Mau tidak mau, akhirnya aku menyetujui permintaan ibuku. Tepat pukul tujuh lebih tiga puluh aku bersiap diri. Tubuh besarku terbalut kaos oblong dan blazer berukuran jumbo. Dan alas kaki yang berjenis flat shoes menghiasi kaki gajahku. Aku poles wajahku dengan make up tipis saja. Begini lebih baik daripada memakai gaun yang malah akan menampakkan lipatan-lipatan lemakku.
Sejujurnya aku tidak terlalu berharap dengan kencan buta yang direncanakan oleh ibuku. Aku hanya takut kecewa, maksudku pria itu yang kecewa mendapati wanita yang dikencaninya sebesar gajah bengkak. Kupikir hanya ada peluang lima persen saja seseorang bisa menerimaku dengan kondisi seperti ini. Yah, sudahlah tak perlu kupikirkan lagi. Toh, kata kebanyakan orang--jodoh tidak akan kemana. Karena tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, bukan?
Aku menuju mobil merah kesayanganku yang berada di lokasi bawah. Kulangkahkan kakiku perlahan-lahan. Mataku menatap keramik-keramik mengkilat yang tertata rapi. Sambil berandai-andai jika satu langkah kaki berjalan bisa mengurangi lemak sedikit saja. Mungkin aku akan menjadi lebih kurus. Namun itu tidak mungkin, kan?
Sesampainya di tempat mobilku berada, aku bercelingak-celinguk menatap keadaan sekitar. Yang terlihat cukup sepi. Mungkin semua penghuni sedang beristirahat saat ini. Berbeda denganku yang harus mendatangi acara pencarian jodoh dari ibuku.
Aku segera masuk ke dalam mobilku dan mulai mengemudikannya dengan perlahan dan kemudian lebih cepat. Aku akan merasa tidak enak hati jika sampai tujuan dengan tergesa-gesa karena terlambat. Aku harus sadar diri, badanku saja sudah tidak sempurna jika ditambah sifatku. Akan bagaimana penilaian orang nanti. Mungkin akan menjadi lebih buruk.
Setelah kuarungi hamparan aspal-aspal yang panjang bagaikan selendang bumi.
****
Akhirnya aku telah sampai di tempat tujuan. Sebuah bangunan indah yang berhias kalimat bergaya mural untuk menarik minat pengunjung. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah restoran mewah milik seorang pengusaha kaya.
"Oh ... pantaskah aku berkencan dengan dia di tempat semewah ini?" tanyaku pada diriku sendiri.
Diantara keraguan yang menerpaku kini, aku memberanikan diri untuk memasuki pintu restoran. Bola mataku berputar-putar menyapu seluruh ruangan. Tampak beberapa orang yang berpasangan sedang menyantap hidangan bersama. Aku merasa bingung mencari keberadaan pria kenalan ibuku yang sudah dijanjikan malam ini untuk berkencan buta denganku.
Sampai akhirnya datang seorang pelayan wanita menghampiriku, mungkin ia menangkap raut wajahku yang kebingungan.
"Selamat malam, Kakak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan tersebut dengan penuh keramahan.
Aku mengangguk pelan. "Saya sedang mencari seorang pria bernama Anton," jawabku.
"Oh ... Dengan kakak Fannisa ya?"
"Emm ...."
"Mari saya antar."
Aku berjalan mengikuti arahan dari pelayan wanita tersebut. Jantungku mendadak berdegup begitu kencang begitupun tangan yang ikut gemetar. Aku takut sangat takut.
Aduh ... gimana ini?
Aku melihat seorang pria bertubuh atletis, wajahnya tidak terlalu tampan malah dihiasi bopeng-bopeng yang mungkin bekas jerawat dan berkulit sawo matang. Ia duduk dihadapanku sekarang. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Anton. Sang pelayan pun berlalu setelah ku ucapkan terima kasih.
Salah tingkah semakin menerpaku apalagi tatapan pria itu begitu nanar. Aku memilih diam saat ini. Aku takut jika melakukan kesalahan. Raut wajah Anton begitu masam saat menatap diriku. Matanya naik turun menjelajahi setiap inchi bentuk tubuhku. Lalu, ia melengos sinis kearah samping.
"Duduklah." Ia mempersilahkanku untuk bergegas duduk di sebuah kursi yang kosong.
"Terima kasih," jawabku kikuk.
"Loe Fannisa?"
"I-iya."
"Hmm ...."
Kami terdiam begitu lama, ada kecanggungan yang sedang menyusup di pertemuan kami. Mata Anton malah menyusuri wanita-wanita lain yang bertubuh indah. Dan tentunya sangat jauh di bandingkan denganku. Hatiku menciut seketika.
"Pesan aja yang loe mau ntar gue bayar," celetuk Anton. Ia bahkan tidak memandang sama sekali pada saat bicara.
"Ya," jawabku singkat.
Aku hanya memesan makanan ringan dan segelas jus strawberry.
"Nggak kurang tuh?" tanya Anton dengan nada menyindir.
Aku menatapnya sekilas. "Nggak," jawabku dengan hati yang menciut.
Pelayan membawa tulisan pesanan yang kami inginkan.
Kemudian, ia datang kembali dengan nampan yang sudah berisi. Aku berusaha setenang mungkin saat ini. Dan sesopan mungkin ku santap hidangan yang disajikan. Aku tidak ingin bertambah malu saja.
"Loe udah punya pacar?" tanyaku memberanikan diri membuka perbincangan.
"Lagi nyari," jawab Anton.
"Oh ...."
"Loe sendiri belom punya suami?"
"Bisa dinilai sendiri."
"Oh ... haha. Santai aja, Sis."
"Banyak hal didunia ini yang terkadang tidak sesuai rencana, Ton."
"That's right, bahkan apa yang kita pikirkan bisa saja berbeda."
"By the way, kenapa loe belom menikah Ton?"
"Sudah, tapi nggak jadi."
"Oh ...."
Setelah semua kecanggungan sempat menerpa, kami cukup banyak berbincang di pertemuan ini. Terkadang Anton menanyakan apa saja yang jadi kegemaranku dan yang kukerjakan saat ini. Meski matanya tidak bisa luput dari tubuh-tubuh indah milik wanita lain yang sedang lewat. Aku tidak merasa heran, aku tahu betul respon kecewa dari Anton. Bahkan aku berterima kasih karena tidak menghinaku secara terang-terangan.
Selang beberapa waktu kemudian akhirnya kami menutup acara kencan buta ini.
"Tenang, gue aja yang bayar," ujarnya dengan nada meremehkan.
"Thanks," jawabku.
"Kalau loe mau balik duluan silahkan."
"Oke."
Saat aku hendak beranjak dari kursiku. Tiba-tiba Anton menghentikanku. Wajahnya di dekatkan ke daun telingaku. Dan berhasil membuatku tersentak.
"Loe cantik, tapi lebih baik diet extra Fann. Saat itu gue bakal tertarik sama loe sekarang belum soalnya masih kayak gajah haha," ujarnya dengan nada sindiran yang terasa menusuk ulu hatiku.
"Bahkan yang segede gue aja sama sekali gak minat sama muka jelek loe, Ton. Gimana yang cantik? Loe udah kayak sisa-sisa sampah bekas popok kotoran bayi!"
Tanpa mau mendengar perkataan Anton, aku memilih segera melangkah keluar restoran. Hatiku sesak dan ubun-ubunku terasa ingin meledak. Ingin kuluapkan segala amarah saat ini. Sampai akhirnya air mataku sudah tidak terbendung lagi. Meski ini bukan pertama kali aku mendapat penghinaan. Entah mengapa segala perasaan yang aku tahan sejak tadi rasanya mencair menyisakan kepedihan yang begitu memilukan.
Aku mengemudikan mobilku secara perlahan untuk kembali ke apartemenku. Aku tidak akan mau lagi menghadiri kencan buta semacam ini. Pria buruk rupa pun akan memilih wanita yang cantik. Lalu bagaimana dengan seorang wanita sepertiku? orang seperti apa yang akan menerimaku?
****
Setelah sampai di apartemenku. Aku segera bergegas naik ke kamarku. Dengan langkah gontai yang terkesan sedang putus asa dan wajah yang kutundukkan karena malu. Masih tersisa bekas air mata. Aku tak ingin menyalahkan ibuku. Walau bagaimanapun ibuku pasti menginginkan aku segera menikah. Ibuku sedang berusaha membantuku. Aku hanya malu ketika semua usaha beliau selalu aku gagalkan.
Ku rebahkan tubuh besarku di ranjang kesayanganku. Anganku melayang-layang. Aku ingin kurus, aku ingin cantik. Namun aku takut didera penyakit lagi. Seandainya bunuh diri tidak sakit dan tidak berdosa. Ingin sekali aku mengakhiri hidupku yang menyedihkan ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Kim Ara OnMy
kn gua kecil bngt, tmn gua segede gaban. di bully trus, gua Mulu yg ngebela, kn cape. gua selalu bilang sama dia "klo ada yg ngatain, tampar aja, kan badan lu gede" tp dia ga berani, org ny lembut. Pas kita udh SMA, pembullyan nya parah, soalnya lebih sakit hina mulut, daripada fisik. ngaruh ke psikis dia juga. udh sering gua ajarin mukul org gimana, sampe waktu parah di sekolah, gua sruh "coba gih pukul" kelepasan dia nampar cewek yg bully dia tuh, trus gua tanya "lega gak perasaan lu?" kata dia iya, akhirnya sampe sekarang nih kuliah semester 4, Gaa ada lagi yg berani ngatain dia. soalnya di kenal galak, sekali ngatain langsung nampar. Nampar nya bukan kayak di Indosiar2 gtu, tapi bnr2 nampar nya dri kuping.
2021-08-16
4
Medy Jmb
Rajin olah raga fan...perbanyak mian sayur dan buah.Jangan sampe g mkan
bisa kurus kok.Aero BL fan 😂
2021-07-18
0
Gechabella
pembulian secara fisik memang sungguh kejam melibihi koruptor...manusia terkadang mrrasa paling sempurna diatas kekurangan orang laen...tnpa menyadari bagaimna seandainya keada,any dibalik..bukankh kesempurnaan hanya milik yg kuasa
2021-03-21
2