Abi menerima paper bag pemberian Reno. Namun dia bingung kenapa tuannya itu memberikan paper bag yang sangat yakin bahwa itu adalah isinya ponsel.
“Itu ponsel baru buat kamu. Mulai sekarang tugas kamu akan bertambah. Yaitu membantuku menyelesaikan pekerjaan kantor.” ucap Reno menjawab rasa penasaran Abi.
“Dan di dalam ponsel itu hanya ada nomorku dan nomor Yoga. kamu jangan sekali-kali menghubungi nomor lain selain nomorku dan Yoga. karena ponsel itu sudah aku sadap sekaligus aku pasang GPS. Ingat! Ponsel itu hanya untuk bekerja. Jangan sekali-kali menghubungi nomorku dan Yoga, kecuali terdesak.”
Abi masih diam dan sedikit shock dengan penjelasan Reno. Jadi mulai sekarang pekerjaannya akan bertambah. Dan dirinya diminta membantu pekerjaan kantor. pekerjaan yang seperti apa. Dan apakah harus ikut pergi ke kantor. begitu banyak pertanyaan dalam benak Abi, namun ia tidak berani menanyakannya langsung.
“Kenapa kamu masih di sini? pergi lah!” usirnya lalu Abi menunduk hormat sebelum pergi.
Reno memang sengaja memberikan ponsel baru untuk Abi. Sepertinya mempekerjakan Abi juga bukan ide yang buruk. Dan ponsel itu akan ia gunakan untuk berkomunikasi dengannya sekaligus mengontrol pekerjaannya.
Ponsel Abi sebelumnya disita oleh Reno. Dan dia tidak ingin memberikan ponsel itu untuk berkomunikasi. Reno tidak ingin Abi menghubungi beberapa orang yang dikenal dan akan merencanakan kabur dari rumahnya. Jadi ponsel milik Abi dia sita sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Reno mulai menyuapkan makanan yang sudah disajikan oleh Abi. Rasa masakan yang tidak pernah berubah.
Beberapa saat kemudian Reno telah menyelesaikan makan malamnya. Tak lupa ia meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter untuk proses penyembuhannya.
Sebelum Reno menaiki lantai dua menuju kamarnya, pria itu menyempatkan diri mampir ke kamar Abi. Ada sesuatu yang ingin sampaikan.
Tok tok tok
Abi terkejut saat terdengar ketukan pintu dari luar. Dengan sigap dia membukakan pintu tanpa mempedulikan penampilannya saat ini.
Cklek
“Maaf, Tuan! Ada yang bisa saya bantu?” tanya Abi.
Reno gelagapan saat melihat baju tidur yang dikenakan Abi saat ini. meskipun masih dalam kategori sopan, namun baju berbahan tipis yang berwarna gelap itu sangat kontras dengan kulit tubuh Abi yang putih. Bahkan pahanya terlihat sangat mulus. Reno pun segera memalingkan muka berusaha menahan gejolak aneh dari inti tubuhnya.
“Mulai besok kamu harus memasak untuk sarapan pagiku. Dan besok aku masih cuti. Untuk itu, pekerjaan kamu juga dimulai besok.” Ucap Reno lalu bergegas meninggalkan Abi yang masih diam. Bahkan ia tidak menunggu jawaban Abi terlebih dulu.
Abi pun segera menutup kembali pintunya. Tidur lebih cepat sepertinya ide yang baik, karena mulai besok pekerjaannya akan bertambah.
“Tidak apalah pekerjaanku semakin banyak, biar waktuku untuk tinggal di sini juga cepat berakhir.” Ucapnya sambil menyemangati diri.
Sementara itu Reno yang baru saja masuk ke dalam kamarnya tampak mengusap wajahnya dengan kasar. Hal itu dikarenakan setelah melihat pemandangan indah namun tak dapat digapai.
“Kenapa dia berpakaian seperti itu? Apakah memang sengaja menggodaku? Apakah dia nggak punya baju ganti yang lebih sopan, setidaknya tidak membuatku resah.” Gumamnya dengan kesal.
Setelah itu Reno berganti pakaiannya dengan hanya memakai boxer dan bertelanjang da-da. Dia termenung sejenak mengingat Abi. Dia baru sadar kalau selama ini tidak pernah memberikan waktu untuk perempuan itu berbelanja pakaian. Karena kartu debit yang dia berikan hanya digunakan untuk keperluan dapur. Mungkin lain kali dia akan memberikan waktu untuk Abi berbelanja kebutuhan pribadinya.
*
Keesokan paginya, sesuai dengan tugas tambahan yang diberikan oleh Reno, pagi ini Abi bangun sangat pagi sekali. Ia terlebih dulu memasak sesuai dengan perintah Reno. Meskipun tak banyak memiliki referensi masakan, namun Abi memasak sesuai dengan bahan yang tersedia. Mungkin lain kali ia akan belajar dan mencari menu masakan baru agar Reno tidak bosan jika hanya makan itu-itu saja.
“Eh!” Abi menutup mulutnya saat memikirkan niatnya untuk mencari menu masakan baru. Seperti istri sungguhan saja yang minta dipuji suami jika masakannya enak dan beraneka ragam.
“Tapi nggak masalah juga sih, setidaknya itu bisa menambah nilai plus dan bisa mengurangi waktuku berada di sini.” gumamnya lalu segera keluar kamar.
Abi sudah siap bertempur di dapur. Tak lupa ia mengikat rambut panjangnya seperti ekor kuda. Hari ini dia sangat bersemangat demi tuntutan ganti ruginya pada Reno.
Beberapa saat kegiatan masaknya sudah selesai. Abi mandi terlebih dulu sebelum membangunkan Reno dan menyiapkan air hangat untuk mandi.
Cklek
Abi dengan pelan membuka pintu kamar Reno. Terlihat pria itu masih nyenyak dalam tidurnya. Da-da bidangnya tersekspose hingga membuat Abi sedikit salah tingkah. Lalu ia mempercepat langkahnya masuk ke kamar mandi dan mengisi bathtub dengan air hangat.
Keluar dari kamar mandi, Reno juga belum bangun. Namun posisi tidurnya berubah miring sambil memeluk guling. Sekali lagi Abi memperhatikan pria itu.
“Tampan sih, tapi dingin, galak, arogan, dan satu lagi, tua.” Gumamnya pelan sambil cekikikan sendiri.
Setelah itu Abi berjalan mendekati jendela kamar Reno dan membuka gordennya.
“Apa baru saja ada orang yang berbicara?” tanya Reno tiba-tiba saat Abi masih memegang kain gorden.
Abi terdiam memaku di tempat. Degupan jantungnya tak beraturan.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Siti Aisyah
kata tua nya yg bikin gak enak didengar 😂😂
2022-10-14
1
Mamax Garissa
wadoh ketauan
2022-10-08
0
ikoh zia
hayo loh keciduk km vibi makanya jngn sekate kate kedengerkan sama yg empunya😄
2022-08-07
0