Keesokkan harinya, ketika aku mulai membuka mata terbangun dari mimpi sepanjang malam. Aku tidak mendapati
keberadaan ibuku di sampingku. Aku beranjak dan memaksa tubuh besarku yang berat untuk meninggalkan ranjangku. Aku berjalan keluar dan hasilnya kosong. Ibuku tidak ada. Mungkinkah sudah pulang?
Aku mengintip jam berwarna perak besar yang terpasang menghiasi dinding apartemenku. Bola mataku terbelalak, rahangku jatuh terperanjat. Bagaimana tidak, sekarang sudah pukul sembilan pagi. Tentu saja aku kesiangan parah. Beruntung hari ini adalah hari bebas kerja alias libur akhir pekan.
Aku terkekeh menahan malu sendirian. Bagaimana mungkin seorang gadis yang sudah berumur bisa bangun sesiang ini? Meskipun hari libur. Mungkin aku terlalu lelah membawa badan basar setiap harinya. Sampai-sampai bisa tidur sepulas itu. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan sampai terulang lagi. Karena sesuatu yang buruk jika dibiarkan akan jadi kebiasaan bukan? Yeah, aku hanya tidak mau menambah nilai negatif dalam diriku itu saja.
Ketika aku akan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah kumalku. Bola mataku menangkap beberapa hidangan yang sudah dimasak. Mungkin oleh ibuku. Akhirnya aroma sedap dari hidangan tersebut berhasil menarik seleraku. Aku mendapati selembar kertas dan berisi memo singkat dari ibuku.
Sayang, Mama sudah pulang ya, kalau mau kemana-mana sarapan dulu. Mama sayang kamu. Itulah bunyi dari isi memo tersebut.
“Thanks, Mama. Fanni juga sayang Mama,” gumamku pelan.
Tanpa pikir panjang lagi, aku segera bergegas ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajah dan gosok gigi. Setidaknya aku tidak terlalu jorok.
Setelah itu aku kembali ke tempat masakan ibuku berada. Dengan gesitnya tanganku mulai menuangkan nasi dan lauknya ke dalam piring. Lidahku tidak bisa menahan aroma lezat yang terus menusuk indera penciumanku dengan tajam. Jadi aku memutuskan untuk segera makan tanpa mandi terlebih dahulu. Apakah yang melakukan ini aku saja ya? Atau banyak juga wanita diluar sana? Sudahlah, yang penting aku kenyang dulu.
Entah apa yang merasukimu hingga kau tega menghianatiku yang tulus mencintaimu .... Terdengar sebuah lagu yang kujadikan nada dering ponselku ketika ada orang memanggil.
Mau tak mau aku bergegas menghampirinya dan meninggalkan sarapan nikmatku. Aku takut jika panggilan tersebut dari seseorang yang penting. Yah, meskipun bukan kekasih mungkin rekan kantor atau keluargaku. Karena aku tidak mempunyai seseorang yang dinamakan kekasih tersebut.
“Ya, halo," sapaku kepada sang penelepon yang tak lain adalah Nike.
“Assalamu’alaikum, Fanni. Selamat pagi,” ujarnya memberikan salam secara islami yang membuatku sedikit tersindir.
“Wa’alaikumssalam, Ke. Pagi juga, kenapa nih pagi-pagi udah telpon?”
“Emm... iya, Fann. Maaf ya ganggu.”
“Enggak kok santai aja. Ada apa?”
“Fanni hari ini ada acarakah?”
“Bebas sih, Ke.”
“Mau ke rumahku nggak?”
“Buat?”
“Aku mau ngadain acara ulang tahun anak aku nanti sekitar jam sepuluh pagi sampai selesai. Terus aku kayaknya agak neter deh nyiapin keperluannya.”
“Oh! Pasti bisa kok. Tapi agak telat enggak papa ya? Soalnya aku belum mandi hehe.”
“Hehe ... enggak apa-apa kok, ya udah makasih ya, Fann. Aku tunggu lho.”
“Oke sip.”
“Aku tutup ya? Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumssalam.”
Setelah Nike menutup panggilannya. Aku berlari kecil kembali menghampiri sisa sarapanku yang belum habis. Dan tentunya aku merasa sayang jika tidak menyantapnya lagi. Meski agak terburu-buru aku mencoba melahapnya sampai habis tak tersisa.
Kemudian, setelah usai membereskannya peralatan makanku. Aku mengambil baju ganti dan bergegas mandi. Aku tidak ingin sampai terlalu telat. Mengingat selama ini Nike selalu membantuku tanpa mau imbalan apapun. Jadi, aku harus membalas kebaikannya dengan tulus dan baik di kesempatan ini. Karena menurutku Nike adalah seorang wanita sempurna sampai aku tidak mempunyai peluang untuk sedikit membantunya. Semua yang ia kerjakan selalu saja tepat waktu dan bagus.
Seperti biasa aku memakai blazer dan celana bahan yang berukuran jumbo milikku. Bisa dibilang aku memiliki pakaian jenit ini ada beberapa puluh helai. Tidak ada yang nyaman melebihi sebuah blazer. Bukan hanya nyaman dipakai, namun juga bisa menutupi lipatan lemakku dengan sempurna. Yah, meskipun tampak luar fisiknya masih saja terlihat besar.
Tidak lupa aku ikat rambutku ke belakang membentuk gaya kuncir kuda. Supaya terlihat lebih rapi dan elegan. Sebenarnya aku menilai wajahku masuk dalam kategori cantik. Terlebih ada paras khas orang Belanda dengan bentuk hidung yang mancung meruncing dan bola mata berwarna keabu-abuan. Namun semua itu kembali ke lipatan-lipatan lemak yang membentuk besar di setiap bagian tubuhku. Dan tidak ketinggalan di bagian belakang daguku sehingga aku terlihat sangat chubby dan bulat. Seandainya saja aku bisa lebih kurus dan ideal. Aku pasti tidak akan kalah dengan si setan cantik, Mita.
Beberapa menit kemudian, aku menuruni gedung apartemenku melewati kotak lift. Sampai di bawah aku mencari keberadaan mobilku. Tatapan bola mataku menyapu seluruh area parkir apartemen yang luas dan tentu saja aman sembari berjalan pelan.
Aku membuka pintu mobilku dan memasukinya setelah mendapat keberadaannya. Dengan sangat hati-hati dan fokus aku menggemudikannya meninggalkan gedung apartemen. Aku melesat dengan kecepatan standar menuju rumah Nike yang membutuhkan waktu sekitar lima belas
menitan.
Dengan diiringi musik bergenre rock milik penyanyi internasional, Avril Lavigne--yang tidak lain, penyanyi yang menjadi idolaku. Memang cukup mengherankan ketika mengingat nada dering yang aku pasang pada ponsel bukan lagu milik penyanyi ini melainkan lagu lokal yang sedang viral saat ini. Ya, aku merasa asyik saja dengan lagunya.
Setelah kurang lebih lima belasan menit kemudian. Sampailah aku di sebuah rumah yang bernuansa hijau tropis dengan taman kecil di samping gerbangnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah rumah milik Nike. Susah tampak beberapa ank kecil seusia anak Nike telah berdatangan bersama ibu-ibunya. Aku rasa acara ulang tahun ini tidak begitu mewah namun tetap ceria dan ramai dengan lumayan banyak undangan yang disebar.
“Fanni!” teriak seseorang memanggil namaku. Ialah Nike sembari melangkah menghampiriku yang tengah berdiri di depan pintu dengan perasaan agak kikuk.
“Hai, Ke," jawabku singkat.
“Ayo masuk aku udah kerepotan nih di belakang maaf ya agak ngrepotin jadinya.”
“Santai aja lagi.”
Aku menuju dapur sambil diarahkan
oleh Nike. Terpampang beberapa bingkisan dan makanan kecil khas indonesia terjejer rapi di sebuah meja besar. Aku sedikit heran menatap banyak sekali jumlah bingkisan tersebut.
“Sebanyak ini, Ke?” tanyaku.
“Iya. Aku niatnya sekalian ngundang anak-anak yatim di salah satu panti asuhan, Fann.”
“Owalah pantes.”
“Itu bantuin ya, masih ada beberapa yang belum dikemas. Maaf ya, Fann.”
“Iya santai aja. Udah sana ke depan
aja sambut tamu-tamu kecil.”
Nike tersenyum manis kepadaku dan
berlalu. Sejujurnya, ada rasa sedikit sesak di hatiku ketika menatap anak-anak kecil sedang berlarian. Bukan apa-apa, hanya saja aku juga ingin memiliki anak. Aku ingin berkeluarga, bersuami dan memiliki buah hati sendiri. Ya, semoga saja dipercepat langkah jodohku menghampiri aku.
Aku mulai sibuk mengemas bingkisan bersama pengasuh anak Nike di dapur. Beruntung pengasuh tersebut sangat ramah. Sehingga aku tidak kesulitan dalm membuka percakapan. Terkadang kami juga menyelipkan beberapa candaan kecil untuk menghangatkan suasana.
“Tanteeee besaaal!” teriak salah seorang anak yang tidak asing bagiku.
Aku mendapati sosok kecil yang berlarian menghampiriku.
“Sellii!” pekikku sembari menangkap tubuh kecilnya.
“Tante diundang juga yah? Tante besal mau lihat badut yah? Biar nggak cedih lagi.”
“Iya dong. Entar Selli ajak Tante ya, kalau udah mulai. Sekarang sama temen-temen dulu.”
“Iya, Tante.”
Anak kecil itu meninggalkanku. Rasa bahagia dan lega kini merayap dihatiku. Aku hanya tidak menyangka akan bertemu si anak manis itu lagi.
Bersambung...
Jangan lupa like komen dan bintang lima ya teman-teman 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Komang Padmawati
kayakny jodoh dek fan....😁😁😁
2020-07-18
2
Puput
jodoh Fanny sama ayah seliy
2020-05-10
1
Rensiana Gadi Ga'a
semoga berjodoh ayah selli dan Fani
2020-02-09
5