Eps. 9 IBU LAGI

Pov Arfan

Setelah keluar dari parkiran kantor, aku melajukan mobilku menuju ke arah rumah Ibu. menyusuri jalanan yang padat merayap, penuh dengan mobil mobil orang yang baru pulang kantor.

Pukul 18.30, dengan penuh perjuangan akhirnya aku sampai di salah satu rumah yang nampak Asri. karena tidak ada lahan kosong yang luput dari tanaman bunga dan tanaman tumbuhan obat.

"Assalamualaikum!" ucapku sebelum memasuki rumah. walau di ruang tamu tidak ada siapa-siapa, aku selalu mengucapkan salam, karena ini adalah salah satu ajaran kedua orang tuaku. kemudian aku masuk kedalam mencari ibu yang mungkin masih berada di kamarnya.

"Ibu di mana Bi?" Tanyaku basa-basi sama ART yang sedang menyetrika di ruang tv.

"Biasa Kalau sebelum isya, ibu belum keluar!" jelas art. Tanpa menghentikan pekerjaannya.

Aku terus melangkahkan kakiku  menuju salah satu kamar terbesar yang ada di rumah ibu. kamar yang berada di lantai dasar, sehingga dengan cepat aku sudah berdiri di hadapan pintunya.

"Assalamualaikum!" ucapku sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, masuk!" seru Ibu dari dalam kamar.

Aku memutar handle pintu, lalu masuk ke dalam kamar mengikuti perintah ibu.

"Ada apa? kok ibu menyuruhku ke sini?" Aku bertanya setelah duduk di hadapannya. karena aku merasa heran, tidak seperti biasanya Ibu menelepon untuk menemuinya.

"Kemarin Ibu telepon, tapi HP kamu langsung nggak aktif!" ujar wanita yang masih duduk di Atas Sajadah, lengkap dengan mukenanya.

"Maaf! kemarin handphoneku ke habisan baterai, tadinya aku hendak nelpon balik, namun Aku lupa!" jawabku cengengesan, sembari menundukkan pandangan malu dengan tingkahku.

Kejadian kemarin sore. ketika aku mengetahui bahwa Erni melakukan suntik KB. setelah meminjam chargernya, aku lupa, untuk menghubungi orang yang meneleponku.

"Kebiasaaaaan!" Ketus ibu.

"Maafin Arfan, Bu! Arfan benar-benar lupa!"

"Ya sudah. sana mandi dulu! nanti kita makan malam bareng." seru Ibu sambil kembali memejamkan matanya, membaca zikir-zikir yang sudah Biasa beliau lakukan.

Seusai mandi, aku pun dipanggil ibu kembali untuk mengajakku salat berjamaah. rasanya agak males, karena aku jarang melakukan hal itu. Aku salat hanya ketika main di rumah Ibu. karena kalau tidak melaksanakan kewajibanku seorang sebagai muslim, ibu akan mengomeliku sampai ludahnya mengering.

Selesai melaksanakan salat berjamaah, aku dan ibu duduk berhadapan di kursi makan.

"Ayo makan!" tawar Ibu sembari mengambil piring yang ada di hadapanku, untuk diisinya dengan nasi.

"Nggak, Bu! Arfan nemenin ibu saja, di sini. Kalau aku makan di sini nanti kasihan Erni, yang sudah menungguku di rumah."  tolaku dengan lembut, takut menyinggung perasaan.

"Manja banget Si Erni! makan aja harus pakai ditemenin segala! Bisa kali dia makan sendiri." Ketus Ibu seperti biasa ketika aku beralasan Dengan menyebut nama istriku. Ibu tak menghiraukan penolakanku. beliau melanjutkan mengisi piringku dengan nasi, yang sempat tertunda karena penolakanku.

"Bukan begitu Bu, aku selalu menanamkan dalam Rumah tanggaku, kalau tidak bisa berjamaah dalam kebaikan, Minimal kita bisa makan berjamaah bareng keluarga." sanggahku memberi pengertian agar ibu tidak salah paham.

"Sejak kapan, kamu tidak menganggap ibumu keluarga?" Tanya Ibu sambil terus mengisi piringku dengan lauk pauknya.

"Salah lagi, deh!" gumamku dalam hati, berebut pendapat sama beliau, sama saja membuang waktu. karena aku tidak akan pernah menang berdebat dengannya. aku hanya menarik nafas pelan, lalu mengambil piring yang sudah terisi penuh dengan nasi dan lauk pauknya, yang diberikan oleh ibu.

Sebelum makan seperti biasa Ibu menyuruhku untuk memimpin doa, selesai berdoa barulah kita berdua menyantap makan nasi, di waktu malam itu.

Setelah selesai menyantap makan malam, aku diajak ibu masuk ke kamarnya. menandakan, ada masalah serius yang ingin dia bicarakan. sehingga orang lain tidak boleh ada yang mendengar. aku sebagai anak yang baik dan penurut, hanya mengikuti saja tak berani membantah.

Sesampainya di dalam kamar, Ibu menyuruh Mengunci pintu Kemudian menyuruhku duduk di kursi sofa. yang beliau siapkan, untuk duduk sambil membaca Alquran atau membaca buku. atau sekedar bersantai ketika ada sahabat-sahabat terdekatnya, datang berkunjung.

"Ada apa sih, Bu? kayaknya serius banget?" Tanyaku sambil menatap ke arah ibu.

"Kemarin Ibu diundang acara seminar untuk jadi pembicara! ( bagaimana caranya uang yang bekerja, untuk kita!) " Ibu mulai membahas pokok permasalahan, memang benar selain jadi pengusaha, Ibu juga sering berbagi ilmu dengan pengusaha-pengusaha lainnya. agar mereka terus giat dalam bekerja, karena menurut Ibu, sukses itu bukan hanya buat yang muda.

"Terus apa hubungannya dengan ibu mengundangku ke sini?" Tanyaku yang masih belum mengerti.

"Makanya dengerin dulu! kalau orang lagi berbicara, itu! Masa kamu lupa tentang Ajaran bapak, yang paling penting dalam hidup. kamu tidak boleh menyela obrolan orang, apalagi kalau kamu tidak disuruh untuk memberi pendapat." nasehat Ibu mengingatkan. Beginilah kalau berbicara sama orang tua. nasehat, nasehat, dan nasehat. karena menurut mereka para orang tua. Sedewasa apapun kita, mereka masih menganggap anaknya seperti bayi mungil, yang butuh kasih sayang dan perhatian.

"Maaf, Bu!" ucapku sambil menundukkan pandangan, menahan rasa malu.

"Tapi Ibu, sebelum berbicara, ibu mau minta maaf terlebih dahulu sama kamu. Kamu yang sabar dan harus kuat!" ujar Ibu, membuatku mengerenyitkan dahi. semakin tak mengerti dengan apa yang akan beliau sampaikan. aku hanya diam menunggu Ibu melanjutkan pembicaraan.

"Kok, kamu diam?" tanya ibu sambil menatap Aneh ke arahku.

"Iya Bu. Kan, lagi nyimak! Nanti kena Semprot lagi." mendapat jawaban seperti itu Ibu, hanya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan pelan.

"Setelah Ibu selesai mengisi acara itu. sebelum dilanjutkan dengan acara makan-makan. Ibu ingin ke toilet terlebih dahulu. namun alangkah kagetnya ibu, ketika melihat Erni, istrimu. sedang bergandengan tangan, dengan pria lain. menuju salah satu elevator, untuk naik ke lantai paling atas. karena aula seminar itu, berada di lantai kedua dari atas.

"Ibu hendak mengikutinya, namun kalah cepat. pintu elevator itu keburu tertutup, sebelum Ibu sempat melabrak mereka. Ibu berusaha sebisa mungkin. agar ibu bisa cepat naik ke lantai atas. sampai Ibu bertanya sama satpam, Di mana letak tangga darurat. namun satpam itu malah menyarankan agar ibu menunggu elevator saja. mungkin mereka merasa kasihan melihat kondisi ibu yang sudah tua.

Setelah lama menunggu. akhirnya Ibu bisa naik ke lantai atas, Namun sayang Ibu sudah kehilangan jejak mereka." Ibu menuturkan penemuannya.

Aku hanya memalingkan wajah, tak mau menatap ibu yang terlalu mengada-ngada, Mana mungkin Erni pergi ke hotel, sedangkan kemarin dia suntik KB. di rumah sakit. Tapi aku tidak mungkin menceritakan tentang Erni melakukan suntik KB. kepada ibu, bisa-bisa perang dunia ke-4 terjadi.

"Kenapa kamu diam, Apa kamu senang istrimu berjalan dengan laki-laki lain?" tanya ibu seperti memojokkanku.

"Sudahlah, Bu! aku tahu ibu nggak suka sama Erni, Tapi mohon! jangan pernah fitnah istriku, Dengan keji seperti itu." ungkapku sambil menatap nanar orang yang sudah merawatku sampai sebelum menikah.

"Ya Allah. Arfaaaaaaaan! kamu kira Ibu ngomong seperti tadi itu hanya bualan belaka? kalau Ibu tidak sayang sama kamu, Dan kalau kamu bukan anak ibu. ibu tidak akan membicarakan hal memalukan kelakuan istrimu. ibu takut Suatu saat nanti kamu menyesal." seloroh ibu sambil menggeleng-geleng kepala, entah apa beliau melakukan seperti itu.

"Kalau Ibu mau menjelek-jelekkan istri saya! mending ibu nggak usah undang Arpan, untuk datang ke sini." Gerutuku sambil bangkit, karena takut terbawa emosi.

"Duduk! ibu belum selesai bicara. Kamu mulai tidak sopan sama ibu." seru Ibu terlihat matanya sudah mengembun, Mungkin dia merasa sedih karena Ibu tidak berhasil mempengaruhi ku.

"Mau apa lagi, Bu?" aku bertanya sambil menjatuhkan kembali tubuhku, Ke atas sofa yang berada di hadapan ibu.

"Kamu harus percaya! Dengan apa yang Ibu ucapkan, ibu takut nanti kamu menyesal!"

"Menyesal kenapa, Bu? justru Arfan sangat menyesalkan sikap ibu, yang seperti anak kecil. kalau beneran Erni masuk ke dalam hotel, Tolong kasih bukti! supaya Arfan percaya dengan ucapan ibu!" pintaku sambil menatap serius Wajah Ibu yang sudah terlihat berkerut.

Sekarang giliran ibu yang terdiam, mungkin beliau lagi berpikir, mengarang cerita kembali. agar dia bisa menghasutku agar aku berpisah, dengan istri yang sangat aku cintai. Dengan kelakuannya yang seperti ini, aku yakin ibu ingin melihatku hancur.

"Kenapa diam Bu? bener kan, Ibu hanya benci sama Erni. Padahal selama yang aku tahu, Erni selalu baik sama ibu, dia selalu sopan dan memperlakukan Ibu, selayaknya ibu kandungnya sendiri." ungkap ku mempertegas pertanyaan.

"Untuk sekarang, ibu belum bisa membuktikan. namun suatu saat kamu akan mengakui apa yang disampaikan oleh ibu, itu benar adanya." ungkap ibu.

"Jangan mendoakan keluarga anakmu, dengan hal buruk seperti itu. dan ingat ketika nanti Erni melakukan seperti yang ibu tuduhkan. maka orang yang pertama aku salahkan, adalah ibu. karena Ibu sudah tega mendoakan keluarga anaknya hancur!" ujarku sambil bangkit berdiri, lalu berjalan menuju ke arah pintu. tak ada penolakan lagi dari ibu, dia hanya terduduk diam sambil mengeluarkan air mata.

"Maafkan aku ibu! maafkan Arfan yang tidak bisa membuatmu bahagia. Arfan hanya nggak mau kalau ibu terlalu ikut campur jauh ke dalam Rumah tanggaku. aku sudah dewasa, aku sudah bisa menentukan arah dan tujuan hidupku." gumamku sambil terus berjalan untuk segera pulang ke rumah.

Episodes
1 Eps. 1 TANDA MERAH
2 eps. 2 PERINGATAN
3 eps. 3 HATI HATI
4 eps. 4 KALIAN ERBUAT APA
5 eps. 5 KEMANA CDmu
6 eps. 6 SUNTIK KB
7 eps. 7 KAMU TEGA!
8 Eps. 8 PROMIL
9 Eps. 9 IBU LAGI
10 eps. 10 RENCANA KELUAR KOTA
11 eps. 11 PERGI KELUAR KOTA
12 eps. 12 TAK SECANTIK ERNI
13 eps 13. VINA MARAH
14 eps. 14 KEJUTAN BUAT ISTRI
15 eps. 15 DUA PENGHIANAT
16 eps. 16 DUA ORANG TAK BERPRIKEMANUSIAAN
17 eps. 17 FASHBACK
18 Eps. 18 DIUSIR
19 eps. 19 PINDAH RUMAH
20 eps. 20 ARFAN KEMANA?
21 Eps. 21 Overdosis
22 Eps. 22 ISTRI MINTA CERAI
23 eps 23 DUA PRIA TERBAIK
24 Eps. 24 SELALU SIAL
25 eps. 25 ANCAMAN
26 Eps. 26 SAMA SAMA MENCINTAI
27 Eps. 27 SUAMIKU SAKIT APA?
28 Eps. 28 MENCARI TAU
29 Eps. 29 MEMBERI PILIHAN
30 Eps. 30 MULAI BERAKSI
31 Eps 31 MENGINGINKANYA KEMBALI
32 Eps. 32 HAKKU
33 Eps. 33 SOMBONG
34 Eps. 34 SURAT PEMANGILAN
35 Eps. 35 CURAH DENGAN BAPAK
36 Eps. 36 PRIA BULKY
37 Eps. 37 MENGHANTUI
38 Eps. 38 MAAF BU!
39 Eps. 39 LIMA BULAN BERLALU
40 Eps. 40 BAHAGIA
41 Eps. 41 KAMU HARUS BANGKIT
42 Eps. 42 SUSAH BARU INGET
43 Eps. 43 MENYERAH
44 Eps. 44 KONDISI ARFAN
45 Eps. 45 ARFAN TUNGGU IBU
46 Eps. 46 POV KARLA
47 Eps. 47 Dua Malaikat
48 Eps. 48 WANITA ANEH
49 Eps. 49 BERGURU
50 Eps. 50 BERHATI MALAIKAT
51 Eps. 51 cleaning service
52 Eps. 52 Supervisor Bejat
53 Eps. 53 KARLA KENAPA
54 Eps. 54 SATU RASA
55 Eps. 55 MEMULAI KEMBALI
56 Eps. 56 Perjuangan
57 Eps. 57 TOLONG MEREKA!
58 Eps. 59 KEADAAN KARLA
59 Eps. 59 KAGUM
60 Eps. 60 PAYUNG HUKUM
61 Eps. 61 PENGHIANAT SEMAKIN SUKSES
62 Eps. 62 PERSIAPAAN LAMARAN
63 Eps. 63 Pria Dalam VIDIO
64 Eps. 64 Akhirnya AKU MENEMUKANMU
65 Eps. 65 GAGAL LAGI
66 Eps. 66 BERTEMU VINA
67 Eps. 67 MISI VINA
68 eps. 68 MENYEBALKAN
69 Eps. 69 PENSIL
70 Eps. 70 MENAMBAH LUKA
71 Eps. 71 KAMU SEBENARNYA SIAPA?
72 eps. 72 kerja diperusahaan ibu
73 Eps. 73 MEMDAPAT BALASAN
74 Eps. 74 Tumbal
75 Eps. 75 Bertemu Asistenku
76 Eps 76 Harus Bangkit!
77 Eps. 77 Memulai
78 Eps. 78 Terus Fokus
79 Eps. 79 Tetap Fokus
80 Eps. 80 UNIK
81 Eps 81. Curang
82 Eps. 82 Memang Jorok!
83 Eps 83 Erni Lagi
84 Eps. 84. Kamu Kena Prangkapku
85 Eps. 85 Menikmati mangsaku
86 Eps 86 Farid
87 Eps 87 Penasaran
88 Eps. 88 DIHINAKAN
89 Eps. 89 KASIHAN BANGET
90 Eps. 90 Tolong kembalilah!
91 Eps 91 Kamu Siapa
92 Eps. 92 Pembohong
93 Eps. 94 kemana saiful?
94 eps 93 penyesalan bod0h
95 Eps. 94 saiful hilang
96 Eps. 95 MAAF
97 Eps. 96 pengakuan Saiful
98 Eps. 97 Curhat Mukti
99 Eps. 98 Kembali Ke Erni
100 Eps. 99 LAH! KOK?
101 Eps. 100 Aneh
102 Eps 101 menjenguk Ari
103 Eps. 102 kondisi
104 Eps 103 Masalah Mukti
105 Eps. 104 keluar
106 Eps. 105 Perusahaan Mandiri
107 Eps. 106 bertemu kembali
108 107. motoivasi
109 Eps. 108 restu ibu
110 Eps. 109 Bertanya
111 Eps. 110 keputasan Karla
112 eps. 111 kesempatan
113 Eps. 112 Kemana Karla?
114 Eps. 113 Mencari
115 EPS. 114 BERBAGAI CARA
116 Eps. 115 WAKTUNYA
117 116. gelagat
118 Eps. 117 rasa penasaran
119 EPS. 118 TITIK TERANG
120 EPS. 119 Karla Diatas
121 Eps. 120 akhir Kisah Erni
122 S2 Eps. 1 Farid
123 S2 Eps. 2 Farid Malu
124 S2. Eps 3 Karla istriku
125 S2. Eps 4 Mau Bulan madu
126 Se2. Eps 5 KERANJANG SAYUR
127 S2. 6 night one
128 S2. 7 Darah Apa?
129 S2. 8 Malu
130 S2. 9 Tertawa
131 S2. 10 gak apa-apakan?
132 S2. 11 Nasihat
133 S2. 11 Keranjang sayur
134 S2. 13 duniawi
135 S2. 14 Pov Farid
136 S2. 15 jahatnya Bapak
137 S2. 16 Frustasi
138 S2. 17 Pertolangan
139 S2. 18 berhati Malaikat
140 S2. 19 Istiriku kabur
141 S2. 20 permintaan Istriku
142 S2. 21 PENYAMBUTAN YANG SANGAT BAIK
143 S2. 22 Langsung Kerja
144 S2. 23 Sumbang
145 S2. 24 kebijaksanaan Arfan
146 S2. 25 dipanggil Atasan
147 S2. 26 kebahagian Datang
148 S2. 27 kebanggaan
149 S2. 28 wanita bersama Dali
150 S2. 29 Gadis Kaku
151 S2. 30 Ira menangis
152 S2. 31 Duka Ira
153 S2. 32 Menong
154 S2. 33 Terus membantu
155 S2. 34 Gara-gara Erni
156 S2. 35 Ira
157 S2. 36 Istri Arfan sakit
158 S2. 36 bahagia Arfan
159 S2. 38 musang tetaplah Musang
160 S2. 39 Fitnah
161 S2. 40 Pak ghufron
162 S2. 41 sikap Bapak
163 S2. 42 Vina, Erni sama Saja
164 S2. 43 Selalu Baik
165 S2. 44 kondisi Bapak
166 S2. 45 biarkan Bapak Mampus
167 S2. 46 tidak tau untung
168 S2. 47 rumah impian
169 S2. 48 MENANTU
170 S2. 49 perubahan Sikap
171 S2. 50 baik
172 S2. 51 Baumu Berbeda
173 S2. 52 Curiga
174 S2. 53 DIHANTUI
175 S2. 54 Tawaran Bapak
176 S2. 55 Vina Bekerja
177 S2. 56 MOBIL BUAT VINA
178 S2. 57 Vina Masuk Hotel?
179 S2. 58 dihantui
180 S2. 59 ira marah
181 S2. 60 pergi kebogor
182 S2. 61 pulang
183 S2. 62 HADIAH ULANG TAHUN
184 S2. 63 TAMAT
185 season 3 bag. 1
186 Bag 2. Mengantar
187 bag. 3 seram
188 bag 4. ditinggalkan
189 bag 5. ketukan dijendela
190 bag 6. Hadir lagi
191 bag. 7 mimpi yang sama
192 bag. 8 rencana
193 bag. 9 rahasia
194 the and
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Eps. 1 TANDA MERAH
2
eps. 2 PERINGATAN
3
eps. 3 HATI HATI
4
eps. 4 KALIAN ERBUAT APA
5
eps. 5 KEMANA CDmu
6
eps. 6 SUNTIK KB
7
eps. 7 KAMU TEGA!
8
Eps. 8 PROMIL
9
Eps. 9 IBU LAGI
10
eps. 10 RENCANA KELUAR KOTA
11
eps. 11 PERGI KELUAR KOTA
12
eps. 12 TAK SECANTIK ERNI
13
eps 13. VINA MARAH
14
eps. 14 KEJUTAN BUAT ISTRI
15
eps. 15 DUA PENGHIANAT
16
eps. 16 DUA ORANG TAK BERPRIKEMANUSIAAN
17
eps. 17 FASHBACK
18
Eps. 18 DIUSIR
19
eps. 19 PINDAH RUMAH
20
eps. 20 ARFAN KEMANA?
21
Eps. 21 Overdosis
22
Eps. 22 ISTRI MINTA CERAI
23
eps 23 DUA PRIA TERBAIK
24
Eps. 24 SELALU SIAL
25
eps. 25 ANCAMAN
26
Eps. 26 SAMA SAMA MENCINTAI
27
Eps. 27 SUAMIKU SAKIT APA?
28
Eps. 28 MENCARI TAU
29
Eps. 29 MEMBERI PILIHAN
30
Eps. 30 MULAI BERAKSI
31
Eps 31 MENGINGINKANYA KEMBALI
32
Eps. 32 HAKKU
33
Eps. 33 SOMBONG
34
Eps. 34 SURAT PEMANGILAN
35
Eps. 35 CURAH DENGAN BAPAK
36
Eps. 36 PRIA BULKY
37
Eps. 37 MENGHANTUI
38
Eps. 38 MAAF BU!
39
Eps. 39 LIMA BULAN BERLALU
40
Eps. 40 BAHAGIA
41
Eps. 41 KAMU HARUS BANGKIT
42
Eps. 42 SUSAH BARU INGET
43
Eps. 43 MENYERAH
44
Eps. 44 KONDISI ARFAN
45
Eps. 45 ARFAN TUNGGU IBU
46
Eps. 46 POV KARLA
47
Eps. 47 Dua Malaikat
48
Eps. 48 WANITA ANEH
49
Eps. 49 BERGURU
50
Eps. 50 BERHATI MALAIKAT
51
Eps. 51 cleaning service
52
Eps. 52 Supervisor Bejat
53
Eps. 53 KARLA KENAPA
54
Eps. 54 SATU RASA
55
Eps. 55 MEMULAI KEMBALI
56
Eps. 56 Perjuangan
57
Eps. 57 TOLONG MEREKA!
58
Eps. 59 KEADAAN KARLA
59
Eps. 59 KAGUM
60
Eps. 60 PAYUNG HUKUM
61
Eps. 61 PENGHIANAT SEMAKIN SUKSES
62
Eps. 62 PERSIAPAAN LAMARAN
63
Eps. 63 Pria Dalam VIDIO
64
Eps. 64 Akhirnya AKU MENEMUKANMU
65
Eps. 65 GAGAL LAGI
66
Eps. 66 BERTEMU VINA
67
Eps. 67 MISI VINA
68
eps. 68 MENYEBALKAN
69
Eps. 69 PENSIL
70
Eps. 70 MENAMBAH LUKA
71
Eps. 71 KAMU SEBENARNYA SIAPA?
72
eps. 72 kerja diperusahaan ibu
73
Eps. 73 MEMDAPAT BALASAN
74
Eps. 74 Tumbal
75
Eps. 75 Bertemu Asistenku
76
Eps 76 Harus Bangkit!
77
Eps. 77 Memulai
78
Eps. 78 Terus Fokus
79
Eps. 79 Tetap Fokus
80
Eps. 80 UNIK
81
Eps 81. Curang
82
Eps. 82 Memang Jorok!
83
Eps 83 Erni Lagi
84
Eps. 84. Kamu Kena Prangkapku
85
Eps. 85 Menikmati mangsaku
86
Eps 86 Farid
87
Eps 87 Penasaran
88
Eps. 88 DIHINAKAN
89
Eps. 89 KASIHAN BANGET
90
Eps. 90 Tolong kembalilah!
91
Eps 91 Kamu Siapa
92
Eps. 92 Pembohong
93
Eps. 94 kemana saiful?
94
eps 93 penyesalan bod0h
95
Eps. 94 saiful hilang
96
Eps. 95 MAAF
97
Eps. 96 pengakuan Saiful
98
Eps. 97 Curhat Mukti
99
Eps. 98 Kembali Ke Erni
100
Eps. 99 LAH! KOK?
101
Eps. 100 Aneh
102
Eps 101 menjenguk Ari
103
Eps. 102 kondisi
104
Eps 103 Masalah Mukti
105
Eps. 104 keluar
106
Eps. 105 Perusahaan Mandiri
107
Eps. 106 bertemu kembali
108
107. motoivasi
109
Eps. 108 restu ibu
110
Eps. 109 Bertanya
111
Eps. 110 keputasan Karla
112
eps. 111 kesempatan
113
Eps. 112 Kemana Karla?
114
Eps. 113 Mencari
115
EPS. 114 BERBAGAI CARA
116
Eps. 115 WAKTUNYA
117
116. gelagat
118
Eps. 117 rasa penasaran
119
EPS. 118 TITIK TERANG
120
EPS. 119 Karla Diatas
121
Eps. 120 akhir Kisah Erni
122
S2 Eps. 1 Farid
123
S2 Eps. 2 Farid Malu
124
S2. Eps 3 Karla istriku
125
S2. Eps 4 Mau Bulan madu
126
Se2. Eps 5 KERANJANG SAYUR
127
S2. 6 night one
128
S2. 7 Darah Apa?
129
S2. 8 Malu
130
S2. 9 Tertawa
131
S2. 10 gak apa-apakan?
132
S2. 11 Nasihat
133
S2. 11 Keranjang sayur
134
S2. 13 duniawi
135
S2. 14 Pov Farid
136
S2. 15 jahatnya Bapak
137
S2. 16 Frustasi
138
S2. 17 Pertolangan
139
S2. 18 berhati Malaikat
140
S2. 19 Istiriku kabur
141
S2. 20 permintaan Istriku
142
S2. 21 PENYAMBUTAN YANG SANGAT BAIK
143
S2. 22 Langsung Kerja
144
S2. 23 Sumbang
145
S2. 24 kebijaksanaan Arfan
146
S2. 25 dipanggil Atasan
147
S2. 26 kebahagian Datang
148
S2. 27 kebanggaan
149
S2. 28 wanita bersama Dali
150
S2. 29 Gadis Kaku
151
S2. 30 Ira menangis
152
S2. 31 Duka Ira
153
S2. 32 Menong
154
S2. 33 Terus membantu
155
S2. 34 Gara-gara Erni
156
S2. 35 Ira
157
S2. 36 Istri Arfan sakit
158
S2. 36 bahagia Arfan
159
S2. 38 musang tetaplah Musang
160
S2. 39 Fitnah
161
S2. 40 Pak ghufron
162
S2. 41 sikap Bapak
163
S2. 42 Vina, Erni sama Saja
164
S2. 43 Selalu Baik
165
S2. 44 kondisi Bapak
166
S2. 45 biarkan Bapak Mampus
167
S2. 46 tidak tau untung
168
S2. 47 rumah impian
169
S2. 48 MENANTU
170
S2. 49 perubahan Sikap
171
S2. 50 baik
172
S2. 51 Baumu Berbeda
173
S2. 52 Curiga
174
S2. 53 DIHANTUI
175
S2. 54 Tawaran Bapak
176
S2. 55 Vina Bekerja
177
S2. 56 MOBIL BUAT VINA
178
S2. 57 Vina Masuk Hotel?
179
S2. 58 dihantui
180
S2. 59 ira marah
181
S2. 60 pergi kebogor
182
S2. 61 pulang
183
S2. 62 HADIAH ULANG TAHUN
184
S2. 63 TAMAT
185
season 3 bag. 1
186
Bag 2. Mengantar
187
bag. 3 seram
188
bag 4. ditinggalkan
189
bag 5. ketukan dijendela
190
bag 6. Hadir lagi
191
bag. 7 mimpi yang sama
192
bag. 8 rencana
193
bag. 9 rahasia
194
the and

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!