Salah Tingkah

Tiba-tiba rasa malu merasuki hatiku. Aku teringat Mas Arlan. Jika Selli disini berarti ayahnya juga. Bagaimana aku harus bersikap ketika nanti aku sampai bertemu dengannya. Mengapa rasa malu baru datang sekarang? Padahal saat di kafe aku begitu lancarnya menceritakan pertengkaranku bersama ibuku. Aku hanya tidak menyangka jika akan ada pertemuan kedua seperti ini.

“Duh... sial mati gue.” Gumamku pelan sembari memijat keningku.

“Loh mbak Fanni kenapa to?” Tanya Lilis yang tak lain adalah pengasuh yang mengurus anak Nike dan usinya memang lebih muda dariku.

“Oh... nggak kok Lis.”

“Masak sih? Tadi lho mbak Fanni ketawa-ketawa kok sekarang tiba-tiba jadi murung gitu.”

“Ihh si Lilis mah kepo ya.”

“Hehe aku emang kayak gini mbak orang e jangan kaget nggeh.”

Perkataan-perkataan gadis pengasuh berkulit sawo matang dengan logat jawanya mampu meruntuhkan sedikit rasa ilfeel yang ada dalam hatiku. Ia hanya cengengesan dan masih saja ingin tahu. Namun aku tidak marah dengannya. Malahan kami bisa tertawa bersama. Entah mengapa aku lebih nyaman bersama dengan orang-orang seperti Lilis daripada rekan-rekanku dikantor yang cukup fashionable. Ia tampak lugu dan polos.

Tentunya ia belum terjamah atau terpengaruh dengan kehidupan perkotaan.

Tidak butuh waktu terlalu lama selesailah pekerjaan membungkus ini. Hanya tinggal membagikannya kepada para anak yatim yang diundang.  Dan sebagian teman-teman dari anak Nike yang bernama Rafif.

Ada rasa bangga tersendiri bagiku. Aku bisa terlibat di acara amal yang dilaksanakan dalam perayaan ulang tahun Rafif. Meskipun aku belum atau tidak menyumbang dana. Namun kini aku punya rencana untuk melaksanakannya suatu hari nanti. Tidak ada salahnya bukan aku menyisihkan sedikit penghasilanku untuk acara seperti ini nantinya. Dan pasti orang tuaku akan mendukungnya.

“Ayoo mbak gabung kedepan ikut bantuin mbak Nike.” Ajak Lilis untuk ikut serta menonton acara ulang tahun Rafif.

“A..aanu Lis duluan aja ya gue pengen ke toilet dulu.” Jawabku.

Sebenarnya jawabanku adalah sebuah penolakan. Aku masih belum siap jika bertemu dengan Mas Arlan. Bukan seperti seorang wanita yang akan berhadapan dengan pujaannya. Melainkan seorang wanita yang merasa malu karena telah menceritakan masalahnya secara sadar kepada orang yang baru dikenal.

Aku mondar-mandir sendirian di ruang dapur. Kuku jempol aku gigit-gigit kecil yang menandakan aku sedang merasa bingung. Antara iya atau tidak untuk melihat perayaan ulang tahun Rafif anak Nike. Kini terdengar riuh nyanyian khas ulang tahun disertai tepuk tangan dari para anak undangan. Sejujurnya aku ingin ikut bergabung. Namun lagi-lagi rasa ragu menghampiri.

“Loh Fanni ya kok masih disini?”Tanya Mas Roni yang tak lain adalah suami Nike.

“Ehh... emm anu mas disini aja sambil beberes.” Jawabku.

“Entar aja bareng-bareng beresinnya ikut kedepan aja.”

“Tapi mas biar cepet kelar kok.”

“Udah nggak usah kalo beresin mah biar yang punya rumah aja. Yuk udah di tanyain Nike loh.”

“Iya udah mas.”

Karena merasa tidak enak. Akhirnya aku menyetujui ajakan Mas Roni. Aku merasa tidak enak juga jika terlalu lama di dapur sendirian. Terlebih dirumah orang. Jantungku berdeguptidak beraturan. Aku merasa grogi ketika mulai mendekati tempat acara berlangsung.

Dan benar saja. Bola mataku menangkap keberadaan seorang pria yang menggendong anaknya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Mas Arlan dan Selli. Lebih sialnya lagi, Selli menatapku dari sisi berlainan yang agak jauh dari tempatku berada. Ia menunjukkan jari kecilnya dan tampak memberitahukan Ayahnya.

Rasanya aku ingin berlari sekencang mungkin dari sini. Meninggalkan semua rasa malu dan ilfeelku terhadap diriku sendiri yang bodoh. Supaya tidak perlu menghadapi Mas Arlan. Namun itu semua tidak mungkinkan? Jika aku benar melakukannya semua orang akan menilai seperti apa lagi? Dan tentunya tambahan nilai negatif akan bertambah untukku diriku.

Aku mengaduh-aduh sendirian dengan gelisah. Padahal aku sudah mencoba memalingkan wajah dan berpura-pura tidak tau. Namun ekor mataku menangkap Mas Arlan berjalan menghampiriku bersama Selli di gendongannya.

“Ohh... Shiittt.” Umpatku dalam hati.

“Hay Fanni ya?” Sapa Mas Arlan.

“Ah.. ehm.. ii..iiya Mas hehe.” Jawabku grogi.

“Kok bisa disini?”

“Anuu.. aku temen Nike kok.”

“Owalah.”

Lalu kami saling diam untuk beberapa waktu. Dan suasana semakin bertambah canggung. Aku melirik sedikit tampaknya Mas Arlan mengarahkan Selli untuk menikmati pasta sederhani ini. Dengan kesabaran yang luar biasa ia menanggapi setiap rengekan dari Selli. Aku salut padanya, mungkin jika itu orang lain. Mereka akan memilih menyewa baby sitter dari pada membawa anaknya kemana-mana sendirian.

“Tante besal tante besal itu ituu ada badut badutnya lucu.” Ujar si kecil Selli sembari menunjuk pertunjukkan seorang badut yang turut merayakan acara ini. Disertai riuh tawa dan tepuk tangan dari anak-anak lain.

“Iya sayang lucu ya tante bisa ketawa lagi.” Jawabku.

“Udah baikan berarti ya hehe.” Sambung Mas Arlan.

Aku hanya bisa tersenyum kecut menanggapinya. Apalagi perkataannya mengarah ke ledekan untukku. Dan berhasil membuat wajahku memerah seketika menanggung malu.

“Ehh kalian udah saling kenal?”Celetuk Nike yang sudah berada disampingku.

“ Ehmm... gak sengaja.” Jawabkusingkat.

“Owalah. Eh tau gak Fann Mas Arlan ini...”

“Anu saya teman sekantornya suami Nike si Roni, Fann.” Potong Mas Arlan sebelum Nike melanjutkan perkataannya.

“Oh ya pantes disini.” Jawabku.

Aku sedikit mengeryitkan dahiku melihat Mas Arlan bersikap seperti itu. Seperti ada yang disembunyikan. Namun, aku tidak memikirkan terlalu serius. Lagi pula bukan urusanku juga.

“Papa turunin aku, aku mau sama tante besal.” Pinta Selli.

“Ehh gak boleh nyusahin tante Fanni sayang.” Ujar Mas Arlan.

“Gak apa-apa mas biar sama aku aja.”

“Gak papa nih takut nyusahin entar kalo Selli repot.”

Aku tersenyum. Kini tanganku menangkap tubuh kecil Selli dan mengambil alih gendongannya. Namun Selli meminta diturunkan. Ia menggandeng tanganku dan mengajak lebih dekat melihat aksi sang badut.

Aku terlihat sepeeti seorang ibu saat ini, meskipun hanya dadakan dan bersifat sementara. Namun dengan adanya Selli rasa iri terhadap ibu-ibu yang lain bisa berkurang. Aku bisa merasakan kehangatan mengasuh seorang anak. Dengan penuh kesabaran dan rasa tulus aku menanggapi celotehan kecil dari bibir imut dan mungil milik Selli. Terkadang aku mengecup pipi bulatnya karena gemas. Ia seperti boneka barbie yang bernyawa.

Beberapa waktu kemudian, acara akan segera selesai. Tinggal sesi pembagian amplop dan bingkisan kepada anak-anak yatim. Dan tentu saja aku membantu Nike. Meski kini Selli masih dengan erat menggenggam tanganku. Aku malah merasa senang dan gemas bukannya keberatan.

“Tante kenapa ini dibagiin?” Tanyanya dengan raut polos menggemaskan.

“Ini namanya sedekah sayang, kalau kita ngasih sama orang yang tidak mampu orang yang sudah tua yang dijalanan kita akan mendapat pahala.” Jawabku.

“Kata papa Selli kalo udah dapet pahala pasti masuk sulga ya tante.”

“Hehe bener tapi suatu saat nanti yang terpenting Selli harus banyak berbuat baik ya.”

Aku akui untuk anak yang baru seusianya. Selli terbilang cerdas dan mau belajar mandiri. Mungkin Mas Arlan mendidiknya dengan baik selama ini. Aku hanya menyesalkan atas apa yang menimpanya. Seorang ibu malah dengan teganya tidak mengakui anak semanis dan secerdas Selli. Namun aku berusaha tidak ikut campur atau membahasnya  di hadapan Selli maupun Mas Arlan. Toh, bukan urusanku lagipula aku baru mendengar dari stu pihak. Jadi, aku tidak mau

menyimpulkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya.

Akhirnya selesai sudah acara ulang tahun Rafif, anak dari Nike dan Mas Roni. Senyum bahagia tentunya tersirat dalam keluarga mereka. Begitupun aku, meskipun bukan acaraku atau keluargaku. Senyum dari semua orang yang berada disini seolah memberikan

dukungan untukku agar lebih semangat menjalani hidup.

“Fann makasih ya. Kalau gak ada kamu aku pasti keteteran apalagi.” Ujar Nike.

“Sama-sama Ke.” Jawabku sembari tersenyum.

“Ini buat kamu dibelakang masih banyak.”

“Ih gak usa repot-repot Ke buat yang lain aja ini bingkisannya lagian aku tinggal sendiri malah dibawain sebanyak ini.”

“Gak papa Fann pokoknya bawa aja biar aku lega ya.”

“Hmm... yaudah thanks ya gue balik dulu.”

“Iya Fann hati-hati yaa.”

Aku berpamitan kepada semua orang yang masih ada. Tak lupa juga pada Mas Arlan dan Selli yang sudah aku kembalikan kepadanya. Lalu aku menghampiri mobilku berada.

Saat aku akan membuka pintu mobilku. Seseorang menghentikan gerakanku. Dan mau tidak mau aku membalikkanbbadan menatap siapa ia. Mas Arlan tengah berdiri dihadapanku sekarang. Entah apa maksudnya ia melakukan itu.

“Kenapa mas?” Tanyaku.

“Gak dek ini boleh gak saya minta nomer de Fanni?” Pintanya grogi.

“Haaah?”

“Anu-anu itu maksud saya takut Selli nanyain gitu sumpah saya beneran gak ada maksud lain kok. Baru kali ini anak saya bisa nyaman sama orang lain.”

Aku hanya tersenyum melihat Mas Arlan yang salah tingkah. Lalu mendiktekan digit nomor ponselku sekaligus nomor yang aku pakai untuk salah satu aplikasi chatting. Setelah itu aku berpamitan lagi dan bergegas kembali ke istana boneka milikku pribadi.

Bersambung...

budayakan like, komen dan bintang lima ya 😁

Terpopuler

Comments

Lilis Effendi

Lilis Effendi

walah aq ikut nimbrung disini sama anakku sayang perannya beda namaku Lilis anak ku namanya Rafif kebetulan banget si thorr

2021-12-30

1

Aruna Zahrani

Aruna Zahrani

feelingq arlan ini bos besarx d kntor fanny nih. cm dia g mu diketahui aja ama fanny.makax pas nike mo ngmg lgsg dipotong ama dia

2020-07-23

1

Komang Padmawati

Komang Padmawati

kyakya bapakny jga nyman sm km fan....😂😂

2020-07-18

2

lihat semua
Episodes
1 Diriku
2 Sindiran
3 Malas
4 Orang Asing
5 Pertengkaran
6 Muak
7 Hari Ini
8 Rasa Bersalah
9 Maaf
10 Pertemuan
11 Salah Tingkah
12 Ajakan
13 Taman Bermain
14 Derita Selli
15 Ucapan
16 Introgasi
17 Kabar
18 CEO Baru
19 Kepikiran
20 Suka?
21 Bantuan
22 Merasa Tidak Enak
23 Oh Hati!
24 Kejutan
25 Unboxing
26 Permintaan Celvin
27 Terkejut-kejut
28 Apa Ya?
29 Bimbang
30 Berontak
31 Respon
32 Kurang
33 Bertemu
34 Hari Pertama
35 Hari Yang Panjang
36 Duh!
37 Aneh
38 Jawaban
39 Pulang
40 Menghindar
41 Rapat
42 Rencana Nike
43 Jawaban
44 Punya Pacar
45 Wanita Sempurna
46 Mama Oh Mama
47 Seperti
48 Jenuh
49 Rencana Mama
50 Kak Pandhu
51 Merenung
52 Celvin???
53 Kata Ivan
54 Pertanyaan
55 Terbayang Lagi
56 Kencan Manis
57 Esok Harinya
58 Membaik
59 Memberanikan Diri
60 Bersikukuh
61 Pura-Pura
62 Acara
63 Ngeyel
64 Lepas Rindu
65 Ajakan
66 Hmmm
67 Apa-apaan
68 (Spesial) Arlan POV
69 Yakin
70 Risau
71 Kaget
72 Tidak Kusangka
73 Bertengkar
74 Rahasia
75 Desakan
76 Berpikir KERAS
77 Hilang
78 Senandung Hati
79 Haaaah?
80 Akhirnya
81 Manis
82 Ada Lagi
83 Waaahhh!!!
84 PENGUMUMAN!!!
85 Ketemu CAMER!
86 Respon CAMER
87 Lega Rasanya
88 Derita Celvin
89 Kabar Baik untuk Mama
90 Isi Hati Mama
91 Gelisah
92 Waktu
93 Pagi Hari
94 Beda Pendapat
95 Sedikit Demi Sedikit
96 Dia?!!
97 Tentang Karakter
98 Maafkan Mas, Dek?!
99 Penjelasan yang...?
100 Hari H
101 PENGUMUMAN!!!
102 [Season 2]-Malam yang Tertunda
103 [Season 2]-Paginya
104 [Season 2]-Saran
105 [Season 2]-Kecewa
106 [Season 2]-Jelas!
107 [Season 2]-Tidak Tahu
108 [Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109 [Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110 [Season 2]-Cerita
111 [Season 2]-Tes?!
112 [Season 2]-Garis?!
113 [Season 2]-Kepergok
114 [Season 2]-Respon Mas Arlan
115 [Season 2]-Keuangan
116 [Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117 [Season 2]-Kacauuuu!
118 [Season 2]-Situasi
119 [Season 2]-Obrolan
120 [Season 2]-Kencan Keluarga
121 [Season 2]-Janji Temu
122 [Season 2]-Tawaran
123 [Season 2]-Dia Bingung
124 [Season 2]-Pembahasan
125 [Season 2]-Kesepakatan
126 [Season 2]-Nasehat
127 [Season 2]-Tilik Mama
128 [Season 2]-Menjaga
129 [Season 2]-Langkah Baru
130 [Season 2]-Hentakan
131 (Spesial)-Arlan POV 2
132 [Season 2]-Mood
133 [Season 2]-Kabar
134 [Season 2]-Entahlah!
135 [Season 2]-Jangan Dulu
136 [Season 2]-Mual?!
137 [Season 2]-Wow!
138 [Season 2]-Permohonan Undur Diri
139 [Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140 [Season 2]-Kondisi Riska
141 [Season 2]-Digelar
142 [Season 2]-Pilu
143 [Season 2]-Berhenti
144 [Season 2]-Kebimbangan Hati
145 [Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146 [Season 2]-Ikhlas
147 [Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148 [Season 2]-Sinis
149 [Season 2]-Aku Berani, tauk!
150 [Season 2]-Memastikan
151 [Season 2]-Bicara
152 [Season 2]-Terbuka
153 [Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154 [Season 2]-Pengakuan Selli
155 [Season 2]-Disuatu Ketika
156 [Season 2]-Ternyata
157 [Season 2]-Permintaan
158 [Season 2]-Skak Mat!
159 [Season 2]-Perasaan Berat
160 [Season 2]-Penegasan
161 [Season 2]-Apa
162 [Season 2]-Sadar
163 [Season 2]-Cerita
164 [Season 2]-Insiden
165 [Season 2]-Pilihan
166 [Season 2]-Rencana Mita
167 [Season 2]-Berangkat
168 [Season 2]-Aksi Mita
169 [Season 2]-Curhat
170 [Season 2]-Undangan Makan Malam
171 [Season 2]-Permohonan
172 [Season 2]-Keputusan
173 [Season 2]-Berbagi Anak
174 [Season 2]-Penuturan dari Nia
175 [Season 2]-Lanjutan
176 [Season 2]-Tanyaku
177 [Season 2]-Cewek atau Cowok?
178 [Season 2]-Sayang
179 [Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180 [Season 2]-Dia Tahu
181 [Season 2]-Tidak Ditemukan
182 [Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183 [Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184 [Season 2]-Cerita Sedih
185 [Season 2]-Tak Seharusnya
186 [Season 2]-Selang Berlalu
187 [Season 2]-By Arlan
188 [Season 2]-Kharisma Baru
189 [Season 2]-Kata Mama
190 [Season 2]-Nostalgia
191 [Season 2]-Wajib Curiga!
192 [Season 2]-Teror
193 [Season 2]-Mamaku Julid!
194 [Season 2]-Dugaan
195 [Season 2]-Kabar dari Canberra
196 [Season 2]-Kebetulan
197 [Season 2]-Balik Ancam
198 [Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199 [Season 2]-Terperanjat Hebat!
200 [Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201 HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202 PENGUMUMAN!
203 [Season 2]-Pertengkaran Mereka
204 [Season 2]-Permintaan Maaf
205 [Season 2]-Jujur
206 [Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207 [Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208 [Season 2]-Mengerti
209 [Season 2]-Kedatangan
210 [Season 2]-Kisah Masa Lalu
211 [Season 2]-Menolak Rezeki
212 [Season 2]-Putusan Hati
213 [Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214 [Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215 [Season 2]-Damai
216 [Season 2]-Pernikahan
217 [Season 2]-Tawaran
218 [Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219 [Season 2-END Part Dua]
220 [Extra Part]-Cie, ngambek!
221 [Extra Part]-Cie, cemburu!
222 [Extra Part]-Bertemu Kerabat
223 [Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224 [Extra Part]-Belum Berhasil
225 [Extra Part]-Kejutan Manis
226 [Extra Part]-Pelanggan Sinis
227 [Extra Part]-Takut Kehilangan
228 [Extra Part]-Korban Bullying
229 [Extra Part]-Kehidupan Jelita
230 [Extra Part]-Kemarahan
231 [Extra Part]-Cerita Sama Suami
232 [Extra Part]-Sang Nyonya
233 [Extra Part]-Mulai Berani
234 [Extra Part]-Anak dari ...?
235 [Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236 [Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237 [Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238 [Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239 [Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240 [Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241 [Extra Part]-Terkuak Sudah!
242 [Extra Part]-Pengusiran
243 [Extra Part]-Investor
244 [Extra Part]-Bincang
245 [Extra Part]-Bertemu Bahagia
246 End--Akhir kisah sang Nyonya
247 Terima Kasih
248 Pengumuman dan PROMO!!!
249 Nona Muda Love Pengacara
250 Apa Kabar?
251 Amanat Istri Pertama
252 Amanat Istri Pertama
253 Hai, Kembali!^^
254 Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255 Curcol Suami Kang Jud1
256 Yang Redflag-redflag nih!
257 Nyonya Fiora
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Diriku
2
Sindiran
3
Malas
4
Orang Asing
5
Pertengkaran
6
Muak
7
Hari Ini
8
Rasa Bersalah
9
Maaf
10
Pertemuan
11
Salah Tingkah
12
Ajakan
13
Taman Bermain
14
Derita Selli
15
Ucapan
16
Introgasi
17
Kabar
18
CEO Baru
19
Kepikiran
20
Suka?
21
Bantuan
22
Merasa Tidak Enak
23
Oh Hati!
24
Kejutan
25
Unboxing
26
Permintaan Celvin
27
Terkejut-kejut
28
Apa Ya?
29
Bimbang
30
Berontak
31
Respon
32
Kurang
33
Bertemu
34
Hari Pertama
35
Hari Yang Panjang
36
Duh!
37
Aneh
38
Jawaban
39
Pulang
40
Menghindar
41
Rapat
42
Rencana Nike
43
Jawaban
44
Punya Pacar
45
Wanita Sempurna
46
Mama Oh Mama
47
Seperti
48
Jenuh
49
Rencana Mama
50
Kak Pandhu
51
Merenung
52
Celvin???
53
Kata Ivan
54
Pertanyaan
55
Terbayang Lagi
56
Kencan Manis
57
Esok Harinya
58
Membaik
59
Memberanikan Diri
60
Bersikukuh
61
Pura-Pura
62
Acara
63
Ngeyel
64
Lepas Rindu
65
Ajakan
66
Hmmm
67
Apa-apaan
68
(Spesial) Arlan POV
69
Yakin
70
Risau
71
Kaget
72
Tidak Kusangka
73
Bertengkar
74
Rahasia
75
Desakan
76
Berpikir KERAS
77
Hilang
78
Senandung Hati
79
Haaaah?
80
Akhirnya
81
Manis
82
Ada Lagi
83
Waaahhh!!!
84
PENGUMUMAN!!!
85
Ketemu CAMER!
86
Respon CAMER
87
Lega Rasanya
88
Derita Celvin
89
Kabar Baik untuk Mama
90
Isi Hati Mama
91
Gelisah
92
Waktu
93
Pagi Hari
94
Beda Pendapat
95
Sedikit Demi Sedikit
96
Dia?!!
97
Tentang Karakter
98
Maafkan Mas, Dek?!
99
Penjelasan yang...?
100
Hari H
101
PENGUMUMAN!!!
102
[Season 2]-Malam yang Tertunda
103
[Season 2]-Paginya
104
[Season 2]-Saran
105
[Season 2]-Kecewa
106
[Season 2]-Jelas!
107
[Season 2]-Tidak Tahu
108
[Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109
[Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110
[Season 2]-Cerita
111
[Season 2]-Tes?!
112
[Season 2]-Garis?!
113
[Season 2]-Kepergok
114
[Season 2]-Respon Mas Arlan
115
[Season 2]-Keuangan
116
[Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117
[Season 2]-Kacauuuu!
118
[Season 2]-Situasi
119
[Season 2]-Obrolan
120
[Season 2]-Kencan Keluarga
121
[Season 2]-Janji Temu
122
[Season 2]-Tawaran
123
[Season 2]-Dia Bingung
124
[Season 2]-Pembahasan
125
[Season 2]-Kesepakatan
126
[Season 2]-Nasehat
127
[Season 2]-Tilik Mama
128
[Season 2]-Menjaga
129
[Season 2]-Langkah Baru
130
[Season 2]-Hentakan
131
(Spesial)-Arlan POV 2
132
[Season 2]-Mood
133
[Season 2]-Kabar
134
[Season 2]-Entahlah!
135
[Season 2]-Jangan Dulu
136
[Season 2]-Mual?!
137
[Season 2]-Wow!
138
[Season 2]-Permohonan Undur Diri
139
[Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140
[Season 2]-Kondisi Riska
141
[Season 2]-Digelar
142
[Season 2]-Pilu
143
[Season 2]-Berhenti
144
[Season 2]-Kebimbangan Hati
145
[Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146
[Season 2]-Ikhlas
147
[Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148
[Season 2]-Sinis
149
[Season 2]-Aku Berani, tauk!
150
[Season 2]-Memastikan
151
[Season 2]-Bicara
152
[Season 2]-Terbuka
153
[Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154
[Season 2]-Pengakuan Selli
155
[Season 2]-Disuatu Ketika
156
[Season 2]-Ternyata
157
[Season 2]-Permintaan
158
[Season 2]-Skak Mat!
159
[Season 2]-Perasaan Berat
160
[Season 2]-Penegasan
161
[Season 2]-Apa
162
[Season 2]-Sadar
163
[Season 2]-Cerita
164
[Season 2]-Insiden
165
[Season 2]-Pilihan
166
[Season 2]-Rencana Mita
167
[Season 2]-Berangkat
168
[Season 2]-Aksi Mita
169
[Season 2]-Curhat
170
[Season 2]-Undangan Makan Malam
171
[Season 2]-Permohonan
172
[Season 2]-Keputusan
173
[Season 2]-Berbagi Anak
174
[Season 2]-Penuturan dari Nia
175
[Season 2]-Lanjutan
176
[Season 2]-Tanyaku
177
[Season 2]-Cewek atau Cowok?
178
[Season 2]-Sayang
179
[Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180
[Season 2]-Dia Tahu
181
[Season 2]-Tidak Ditemukan
182
[Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183
[Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184
[Season 2]-Cerita Sedih
185
[Season 2]-Tak Seharusnya
186
[Season 2]-Selang Berlalu
187
[Season 2]-By Arlan
188
[Season 2]-Kharisma Baru
189
[Season 2]-Kata Mama
190
[Season 2]-Nostalgia
191
[Season 2]-Wajib Curiga!
192
[Season 2]-Teror
193
[Season 2]-Mamaku Julid!
194
[Season 2]-Dugaan
195
[Season 2]-Kabar dari Canberra
196
[Season 2]-Kebetulan
197
[Season 2]-Balik Ancam
198
[Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199
[Season 2]-Terperanjat Hebat!
200
[Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201
HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202
PENGUMUMAN!
203
[Season 2]-Pertengkaran Mereka
204
[Season 2]-Permintaan Maaf
205
[Season 2]-Jujur
206
[Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207
[Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208
[Season 2]-Mengerti
209
[Season 2]-Kedatangan
210
[Season 2]-Kisah Masa Lalu
211
[Season 2]-Menolak Rezeki
212
[Season 2]-Putusan Hati
213
[Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214
[Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215
[Season 2]-Damai
216
[Season 2]-Pernikahan
217
[Season 2]-Tawaran
218
[Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219
[Season 2-END Part Dua]
220
[Extra Part]-Cie, ngambek!
221
[Extra Part]-Cie, cemburu!
222
[Extra Part]-Bertemu Kerabat
223
[Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224
[Extra Part]-Belum Berhasil
225
[Extra Part]-Kejutan Manis
226
[Extra Part]-Pelanggan Sinis
227
[Extra Part]-Takut Kehilangan
228
[Extra Part]-Korban Bullying
229
[Extra Part]-Kehidupan Jelita
230
[Extra Part]-Kemarahan
231
[Extra Part]-Cerita Sama Suami
232
[Extra Part]-Sang Nyonya
233
[Extra Part]-Mulai Berani
234
[Extra Part]-Anak dari ...?
235
[Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236
[Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237
[Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238
[Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239
[Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240
[Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241
[Extra Part]-Terkuak Sudah!
242
[Extra Part]-Pengusiran
243
[Extra Part]-Investor
244
[Extra Part]-Bincang
245
[Extra Part]-Bertemu Bahagia
246
End--Akhir kisah sang Nyonya
247
Terima Kasih
248
Pengumuman dan PROMO!!!
249
Nona Muda Love Pengacara
250
Apa Kabar?
251
Amanat Istri Pertama
252
Amanat Istri Pertama
253
Hai, Kembali!^^
254
Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255
Curcol Suami Kang Jud1
256
Yang Redflag-redflag nih!
257
Nyonya Fiora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!