“Aku lagi tidak mau diganggu saja.” jawabnya cuek.
Chiko hanya berdecak mendengar jawaban Reno. Harusnya kalau tidak mau diganggu bisa berdiam diri di dalam kamar tanpa harus pergi ke tempat seperti ini. karena menurut Chiko tempat ini adalah tempat dimana banyak penggganngu. Yaitu wanita seksii yang mengganggu dan menghibur.
Tak lama kemudian ada seorang wanita cantik datang dengan membawa minuman yang dipesan Reno. Wanita itu berbaju seksii itu berjalan gontai dengan raut muka menggoda. Mungkin karena memang tuntutan pekerjaan, jadi harus selalu menunjukkan senyum manis yang memikat para pelanggan, khusunya pria hidung belang.
Reno menatap wanita itu. Wanita murahan yang menurutnya sama seperti Abi. Namun saat wanita itu mulai menuangkan minuman ke dalam gelas dan memberikannya pada Reno, dia segera menerima tapi tidak mengijinkan wanita itu duduk di sampingnya.
“Pergilah! Tugasmu hanya mengantar minuman.” Ucap Reno.
“Apakah anda yakin tidak butuh saya temani, Tuan?” tanyanya lagi dengan suara menggoda.
“Hei kesinilah! Duduk di sampingku dan temani aku saja. karena temanku itu tidak tertarik dengan wanita. Dia belok!” Celetuk Chiko tanpa dosa.
Wanita itu pun terkejut dan segera menjauh dari Reno. Kini lebih memilih duduk di samping Chiko yang sama-sama tampannya.
“Aku bilang pergi ya pergi. Cepat keluar!” ucap Reno sekali lagi dan menghentikan langkah wanita itu.
Chiko semakin heran dengan sikap sahabatnya akhir-akhir ini. karena kasihan dengan wanita itu, akhirnya Chiko mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya lalu diberikan pada wanita dan memintanya untuk segera keluar.
Setelah kepergian wanita itu, Reno mulai meneguk minumannya. Pikirannya kacau mengingat apa yang baru saja dilakukan pada Abi. Dia juga melihat Abi menangis saat ia perlakukan sangat rendah seperti tadi.
Namun tiba-tiba Reno teringat dengan Tian. Ingat dengan semua ucapan Tian yang sangat mencintai Abi.
“Berengsek!!!” umpatnya sambil menengadahkan kepalanya ke atas.
“Ada apa sih, Ren? Aneh banget kamu akhir-akhir ini.” tanya Chiko penasaran.
Reno masih diam. Dia adalah tipe orang yang sulit menceritakan masalahnya, meskipun pada sahabatnya sendiri.
“Ayolah, Ren! Cerita sama aku. apa kamu sudah tidak lagi menganggapku sebagai sahabat?”
Reno menatap Chiko. Dia merasa bersalah setelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya yang seolah tidak menghargai arti sebuah sahabat.
“Kamu tahu Sebastian?” tanya Reno mulai menceritakan masalahnya.
“Ada apa lagi dengan si berengsek itu?”
“Dia ternyata kekasih Vibi.” Jawabnya dengan tatapan kosong.
Chiko terdiam sesaat. Dia tahu siapa itu Sebastian, atau yang akrab dipanggil Tian. Pria yang telah merebut kekasih Reno. Walau Chiko tahu sendiri, itu semua juga salah Eliza yang mudah terkena bujuk rayu Tian. Dan tidak hanya itu saja. mendiang Papa Tian juga lah yang telah menyebabkan kematian dari Mama Reno beberapa tahun silam. Hingga mulai dari situlah Reno menaruh dendam pada Tian sampai saat ini.
Tapi yang membuat Chiko heran, ada apa dengan Reno jika istri rasa pelayannya itu kekasih Tian. Apakah ada sesuatu dengan hati Reno pada sosok Abi?
“Lalu apa masalahnya?” tanya Chiko dengan hati-hati.
“Ternyata Vibi juga sama murahannya dengan Eliza yang mudah sekali terkena rayuan buaya darat itu.” Jawab Reno sambil meneguk kembali minumannya.
Chiko semakin bingung. Mungkinkah dugaannya benar kalau Reno sudah mulai terjebak dengan permainannya sendiri. Mengapa seolah dia tidak terima jika Abi adalah kekasih Tian.
“Lalu? Apa masalahnya denganmu, Ren? Sorry aku benar-benar tidak mengerti.”
“Ck, begitu saja kamu tidak paham. Kamu tahu betul kalau sejak dulu aku sangat benci dengan baj***an itu. Dan sejak dulu dia juga berusaha menjatuhkan perusahaanku. Mungkin sampai saat ini dia masih terus berusaha mengusikku. Dan dengan mengetahui bahwa Vibi adalah kekasih si berengsek itu, aku akan membalas semua yang pernah ia lakukan padaku dulu.” Jawabnya sambil tersenyum sinis.
“Maksud kamu?”
“Aku akan menggunakan Vibi untuk membalaskan dendamku. Aku ingin lihat baj***an merasakan sakit saat ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintainya.”
Chiko menghela nafas dengan pelan. Dia tidak menyangka dengan rencana yang disusun oleh Reno. Yang Chiko takutkan kalau nantinya Reno akan terjebak dengan permainannya sendiri dan akan menjadi boomerang terhadap dirinya sendiri pula.
“Lakukan apa saja yang membuatmu puas, Ren! Tapi satu hal yang bisa aku ingatkan padamu. Membalas dendam tidak akan membuat hati kita puas sampai kapanpun. Dan aku harap kamu tidak akan menyesal nantinya.”
Reno melirik Chiko sekilas. Namun pria itu sama sekali tidak terpengaruh oleh nasehat sahabatnya. Dia hanya fokus dengan rencana yang sudah ia susun.
***
Sementara itu saat ini Abi sedang duduk di kamarnya sambil membereskan baju-bajunya. Hatinya masih sakit setelah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Reno tadi. apakah Reno tidak pernah tahu bagaimana lemahnya hati perempuan. Apakah pria itu tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, hingga mudahnya bibirnya berucap merendahkan harga diri perempuan.
Memang Abi sama sekali tidak tahu tentang sosok Reno. Terlebih tentang keluarganya. Bahkan status pria itu. Sudah pernah menikah atau memang sama sekali belum pernah menikah.
Yang dapat Abi lakukan saat ini hanyalah berusaha kuat selama masih menjadi pelayan Reno di rumah ini. dia juga harus mempersiapkan mental dan hatinya untuk menhgadapi hinaan-hinaan yang akan Reno berikan selanjutnya.
Lelah dengan pemikirannya, Abi akhirnya memilih untuk tidur. Lagi pula sudah tidak ada lagi hal yang dia kerjakan. Apalagi saat ini Tuannya sedang keluar. Setidaknya dia bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan.
*
Pukul satu dini hari Abi terjaga dari tidurnya karena tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Abi pun memutuskan untuk keluar kamar dan mengambil minuman.
Suasan rumah tampak gelap. Hanya lampu kulkas yang terlihat meyorot cahaya saat pintunya terbuka. Namun Abi sangat terkejut saat tiba-tiba ada orang yang memeluknya dari belakang.
Argghhh
Abi berteriak keras, namun orang yang memeluknya itu sama sekali tidak bereaksi. Orang itu hanya diam dan meletakkan kepalanya ke Pundak Abi.
Abi yang baru tahu kalau itu adalah Reno. Lalu ia bisa mencium bau alkohol dari hembusan nafas Reno. Abi sangat yakin kalau pria itu tengah mabuk.
“Tuan!” panggil Abi dan berusaha berbalik badan sambil menahan beban tubuh Reno.
Kini Abi berdiri berhadapan dengan Reno sambil memeluknya karena pria itu hampir kehilangan keseimbangan.
Abi berjalan tertatih sambil memapah Reno menuju lantai dua yang tak lain adalah kamarnya. Nafas Abi ngos-ngosan karena tubuh Reno sangat berat.
Sesampainya di dalam kamar, Abi dengan pelan merebahkan tubuh Reno. Namun Reno justru mendorong kuat tubuh Abi hingga dia berada di bawah kungkungan Reno.
“Sayang, kamu cantik sekali malam ini. Sudah lama aku merindukanmu.” Ucap Reno dengan tatapn mata sayu dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Abi.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Reno kamu sudah mulai cemburu kepada Abi
2023-03-13
0
Mamax Garissa
aku enggak iklas Thor klo nanti si Fifi di lecehkan Ama di tuan
2022-10-08
0
Siti Fatmawati Lareken
dgn kesabaran vibi masalah nya bisa di atasi.
2022-08-25
0