Hari berlalu begitu cepat. Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan Abigail. Pernikahan itu dilaksanakan sangat sederhana di kediaman orang tua Abi. Tidak ada pesta mewah. Hanya akad nikah saja. bahkan hanya dihadiri keluarga inti Abi saja. bahkan Xander dan istrinya tidak diberitahu tentang pernikahan Abi. Sedangkan dari pihak Reno hanya dihadiri oleh Yoga, yang tak lain sekretarisnya.
Sedangkan Chiko tidak bisa hadir karena semenjak beberapa hari yang lalu telah memutuskan bekerja di perusahaan milik sahabatnya. Jadi Reno sementara meminta Chiko menggantikan pekerjaannya.
Sean sama sekali tidak keberatan setelah mengetahui bahwa ayah Reno saat ini sedang tinggal di luar negeri dan keadaannya juga sedang kurang sehat.
Reno sudah tampak rapi dengan setelan jasnya yang begitu pas dengan badannya. Wajahnya pun terlihat semakin tampan walau usianya sudah tidak muda lagi.
Sedangkan Abi yang juga mengenakan baju pengantinnya sejak tadi terus menundukkan kepala. Dia malas sekali menatap wajah calon suaminya. bahkan dia ingin acara ini segera berakhir.
Keduanya calon mempelai kini tengah duduk berdampingan. Tampak Chandra yang tak lain kakak laki-laki Abi yang sudah siap untuk menikahkan adik perempuannya. Reno sama sekali tidak mau tahu tentang Abi yang dinikahkan oleh kakaknya. Dia cukup tahu kalau pria yang bernama Sean bukan ayah kandung calon istrinya.
Setelah prosesi sakral itu selesai dengan diakhiri ucapan kata “Sah” dari beberapa saksi, kini tiba saatnya Reno memasangkan cincin pernikahan di jari manis Abi. Lalu bergantian dengan Abi memakaikan cincin ke jari manis Reno. Setelah itu Abi meraih tangan Reno lalu mencium punggung tangannya. lalu Reno membalasnya dengan mencium kening istrinya.
Cukup lama Reno mengecup kening Abi. Entahlah kenapa dia bisa seperti itu. Ada rasa yang berbeda saat Reno mendaratkan bibirnya pada kening Abi. Namun ia segera menepis perasaan itu dan segera menarik diri menjauh dari istrinya.
Usai beramah tamah sejenak, hari itu juga Reno berpamitan pada mertuanya untuk membawa Abi pergi dan ikut ke rumah nya. Tangis haru dari Lidia yang tak rela melepas kepergian anak perempuan satu-satunya.
“Mama pasti akan merindukan kamu, Sayang!” ucap Lidia memeluk Abi.
Abi sama sekali tidak mampu berucap. Dia bisa merasakan kesedihan Mamanya saat ini. cukup dia saja yang tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupannya setelah ini. Abi tidak ingin membuat Mamanya sakit.
Setelah memeluk Abi, Lidia beralih memeluk menantunya. Reno masih bisa berakting dengan sempurna yaitu dengan membalas pelukan hangat mertuanya. Walau dalam hatinya juga merasakan kehangatan dari pelukan wanita itu. Pelukan yang sangat ia rindukan dari sosok seorang Ibu.
“Nak Reno, Mama minta tolong sayangi Viana. Dia anak perempuan Mama satu-satunya. Selama ini hanya Ayah dan Kakaknya saja yang dia jadikan tempat bermanja. Mama harap setelah ini dia bisa bermanja dengan suaminya, yaitu kamu.”
“Iya, Ma.” Jawab Reno singkat lalu mengurai pelukannya.
Setelah berganti pakaian dan membawa satu koper kecil berisi baju-bajunya, Abi berpamitan pergi untuk mengikuti suaminya.
Kini Reno dan Abi sudah berada dalam mobil. Mereka berdua duduk berdampingan di jog belakang. Sedangkan Yoga yang duduk di belakang kemudi.
Reno sejak tadi diam. Begitu juga dengan Abi. Mereka sedang memikirkan sesuatu yang tak seorang pun yang tahu. Hingga tanpa mereka sadari, mobil yang dikemudikan Yoga sudah sampai di sebuah rumah besar milik Reno.
Abi berjalan mengikuti Reno dengan membawa sendiri kopernya. Karena memang dia bukan nyonya besar di rumah itu. Dia hanya seorang pelayan baru dengan kedok istri.
“Yoga, tunjukkan kamar dia dimana. Dan berikan lembaran kertas yang sudah kamu buat kemarin yang berisi semua tugasnya selama tinggal di sini.” ucap Reno tanpa sedikit pun menatap wajah Abi.
“Baik, Tuan. Mari Nyonya saya antar ke kamar anda!” ucap Yoga.
“Yoga! Siapa yang menyuruhmu memanggil dia Nyonya? Vibi bukan Nyonya besar di rumah ini.” ucap Reno memepringatkan Yoga.
“Maaf, Tuan. Baiklah, Vibi mari aku antar ke kam-“
“Yoga!! Kamu jangan lancang! Hanya aku yang boleh memanggilnya Vibi.” Reno kembali tersulut emosi.
Sedangkan Abi hanya diam saja meskipun dia sangat jengah mendengar perdebatan tidak penting itu.
“Mari Nona Viana, saya antar ke kamar anda.” Ucap Yoga akhirnya. Dan Reno pun segera memasuki ruang kerjanya.
Yoga mengantar Abi menuju kamarnya. Kamar yang berada di lantai bawah. Mengingat statusnya hanya seorang pelayan, jadi tidak mungkin dia berharap berada satu kamar dengan suaminya.
Kamar itu seukuran kamar apartemennya. Tidak terlalu buruk untuk ukuran seorang pelayan. Sesampainya di depan kamar, Yoga memberikan lembaran jadwal tugas yang akan dia kerjakan setelah ini.
“Terima kasih.” Ucap Abi lalu masuk begitu saja meninggalkan Yoga yang masih terdiam di depan pintu kamar yang sudah tertutup itu.
“Semoga anda betah berada di sini, Nona.” Gumam Yoga sebelum pergi.
Sementara itu Reno di ruang kerjanya tampak terdiam sambil memijit keningnya yang sedikit berdenyut. Ada yang berbeda dengan hatinya setelah melangsungkan pernikahannya beberapa jam yang lalu.
“Tidak! Dia hanya wanita murahan yang akan menjadi pelayanku dan juga sebagai alat balas dendamku.” Gumam Reno menepis perasaannya yang semakin aneh.
Hari ini Reno memutuskan untuk berada di rumah saja dan tidak kembali ke kantor. dia ingin melihat cara kerja pelayan barunya itu.
Pukul empat sore, Reno yang masih berada di dalam ruang kerjanya, dia masih melihat dari rekaman cctv kalau saat ini Abi sedang menuju kamarnya untuk menyiapkan air hangat untuk dirinya mandi.
Tak lama kemudian Abi keluar dari kamar Reno dan berjalan menuju ruang kerja. Seketika itu Reno berpura-pura sibuk seolah tidak ada apa-apa.
Abi memasuki ruang kerja Reno setelah dipersilakan masuk.
“Tuan, air hangatnya sudah siap.” Ucap Abi sambil menundukkan kepala.
“Hei kalau bicara lihat lawab bicara kamu!” teriak Reno.
Seketika itu Abi mengangkat sedikit kepalanya dan mendongak menatap wajah Reno.
“Maaf, Tuan! Air hangatnya sudah siap.” Ucap Abi sambil menatap takut wajah Reno.
“Cepat keluar dari sini!” usir Reno kemudian.
Reno tampak mengusap wajahnya dengan kasar setelah lagi-lagi ia terpesona dengan kecantikan natural Abi.
“Come on Boy! Jangan seperti ini! hanya melihat sekilas saja kamu sudah berulah.” Gumam Reno mengerang kesal sambil melihat bagian tubuhnya yang bawah. Bisa-bisanya alat tempurnya itu bereaksi setelah melihat wajah cantik pelayan pribadinya.
Tak lama kemudian Reno keluar dari ruang kerja dan bergegas mandi dengan air hangat yang sudah disiapkan oleh Abi.
Sementara itu Abi saat ini sedang berada di dapur untuk memasak makanan untuk dirinya sendiri, karena menurut catatan yang diberikan Yoga kalau Reno tidak pernah makan di rumah. Kebetulan di rumah Reno tidak ada pembantu. Hanya ada orang yang datang untuk membersihkan rumahnya tiga hari sekali. Namun setelah kedatangan Abi, semua tugas itu akan menjadi tanggung jawabnya.
“Hufttt… sabar!” ucap Abi sambil menepuk-nepuk dadanya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Arin
ksian ya nsib vibi,pdhl kan dia anak orng kaya ap bpkny ngga nyruh se'seorng buat nyldkin dlu
2022-10-11
0
Suzieqaisara Nazarudin
typo perbuatan mu
2022-10-10
0
Suzieqaisara Nazarudin
Aku sumpah kamu mendapatkan karma dari perbuatan ku yg telah mempermainkan status pernikahan dan janji suci...😠😠🤲🤲
2022-10-10
0