Tak ingin menunjukkan rasa keterkejutannya pada Abi, Reno tampak berpura-pura kembali mengecek hasil pekerjaan itu. Bahkan menurut Reno, Abi melakukan itu semua dalam waktu yang cukup singkat seperti yang biasanya ia lakukan.
“Maaf Tuan, apakah masih ada kesalahan?” tanya Abi dengan was-was. Pasalnya dia melihat wajah Reno seperti menemukan kesalahan pada data itu.
“Pergilah!” usirnya tanpa mengucapkan terima kasih.
Mendapat pengusiran dari Reno itu tandanya pekerjaannya sudah beres. Dan Abi bisa bernafas lega.
Abi bisa melakukan pekerjaan itu karena hal itu sudah biasa baginya saat dulu masih tinggal bersama Omnya yaitu Om Xander. Di sela-sela kegiatan belajarnya, tak jarang Xander juga mengajarkan ilmu bisnis terhadap Abi.
Menurut Xander dunia modelling itu hanya sementara. Meskipun suatu saat Abi bakal menjadi model terkenal dengan prestasi gemilang. Kemungkinan itu tidak bisa bertahan lama. Karena masih banyak model lainnya yang usianya jauh lebih muda dengan kemampuan yang lebih gemilang pula jika usia Abi semakin bertambah. Untuk itu Xander mengajarkan ilmu bisnis pada Abi, yang termasuk salah satu pewaris dari perusahaan Sean yang ada dimana-mana.
Setelah memastikan Abi masuk ke dalam rumah, Reno kembali memikirkan tentang Abi. Dia masih belum percaya dengan kemampuan pelayannya itu. Bahkan Reno sempat berpikir jika tidak ada salahnya mempekerjakan Abi untuk membantu urusan kantornya. Tapi cukup dari rumah saja tanpa harus ikut pergi ke kantornya.
**
Sore harinya Reno tampak bersantai di ruang tengah sambil menikmati secangkir espresso yang dibuatkan Abi. Pria itu masih merasakan nyeri pada rahangnya. Entahlah, beberapa kali minum obat pereda nyeri tapi rasanya juga tak kunjung reda.
Tak lama kemudian terdengar suara derap langkah kaki memasuki rumah. ternyata Chiko dan Yoga yang datang. Kedua pria itu terkejut saat melihat keadaan Reno dengan wajah yang masih menyisakan lebam.
“Ren, ada apa sebenarnya? Apa kamu sudah tahu siapa yang menyerangmu?” tanya Chiko.
“Orang lama. Biarkan saja. selama dia tidak menampakkan wajahnya sendiri, aku juga tidak akan membalasnya.” Jawab Reno.
Chiko hanya menghembuskan nafasnya pelan. Dia juga tidak bisa membantu banyak jika memang Reno tidak meminta bantuannya. Sedangkan orang lama yang dimaksud Reno pun Chiko tidak tahu siapa. Karena sejak dulu memang banyak lawab bisnis Reno yang ingin menghancurkan perusahaannya. Bahkan tak segan-segan ada yang ingin membunuhnya. Termasuk salah satunya orang yang pernah diceritakan Abi dulu.
Mengingat nama Abi, sudah lama Chiko tak pernah bertemu dengan perempuan itu. Terlebih sejak Reno mengancamnya dulu. Lalu masalah orang yang akan membunuh Reno seperti yang diceritakan oleh Abi, sampai saat ini Chiko masih kesulitan menyelidiki siapa Gavin sebenarnya.
Tak lama kemudian orang yang baru saja dipikirkan Chiko datang dengan membawa nampan berisi dua cangkir kopi. Sekilas Chiko melihat wajah Abi. Wajah yang selalu terlihat cantik meskipun tampak make up sekalipun.
“Silakan diminum Om, Tuan Yoga!” ucap Abi dengan sopan.
Reno terkejut mendengar panggilan Abi terhadap Chiko. Bagaimana bisa mereka berdua terlihat begitu akrab. Apakah semenjak kepergiannya ke luar negeri diam-diam mereka berdua sering bertemu? Tapi setahu Reno Abi selalu sendiri di rumah.
“Terima kasih, Vi!” jawab Chiko dengan membalas senyum manis Abi.
“Ehmmm, kalau sudah selesai cepatlah pergi!” usir Reno.
Setelah kepergian Abi, ketiga pria itu kembali berbincang-bincang ringan mengenai pekerjaan. Reno juga menyerahkan file dalam bentuk soft copy dan diberikan pada Chiko. Chiko heran, bagaimana bisa Reno menyelesaikan laporan keuangan itu sekaligus meneliti datanya dalam waktu singkat. Meskipun kemampuannya tidak diragukan lagi, namun mengingat keadaan Reno seperti ini membuat Chiko agak ragu jika Reno melakukannya dengan nasal.
Chiko meminjam laptop Reno untuk melakukan pengecekan ulang. Biarlah sahabatnya itu tidak terima, namun akan lebih baaik jika diteliti ulang sebelum meeting dengan kliennya besok.
“Nggak ada yang salah. Serius kamu mengerjalannya sendiri?” tanya Chiko.
“Vibi yang mengerjakan.” Jawab Reno keceplosan.
Chiko dan Yoga pun sama-sama terkejut. Apakah benar Abi bisa melakukan pekerjaan seperti itu? Pastinya sangat membutuhkan keteitian dan kejelian tingkat tinggi.
“Kamu serius, Ren?” tanya Chiko memastikan.
“Iya. Sudahlah tidak perlu dibahas lagi. oh iya, bisakah kamu mengantarku ke rumah sakit untuk memeriksakan tulang rahangku ini? rasanya sejak tadi masih terasa nyeri.” Reno berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Kenapa kamu tidak bilang dari tadi, Ren? Bagaimana kalau luka kamu itu cukup serius dan harus diamputasi?”
“Gila kamu! Mana ada tulang rahang diamputasi. Sudahlah, ayo cepat! Dan untuk kamu Yoga, tolong pergilah ke outlet ponsel. Belikan ponsel keluaran terbaru sekaligus nomornya.” Ucap Reno.
“Kenapa dengan ponselmu?” tanya Chiko semakin penasaran. Dan sayangnya Reno tidak menjawab. Pria itu segera beranjak dan melenggang pergi keluar rumah. mau tak mau akhirnya Chiko pun mengikuti Reno.
Setelah melakukan perjalanan beberapa menit, Reno dan Chiko menuju salah satu ruangan dokter sekaligus teman Reno.
Dokter ber-name tag dr. Jill itu terkejut saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan masuklah dua pria matang dengan gelar sama. Yaitu jomlo. Dokter wanita itu sama sekali tak menyambut ramah dua temannya. Namun setelah itu dokter Jill terkejut saat melihat wajah Reno yang penuh luka lebam.
“Jill, tolong cepat periksa tulang rahangnya bujang lapuk itu!” ucap Chiko.
“Memangnya ada apa dengan si bujang lapuk itu?” jawab dokter Jill seolah melengkapi ejekan yang ditujukan untuk Reno.
Reno hanya berdecak kesal. Tanpa disuruh, dia segera tidur di atas brankar. Dokter Jill pun segera memeriksa keadaan Reno. Chiko juga menceritakan singkat kejadian yang menimpa sahabatnya itu.
Aww
Reno meringis kesakitan saat dokter Jill sedikit memberi tekanan pada rahang Reno. Dia hanya ingin memastikan saja seberapa parah luka yang Reno derita.
“Kamu harus melakukan rontgen, Ren! Sepertinya ada yang retak.” Ucap dokter Jill.
“Apakah sangat parah, Jill? Apakah tulang rahang Reno akan diamputasi?” tanya Chiko melebih-lebihkan.
“Sepertinya begitu.” Jawab dokter Jill enteng.
Tuk
Reno menyentil kening dokter Jill tidak terima. Sedangkan Chiko hanya terkekeh melihat interaksi dua orang di hadapannya itu.
Tak lama kemudian Reno menjalani pemeriksaan rontgen dengan didampingi oleh Chiko dan njuga dokter Jill. Dan menurut hasil pemeriksaan tulang rahang Reno memang sedikit retak setelah mendapat pukulan yang sangat keras dari musuhnya kemarin. Setelah itu dokter memberikan resep obat dan meminta Reno untuk beristirahat yang cukup.
Setelah dari rumah sakit Chiko segea mengantar Reno pulang. namun sesampainya di depan gerbang, Reno langsung meminta Chiko pulang, tanpa harus memasukkan mobilnya.
“Tega kamu, Ren! Padahal aku sangat lapar dan ingin makan masakan adik ipar.” Ucap Chiko mendrama.
“Masih banyak rumah makan yang buka. Nih, cukup buat beli makan!” ucap Reno sambil memberikan uang seratus ribu.
Tak lama setelah Reno masuk ke rumah, kini giliran Yogab yang datang dengan membawa sebuah paper bag berisi ponsel baru.
Sama seperti Chiko, Yoga juga segera diusir oleh Reno. Namun Yoga tidak berani membantah perintah bosnya.
Reno bejalan memasuki ruang makan dimana terlihat Abi sedang sibuk menyiapkan makanan untuknya.
“Buat kamu!” Reno menyodorkan paper bag itu pada Abi.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Abi jadi yang mengajari kamu bisnis adalah Xander
2023-03-23
2
Ali Ajo
mulai cari perhatian Reno
2022-10-14
1
Novianti Ratnasari
mulai ada rasa
2022-08-27
2