAH ULANG TAHUN
184
S2. 63 TAMAT
185
season 3 bag. 1
186
Bag 2. Mengantar
187
bag. 3 seram
188
bag 4. ditinggalkan
189
bag 5. ketukan dijendela
190
bag 6. Hadir lagi
191
bag. 7 mimpi yang sama
192
bag. 8 rencana
193
bag. 9 rahasia
194
the and

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!