BAB 14

Mike sedang tertawa bersama Revan, keduanya masih remaja.Mereka bermain bersama dengan riang bagai tanpa beban, Revan memberikan apapun yang dimilikinya kepada Mike dan dia juga memperkenalkan berbagai hal baru pada Mike yang tidak memiliki apa-apa dan hidup sebatang kara.Mereka duduk di sebuah padang rumput bebukitan, Mike melempar senyumnya pada Revan yang dibalas pria itu dengan senyum yang serupa

"Ayo kita berteman untuk selamanya?" ujar Revan yang mendapat anggukan spontan dari Mike yang polos.Mereka baru berumur 15 tahun saat itu, Revan yang terlahir dari keluarga kaya berteman dengan Mike yang hanya seorang anak jalanan pada waktu itu.Mereka berteman dengan tulus tanpa ada dendam,iri dan benci, hanya ketulusan yang terdapat dari keduanya dalam pertemanan itu

Tiba-tiba dari senyum tulus Revan, Mike melihat wajah pria didepannya berubah menjadi menyeramkan dan suara keras berdengung dikepalanya dan selanjutnya yang dia lihat adalah seseorang berjalan kearahnya dengan bersimbah darah serta tangan yang terulur seakan ingin membunuhnya, Mike dengan segera berbalik hendak berlari namun dirasanya langkah kakinya berjalan di tempat dan tiba-tiba pandangannya tepat berhadapan dengan mata polos yang sama seperti mata Elina dan terdengar suara samar-samar ditelinganya

"Lari Mike..lari, jangan pernah berbalik ke belakang atau kau akan menyesal" ujar suara tanpa wujud itu.Mike yang sedang kalut mencoba berlari sekuat tenaganya namun dia merasakan tubuhnya hanya berjalan ditempat hingga sebuah tangan berlumuran darah membekapnya

"Dasar kau pembunuh" bisik sebuah suara

"TIIDAAAAK" teriak Mike dengan keras,terbangun dan otomatis terduduk dengan keringat dingin bercucuran diwajahnya.Dia bermimpi, mimpi buruk yang sama yang terus menghantuinya selama hampir 10 tahun ini.

"Kau tidak apa-apa Mike?" tanya sebuah suara maskulin yang otomatis membuat Mike memandang ke sumber suara, dapat dilihatnya ketiga sahabatnya yang berdiri disamping dengan pandangan bingung mereka.Mike memperhatikan dekorasi kamar itu serta pakaian yang dipakainya dan juga brankar yang ditidurinya, dia berada di rumah sakit.Kenapa dia berada di rumah sakit? apa yang telah terjadi?.Hal terakhir yang di ingatnya adalah kemarahan Billy yang memukulnya dengan membabi buta hingga dia babak belur lalu dirinya pingsan dan tidak tahu apalagi yang terjadi selanjutnya

"Mike,apa kau bisa mendengarku? kau bermimpi buruk ya?" tanya Marcel pelan pada sahabatnya itu.Mike mengangguk pelan tanpa berniat untuk menjawab, pikirannya masih dipenuhi dengan mimpi buruknya.

Marcel memandang kearah dua sahabatnya yang lain dan mengerutkan keningnya.Dapat dilihatnya kalau Billy masih menyimpan kemarahan pada Mike.Ya..Billy menceritakan apa yang telah dilakukan Mike semuanya pada Marcel dan Eric.Keduanya hanya mampu terdiam tidak percaya bahwa Mike sudah mencapai tahap separah itu.Marcel mengakui kalau dirinya dan dua sahabatnya yang lain tidak sesuci itu untuk mengklaim Mike sebagai pria bejat tapi apa yang dilakukan Mike benar-benar sudah diluar batasan manusia

Dia dan Eric buru-buru meninggalkan tugas dan pekerjaan mereka begitu Billy mengatakan Mike masuk rumah sakit.Walaupun Mike masih belum berbaikan dengan mereka, Marcel dan Eric akan tetap mendatangi Mike tidak peduli walau nanti sahabatnya akan marah jika melihat mereka. Saat keduanya sampai dan melihat keadaan Mike yang tertidur diatas ranjang rumah sakit dengan wajah babak belur keduanya langsung mengalihkan pandangan mereka pada Billy meminta penjelasan.

Billy mulai menjelaskan kronologisnya tanpa melewatkan satu pun.Dari dia yang memulai mengajak Mike menemaninya ke rumah suster Dira hingga kejadian saat dia memukuli sahabatnya itu.Billy begitu menyesali permintaannya yang mengajak serta Mike, karena itu menjadi awal pria itu menemukan Elina, ah..andai dia tahu Elina saudaranya Dira, Billy tidak akan pernah membawa Mike sertanya

"Mike,boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Marcel saat melihat Mike terlihat tenang dengan pandangannya keluar jendela

"Apa?" Mike menjawab cepat tanpa mengalihkan pandangannya yang memandang keluar jendela.Sebenarnya dia sudah tidak marah sama sahabat-sahabatnya namun dirinya sekarang merasa sangat tidak pantas kembali dengan mereka setelah melihat kemarahan Billy yang meledak karena perbuatannya

"Bagaimana kamu bisa menuduh gadis itu sebagai pembunuh saat bukti bahkan tidak ada dan bagaimana kau bisa begitu yakin kalau dia membunuh calon istrimu? dan kalaupun benar, bisa jadi gadis itu tidak sengaja menyenggol calon istrimu hingga terjatuh dari tangga. Dan yang paling tidak masuk akal adalah Imelda langsung meninggal ditempat hanya karena jatuh dari tangga mini itu dan tidak ada luka apapun di tubuhnya. Apa kau tidak mencoba mencari tahu semua itu? bisa jadi ini adalah permainan yang dilakukan oleh gubernur itu.Bukankah dia sebelumnya menentang keras hubungan kalian?" Marcel menjelaskan panjang lebar tentang logikanya.Mendengar itu Mike mengalihkan pandangannya tepat pada wajah Marcel yang memiliki tingkat ketampanan setara dengannya

"Sengaja atau tidak, wanita itu tetap telah membunuh Imelda.Aku tidak akan peduli fakta apapun yang kau ucapkan karena itu semua tidak akan membuat Imelda hidup kembali.Bawa Imelda kembali padaku maka aku akan menebus semua dosaku" ucap Mike penuh penekanan dengan mata menatap tajam pada Marcel.Billy hanya mendengus di ujung sofa yang terdapat dalam ruangan itu, dia memilih diam karena tidak ingin kembali tersulut emosi jika bicara dengan Mike yang keras kepala.Pembawaannya yang biasanya riang kini hilang berganti dengan wajah penuh kekesalan pada salah satu sahabatnya itu.Apa pukulan darinya belum cukup untuk menyadarkan Mike? apa perlu pria itu menghajar Mike lagi agar pikirannya terbuka dan tidak lagi keras kepala? Billy meragukan itu.

Sedangkan Eric hanya berdiri diam memperhatikan interaksi Mike sama Marcel, dia tidak banyak bicara karena tidak ingin menambah masalah.Disini hanya dirinya seorang yang tidak memiliki kekuasaan, karena itulah Eric lebih memilih diam diatas dirinya yang tidak memiliki apa-apa diantara para sahabatnya

🍀🍀🍀

Dira memandang terkejut Elina yang keluar dengan penampilan barunya, gadis polos itu tampak sangat berbeda dengan sebelumnya.Pembawaannya kini terlihat lebih dewasa dan dingin

"Kenapa kau memotong rambutmu Elin?" tanya Dira sangat menyayangkan rambut Elina yang kini hanya tinggal sebatas bahu padahal Elina terlihat begitu cantik dengan rambut panjangnya yang terurai menyentuh pinggulnya

"Aku mau mencoba suasana baru Dir..dan bosan juga punya rambut panjang terus?"

"Tapi bukankah Revan sangat menyukai rambut panjangmu?" tanya Dira lagi, Elina mencoba tersenyum

"Mas Revan pasti akan mengerti" jawabnya tidak ingin memberitahu pada Dira tentang rencananya yang ingin memutuskan Revan

"Oo ya sudah..ayo kita makan malam, siang pun kamu tidak makan kan?" Elina mengikuti langkah Dira menuju meja makan sederhana mereka.Elina sudah memantapkan hatinya untuk tidak terpuruk dengan keadaannya.Dia akan terus melangkah kemanapun arus takdir membawanya.

.

.

.

Kritik dan saran diharapkan🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

dasar mike bego..imelda bukan g

2025-01-07

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

pergi saja Elin..

2023-03-12

0

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

kasian Elina 😭😭😭

2022-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!