Mungkin karena badannya sudah lelah ditambah dengan beberapa pukulan yang mengenai kepalanya, membuat pandangan Reno berkunang-kunang. Bahkan tubuhnya hampir saja limbung kalau Abi tidak sigap menangkapnya.
Reno memejamkan matanya saat Abi mulai memapahnya masuk ke dalam kamarnya. Abi masih belum melihat jelas wajah Reno yang penuh luka lebam, karena cahaya lampu di ruang tengah sangat minim. Sebagian sudah dimatikan.
Cklek
Dengan susah payah dan nafas tersengal Abi membawa masuk Reno ke dalam kamarnya. Lalu tangannya meraih saklar lampu dan menyalakannya.
Abi lagi-lagi dibuat terkejut saat melihat wajah Reno yang sudah membiru. Dia segera merebahkannya di atas tempat tidur. Abi mulai melepas sepatu Reno dan memperbaiki posisi tidurnya agar lebih nyaman.
Dengan memberanikan diri, Abi mulai membuka kemaja Reno dan menggantinya dengan pakaian bersih lainnya. Mungkin hanya itu saja yang bisa dia lakukan. Abi tidak berani jika harus mengganti celana Reno juga.
Lalu Abi mencari handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat untuk mengompres luka di wajah Reno. Pelan-pelan ia melakukannya. Dan Abi juga tampak meringis ikut membayangkan kesakitan itu.
Ngghhh
Terdengar lenguhan Reno yang mungkin merasakan sakit saat lukanya disentuh. Abi pun melakukannya lebih hati-hati lagi.
Selesai mengompres dan membersihkan lukanya, Abi mencari obta pereda nyeri dan langsung diminumkan pada Reno.
“Tuan!” Abi membangunkan Reno dengan hati-hati.
Reno sedikit membuka matanya. meskipun badannya sangat lelah dan sakit, namun dia masih bisa mendengar suara Abi yang memanggilnya. Bahkan apa yang sudah dilakukan Abi pun Reno bisa merasakannya.
“Tuan minum obat pereda nyeri ini dulu, baru Tuan bisa tidur lagi.” ucap Abi.
Reno mengangguk samar lalu mencoba duduk dengan pelan. Namun tangan Abi menahan tubuh Reno lalu memberikan obat itu dan segelas air putih. Setelah selesai, Abi membaringkan Reno lagi dan menyelimutinya.
Ada rasa tidak tega dalam hati Abi untuk pergi meninggalkan Reno dalam keadaan seperti sekarang ini. Tapi tidak mungkin juga dia ikut tidur di sana.
Setelah mendengar dengkuran halus Reno, barulah Abi keluar dari kamar Reno. Namun sebelumnya ia menyelimuti tubuh pria itu.
***
Keesokan paginya Abi bangun lebih pagi dari biasanya. Ia akan memasak terlebih dulu sebelum melihat keadaan Reno. Bahkan Abi membuatkan bubur untuk Reno gunakan sarapan pagi ini sebelum minum obat.
Selesai dengan kegiatan masaknya, Abi segera masuk ke kamar Reno. Sesampainya di kamar pria itu, tampak Reno sedang duduk di atas tempat tidur dengan selimut masih menutupi sebagian tubuhnya. Sepertinya pria itu juga baru saja bangun.
“Tuan, maaf. Bagaimana keadaan anda?” tanya Abi berbasa-basi.
Reno enggan menjawab, karena masih ada rasa nyri pada tulang rahangnya. Abi pun sudah terbiasa dengan sikap dingin Reno seperti itu. Tak lama kemudian Abi masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.
“Lebih baik Tuan mandi terlebih dulu. Apakah perlu saya panggilkan dokter untuk memeriksa keadaan Tuan?” tanya Abi.
“Tidak.” Jawab Reno singkat dan bergegas pergi ke kamar mandi.
Ingin sekali Abi membantu Reno berjalan ke kamar mandi. namun melihat ekspresi dingin pria itu, nyali Abi pun menciut.
Abi sudah menyiapkan baju Reno. Baju santai yang ia siapkan, karena tidak mungkin dengan keadaan seperti saat ini Reno akan pergi ke kantor.
Usai menyiapkan baju ganti untuk Reno, Abi keluar dan mengambilkan bubur untuk sarapan. Entah pria itu mau memakannya atau tidak yang penting Abi berusaha sebaik mungkin melayani atasannya.
Abi kembali memasuki kamar Reno bertepatan dengan pria itu yang baru selesai mandi. wajah Abi memerah saat melihat Reno hanya memakai handuk sebatas pinggang saja. lalu dia menundukkan kepalanya sambil meletakkan bubur di atas meja.
“Apa yang kamu bawa?” tanya Reno dengan suara datarnya.
“Ini saya buatkan bubur untuk Tuan.”
“Kamu sudah tahu bukan kalau aku tidak-“
“Tapi ini akan membuat perut anda hangat Tuan. Setelah itu anda bisa minum obat.”
“Sudah, keluarlah!”
Setelah Abi keluar dari kamarnya Reno segera berganti baju. Setelah itu dia mencoba makan bubur yang sudah dibuatkan oleh perempuan itu. Tak lupa di samping mangkok bubur itu sudah ada obat penghilang nyeri.
Reno mulai menyendok bubur itu. Lagi-lagi lidahnya dimanjakan oleh rasa nikmat makanan buatan Abi. Walaupun hanya bubur, tapi sejak dulu Reno hampir jarang sekali makan makanan bertekstur lembek itu. Dan tanpa sadar semangkok bubur itu habis tak bersisa. Setelahnya baru Reno meminum obat.
Hari ini Reno terpaksa tidak pergi ke kantor. dia sudah menghubungi Chiko dan Yoga mengenai keadaannya. Namun dia akan tetap melakukan pekerjaannya di rumah.
Bosan di kamar, Reno keluar kamarnya dengan membawa laptop. Tulang rahangnya masih terasa nyeri meskipun sudah minum obat. Mungkin nanti dia akan memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih detail.
Reno memilih keluar rumah dan menuju taman belakang dimana di sana ada tempat duduk yang nyaman dan teduh. Dan ternyata di sana juga ada Abi yang sedang duduk sendiri sambil melihat hamparan taman bunga.
“Ehm…” Reno berdeham. Sontak saja membuyarkan lamunan Abi.
“Maafkan saya, Tuan. Saya permisi jika anda mau memakai tempat ini.” ucapnya sambil menunduk.
“Buatkan aku jus wortel!” ucap Reno lalu duduk dan fokus dengan laptopnya.
Abi menjawab dengan anggukan kepala, namun Reno sama sekali tidak melihatnya. Setelah itu segera pergi membuat minuman sesuai permintaan Reno.
Abi sudah membawakan segelas jus wortel untuk Reno. Terlihat Reno sedang memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa berdenyut. Namun pekerjaannya sangat banyak dan harus segera diselesaikan.
“Apa ada yang perlu saya bantu, Tuan?” Tanya Abi dengan hati-hati.
“Sok pintar kamu. Memangnya bisa kamu melakukan pekerjaan seperti ini? pekerjaan kamu juga hanya bersolek dan memamerkan tubuh.” Tanpa disadari Reno mulai melontarkan kalimat hinaannya lagi pada Abi. Dan Abi pun rasanya sudah kebal.
“Kalau Tuan mengijinkan, saya bersedia membantu.” Ucapnya dengan nada sedikit menantang.
Setahu Reno Abi hanya seorang model yang bermodalkan wajah cantik da lekuk tubuh sempurna. Untuk otaknya, Reno masih meragukan hal itu. Namun berhubung saat ini keadaannya sedang tidak memungkinkan, dia akan mencoba menerima tawaran Abi yang ingin membantunya. Sekaligus ingin tahu kemampuan perempuan itu.
Tanpa berucap, Reno memutar sedikit laptopnya menghadap posisi Abi yang sedang berdiri.
“Teliti semua data keuangan itu dan buatkan laporannya sekalian.” Ucap Reno tanpa beban. Pria itu memang sengaja menguji kemampuan Abi.
Abi pun segera duduk tak jauh dari Reno dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan Reno. Sedangkan Reno berpura-pura memijit kepalanya sambil sesekali melihat wajah Abi yang terlihat serius.
“Shitt! Dari sudut mana pun dan dalam keadaan apapun kenapa dia selalu terlihat cantik.” Batin Reno merutuki kebodohannya yang telah mengagumi Abi.
“Ini, Tuan! Coba anda lihat lagi.” ucap Abi setelah kurang lebih tiga puluh menit menyelesaikan tugasnya.
Reno memutar laptopnya dan memandang remeh kemampuan Abi. Lalu matanya menatap layar laptop di hadapannya.
“Bagaimana bisa dia melakukan pekerjaan ini dengan sempurna?” gumamnya terkejut.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Rini Shop
hiii laki2 munapik kezeell
2024-06-21
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Reno pasti kamu makin jatuh cinta sama Abi karena bisa mengerjakan pekerjaan kamu
2023-03-23
1
Ali Ajo
mulai deh Reno pura-pura
2022-10-14
1