BAB 17

"Kau.." ujar Claudia bersamaan dengan pria yang menolongnya, Claudia ingat wajah pria itu.Pria yang pernah menabraknya dan meminta maaf tanpa ketulusan padanya.Si pria mulai bangkit masih dengan meringis, Claudia yakin punggung pria itu pasti sangat sakit harus tertimpa batu-bata yang jatuh dari ketinggian

"Sedang apa kamu disini? tidak lihat apa ini tempat proyek kontruksi, banyak kemungkinan kecelakaan terjadi disini dan kamu tidak pakai alat keselamatan apapun" omel sang pria pada Claudia membuat gadis itu mengerjabkan matanya bingung 'apa dia baru saja dimarahi di depan para kuli yang sedang bekerja?'

"Mana ku tahu kalau bata itu akan jatuh kebawah saat aku datang" jawab Claudia memandang wajah pria didepannya yang masih meringis

"Kamu baik-baik saja?" lanjutnya bertanya

"Sangat baik..dan akan lebih baik jika Anda segera pergi dari sini.Ini bukan tempat yang bagus untuk tempat hiburan nona" umbar sang pria mulai melangkah untuk pergi dari sana sambil memegang bahunya dengan ringisan kecil keluar dari bibirnya

"Tunggu.." Claudia langsung menghentikan pria itu sambil meraih tangan sang pria

"Apa?" jawab si pria dengan malas.Dia sangat malas berurusan dengan wanita sok benar seperti Claudia yang pasti akan menimbulkan perdebatan

"Terima kasih sudah menolongku" ujar Claudia dengan tulus, si pria memandang sejenak gadis blonde didepannya sebelum kembali melanjutkan langkah untuk pergi

"Sudahlah, Anda tidak perlu berterima kasih.Saya melakukannya karena tidak mau ada kecelakaan dalam proyek yang saya pegang" kata si pria sembari melangkahkan kakinya

"Tunggu.." Claudia kembali meraih tangan sang pria untuk menghentikannya

"Apa lagi..?" si pria mulai terlihat kesal karena terus dihentikan

"Apa Anda penanggung jawab utama pembangunan pusat kontruksi ini?" tanya Claudia lagi, si pria mengangguk malas

"Oh kebetulan sekali.Saya kemari ingin bertemu dengan Anda" Wajah si pria mengerut mendengar itu

"Tapi saya tidak buat janji untuk bertemu siapapun hari ini" jawab si pria

"Tapi saya dikirim langsung dari kantor pusat untuk menanyai pengembangan dalam pembangunan gedung ini" ujar Claudia lagi menjelaskan

"Memang Anda siapa?" tanya si pria bingung memandang gadis blonde itu yang tiba-tiba berubah ramah

"Kenalkan, saya Claudia Laurent..Sekretaris utama perusahaan Middle Corp." Claudia memperkenalkan dirinya dengan bangga sambil menjulurkan tangannya kearah si pria

Wajah si pria tampak terkejut mendengar nama perusahaan itu, dia kenal betul dengan nama perusahaan itu dan apa hubungannya proyek yang sedang dikerjakannya dengan perusahaan tempat Mike berkuasa, pikirnya

"Revan Anggara" jawab pria itu akhirnya sambil menyambut uluran tangan Claudia, walau dia tidak suka sama orang-orangnya Mike tapi dia harus tetap bersikap ramah bukan? karena pada dasarnya orang-orang itu tidaklah pantas untuk dibencinya melainkan orang dibaliknya yang berkuasa

"Sebenarnya saya kurang mengerti permasalahan ini? bisa tolong jelaskan apa hubungan proyek ini dengan Middle corp.?"tanya Revan langsung

"Sebenarnya pembangunan gedung ini adalah kerjasama antara perusahaan pak Anwar dengan perusahaan kami.Middle corp. berinvestasi besar dalam proses pembangunannya dan rencananya pak Mike akan sepenuhnya mengakuisisi perusahaan pak Anwar dan otomatis proyek ini akan berada dibawah naungan Middle Corp.Gedung ini mungkin akan dibangun menjadi hotel megah oleh ceo kami" jawab Claudia berusaha selembut mungkin dalam menjelaskan agar tidak menimbulkan kekesalan Revan

Mengakuisisi? Perusahaan yang dibangun Mike dalam kurun lima tahun itu ternyata sudah sebesar ini hingga mampu untuk mengakuisisi perusahaan yang terlihat baik-baik saja diluarnya.Revan tersenyum menyedihkan,Mike semakin sukses sedangkan dirinya semakin menyedihkan padahal dulu dia yang selalu memberikan barang bekasnya pada Mike.Roda kehidupan telah berputar dihidupnya

"Baiklah,lebih baik kita bicara ditempat lain..ini bukan tempat yang aman untuk bicara" kata Revan mulai berbalik melangkah

"Ikuti saya" lanjutnya sembari melangkah dengan kaki panjangnya yang diikuti oleh Claudia dengan cepat walau gadis itu harus kembali menggerutu dalam hatinya saat kakinya terpaksa terseok-seok mengikuti langkah Revan yang lebar sedangkan dirinya memakai high hill dan rok kerja sempitnya membuat dirinya sedikit sulit untuk berjalan cepat

"Tambah satu lagi pria nyebelin didunia ini" gumamnya pelan memandang tajam punggung tegap Revan didepannya.Punggung yang di yakininya terluka akibat tertimpa bata yang jatuh tadi

🍀🍀🍀

Disebuah acara Resepsi pernikahan mewah, Mike menatap salah satu sahabatnya yang menjadi Raja di acara itu, mata tajamnya melirik pada Marcel yang tampak seperti sedang pamer kemesraan dengan istrinya.Ya..Marcel menikah hari itu, dirinya serta Billy dan Eric tentu saja wajib hadir kalau tidak ingin di blacklist dengan tinta merah oleh Marcel

Walau Mike masih menyimpan rasa kesalnya pada Marcel, dia tidak dapat juga mengabaikan rasa sayangnya yang lebih besar pada sahabatnya itu apalagi Marcel punya peran besar dalam kesuksesannya lima tahun lalu.Billy minim bicara dengannya sejak kejadian sahabatnya itu menonjoknya sehingga Mike juga hanya diam mencoba menikmati pesta mewah itu.Andai Imelda tidak meninggal dia pasti juga akan sebahagia Marcel saat pernikahannya namun semua telah berubah hanya karena kehadiran seorang gadis mungil bernama Elina Juliana

Matanya memandang jijik kearah Marcel tampak sedang pamer kemesraan didepan sebuah pasangan yang tidak dikenalinya.Mike tidak tahu banyak tentang kehidupan Marcel, hanya Billy yang banyak tahu tentang ketiga sahabatnya Namun Mike dapat melihat tatapan membunuh dan mengejek yang dilayangkan Marcel pada pasangan didepannya

Bayangan Mike berubah,dia seakan memandang dirinya yang sedang memeluk istrinya mesra didepan seorang teman yang kini berubah menjadi musuhnya dan yang tidak dapat dipercayainya, dia membayangkan wanita yang menjadi istrinya bukanlah Imelda melainkan Elina.Mike tersenyum mengejek kearah Revan karena telah berhasil membuat Elina menjadi istrinya padahal gadis itu adalah kekasih Revan.Selagi dalam lamunannya yang sedang fokus pada Marcel,Mike tersadar dan segera menggeleng.Bagaimana bisa dia membayangkan gadis pembunuh itu sebagai istrinya dan sialnya Mike harus mengakui ada rasa damai yang hadir dalam dirinya ketika membayangkan hal itu

"Menjijikkan" komentarnya pada kelakuan Marcel yang sok romantis

"Bilang aja kamu iri,Mike" timpal sebuah suara disampingnya, Mike mengalihkan tatapannya dan dilihatnya salah satu sahabatnya yang lain, Eric Mananta sedang mengoreksi komentarnya

"Siapa yang iri..bukankah bersikap seperti itu sangatlah berlebihan apalagi hanya untuk pamer" Mike membalas ucapan Eric yang juga menjatuhkan pandangannya pada Marcel

"Menurutku itu wajar,Marcel mesra dengan istrinya, bukan dengan wanita yang tidak ada ikatan dengannya" Eric berpaling pada Mike disampingnya

"Dan Marcel tidak melakukannya dengan pemaksaan" lanjut Eric membuat Mike spontan memandang Eric juga

"Kau mengejekku..?" ucap Mike dalam

"Aku tidak bermaksud mengejekmu Mike tapi aku mengatakan kebenarannya,Marcel memang melakukannya bukan dengan pemaksaan" Eric kembali menjelaskan

"Lalu, bagaimana dengan dirimu sendiri?" tanya Mike.Eric mengangkat bahu

"Aku juga akan segera menikah minggu ini" jawab pria itu tersenyum pada Mike

"Mike, aku berharap kamu tidak jadi laki-laki bajingan yang lari dari tanggung jawab.Mungkin aku tidak pantas mengatakan ini padamu,karena aku tidak lebih baik darimu tapi aku mengatakan ini sebagai seorang sahabat yang ingin kebaikan untukmu.Cobalah untuk berdamai dengan takdirmu dan terimalah apa yang sudah tertulis untukmu tanpa harus membuat kesalahan besar seperti yang kamu lakukan" kata Eric pada Mike,menepuk pelan bahu Mike

"Pikirkan itu baik-baik Mike" lanjutnya sembari melangkah menjauh dari pria itu yang tampak berpikir dengan penuturan Eric

.

.

.

Kritik dan saran diharapkan🙏🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***