Taman Bermain

Sesuai janjiku dengan Selli pada saat hari Minggu telah tiba, aku mengajaknya ke sebuah taman bermain. Dengan izin dari Mas Arlan dan tentunya ia memberikannya, kami berjanji akan bertemu di sana nantinya. Aku mengendarai mobilku sendiri. Meskipun Mas Arlan bermaksud akan menjemputku, tetapi aku tolak. Entahlah, rasanya tidak enak saja.

Aku telah sampai lebih awal dari Mas Arlan dan Selli. Aku memang sengaja mempercepat keberangkatanku supaya tidak sampai telat. Aku masih di dalam mobilku yang kini berada di tempat parkir. Untuk menunggu Mas Arlan dan Selli yang telah aku beritahukan keberadaanku lewat pesan singkat.

Tidak lama kemudian datang seseorang mengetuk kaca mobilku. Aku segera menolehkan kepalaku dan menatapnya. Mas Arlan telah sampai. Dengan cepat aku buka pintu mobilku dan beranjak untuk menemuinya.

"Pagi, Mas," sapaku lembut.

"Pagi juga, Dek. Maaf saya lama ya?" ujarnya.

"Maafin ya, Tante. Tadi nenek Selli ngiket lambutnya lamaaa banget," sambung Selli.

Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Selli meminta di turunkan dari gendongan ayahnya. Gadis kecil ini menghampiriku. Kemudian menggandeng tanganku dengan telapak dan jari-jari tangannya yang imut.

Tanpa pikir panjang lagi Mas Arlan mengajak kami memasuki area taman bermain. Mungkin, untuk orang yang tidak tahu. Melihat kami seperti sebuah keluarga. Meskipun itu tidak benar. Lagipula aku tidak mempunyai perasaan apapun, maksudku aku tidak mengharapkan apapun dari Mas Arlan. Aku hanya membantunya dan Selli menghilangkan traumatik tentang masalah perceraian yang belum lama menimpa.

Kuakui untuk ukuran seorang pria yang sudah berkepala empat, Mas Arlan lebih terlihat muda dengan badan atletisnya bak binaragawan. Ia tidak terlalu tampan, tetali lebih ke arah paras manis dengan kulit kuning langsat. Berbeda dengan ayahnya, Selli lebih berkulit putih bersih dan menggemaskan mungkin gen dari ibunya.

"Selli, kamu mau naik apa?" tanyaku pada si gadis kecil itu.

"Selli mau itu, Tante. Tapi, sama Tante aja ya," jawabnya seraya menunjuk sebuah bianglala dengan jari kecilnya.

Aku melihat sebuah bianglala besar yang dibuka dari jam sembilan pagi sampai jam sepuluh malam.

"Kamu enggak takut, Sayang? Mau sama Papa?" tanya Mas Arlan kepada anak semata wayangnya tersebut.

"Enggak dong, Pa. Selli, kan, udah gede, sama Tante besal aja Papa di bawah tungguin kita."

"Enggak apa-apa, Mas, biar saya yang dampingi."

"Tolong ya, Dek."

Setelah Mas Arlan membelikan tiket untuk menaikinya, aku bergegas memasuki salah satu ruangan yang berbentuk kandang burung. Aku menggendong Selli dan sangat berhati-hati. Dalam hati aku bersyukur, untung saja tempat itu muat dimasuki badan besarku. Kalau tidak entah bagaimana aku menyembunyikan wajah maluku dari Mas Arlan.

Bianglala mulai berputar pelan dan selanjutnya lebih cepat. Aku merasa senang melihat Selli yang berjingkrak-jingkrak bahagia. Usahaku tidak sia-sia untuk membantunya terlepas dari trauma.

"Tante, Tante, liatin papa aku kecil banget," ujarnya sembari melirik Mas Arlan yang jauh di bawah.

"Kita 'kan tinggi, Sayang. Kalau semakin tinggi papa kamu akan semakin kecil karena pandangan mata kita sangat jauh dari papa kamu," jawabku dengan sabar dan tetap memegangi tubuh mungil Selli.

"Aku enggak mau jauh sama papa, Tante, ental papa jadi kecil banget gak bisa gendong Selli."

"Selli sayang ya sama papa?"

"Sayang banget, Tante. Papa baik, papa sayang sama Selli papa enggak kayak mama, mama nggak sayang sama Selli."

"Emm ... mama juga pasti sayang kok sama Selli, cuma mama Selli lagi sibuk aja."

"Tapi mama nggak pernah pulang, Tante."

"Mungkin mama masih banyak kerjaan, Sayang, buat cari uang. Coba deh Selli pikir kalau nggak ada uang, Selli beli makanan pake apa?"

"Enggak bisa beli makan, Tante. Kalau enggak punya uang kata papa, makanya papa halus bekelja buat Selli."

"Nah, sama kayak mama Selli, mama juga lagi kerja buat beli makanan bedanya mama kerjanya jauh. Makanya Selli nggak boleh ngomong gitu ya sama mama, Tante yakin kalau mama juga kangen sama Selli."

"Iya, Tante. Selli juga kangeeen banget sama mama."

Aku tersenyum getir mendengar curahan hati Selli yang masih belum mengerti apa pun. Aku hanya bisa memberikan sedikit nasehat kepadanya. Sejujurnya aku masih belum mengerti bagaimana cara menenangkan hati seorang anak kecil. Aku merasa semakin iba serta kagum. Bagaimana seorang ayah seperti Mas Arlan bisa mengatasi dua hal dalam bersamaan? Maksudku hati yang masih terluka serta urusan anak yang tentu merindukan belaian seorang ibu. Entahlah, hanya ia yang tahu.

Beberapa saat kemudian durasi untuk menaiki wahana bianglala sudah habis. Aku dan Selli telah keluar dan menghampiri Mas Arlan. Yah, meskipun aku sedikit pusing karena putaran tadi.

"Pusing ya?" tanya Mas Arlan, tampaknya ia menangkap apa yang kurasakan saat ini.

"Hehe ... sedikit, Mas,"jawabku malu-malu.

"Mau istirahat dulu?"

"Enggak usah, Mas. Keburu siang entar panas kasian Selli."

"Enggak apa-apa kok, Dek."

"Beneran, Mas. Aku yang enggak apa-apa."

Mas Arlan tersenyum, sepertinya ada rasa tidak enak di hatinya. Namun, aku tetap ingin melanjutkan berkeliling menuruti kemauan Selli. Aku merasa sayang saja mengabaikan momen ini. Bukan karena aku bersama Mas Arlan, melainkan pasti akan jarang bisa bermain bersama Selli. Karena, ada rasa sayang yang mulai tumbuh untuk si gadis kecil tersebut.

Dengan canda tawa dan obrolan-obrolan hangat. Aku berjalan bersama pasangan ayah anak tersebut. Mencari wahana yang pas untuk anak seusia Selli. Sesekali menyempatkan waktu untuk membeli cemilan ringan di beberapa stand atau berfoto bersama.

Aku juga mengabadikan momen bahagia Mas Arlan bersama Selli ketika mereka menaiki wahana komedi putar dalam sebuah video. Aku tidak merasa keberatan sama sekali. Rasa senang menghampiri hatiku ketika melihat mereka tersenyum bahagia. Semoga saja selamanya. Sampai nanti Mas Arlan mendapat ibu sambung untuk Selli yang tentunya baik dan bisa menerima apa adanya.

Lambat laun waktu berjalan sebagaimana mestinya. Setelah merasa puas, Mas Arlan mengajakku untuk menunaikan kewajiban dhuhur. Tentunya di tempat yang berbeda antara pria dan wanita.

Setelah itu, kami meninggalkan taman bermain karena sudah merasa puas. Sebelum pulang Mas Arlan memberi pesan padaku untuk mampir ke sebuah restoran yang cukup bagus. Sebenarnya aku sudah menolaknya, namun ia bersikeras ingin menraktirku sebagai tanda terima kasih. Lagi-lagi aku tidak bisa menolak karena rengekan Selli.

Dengan mengendarai mobil yang berbeda. Aku dan Mas Arlan serta Selli menuju ke sebuah restoran yang di maksud.

Setelah sampai disana kami memesan makanan yang diinginkan. Aku memilih menu yang murah. Karena tidak enak jika terlalu mahal. Aku tidak ingin terlihat rakus. Tidak mentang-mentang badan besar makannya juga banyak dan mahal.

"Makasih ya, Dek. Udah menyempatkan waktunya," ujar Mas Arlan.

"Santai aja mas aku mah bisa aja kalo ada waktu," jawabku.

"Semoga saya gak banyak merepotkan kamu, Dek."

"Enggak kok, Mas. Aku malah seneng bisa maen sama Selli lho enggak keberatan apa pun kecuali badan, Mas. Hehe."

"Ais! Jangan ngomong gitu dek."

"Bener kok, Mas, badanku udah kayak gajah bengkak gini untung tadi bianglalanya muat lho ya."

"Haha ... ada ada aja kamu, Dek. Tapi Mas ingetin aja kamu jangan suka ngomong gitu jangan minder yang penting sehat dan pastinya baik hati."

Aku tertawa kecil mendengar nasehat Mas Arlan. Andai ia tahu bahwa selama ini aku sangat menderita dan kesal karena berat badanku. Pasti ia akan menceramahiku lebih panjang. Jadi aku tidak mau melanjutkan pembahasan tersebut lagi. Selain malu aku juga tidak ingin terbawa suasana apalagi keceplosan bercurhat padanya.

Kami kembali menyantap makanan yang sudah dipesan. Begitu juga dengan Selli dengan gaya anak-anaknya yang tentunya masih lugu dan lucu.

"Mamaaa!" teriak Selli tiba-tiba.

Selli beranjak meninggalkan kursinya dan Mas Arlan serta aku. Ia tampaknya menghampiri seorang wanita. Yang mungkin saja ibunya bersama seorang pria tengah berdiri tidak jauh dari kami.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

aku jg ndut thour

2022-06-02

1

Arhy Inna Mirna

Arhy Inna Mirna

aku jg ndut thor😅

2020-08-10

0

Anik Adja

Anik Adja

biar Ndut yg penting happy....y ngga

2020-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Diriku
2 Sindiran
3 Malas
4 Orang Asing
5 Pertengkaran
6 Muak
7 Hari Ini
8 Rasa Bersalah
9 Maaf
10 Pertemuan
11 Salah Tingkah
12 Ajakan
13 Taman Bermain
14 Derita Selli
15 Ucapan
16 Introgasi
17 Kabar
18 CEO Baru
19 Kepikiran
20 Suka?
21 Bantuan
22 Merasa Tidak Enak
23 Oh Hati!
24 Kejutan
25 Unboxing
26 Permintaan Celvin
27 Terkejut-kejut
28 Apa Ya?
29 Bimbang
30 Berontak
31 Respon
32 Kurang
33 Bertemu
34 Hari Pertama
35 Hari Yang Panjang
36 Duh!
37 Aneh
38 Jawaban
39 Pulang
40 Menghindar
41 Rapat
42 Rencana Nike
43 Jawaban
44 Punya Pacar
45 Wanita Sempurna
46 Mama Oh Mama
47 Seperti
48 Jenuh
49 Rencana Mama
50 Kak Pandhu
51 Merenung
52 Celvin???
53 Kata Ivan
54 Pertanyaan
55 Terbayang Lagi
56 Kencan Manis
57 Esok Harinya
58 Membaik
59 Memberanikan Diri
60 Bersikukuh
61 Pura-Pura
62 Acara
63 Ngeyel
64 Lepas Rindu
65 Ajakan
66 Hmmm
67 Apa-apaan
68 (Spesial) Arlan POV
69 Yakin
70 Risau
71 Kaget
72 Tidak Kusangka
73 Bertengkar
74 Rahasia
75 Desakan
76 Berpikir KERAS
77 Hilang
78 Senandung Hati
79 Haaaah?
80 Akhirnya
81 Manis
82 Ada Lagi
83 Waaahhh!!!
84 PENGUMUMAN!!!
85 Ketemu CAMER!
86 Respon CAMER
87 Lega Rasanya
88 Derita Celvin
89 Kabar Baik untuk Mama
90 Isi Hati Mama
91 Gelisah
92 Waktu
93 Pagi Hari
94 Beda Pendapat
95 Sedikit Demi Sedikit
96 Dia?!!
97 Tentang Karakter
98 Maafkan Mas, Dek?!
99 Penjelasan yang...?
100 Hari H
101 PENGUMUMAN!!!
102 [Season 2]-Malam yang Tertunda
103 [Season 2]-Paginya
104 [Season 2]-Saran
105 [Season 2]-Kecewa
106 [Season 2]-Jelas!
107 [Season 2]-Tidak Tahu
108 [Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109 [Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110 [Season 2]-Cerita
111 [Season 2]-Tes?!
112 [Season 2]-Garis?!
113 [Season 2]-Kepergok
114 [Season 2]-Respon Mas Arlan
115 [Season 2]-Keuangan
116 [Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117 [Season 2]-Kacauuuu!
118 [Season 2]-Situasi
119 [Season 2]-Obrolan
120 [Season 2]-Kencan Keluarga
121 [Season 2]-Janji Temu
122 [Season 2]-Tawaran
123 [Season 2]-Dia Bingung
124 [Season 2]-Pembahasan
125 [Season 2]-Kesepakatan
126 [Season 2]-Nasehat
127 [Season 2]-Tilik Mama
128 [Season 2]-Menjaga
129 [Season 2]-Langkah Baru
130 [Season 2]-Hentakan
131 (Spesial)-Arlan POV 2
132 [Season 2]-Mood
133 [Season 2]-Kabar
134 [Season 2]-Entahlah!
135 [Season 2]-Jangan Dulu
136 [Season 2]-Mual?!
137 [Season 2]-Wow!
138 [Season 2]-Permohonan Undur Diri
139 [Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140 [Season 2]-Kondisi Riska
141 [Season 2]-Digelar
142 [Season 2]-Pilu
143 [Season 2]-Berhenti
144 [Season 2]-Kebimbangan Hati
145 [Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146 [Season 2]-Ikhlas
147 [Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148 [Season 2]-Sinis
149 [Season 2]-Aku Berani, tauk!
150 [Season 2]-Memastikan
151 [Season 2]-Bicara
152 [Season 2]-Terbuka
153 [Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154 [Season 2]-Pengakuan Selli
155 [Season 2]-Disuatu Ketika
156 [Season 2]-Ternyata
157 [Season 2]-Permintaan
158 [Season 2]-Skak Mat!
159 [Season 2]-Perasaan Berat
160 [Season 2]-Penegasan
161 [Season 2]-Apa
162 [Season 2]-Sadar
163 [Season 2]-Cerita
164 [Season 2]-Insiden
165 [Season 2]-Pilihan
166 [Season 2]-Rencana Mita
167 [Season 2]-Berangkat
168 [Season 2]-Aksi Mita
169 [Season 2]-Curhat
170 [Season 2]-Undangan Makan Malam
171 [Season 2]-Permohonan
172 [Season 2]-Keputusan
173 [Season 2]-Berbagi Anak
174 [Season 2]-Penuturan dari Nia
175 [Season 2]-Lanjutan
176 [Season 2]-Tanyaku
177 [Season 2]-Cewek atau Cowok?
178 [Season 2]-Sayang
179 [Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180 [Season 2]-Dia Tahu
181 [Season 2]-Tidak Ditemukan
182 [Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183 [Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184 [Season 2]-Cerita Sedih
185 [Season 2]-Tak Seharusnya
186 [Season 2]-Selang Berlalu
187 [Season 2]-By Arlan
188 [Season 2]-Kharisma Baru
189 [Season 2]-Kata Mama
190 [Season 2]-Nostalgia
191 [Season 2]-Wajib Curiga!
192 [Season 2]-Teror
193 [Season 2]-Mamaku Julid!
194 [Season 2]-Dugaan
195 [Season 2]-Kabar dari Canberra
196 [Season 2]-Kebetulan
197 [Season 2]-Balik Ancam
198 [Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199 [Season 2]-Terperanjat Hebat!
200 [Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201 HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202 PENGUMUMAN!
203 [Season 2]-Pertengkaran Mereka
204 [Season 2]-Permintaan Maaf
205 [Season 2]-Jujur
206 [Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207 [Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208 [Season 2]-Mengerti
209 [Season 2]-Kedatangan
210 [Season 2]-Kisah Masa Lalu
211 [Season 2]-Menolak Rezeki
212 [Season 2]-Putusan Hati
213 [Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214 [Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215 [Season 2]-Damai
216 [Season 2]-Pernikahan
217 [Season 2]-Tawaran
218 [Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219 [Season 2-END Part Dua]
220 [Extra Part]-Cie, ngambek!
221 [Extra Part]-Cie, cemburu!
222 [Extra Part]-Bertemu Kerabat
223 [Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224 [Extra Part]-Belum Berhasil
225 [Extra Part]-Kejutan Manis
226 [Extra Part]-Pelanggan Sinis
227 [Extra Part]-Takut Kehilangan
228 [Extra Part]-Korban Bullying
229 [Extra Part]-Kehidupan Jelita
230 [Extra Part]-Kemarahan
231 [Extra Part]-Cerita Sama Suami
232 [Extra Part]-Sang Nyonya
233 [Extra Part]-Mulai Berani
234 [Extra Part]-Anak dari ...?
235 [Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236 [Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237 [Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238 [Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239 [Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240 [Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241 [Extra Part]-Terkuak Sudah!
242 [Extra Part]-Pengusiran
243 [Extra Part]-Investor
244 [Extra Part]-Bincang
245 [Extra Part]-Bertemu Bahagia
246 End--Akhir kisah sang Nyonya
247 Terima Kasih
248 Pengumuman dan PROMO!!!
249 Nona Muda Love Pengacara
250 Apa Kabar?
251 Amanat Istri Pertama
252 Amanat Istri Pertama
253 Hai, Kembali!^^
254 Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255 Curcol Suami Kang Jud1
256 Yang Redflag-redflag nih!
257 Nyonya Fiora
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Diriku
2
Sindiran
3
Malas
4
Orang Asing
5
Pertengkaran
6
Muak
7
Hari Ini
8
Rasa Bersalah
9
Maaf
10
Pertemuan
11
Salah Tingkah
12
Ajakan
13
Taman Bermain
14
Derita Selli
15
Ucapan
16
Introgasi
17
Kabar
18
CEO Baru
19
Kepikiran
20
Suka?
21
Bantuan
22
Merasa Tidak Enak
23
Oh Hati!
24
Kejutan
25
Unboxing
26
Permintaan Celvin
27
Terkejut-kejut
28
Apa Ya?
29
Bimbang
30
Berontak
31
Respon
32
Kurang
33
Bertemu
34
Hari Pertama
35
Hari Yang Panjang
36
Duh!
37
Aneh
38
Jawaban
39
Pulang
40
Menghindar
41
Rapat
42
Rencana Nike
43
Jawaban
44
Punya Pacar
45
Wanita Sempurna
46
Mama Oh Mama
47
Seperti
48
Jenuh
49
Rencana Mama
50
Kak Pandhu
51
Merenung
52
Celvin???
53
Kata Ivan
54
Pertanyaan
55
Terbayang Lagi
56
Kencan Manis
57
Esok Harinya
58
Membaik
59
Memberanikan Diri
60
Bersikukuh
61
Pura-Pura
62
Acara
63
Ngeyel
64
Lepas Rindu
65
Ajakan
66
Hmmm
67
Apa-apaan
68
(Spesial) Arlan POV
69
Yakin
70
Risau
71
Kaget
72
Tidak Kusangka
73
Bertengkar
74
Rahasia
75
Desakan
76
Berpikir KERAS
77
Hilang
78
Senandung Hati
79
Haaaah?
80
Akhirnya
81
Manis
82
Ada Lagi
83
Waaahhh!!!
84
PENGUMUMAN!!!
85
Ketemu CAMER!
86
Respon CAMER
87
Lega Rasanya
88
Derita Celvin
89
Kabar Baik untuk Mama
90
Isi Hati Mama
91
Gelisah
92
Waktu
93
Pagi Hari
94
Beda Pendapat
95
Sedikit Demi Sedikit
96
Dia?!!
97
Tentang Karakter
98
Maafkan Mas, Dek?!
99
Penjelasan yang...?
100
Hari H
101
PENGUMUMAN!!!
102
[Season 2]-Malam yang Tertunda
103
[Season 2]-Paginya
104
[Season 2]-Saran
105
[Season 2]-Kecewa
106
[Season 2]-Jelas!
107
[Season 2]-Tidak Tahu
108
[Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109
[Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110
[Season 2]-Cerita
111
[Season 2]-Tes?!
112
[Season 2]-Garis?!
113
[Season 2]-Kepergok
114
[Season 2]-Respon Mas Arlan
115
[Season 2]-Keuangan
116
[Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117
[Season 2]-Kacauuuu!
118
[Season 2]-Situasi
119
[Season 2]-Obrolan
120
[Season 2]-Kencan Keluarga
121
[Season 2]-Janji Temu
122
[Season 2]-Tawaran
123
[Season 2]-Dia Bingung
124
[Season 2]-Pembahasan
125
[Season 2]-Kesepakatan
126
[Season 2]-Nasehat
127
[Season 2]-Tilik Mama
128
[Season 2]-Menjaga
129
[Season 2]-Langkah Baru
130
[Season 2]-Hentakan
131
(Spesial)-Arlan POV 2
132
[Season 2]-Mood
133
[Season 2]-Kabar
134
[Season 2]-Entahlah!
135
[Season 2]-Jangan Dulu
136
[Season 2]-Mual?!
137
[Season 2]-Wow!
138
[Season 2]-Permohonan Undur Diri
139
[Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140
[Season 2]-Kondisi Riska
141
[Season 2]-Digelar
142
[Season 2]-Pilu
143
[Season 2]-Berhenti
144
[Season 2]-Kebimbangan Hati
145
[Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146
[Season 2]-Ikhlas
147
[Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148
[Season 2]-Sinis
149
[Season 2]-Aku Berani, tauk!
150
[Season 2]-Memastikan
151
[Season 2]-Bicara
152
[Season 2]-Terbuka
153
[Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154
[Season 2]-Pengakuan Selli
155
[Season 2]-Disuatu Ketika
156
[Season 2]-Ternyata
157
[Season 2]-Permintaan
158
[Season 2]-Skak Mat!
159
[Season 2]-Perasaan Berat
160
[Season 2]-Penegasan
161
[Season 2]-Apa
162
[Season 2]-Sadar
163
[Season 2]-Cerita
164
[Season 2]-Insiden
165
[Season 2]-Pilihan
166
[Season 2]-Rencana Mita
167
[Season 2]-Berangkat
168
[Season 2]-Aksi Mita
169
[Season 2]-Curhat
170
[Season 2]-Undangan Makan Malam
171
[Season 2]-Permohonan
172
[Season 2]-Keputusan
173
[Season 2]-Berbagi Anak
174
[Season 2]-Penuturan dari Nia
175
[Season 2]-Lanjutan
176
[Season 2]-Tanyaku
177
[Season 2]-Cewek atau Cowok?
178
[Season 2]-Sayang
179
[Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180
[Season 2]-Dia Tahu
181
[Season 2]-Tidak Ditemukan
182
[Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183
[Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184
[Season 2]-Cerita Sedih
185
[Season 2]-Tak Seharusnya
186
[Season 2]-Selang Berlalu
187
[Season 2]-By Arlan
188
[Season 2]-Kharisma Baru
189
[Season 2]-Kata Mama
190
[Season 2]-Nostalgia
191
[Season 2]-Wajib Curiga!
192
[Season 2]-Teror
193
[Season 2]-Mamaku Julid!
194
[Season 2]-Dugaan
195
[Season 2]-Kabar dari Canberra
196
[Season 2]-Kebetulan
197
[Season 2]-Balik Ancam
198
[Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199
[Season 2]-Terperanjat Hebat!
200
[Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201
HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202
PENGUMUMAN!
203
[Season 2]-Pertengkaran Mereka
204
[Season 2]-Permintaan Maaf
205
[Season 2]-Jujur
206
[Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207
[Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208
[Season 2]-Mengerti
209
[Season 2]-Kedatangan
210
[Season 2]-Kisah Masa Lalu
211
[Season 2]-Menolak Rezeki
212
[Season 2]-Putusan Hati
213
[Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214
[Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215
[Season 2]-Damai
216
[Season 2]-Pernikahan
217
[Season 2]-Tawaran
218
[Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219
[Season 2-END Part Dua]
220
[Extra Part]-Cie, ngambek!
221
[Extra Part]-Cie, cemburu!
222
[Extra Part]-Bertemu Kerabat
223
[Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224
[Extra Part]-Belum Berhasil
225
[Extra Part]-Kejutan Manis
226
[Extra Part]-Pelanggan Sinis
227
[Extra Part]-Takut Kehilangan
228
[Extra Part]-Korban Bullying
229
[Extra Part]-Kehidupan Jelita
230
[Extra Part]-Kemarahan
231
[Extra Part]-Cerita Sama Suami
232
[Extra Part]-Sang Nyonya
233
[Extra Part]-Mulai Berani
234
[Extra Part]-Anak dari ...?
235
[Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236
[Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237
[Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238
[Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239
[Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240
[Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241
[Extra Part]-Terkuak Sudah!
242
[Extra Part]-Pengusiran
243
[Extra Part]-Investor
244
[Extra Part]-Bincang
245
[Extra Part]-Bertemu Bahagia
246
End--Akhir kisah sang Nyonya
247
Terima Kasih
248
Pengumuman dan PROMO!!!
249
Nona Muda Love Pengacara
250
Apa Kabar?
251
Amanat Istri Pertama
252
Amanat Istri Pertama
253
Hai, Kembali!^^
254
Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255
Curcol Suami Kang Jud1
256
Yang Redflag-redflag nih!
257
Nyonya Fiora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!