Rasa Bersalah

Aku menggemudi mobil merahku dengan sangat santai. Toh, tidak ada siapapun yang menungguku. Sembari menikmati suasana sore hari yang lumayan ramai. Banyak bapak-bapak penjual kaki lima yang sedang berlalu lalang. Memang suasana kota ketika memasuki malam hari lebih terasa padat. Karena siang harinya pasti banyak orang yang akan bekerja.

Bola mataku menangkap keberadaan seorang nenek yang sudah renta. Sedang duduk dipinggiran jalan sembari menjajakan dagangan. Nenek tersebut tampak menjual nasi pecel yang tersusun sederhana di tampah bambu kecil dan tentunya terlihat begitu kasihan. Apalagi dagangan beliau belum banyak terjual.

Aku beringsut meminggirkan mobilku tak jauh dari keberadaan sang nenek. Hatiku merasa iba ketika menangkap raut sendu dan pasrah di wajah beliau. Aku keluar dari mobil dan perlahan menghampiri sang nenek. Aku ingin menyisihkan sedikit saja uangku untuk membeli dagangannya.

"Assalamu'allaikum, Nenek," sapaku dengan ucapan salam yang begitu tulus.

"Wa'alaikumsssalam Cu. Ini Cu dijamin enak lho pecel Mbah," jawab Nenek tersebut.

Aku tersenyum. "Oh iya, Mbah. Saya mau beli tiga bungkus ya, Mbah."

"Alhamdulillah tunggu ya, Cu."

Terbesit rasa sesak yang tumbuh di hatiku. Pandanganku tidak lepas dari pergerakan nenek penjual pecel ini. Beliau melayaniku dengan tubuh yang sudah kurus dan renta. Dengan tangan yang sudah bergematar karena usianya, disusun pelan-pelan setiap bumbu dan sayur mayur untuk pecel. Benakku bertanya-tanya. Kemanakah anaknya? Atau sanak saudaranya?

"Mbah tiap hari jualan ya?" tanyaku mencoba mengorek sedikit kehidupan sang nenek.

"Kadang-kadang aja, Cu. Kalau Mbah lagi sehat. Badannya sudah tua sering sakit-sakitan."

"Anak Mbah, kemana?"

"Ada, Cu. Mereka sama susahnya seperti Mbah. Udah pada punya keluarga sendiri juga."

"Oh, ... Tapi nggak seharusnya Mbah bekerja diusia begini mbah."

"Nggak apa-apa, Cu. Mbah takut ngrepotin anak Mbah. Yang penting anak cucu Mbah sehat hidup kecukupan. Mbah nggak bisa nyekolahin tinggi. Sekarang mereka hidupnya jadi susah. Biasa Cu, jaman dulu sekolah itu dinilai tidak terlalu penting. Kalau ditanya sekarang, Mbah menyesal padahal saat suami masih ada. Hidup kami nggak sesusah sekarang. Nyari uang masih gampang apalagi buat nyekolahin anak juga masih bisa tapi memang sudah takdir yang diatas, Cu."

"Yang sabar ya, Mbah. Setiap orang punya cobaannya masing masing."

"Terima kasih ya, Cu. Ini pecelnya sudah jadi."

Aku cukup terkesiap mendengar penuturan nenek penjual pecel ini. Aku menyimpulkan sesuatu berharga. Bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali dan sebaiknya mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Tentu saja untuk hal positif yang berguna untuk masa depan. Karena pada dasarnya takdir terjadi tergantung diri sendiri akan melangkahkan tujuannya ke jalan seperti apa. Tuhan pasti akan membalasnya sesuai ikhtiarnya.

Aku meraih tiga bungkus nasi pecel yang berada dalam sebuah kantong keresek hitam. Dan memberikan bayaran dengan dua lembar uang ratusan ribu.

"Aduh, Cu. Ini kebanyakan," sergah sang nenek.

"Nggak apa-apa, Mbah. Anggep aja rezeki buat Mbah," ujarku.

"Nggak boleh gitu, Cu. Ini lho harga pecelnya aja gak seberapa kok semua cuma lima belas ribu aja."

"Terima saja ya mbah bantu aku buat bersedekah hehe."

"Ya Allah, Cu. Terima kasih Mbah nggak tahu harus bales pake apa."

Aku membalas ucapan terima kasih dari sang nenek penjual pecel dengan senyuman yang sangat tulus. Kemudian beranjak dan kembali ke dalam mobilku. Aku menggemudikan mobil dan bergegas pulang karena hari semakin sore.

Di perjalanan benakku kembali terbayang raut wajah nenek penjual pecel. Betapa kasihannya, seandainya aku adalah orang yang kaya raya. Ingin sekali aku membangun sebuah yayasan panti jompo. Untuk tempat para lansia bersantai menikmati hari tua dan tentunya aku tidak akan membiarkan mereka bekerja keras lagi di usia yang sudah sangat renta.

Yeah, apa mau dikata, saat ini aku masih menjadi bawahan di perusahaan orang lain. Semoga saja aku bisa mewujudkannya suatu saat nanti. Aku juga menjadi teringat pertengkaranku dengan ibuku semalam. Aku merasa sudah sangat keterlaluan. Aku merasa sangat tidak tahu diri padahal selama ini ibuku selalu merawatku dengan baik. Hanya karena masalah sepele saja aku bisa meledakkan emosi yang sangat egoisnya.

"Aku pengen minta maaf sama Mama ...," gumamku pelan.

****

Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di apartemenku. Dengan langkah gontai karena kelelahan dan sudah tidak sanggup menopang badan besarku. Aku melenggang ke dalam lift alias elevator.

Sesampainya di istana bonekaku, dengan cepat kutekan tombol digit angka yang menjadi kode pengaman sekaligus kunci pintu apartemenku. Kuhela nafas dalam dengan begitu leganya. Akhirnya aku bisa bersantai juga. Tanpa harus bertatapan dengan komputer dan berkas-berkas yang membosankan. Dan tentunya untuk sementara aku terbebas dari sesosok setan cantik yang tidak lain dan tidak bukan adalah Mita.

Karena beberapa bagian tubuh begitu sangat pegal dan penat, aku berencana segera bergegas mandi. Setelah mengambil baju ganti, aku melangkah menuju kamar mandi yang terletak di samping dapur. Aku sedikit terperanjat ketika bola mataku menangkap seorang wanita sedang sibuk di meja kompor. Ibuku tampaknya sedang memasak sejak tadi, terbukti sudah ada beberapa hidangan yang telah tersaji di meja makan.

"Hai, Ma. Assalamu'alaikum," sapaku, berhasil membuatnya membalikkan badannya menatapku.

"Hai juga Sayang. Wa'alaikumssalam, kamu sudah pulang to?" jawab ibuku sembari tersenyum. Setelahnya kembali memainkan centong diatas wajan berisi masakan.

Aku merasa sedikit kikuk. "Emm ... Mama sudah dari tadi ya disini?"

"Seperti yang kamu bilang, Sayang."

Ada rasa canggung menerpa hatiku sekarang. Padahal baru saja aku akan berencana meminta maaf. Namun kini boro-boro minta maaf, ingin bersikap biasa saja aku tidak bisa. Anak macam apa aku ini, dengan ibuku sendiri aku malah merasa malu dan kikuk. Sedangkan dengan orang lain aku malah bisa memberi sedikit motivasi.

"Ma ... emm.. itu," ujarku tergagap.

"Apa, Sayang? Kamu kayaknya capek lho mandi dulu sana."

"Emm ... Mama nggak perlu bantuankah?"

"Enggak, Sayang. Ini bentar lagi beres kok."

"A-aku mandi dulu ya, Ma. Entar aku bantuin."

"Iya, Sayang."

Aku berusaha menatap ibuku dan memberikan senyuman setulus mungkin. Meski, akan terlihat sangat kaku dan canggung. Aku beranjak ke kamar mandi dan membasuh setiap inchi tubuhku sebersih mungkin.

Dan nyatanya, otakku masih berputar mencari kalimat yang tepat. Tentunya untuk ucapan maafku untuk ibuku. Aku memberi motivasi supaya tidak malu untuk melontarkan permintaan maaf kepada ibuku dari diriku sendiri.

****

Malamnya kami makan bersama, beserta tiga bungkus pecel tadi. Lagi-lagi, bibirku masih terkunci. Belum keluar kata maaf yang bisa aku lontarkan kepada ibuku.

Bersambung...

Yang sudah baca silahkan like dan komennya ya biar saya tambah semangat mau lanjutin novelnya.

Terima kasih juga sudah mampir di novel singkat dari saya.

Semoga menjadi manfaat dan motivasi untuk kita semua 😊😊

Terpopuler

Comments

MaiRa Rai Matsui 💖

MaiRa Rai Matsui 💖

ceritanya bagus thor 😍😍

aq menangis terharu di part ini

2021-05-20

1

Dzie yudith

Dzie yudith

aku prnh ngalamin yg fanny alamin,.. beda nya sampai skrg aku msh perang dingin sm mmh ku😔

2020-11-11

0

Emilisdapanjaitan

Emilisdapanjaitan

minta maaf buruan nanti nyeseo

2020-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Diriku
2 Sindiran
3 Malas
4 Orang Asing
5 Pertengkaran
6 Muak
7 Hari Ini
8 Rasa Bersalah
9 Maaf
10 Pertemuan
11 Salah Tingkah
12 Ajakan
13 Taman Bermain
14 Derita Selli
15 Ucapan
16 Introgasi
17 Kabar
18 CEO Baru
19 Kepikiran
20 Suka?
21 Bantuan
22 Merasa Tidak Enak
23 Oh Hati!
24 Kejutan
25 Unboxing
26 Permintaan Celvin
27 Terkejut-kejut
28 Apa Ya?
29 Bimbang
30 Berontak
31 Respon
32 Kurang
33 Bertemu
34 Hari Pertama
35 Hari Yang Panjang
36 Duh!
37 Aneh
38 Jawaban
39 Pulang
40 Menghindar
41 Rapat
42 Rencana Nike
43 Jawaban
44 Punya Pacar
45 Wanita Sempurna
46 Mama Oh Mama
47 Seperti
48 Jenuh
49 Rencana Mama
50 Kak Pandhu
51 Merenung
52 Celvin???
53 Kata Ivan
54 Pertanyaan
55 Terbayang Lagi
56 Kencan Manis
57 Esok Harinya
58 Membaik
59 Memberanikan Diri
60 Bersikukuh
61 Pura-Pura
62 Acara
63 Ngeyel
64 Lepas Rindu
65 Ajakan
66 Hmmm
67 Apa-apaan
68 (Spesial) Arlan POV
69 Yakin
70 Risau
71 Kaget
72 Tidak Kusangka
73 Bertengkar
74 Rahasia
75 Desakan
76 Berpikir KERAS
77 Hilang
78 Senandung Hati
79 Haaaah?
80 Akhirnya
81 Manis
82 Ada Lagi
83 Waaahhh!!!
84 PENGUMUMAN!!!
85 Ketemu CAMER!
86 Respon CAMER
87 Lega Rasanya
88 Derita Celvin
89 Kabar Baik untuk Mama
90 Isi Hati Mama
91 Gelisah
92 Waktu
93 Pagi Hari
94 Beda Pendapat
95 Sedikit Demi Sedikit
96 Dia?!!
97 Tentang Karakter
98 Maafkan Mas, Dek?!
99 Penjelasan yang...?
100 Hari H
101 PENGUMUMAN!!!
102 [Season 2]-Malam yang Tertunda
103 [Season 2]-Paginya
104 [Season 2]-Saran
105 [Season 2]-Kecewa
106 [Season 2]-Jelas!
107 [Season 2]-Tidak Tahu
108 [Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109 [Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110 [Season 2]-Cerita
111 [Season 2]-Tes?!
112 [Season 2]-Garis?!
113 [Season 2]-Kepergok
114 [Season 2]-Respon Mas Arlan
115 [Season 2]-Keuangan
116 [Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117 [Season 2]-Kacauuuu!
118 [Season 2]-Situasi
119 [Season 2]-Obrolan
120 [Season 2]-Kencan Keluarga
121 [Season 2]-Janji Temu
122 [Season 2]-Tawaran
123 [Season 2]-Dia Bingung
124 [Season 2]-Pembahasan
125 [Season 2]-Kesepakatan
126 [Season 2]-Nasehat
127 [Season 2]-Tilik Mama
128 [Season 2]-Menjaga
129 [Season 2]-Langkah Baru
130 [Season 2]-Hentakan
131 (Spesial)-Arlan POV 2
132 [Season 2]-Mood
133 [Season 2]-Kabar
134 [Season 2]-Entahlah!
135 [Season 2]-Jangan Dulu
136 [Season 2]-Mual?!
137 [Season 2]-Wow!
138 [Season 2]-Permohonan Undur Diri
139 [Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140 [Season 2]-Kondisi Riska
141 [Season 2]-Digelar
142 [Season 2]-Pilu
143 [Season 2]-Berhenti
144 [Season 2]-Kebimbangan Hati
145 [Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146 [Season 2]-Ikhlas
147 [Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148 [Season 2]-Sinis
149 [Season 2]-Aku Berani, tauk!
150 [Season 2]-Memastikan
151 [Season 2]-Bicara
152 [Season 2]-Terbuka
153 [Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154 [Season 2]-Pengakuan Selli
155 [Season 2]-Disuatu Ketika
156 [Season 2]-Ternyata
157 [Season 2]-Permintaan
158 [Season 2]-Skak Mat!
159 [Season 2]-Perasaan Berat
160 [Season 2]-Penegasan
161 [Season 2]-Apa
162 [Season 2]-Sadar
163 [Season 2]-Cerita
164 [Season 2]-Insiden
165 [Season 2]-Pilihan
166 [Season 2]-Rencana Mita
167 [Season 2]-Berangkat
168 [Season 2]-Aksi Mita
169 [Season 2]-Curhat
170 [Season 2]-Undangan Makan Malam
171 [Season 2]-Permohonan
172 [Season 2]-Keputusan
173 [Season 2]-Berbagi Anak
174 [Season 2]-Penuturan dari Nia
175 [Season 2]-Lanjutan
176 [Season 2]-Tanyaku
177 [Season 2]-Cewek atau Cowok?
178 [Season 2]-Sayang
179 [Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180 [Season 2]-Dia Tahu
181 [Season 2]-Tidak Ditemukan
182 [Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183 [Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184 [Season 2]-Cerita Sedih
185 [Season 2]-Tak Seharusnya
186 [Season 2]-Selang Berlalu
187 [Season 2]-By Arlan
188 [Season 2]-Kharisma Baru
189 [Season 2]-Kata Mama
190 [Season 2]-Nostalgia
191 [Season 2]-Wajib Curiga!
192 [Season 2]-Teror
193 [Season 2]-Mamaku Julid!
194 [Season 2]-Dugaan
195 [Season 2]-Kabar dari Canberra
196 [Season 2]-Kebetulan
197 [Season 2]-Balik Ancam
198 [Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199 [Season 2]-Terperanjat Hebat!
200 [Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201 HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202 PENGUMUMAN!
203 [Season 2]-Pertengkaran Mereka
204 [Season 2]-Permintaan Maaf
205 [Season 2]-Jujur
206 [Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207 [Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208 [Season 2]-Mengerti
209 [Season 2]-Kedatangan
210 [Season 2]-Kisah Masa Lalu
211 [Season 2]-Menolak Rezeki
212 [Season 2]-Putusan Hati
213 [Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214 [Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215 [Season 2]-Damai
216 [Season 2]-Pernikahan
217 [Season 2]-Tawaran
218 [Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219 [Season 2-END Part Dua]
220 [Extra Part]-Cie, ngambek!
221 [Extra Part]-Cie, cemburu!
222 [Extra Part]-Bertemu Kerabat
223 [Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224 [Extra Part]-Belum Berhasil
225 [Extra Part]-Kejutan Manis
226 [Extra Part]-Pelanggan Sinis
227 [Extra Part]-Takut Kehilangan
228 [Extra Part]-Korban Bullying
229 [Extra Part]-Kehidupan Jelita
230 [Extra Part]-Kemarahan
231 [Extra Part]-Cerita Sama Suami
232 [Extra Part]-Sang Nyonya
233 [Extra Part]-Mulai Berani
234 [Extra Part]-Anak dari ...?
235 [Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236 [Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237 [Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238 [Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239 [Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240 [Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241 [Extra Part]-Terkuak Sudah!
242 [Extra Part]-Pengusiran
243 [Extra Part]-Investor
244 [Extra Part]-Bincang
245 [Extra Part]-Bertemu Bahagia
246 End--Akhir kisah sang Nyonya
247 Terima Kasih
248 Pengumuman dan PROMO!!!
249 Nona Muda Love Pengacara
250 Apa Kabar?
251 Amanat Istri Pertama
252 Amanat Istri Pertama
253 Hai, Kembali!^^
254 Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255 Curcol Suami Kang Jud1
256 Yang Redflag-redflag nih!
257 Nyonya Fiora
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Diriku
2
Sindiran
3
Malas
4
Orang Asing
5
Pertengkaran
6
Muak
7
Hari Ini
8
Rasa Bersalah
9
Maaf
10
Pertemuan
11
Salah Tingkah
12
Ajakan
13
Taman Bermain
14
Derita Selli
15
Ucapan
16
Introgasi
17
Kabar
18
CEO Baru
19
Kepikiran
20
Suka?
21
Bantuan
22
Merasa Tidak Enak
23
Oh Hati!
24
Kejutan
25
Unboxing
26
Permintaan Celvin
27
Terkejut-kejut
28
Apa Ya?
29
Bimbang
30
Berontak
31
Respon
32
Kurang
33
Bertemu
34
Hari Pertama
35
Hari Yang Panjang
36
Duh!
37
Aneh
38
Jawaban
39
Pulang
40
Menghindar
41
Rapat
42
Rencana Nike
43
Jawaban
44
Punya Pacar
45
Wanita Sempurna
46
Mama Oh Mama
47
Seperti
48
Jenuh
49
Rencana Mama
50
Kak Pandhu
51
Merenung
52
Celvin???
53
Kata Ivan
54
Pertanyaan
55
Terbayang Lagi
56
Kencan Manis
57
Esok Harinya
58
Membaik
59
Memberanikan Diri
60
Bersikukuh
61
Pura-Pura
62
Acara
63
Ngeyel
64
Lepas Rindu
65
Ajakan
66
Hmmm
67
Apa-apaan
68
(Spesial) Arlan POV
69
Yakin
70
Risau
71
Kaget
72
Tidak Kusangka
73
Bertengkar
74
Rahasia
75
Desakan
76
Berpikir KERAS
77
Hilang
78
Senandung Hati
79
Haaaah?
80
Akhirnya
81
Manis
82
Ada Lagi
83
Waaahhh!!!
84
PENGUMUMAN!!!
85
Ketemu CAMER!
86
Respon CAMER
87
Lega Rasanya
88
Derita Celvin
89
Kabar Baik untuk Mama
90
Isi Hati Mama
91
Gelisah
92
Waktu
93
Pagi Hari
94
Beda Pendapat
95
Sedikit Demi Sedikit
96
Dia?!!
97
Tentang Karakter
98
Maafkan Mas, Dek?!
99
Penjelasan yang...?
100
Hari H
101
PENGUMUMAN!!!
102
[Season 2]-Malam yang Tertunda
103
[Season 2]-Paginya
104
[Season 2]-Saran
105
[Season 2]-Kecewa
106
[Season 2]-Jelas!
107
[Season 2]-Tidak Tahu
108
[Season 2]-Pertanyaan Selanjutnya
109
[Season 2]-Time to Fanni & Arlan.
110
[Season 2]-Cerita
111
[Season 2]-Tes?!
112
[Season 2]-Garis?!
113
[Season 2]-Kepergok
114
[Season 2]-Respon Mas Arlan
115
[Season 2]-Keuangan
116
[Season 2]-Kejutan Pagi Hari
117
[Season 2]-Kacauuuu!
118
[Season 2]-Situasi
119
[Season 2]-Obrolan
120
[Season 2]-Kencan Keluarga
121
[Season 2]-Janji Temu
122
[Season 2]-Tawaran
123
[Season 2]-Dia Bingung
124
[Season 2]-Pembahasan
125
[Season 2]-Kesepakatan
126
[Season 2]-Nasehat
127
[Season 2]-Tilik Mama
128
[Season 2]-Menjaga
129
[Season 2]-Langkah Baru
130
[Season 2]-Hentakan
131
(Spesial)-Arlan POV 2
132
[Season 2]-Mood
133
[Season 2]-Kabar
134
[Season 2]-Entahlah!
135
[Season 2]-Jangan Dulu
136
[Season 2]-Mual?!
137
[Season 2]-Wow!
138
[Season 2]-Permohonan Undur Diri
139
[Season 2]-Ancaman Tidak Terduga
140
[Season 2]-Kondisi Riska
141
[Season 2]-Digelar
142
[Season 2]-Pilu
143
[Season 2]-Berhenti
144
[Season 2]-Kebimbangan Hati
145
[Season 2]-Kabar dari Rumah Besar
146
[Season 2]-Ikhlas
147
[Season 2]-Perpisahan Yang Sesungguhnya
148
[Season 2]-Sinis
149
[Season 2]-Aku Berani, tauk!
150
[Season 2]-Memastikan
151
[Season 2]-Bicara
152
[Season 2]-Terbuka
153
[Season 2]-Tolong mengertilah, Nak.
154
[Season 2]-Pengakuan Selli
155
[Season 2]-Disuatu Ketika
156
[Season 2]-Ternyata
157
[Season 2]-Permintaan
158
[Season 2]-Skak Mat!
159
[Season 2]-Perasaan Berat
160
[Season 2]-Penegasan
161
[Season 2]-Apa
162
[Season 2]-Sadar
163
[Season 2]-Cerita
164
[Season 2]-Insiden
165
[Season 2]-Pilihan
166
[Season 2]-Rencana Mita
167
[Season 2]-Berangkat
168
[Season 2]-Aksi Mita
169
[Season 2]-Curhat
170
[Season 2]-Undangan Makan Malam
171
[Season 2]-Permohonan
172
[Season 2]-Keputusan
173
[Season 2]-Berbagi Anak
174
[Season 2]-Penuturan dari Nia
175
[Season 2]-Lanjutan
176
[Season 2]-Tanyaku
177
[Season 2]-Cewek atau Cowok?
178
[Season 2]-Sayang
179
[Season 2]-Kabar Baik dari Teman
180
[Season 2]-Dia Tahu
181
[Season 2]-Tidak Ditemukan
182
[Season 2]-Permintaan Mas Arlan kepadaku
183
[Season 2]-Perihal Posisi Sementara
184
[Season 2]-Cerita Sedih
185
[Season 2]-Tak Seharusnya
186
[Season 2]-Selang Berlalu
187
[Season 2]-By Arlan
188
[Season 2]-Kharisma Baru
189
[Season 2]-Kata Mama
190
[Season 2]-Nostalgia
191
[Season 2]-Wajib Curiga!
192
[Season 2]-Teror
193
[Season 2]-Mamaku Julid!
194
[Season 2]-Dugaan
195
[Season 2]-Kabar dari Canberra
196
[Season 2]-Kebetulan
197
[Season 2]-Balik Ancam
198
[Season 2]-Si Cemen dari Canberra
199
[Season 2]-Terperanjat Hebat!
200
[Season 2]-Sebal aku, kepadamu!
201
HAPPY 200 EPISODE(GIVEAWAY KECIL)
202
PENGUMUMAN!
203
[Season 2]-Pertengkaran Mereka
204
[Season 2]-Permintaan Maaf
205
[Season 2]-Jujur
206
[Season 2]-Perihal Ibu Leny dan Kondisi Mbak Dahlia
207
[Season 2]-Cemburu Tanpa Tahu
208
[Season 2]-Mengerti
209
[Season 2]-Kedatangan
210
[Season 2]-Kisah Masa Lalu
211
[Season 2]-Menolak Rezeki
212
[Season 2]-Putusan Hati
213
[Season 2]-Mas Gun VS Mbak Leny
214
[Season 2]-Ketidakcocokan Ibu-Anak
215
[Season 2]-Damai
216
[Season 2]-Pernikahan
217
[Season 2]-Tawaran
218
[Season 2-END Part Satu]-Kesempatan
219
[Season 2-END Part Dua]
220
[Extra Part]-Cie, ngambek!
221
[Extra Part]-Cie, cemburu!
222
[Extra Part]-Bertemu Kerabat
223
[Extra Part]-Kebiasaan Tidur
224
[Extra Part]-Belum Berhasil
225
[Extra Part]-Kejutan Manis
226
[Extra Part]-Pelanggan Sinis
227
[Extra Part]-Takut Kehilangan
228
[Extra Part]-Korban Bullying
229
[Extra Part]-Kehidupan Jelita
230
[Extra Part]-Kemarahan
231
[Extra Part]-Cerita Sama Suami
232
[Extra Part]-Sang Nyonya
233
[Extra Part]-Mulai Berani
234
[Extra Part]-Anak dari ...?
235
[Extra Part]-Golf Bersama Nur Imran
236
[Extra Part]-Sudah jatuh, tertimpa tangga pula
237
[Extra Part]-Labrakan yang Sia-sia
238
[Extra Part]-Pelukan Sang Ayah
239
[Extra Part]-Mita Dalam Bahaya
240
[Extra Part]-Wanita Butuh Perhatian
241
[Extra Part]-Terkuak Sudah!
242
[Extra Part]-Pengusiran
243
[Extra Part]-Investor
244
[Extra Part]-Bincang
245
[Extra Part]-Bertemu Bahagia
246
End--Akhir kisah sang Nyonya
247
Terima Kasih
248
Pengumuman dan PROMO!!!
249
Nona Muda Love Pengacara
250
Apa Kabar?
251
Amanat Istri Pertama
252
Amanat Istri Pertama
253
Hai, Kembali!^^
254
Suami Bejat Yang Menolak Diceraikan
255
Curcol Suami Kang Jud1
256
Yang Redflag-redflag nih!
257
Nyonya Fiora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!