Setelah menyampaikan kabar pernikahannya, Abi dan Reno pun berpamitan pulang. padahal Lidia dan Sean sudah meminta anak dan calon menantunya untuk singgah sebentar sampai jam makan siang. Namun Reno menolaknya karena alasan ada pekerjaan mendadak. Dan sekarang mereka sudah berada di dalam mobil.
Perut Abi sebenarnya lapar dan ingin sekali makan masakan Mamanya. Namun apalah daya si pria tua arogan itu bertindak semaunya sendiri.
Dalam mobil mereka kembali terdiam. Abi menahan rasa laparnya. Sedangkan Reno ingin secepatnya pergi menemui sahabatnya yang baru saja tiba dari luar negeri.
“Tuan, saya berhenti di depan saja.” ucap Abi menunjuk jalan yang dimaksud.
Tanpa menjawab, Reno pun menghentikan mobilnya sesuai permintaan Abi. Setelah Reno sadar bahwa Abi memintanya berhenti di sebuah restaurant, pria itu pun baru peka kalau Abi sedang kelaparan.
“Terima kasih atas tumpangannya, Tuan!” ucap Abi sebelum keluar dari mobil Reno.
Reno masih diam dan membiarkan Abi keluar begitu saja. namun untuk beberapa saat pria itu tak langsung melajukan mobilnya. Dia masih melihat Abi yang berjalan memasuki restaurant. Entahlah apa yang sedang dalam benak pria itu saat bersama Abi beberapa waktu lalu.
***
Saat ini Reno sedang menuju apartemen sahabatnya. Sahabat yang sudah lama tidak pernah bertemu kini kembali lagi ke Indonesia setelah memutuskan untuk berkarir di negara ini.
Reno berjalan menuju unit apartemen Chiko. Dan tak lama kemudian pintu unit apartemen itu terbuka sebelum Reno menekan belnya.
“Ternyata baumu masih sama, hingga aku bisa langsung tahu kalau kamu sudah datang.” Sambut pria itu sumringah.
Wajah Reno tampak jengah mendengar ucapan sahabatnya. Namun itu hanya sesaat. Karena setelah itu keduanya saling berpelukan ala pria dewasa untuk sekadar melepas rindu.
Sebenarnya Chiko sudah tiba di Indonesia sejak kemarin siang. Namun Reno baru sempat hari ini menemui sahabatnya. Dan alasannya adalah karena Abigail.
“Makin tua saja kamu!” ledek Chiko sambil memberikan satu botol kaleng softdrink.
“Bukannya kamu yang lebih tua dari aku?” jawabnya tak terima.
“Ya sudahlah sesama orang tua dilarang saling meledek.” Ucap Chiko akhirnya.
Meskipun Chiko lebih tua satu tahun dari Reno, namun status mereka berdua berbeda. Jika Reno sama sekali belum pernah menikah di usianya yang sudah tiga puluh sembilan tahun, berbeda dengan Chiko. Pria itu sudah pernah menikah, namun kandas di tengah jalan. Alhasil status keduanya sahabat itu saat ini sama-sama single. Yang satu asli single, satunya lagi single dengan status duda.
Mereka berdua terlibat obrolan santai cukup lama. Karena sudah hampir dua tahu keduanya tidak pernah bertemu. Namun tak jarang mereka masih sering bertukar kabar melalui media sosial masing-masing.
“Bagaimana kabar Daddy?” tanya Chiko.
Daddy yang dimaksud adalah Tuan Hadiata yang tak lain ayah Reno. Chiko sejak dulu juga ikut Reno memanggilnya Daddy.
“Masih hidup.” Jawabnya santai.
“Gila kamu sama ayah sendiri seperti itu. Kualat baru tahu rasa!” sahut Chiko sambil menggelengkan kepalanya.
“Memang benar kenyataannya seperti itu. Daddy akan meninggal saat aku sudah memenuhi keinginannya.”
“Makanya buruan menikah!”
“Jadi kamu doa’in Daddy cepat mati? Lagi pula menikah bukanlah keinginan Daddy yang paling utama.” Ucap Reno dengan tatapan mata kosong seolah sedang memikirkan sesuatu.
Chiko yang sedikit banyak tahu tentang keinginan Daddy Reno hanya diam saja. dia juga tidak bisa membantu banyak. Karena Reno saja sampai saat ini belum bisa mengabulkan permintaan Daddynya.
Mengingat ucapan Chiko tentang pernikahan, Reno pun memberitahu sahabatnya kalau minggu depan ia akan menikah. Reno sungguh terkejut dnegan kabar itu.
“Sialan kamu, Ren! Apa kamu sudah tidak menganggapku sahabat lagi, hingga kabar penting ini aku baru tahu.” Ucap Chiko tak terima.
“Ini buka kabar penting. Karena hanya nikah bohongan.” Jawab Reno tanpa beban.
Chiko semakin heran dan tidak mengerti dengan maksud ucapan Reno. Akhirnya Reno pun menceritakan semuanya tentang Abigail. Perempuan yang ia tuntut untuk meengganti kerugian perusahaannya dengan dalih pernikahan.
“Sampai berapa lama kamu akan menjadikannya istri bohongan?” tanya Chiko yang hatinya semakin tergelitik rasa penasaran dengan hal itu.
“Sampai dia berhasil mengembalikan kerugian perusahaanku.”
“Yakin kamu nggak akan terperangkap dengan permainanmu sendiri?” tanya Chiko penasaran.
Reno pun menjawab kalau ia tidak akan terperangkap dengan permainannya sendiri. Karena selain Abigail usianya jauh di bawahnya, profesinya yang sebagai model membuat Reno semakin yakin tidak akan terperangkap dengan pernikahan bohongan itu. Mungkin karena luka masa lalunya dengan seorang model atau karena hal lainnya.
“Baiklah. Aku paham kalau tentang itu. Nanti kalau kamu sudah menceraikan dia, aku bersedia menerima jandanya.” Seloroh Chiko dan sukses mendapat tatapan tajam dari Reno.
Melihat tatapan tajam dari sahabatnya, Chiko tersenyum lebar. Sepertinya akan terjadi sesuatu dengan sahabatnya nanti dalam pernikahannya.
Cukup lama Reno dan Chiko berbincang. Hingga malam harinya keduanya memutuskan untuk keluar makan malam. setelah itu mereka akan pergi ke sebuah Club langganan mereka.
Saat ini Reno dan Chiko sedang berada di sebuah restaurant. Mereka berdua yang berpenampilan casual semakin menambah aura ketampanan masing-masing. Walaupun usianya sudah matang, namun tak sedikit wanita dalam restaurant itu terus memperhatikan mereka. Sedangkan yang menjadi pusat perhatian bersikap acuh dan menganggap hal itu sudah biasa. Wajah rupawan, berkantong tebal, pasti idaman semua wanita penggila harta.
Reno dan Chiko menikmati makan malamnya dengan santai. Chiko juga banyak cerita tentang dirinya terutama pekerjaannya nanti setelah memutuskan untuk menetap di negeri kelahiran Ibunya ini.
“Masuklah ke perusahaanku saja, aku sangat membutuhkan asisten pribadi yang menghandle beberapa proyek baruku.” Ucap Reno.
“Nantilah aku akan pikirkan lagi. aku masih ingin bersantai dulu disini.” Jawabnya sambil menyuap nasi ke mulutnya.
Di saat Reno dan Chiko sudah selesai makan malam, keduanya segera bergegas pergi. Namun langkah Reno terhenti dan tiba-tiba saja dia mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan mejanya setelah melihat seseorang yang baru siang tadi ia temui.
Terlihat seorang perempuan baru saja memasuki restaurant yang sama dengan Reno. Perempuan itu datang sendiri dan seperti sedang mencari keberadaan seseorang. Dan perempuan itu tak lain adalah Abigail.
Abi tampak berjalan menuju meja dimana seorang pria sudah menunggunya. Pria itu melambaikan tangannnya sambil mengembangkan senyum. Namun Abi terlihat biasa saja.
“Shittt!!” umpat Reno dalam hati saat melihat pria itu tiba-tiba mengecup bibir Abi di tempat umum seperti itu.
Sedangkan Abi sendiri tampak tidak nyaman saat tiba-tiba kekasihnya mengecup bibirnya.
Tanpa sepengetahuan Chiko, Reno mengepalkan tangannya dengan kuat setelah melihat adegan memalukan itu. Lalu tak lama kemudian senyum sinis terbit dari bibirnya setelah mengetahui siapa pria yang sedang bersama Abigail.
“Tunggu saja penderitaanmu!” ucapnya dalam hati.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Ⴆι Ⴆσყ 404
cie, cemburu apa gimana tuch. biasa aja kali Reno liat nya kan si Abigail ketemu ma pacarnya juga tuh
2023-03-23
0
⍱ॐᗰε ⋰
nah lu bener tuh kata Chiko, ati² aja lu Reno kan bs aja lu malah terperangkap dalam permainan lu sendiri
2023-03-23
0
☯︎𝚋𝚒 𝚋𝚘𝚢¹¹
kaga sopan nich si Reno, bukan jawab yg baik eh malah jawab gituan. mau jdi anak durhaka lu
2023-03-23
0