Ucapan

Terdengar suara azan membangunkanku. Pening sekali kurasakan di kepala. Aku meraba tempat Selli tertidur. Dan hasilnya membuatku panik. Selli sudah tidak ada di tempatnya. Aku tersontak dan membangunkan tubuh besarku, aku mencari-cari Selli dengan gelagapan dan cemas. Mati aku!

"Selli ... Sayang ... kamu di mana?" panggilku.

Tidak ada jawaban, aku melangkah keluar dari ruang ranjangku menuju ke ruang tengah televisi. Dengan harapan Selli ada masih berada disana. Aku sangat takut jika Selli keluar dari sini sendirian. Jika terjadi apa-apa, harus perkataan apa yang kuucapkan pada Mas Arlan.

Aku masih memanggil-manggil nama Selli. Aku memohon agar ia menjawabku. Namun, bukan suara Selli yang aku dengar. Melainkan sayup-sayup orang berbincang.

"Kamu nyari siapa, Fanni?" tanya seseorang kepadaku.

Dengan cepat aku melangkah ke arah suara. Ibuku di sana duduk di sofa empukku bersama Mas Arlan. Dan tentunya Selli di pangkuan Mas Arlan.

Aku menghembuskan nafas lega sangat lega. Namun, tiba-tiba rasa malu menggerayangi hatiku. Mengingat aku terlelap sampai waktu maghrib dan disaksikan oleh Mas Arlan.

"Sial! Kenapa gue lama banget molornya sih." gumamku kepada diri sendiri yang sangat bodoh.

Dengan cengar-cengir tidak enak hati aku melangkah menghampiri mereka. Aku bingung, mengapa ibuku disini dan Mas Arlan juga. Apa bisa sekebetulan itu?

"Anak perawan kerjaannya molor aja, maaf ya. Anak saya suka kayak gitu," ujar ibuku.

"Hehe ... enggak apa-apa, Tante. Tadi saya juga titip Selli sama Fanni mungkin dia kecapekan."

"Pantes kamu nungguin di depan dari tadi ya pasti."

"Nggak kok, Tante. Belum lama juga hehe."

Mas Arlan menunggu di depan? Astaga, apa mungkin ia telah datang dari tadi dan aku tidak tersadar sama sekali. Rasa maluku semakin bertambah, bisa-bisanya aku tertidur seperti kerbau mati. Sampai-sampai tidak mendengar bel pintu berbunyi.

"M-maaf, Mas. Aku tadi enggak sengaja ketiduran," ujarku dengan rasa tidak enak kepada Mas Arlan.

"Hehe ... enggak apa-apa, Dek, saya juga baru nyampe," jawabnya.

Aku meringis sembari menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Terlebih, kini ibuku memelototkan matanya sebegitu seramnya, yang artinya kamu ini bikin malu saja.

Aku duduk di samping ibuku dan mencoba membaur dalam perbincangan. Mas Arlan harus melewati beberapa interview dari ibuku. Ibarat seorang calon yang baru saja melamarku. Dan itu bukan kenyataannya. Dengan cepat aku mencubit lengan ibuku agar menghentikan pertanyaannya. Yeah, meskipun tidak berhasil. Namanya juga emak-emak tidak akan pernah kalah.

"Nak Arlan ini orang mana?" tanya ibuku.

"Orang sini kok, Tante. Kebetulan deket dari sini," jawab Mas Arlan.

"Owalah emang kerja di mana, Nak?"

"Hehe ... di kantor tante di perusahaan properti."

"Lalu gimana emm ... di mana ibunya Selli?"

"Maaa!"

Aku rasa pertanyaan ibuku akan lebih keterlaluan jika diteruskan. Dan dengan cepat aku mencegahnya. Aku tidak ingin aku atau ibuku ikut campur dengan masalah Mas Arlan. Beruntung, ibuku lebih peka sekarang. Mungkin beliau menangkap tentang keseriusan masalah yang dihadapi Mas Arlan dan akhirnya mengalihkan topik lain dalam perbincangan.

"By the way, kenapa Mama bisa di sini sama Mas Arlan?" tanyaku.

"Kamu itu lho, Fann, yang kebiasaan waktu maghrib malah tidur tadi Nak Arlan udah di depan pintu kamu lama, untung Mama dateng kalau enggak dateng mau sampai jam berapa nanti nungguin kamu bangun?" cerca ibuku geram.

"Hehe ... maaf, Ma, aku enggak sengaja. Maaf ya, Mas."

"Enggak apa-apa kok, Dek. Mas yang terima kasih sudah mau dititipin anak Mas. Terima kasih juga, Tante, sudah mengizinkan saya mampir," ujar Mas Arlan.

Setelah itu aku memberikan ruang untuk Mas Arlan agar bisa menjalankan ibadah maghrib. Yeah, meskipun kami harus bergantian karena ruangan sempit.

Ibuku mulai sibuk di dapur dan menyiapkan beberapa menu makanan yang beliau bawa dari rumah. Ibuku juga meminta Mas Arlan untuk makan malam bersama karena makanan yang dibawa agak banyak. Memang biasanya ibuku membawa banyak jika mampir untuk sarapanku esok hari.

"Selli mau disuapin, Tante?" tanyaku menawarkan diri kepada gadis kecil tersebut.

"Enggak mau, Tante. Selli, kan, udah gede pengen ma'em sendiri kata papa halus mandili," jawabnya menggemaskan.

"Waduh, si cantik udah pinter ya, ni Nenek ambilin ayam yang enak banget masakan Nenek," sambung ibuku.

"Nenek pintel masak, ya?"

"Iya dong, Cantik. Nenek ini cef handal hehe."

"Selli pengen kayak Nenek bial pintel masak."

"Harus dong. Biar Selli bisa masakin orang yang disayangi."

"Nenek mau ngajalin Selli enggak?"

"Hmm."

Kami semua tertawa mendengar celotehan si gadis kecil tersebut. Aku kagum padanya untuk usia yang belum sampai lima tahun. Selli termasuk pintar dan mau belajar. Ia menuruti setiap arahan dari Mas Arlan dan menanyakan segala sesuatu yang belum diketahui. Meskipun begitu image lucunya tidak hilang malah semakin menggemaskan.

Lambat laun waktu berjalan sebagaimana mestinya. Mas Arlan mengucapkan banyak terima kasih padaku dan ibuku. Dan kami menerima ucapannya dengan senang hati.

"Jangan lupa kapan-kapan bawa Selli maen ke rumah tante ya, Nak Arlan," ujar ibuku.

"Inshaa Allah, Tante. Kalau tidak keberatan saya pasti akan mampir hehe. Makasih, Tante, buat makan malamnya juga."

"Santai aja, Nak, yang penting pulang hati-hati ya jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya."

"Iya, Tante. Assalamu'alaikum, Tante, Dek Fanni."

"Wa'alaikumssalam."

Aku dan ibuku menjawab salam pamit Mas Arlan berbarengan dan sebelum itu aku kecup lembut kening Selli. Sebenarnya aku ingin mengantarnya sampai bawah. Namun, Mas Arlan menolaknya. Ia tidak mau tambah merepotkanku. Yeah, meskipun aku tidak merasa seperti itu. Daripada terlihat ganjen aku akhirnya menurutinya.

Selang beberapa menit Mas Arlan meninggalkan apartemenku. Kini aku duduk di sofa bersama ibuku. Beliau menatapku tajam seakan bisa menghunus dadaku pelan-pelan. Sepertinya aku akan diinterogasi oleh ibuku.

Aku menggigit bibirku salah tingkah. Apa yang harus aku katakan nanti setelah memdengar pertanyaan ibuku? Mungkinkah beliau akan mempercayai perkataanku? Aku tidak ingin ada kesalah pahaman diantara kami lagi. Oh Tuhanku, bantu aku!

"Mandi!" tegas ibuku dengan nada kencang dan tegas.

"I-iya, Ma," jawabku.

"Entar ke sini lagi. Mama mau ngomong sama kamu."

"Duh, Mama."

"Cepet!"

"Iya, Ma, iya."

Tanpa pikir panjang aku beranjak menuju kamar mandi. Sekaligus memanfaatkan waktu yang ada untuk berpikir keras. Aku mempersiapkan banyak jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan besar akan muncul.

Tentu saja aku memanfaatkan momen mandiku dengan durasi yang lama. Aku sengaja agar ibuku mulai jenuh dan bosan. Sehingga beliau melupakan rencana interogasinya padaku. Lebih beruntung jika beliau beranjak meninggalkan apartemenku untuk pulang. Meskipun agak mustahil tetap tidak ada salahnya sedikit berharap kan?

"Fanniii?!" seru ibuku tiba-tiba sembari mengetok pintu kamar mandi

"Iya, Ma," jawabku.

"Kamu sengaja ya dilamain?"

"Enggak kok, Ma, Fanni sakit perut. Mama pulang aja kalo kelamaan."

"Enak aja kamu nyuruh-nyuruh Mama pulang. Silakan aja kalo betah di dalem, Mama mau nginep di sini lagi."

"Ih, Mama!"

Sialnya begitulah sifat keras hati ibuku. Aku tidak bisa kabur dari rencana interogasinya.

"Fyuuhhh mama!"

Bersambung ....

Jangan lupa like komen oke!!!

Gratis say!

Terpopuler

Comments

ViNo L

ViNo L

ini si "lambat laun..." sering bgt muncul ya thor

2023-02-08

1

lia

lia

lucu mamanya hehehe

2020-10-07

0

Inonk_ordinary

Inonk_ordinary

Mantulllll thor.... Endut pantas bahagia

2020-07-07

2

lihat semua
Episodes
1 Diriku
2 Sindiran
3 Malas
4 Orang Asing
5 Pertengkaran
6 Muak
7 Hari Ini
8 Rasa Bersalah
9 Maaf
10 Pertemuan
11 Salah Tingkah
12 Ajakan
13 Taman Bermain
14 Derita Selli
15 Ucapan
16 Introgasi
17 Kabar
18 CEO Baru
19 Kepikiran
20 Suka?
21 Bantuan
22 Merasa Tidak Enak
23 Oh Hati!
24 Kejutan
25 Unboxing
26 Permintaan Celvin
27 Terkejut-kejut
28 Apa Ya?
29 Bimbang
30 Berontak
31 Respon
32 Kurang
33 Bertemu
34 Hari Pertama
35 Hari Yang Panjang
36 Duh!
37 Aneh
38 Jawaban
39 Pulang
40 Menghindar
41 Rapat
42 Rencana Nike
43 Jawaban
44 Punya Pacar
45 Wanita Sempurna
46 Mama Oh Mama
47 Seperti
48 Jenuh
49 Rencana Mama
50 Kak Pandhu
51 Merenung
52 Celvin???
53 Kata Ivan
54 Pertanyaan
55 Terbayang Lagi
56 Kencan Manis
57 Esok Harinya
58 Membaik
59 Memberanikan Diri
60 Bersikukuh
61 Pura-Pura
62 Acara
63 Ngeyel
64 Lepas Rindu
65 Ajakan
66 Hmmm
67 Apa-apaan
68 (Spesial) Arlan POV
69 Yakin
70 Risau
71 Kaget
72 Tidak Kusangka
73 Bertengkar
74 Rahasia
75 Desakan
76 Berpikir KERAS
77 Hilang
78 Senandung Hati
79 Haaaah?
80 Akhirnya
81 Manis
82 Ada Lagi
83 Waaahhh!!!
84 PENGUMUMAN!!!
85 Ketemu CAMER!
86 Respon CAMER
87 Lega Rasanya
88 Derita Celvin
89 Kabar Baik untuk Mama
90 Isi Hati Mama
91 Gelisah
92 Waktu
93 Pagi Hari
94 Beda Pendapat
95 Sedikit Demi Sedikit
96 Dia?!!
97 Tentang Karakter
98 Maafkan Mas, Dek?!
99 Penjelasan yang...?
100 Hari H
101 PENGUMUMAN!!!
102 [Season 2]-Malam yang Tertunda
103 [Season 2]-Paginya
104 [Season 2]-Saran
105 [Season 2]-Kecewa
106 [Season 2]-Jelas!
107 [Season 2]-Tidak Tahu
108 [Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109 [Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110 [Season 2]-Cerita
111 [Season 2]-Tes?!
112 [Season 2]-Garis?!
113 [Season 2]-Kepergok
114 [Season 2]-Respon Mas Arlan
115 [Season 2]-Keuangan
116 [Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117 [Season 2]-Kacauuuu!
118 [Season 2]-Situasi
119 [Season 2]-Obrolan
120 [Season 2]-Kencan Keluarga
121 [Season 2]-Janji Temu
122 [Season 2]-Tawaran
123 [Season 2]-Dia Bingung
124 [Season 2]-Pembahasan
125 [Season 2]-Kesepakatan
126 [Season 2]-Nasehat
127 [Season 2]-Tilik Mama
128 [Season 2]-Menjaga
129 [Season 2]-Langkah Baru
130 [Season 2]-Hentakan
131 (Spesial)-Arlan POV 2
132 [Season 2]-Mood
133 [Season 2]-Kabar
134 [Season 2]-Entahlah!
135 [Season 2]-Jangan Dulu
136 [Season 2]-Mual?!
137 [Season 2]-Wow!
138 [Season 2]-Permohonan Undur Diri
139 [Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140 [Season 2]-Kondisi Riska
141 [Season 2]-Digelar
142 [Season 2]-Pilu
143 [Season 2]-Berhenti
144 [Season 2]-Kebimbangan Hati
145 [Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146 [Season 2]-Ikhlas
147 [Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148 [Season 2]-Sinis
149 [Season 2]-Aku Berani, tauk!
150 [Season 2]-Memastikan
151 [Season 2]-Bicara
152 [Season 2]-Terbuka
153 [Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154 [Season 2]-Pengakuan Selli
155 [Season 2]-Disuatu Ketika
156 [Season 2]-Ternyata
157 [Season 2]-Permintaan
158 [Season 2]-Skak Mat!
159 [Season 2]-Perasaan Berat
160 [Season 2]-Penegasan
161 [Season 2]-Apa
162 [Season 2]-Sadar
163 [Season 2]-Cerita
164 [Season 2]-Insiden
165 [Season 2]-Pilihan
166 [Season 2]-Rencana Mita
167 [Season 2]-Berangkat
168 [Season 2]-Aksi Mita
169 [Season 2]-Curhat
170 [Season 2]-Undangan Makan Malam
171 [Season 2]-Permohonan
172 [Season 2]-Keputusan
173 [Season 2]-Berbagi Anak
174 [Season 2]-Penuturan dari Nia
175 [Season 2]-Lanjutan
176 [Season 2]-Tanyaku
177 [Season 2]-Cewek atau Cowok?
178 [Season 2]-Sayang
179 [Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180 [Season 2]-Dia Tahu
181 [Season 2]-Tidak Ditemukan
182 [Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183 [Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184 [Season 2]-Cerita Sedih
185 [Season 2]-Tak Seharusnya
186 [Season 2]-Selang Berlalu
187 [Season 2]-By Arlan
188 [Season 2]-Kharisma Baru
189 [Season 2]-Kata Mama
190 [Season 2]-Nostalgia
191 [Season 2]-Wajib Curiga!
192 [Season 2]-Teror
193 [Season 2]-Mamaku Julid!
194 [Season 2]-Dugaan
195 [Season 2]-Kabar dari Canberra
196 [Season 2]-Kebetulan
197 [Season 2]-Balik Ancam
198 [Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199 [Season 2]-Terperanjat Hebat!
200 [Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201 HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202 PENGUMUMAN!
203 [Season 2]-Pertengkaran Mereka
204 [Season 2]-Permintaan Maaf
205 [Season 2]-Jujur
206 [Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207 [Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208 [Season 2]-Mengerti
209 [Season 2]-Kedatangan
210 [Season 2]-Kisah Masa Lalu
211 [Season 2]-Menolak Rezeki
212 [Season 2]-Putusan Hati
213 [Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214 [Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215 [Season 2]-Damai
216 [Season 2]-Pernikahan
217 [Season 2]-Tawaran
218 [Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219 [Season 2-END Part Dua]
220 [Extra Part]-Cie, ngambek!
221 [Extra Part]-Cie, cemburu!
222 [Extra Part]-Bertemu Kerabat
223 [Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224 [Extra Part]-Belum Berhasil
225 [Extra Part]-Kejutan Manis
226 [Extra Part]-Pelanggan Sinis
227 [Extra Part]-Takut Kehilangan
228 [Extra Part]-Korban Bullying
229 [Extra Part]-Kehidupan Jelita
230 [Extra Part]-Kemarahan
231 [Extra Part]-Cerita Sama Suami
232 [Extra Part]-Sang Nyonya
233 [Extra Part]-Mulai Berani
234 [Extra Part]-Anak dari ...?
235 [Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236 [Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237 [Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238 [Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239 [Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240 [Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241 [Extra Part]-Terkuak Sudah!
242 [Extra Part]-Pengusiran
243 [Extra Part]-Investor
244 [Extra Part]-Bincang
245 [Extra Part]-Bertemu Bahagia
246 End--Akhir kisah sang Nyonya
247 Terima Kasih
248 Pengumuman dan PROMO!!!
249 Nona Muda Love Pengacara
250 Apa Kabar?
251 Amanat Istri Pertama
252 Amanat Istri Pertama
253 Hai, Kembali!^^
254 Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255 Curcol Suami Kang Jud1
256 Yang Redflag-redflag nih!
257 Nyonya Fiora
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Diriku
2
Sindiran
3
Malas
4
Orang Asing
5
Pertengkaran
6
Muak
7
Hari Ini
8
Rasa Bersalah
9
Maaf
10
Pertemuan
11
Salah Tingkah
12
Ajakan
13
Taman Bermain
14
Derita Selli
15
Ucapan
16
Introgasi
17
Kabar
18
CEO Baru
19
Kepikiran
20
Suka?
21
Bantuan
22
Merasa Tidak Enak
23
Oh Hati!
24
Kejutan
25
Unboxing
26
Permintaan Celvin
27
Terkejut-kejut
28
Apa Ya?
29
Bimbang
30
Berontak
31
Respon
32
Kurang
33
Bertemu
34
Hari Pertama
35
Hari Yang Panjang
36
Duh!
37
Aneh
38
Jawaban
39
Pulang
40
Menghindar
41
Rapat
42
Rencana Nike
43
Jawaban
44
Punya Pacar
45
Wanita Sempurna
46
Mama Oh Mama
47
Seperti
48
Jenuh
49
Rencana Mama
50
Kak Pandhu
51
Merenung
52
Celvin???
53
Kata Ivan
54
Pertanyaan
55
Terbayang Lagi
56
Kencan Manis
57
Esok Harinya
58
Membaik
59
Memberanikan Diri
60
Bersikukuh
61
Pura-Pura
62
Acara
63
Ngeyel
64
Lepas Rindu
65
Ajakan
66
Hmmm
67
Apa-apaan
68
(Spesial) Arlan POV
69
Yakin
70
Risau
71
Kaget
72
Tidak Kusangka
73
Bertengkar
74
Rahasia
75
Desakan
76
Berpikir KERAS
77
Hilang
78
Senandung Hati
79
Haaaah?
80
Akhirnya
81
Manis
82
Ada Lagi
83
Waaahhh!!!
84
PENGUMUMAN!!!
85
Ketemu CAMER!
86
Respon CAMER
87
Lega Rasanya
88
Derita Celvin
89
Kabar Baik untuk Mama
90
Isi Hati Mama
91
Gelisah
92
Waktu
93
Pagi Hari
94
Beda Pendapat
95
Sedikit Demi Sedikit
96
Dia?!!
97
Tentang Karakter
98
Maafkan Mas, Dek?!
99
Penjelasan yang...?
100
Hari H
101
PENGUMUMAN!!!
102
[Season 2]-Malam yang Tertunda
103
[Season 2]-Paginya
104
[Season 2]-Saran
105
[Season 2]-Kecewa
106
[Season 2]-Jelas!
107
[Season 2]-Tidak Tahu
108
[Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109
[Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110
[Season 2]-Cerita
111
[Season 2]-Tes?!
112
[Season 2]-Garis?!
113
[Season 2]-Kepergok
114
[Season 2]-Respon Mas Arlan
115
[Season 2]-Keuangan
116
[Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117
[Season 2]-Kacauuuu!
118
[Season 2]-Situasi
119
[Season 2]-Obrolan
120
[Season 2]-Kencan Keluarga
121
[Season 2]-Janji Temu
122
[Season 2]-Tawaran
123
[Season 2]-Dia Bingung
124
[Season 2]-Pembahasan
125
[Season 2]-Kesepakatan
126
[Season 2]-Nasehat
127
[Season 2]-Tilik Mama
128
[Season 2]-Menjaga
129
[Season 2]-Langkah Baru
130
[Season 2]-Hentakan
131
(Spesial)-Arlan POV 2
132
[Season 2]-Mood
133
[Season 2]-Kabar
134
[Season 2]-Entahlah!
135
[Season 2]-Jangan Dulu
136
[Season 2]-Mual?!
137
[Season 2]-Wow!
138
[Season 2]-Permohonan Undur Diri
139
[Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140
[Season 2]-Kondisi Riska
141
[Season 2]-Digelar
142
[Season 2]-Pilu
143
[Season 2]-Berhenti
144
[Season 2]-Kebimbangan Hati
145
[Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146
[Season 2]-Ikhlas
147
[Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148
[Season 2]-Sinis
149
[Season 2]-Aku Berani, tauk!
150
[Season 2]-Memastikan
151
[Season 2]-Bicara
152
[Season 2]-Terbuka
153
[Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154
[Season 2]-Pengakuan Selli
155
[Season 2]-Disuatu Ketika
156
[Season 2]-Ternyata
157
[Season 2]-Permintaan
158
[Season 2]-Skak Mat!
159
[Season 2]-Perasaan Berat
160
[Season 2]-Penegasan
161
[Season 2]-Apa
162
[Season 2]-Sadar
163
[Season 2]-Cerita
164
[Season 2]-Insiden
165
[Season 2]-Pilihan
166
[Season 2]-Rencana Mita
167
[Season 2]-Berangkat
168
[Season 2]-Aksi Mita
169
[Season 2]-Curhat
170
[Season 2]-Undangan Makan Malam
171
[Season 2]-Permohonan
172
[Season 2]-Keputusan
173
[Season 2]-Berbagi Anak
174
[Season 2]-Penuturan dari Nia
175
[Season 2]-Lanjutan
176
[Season 2]-Tanyaku
177
[Season 2]-Cewek atau Cowok?
178
[Season 2]-Sayang
179
[Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180
[Season 2]-Dia Tahu
181
[Season 2]-Tidak Ditemukan
182
[Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183
[Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184
[Season 2]-Cerita Sedih
185
[Season 2]-Tak Seharusnya
186
[Season 2]-Selang Berlalu
187
[Season 2]-By Arlan
188
[Season 2]-Kharisma Baru
189
[Season 2]-Kata Mama
190
[Season 2]-Nostalgia
191
[Season 2]-Wajib Curiga!
192
[Season 2]-Teror
193
[Season 2]-Mamaku Julid!
194
[Season 2]-Dugaan
195
[Season 2]-Kabar dari Canberra
196
[Season 2]-Kebetulan
197
[Season 2]-Balik Ancam
198
[Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199
[Season 2]-Terperanjat Hebat!
200
[Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201
HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202
PENGUMUMAN!
203
[Season 2]-Pertengkaran Mereka
204
[Season 2]-Permintaan Maaf
205
[Season 2]-Jujur
206
[Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207
[Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208
[Season 2]-Mengerti
209
[Season 2]-Kedatangan
210
[Season 2]-Kisah Masa Lalu
211
[Season 2]-Menolak Rezeki
212
[Season 2]-Putusan Hati
213
[Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214
[Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215
[Season 2]-Damai
216
[Season 2]-Pernikahan
217
[Season 2]-Tawaran
218
[Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219
[Season 2-END Part Dua]
220
[Extra Part]-Cie, ngambek!
221
[Extra Part]-Cie, cemburu!
222
[Extra Part]-Bertemu Kerabat
223
[Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224
[Extra Part]-Belum Berhasil
225
[Extra Part]-Kejutan Manis
226
[Extra Part]-Pelanggan Sinis
227
[Extra Part]-Takut Kehilangan
228
[Extra Part]-Korban Bullying
229
[Extra Part]-Kehidupan Jelita
230
[Extra Part]-Kemarahan
231
[Extra Part]-Cerita Sama Suami
232
[Extra Part]-Sang Nyonya
233
[Extra Part]-Mulai Berani
234
[Extra Part]-Anak dari ...?
235
[Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236
[Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237
[Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238
[Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239
[Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240
[Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241
[Extra Part]-Terkuak Sudah!
242
[Extra Part]-Pengusiran
243
[Extra Part]-Investor
244
[Extra Part]-Bincang
245
[Extra Part]-Bertemu Bahagia
246
End--Akhir kisah sang Nyonya
247
Terima Kasih
248
Pengumuman dan PROMO!!!
249
Nona Muda Love Pengacara
250
Apa Kabar?
251
Amanat Istri Pertama
252
Amanat Istri Pertama
253
Hai, Kembali!^^
254
Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255
Curcol Suami Kang Jud1
256
Yang Redflag-redflag nih!
257
Nyonya Fiora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!