“Santai Btother!” Chiko melepas cengkraman tangan Reno.
“Kenapa kamu marah seperti itu kalau dia hanya seorang pelayan? Baiklah aku akan setia menunggunya sampai dia terbebas darimu.” Ucap Chiko lalu pergi meninggalkan rumah sahabatnya.
Selepas kepergian Chiko, Reno mengusap wajahnya dengan kasar. Dia menyesali perbuatannya pada Chiko. Harusnya dia tidak tersulut emosi dengan perkataan sahabatnya tadi. karena kenyataannya memang Abi hanya seorang pelayan.
Akhirnya Reno memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Dia sangat lelah hari ini. lebih baik istirahat agar besok badannya kembali fit dan siap kembali ke kantor.
Keesokan paginya, Abi memasuki kamar Reno untuk menyiapkan semua kebutuhan pribadinya. Mulai menyiapkan air hangat, baju kerja, dan membereskan tempat tidur. Termasuk membangunkan pria itu jika belum bangun.
Keluar dari kamar mandi, Abi merasa ragu mendekati ranjang Reno untuk membangunkannya. Pasalnya pria itu sedang tidur bertelanjang da-da. Ya, meskipun usia Reno sangat matang dan pantas menjadi Omnya, namun tidak dipungkiri kalau Reno adalah sosok pria sempurna di hadapan kaum hawa. Namun Abi dengan cepat menepis kekaguman itu dengan mengingat sifatnya yang sangat arogan dan semena-mena.
“Tuan!” Abi mulai menggoyangkan tubuh Reno. Namun pria itu sama sekali tidak bereaksi.
“Tuan!” Abi mengulanginya lagi. namun kali ini sedikit lebih kencang menggoyangkannya.
“Tuan!!” di panggilan ketiga suara Abi juga lebih keras. Alhasil pria itu merasa terusik.
“Maaf, Tuan. Ini sudah pagi dan anda harus ke kantor.
Selesai mengucapkan itu, Abi segera berbalik badan dan melanjutkan tugasnya. Namun siapa sangka, ternyata kakinya menginjak selimut tebal milik Reno yang sejak tadi menggantung hingga menyentuh lantai. Lalu Reno yang hendak bangun pun menarik selimutnya. Alhasil tubuh Abi oleng dan terjatuh ke atas ranjang dan menimpa tubuh Reno.
Posisi yang sungguh sangat sempurna. Reno berada di bawah tubuh Abi. Dan lebih disempurnakan lagi ketika bibir Abi menempel tepat di bibir Reno. Kedua pasang mat aitu saling menatap dalam untuk beberapa detik. Mereka berdua juga sama-sama merasakn hembusan nafas dari hidung masing-masing.
Reno sejenak dapat mencium aroma segar dari nafas Abi yang seketika membangunkan sesuatu di bawah sana.
“Maaf!” ucap Abi yang terlebih dulu menyadari kesalahannya.
Namun saat ia hendak bangun, Reno justru menahannya. Hingga membuat Abi ketakutan.
“Apa kau sengaja menggodaku pagi ini? apakah memang kebiasaan kamu menggoda para pria hidung belang? Tapi ingat! Meskipun kamu mengodaku, sama sekali aku tak berminat dengan wanita murahan seperti kamu. Cepat pergi dari sini!”
Reno menghempaskan tubuh Abi dengan kasar hingga jatuh ke lantai. Perempuan itu mengaduh kesakitan namun Reno sama sekali tak peduli. Dia masuk ke kamar mandi begitu saja.
Abi memegangi punggungnya yang baru saja mencium lantai. Jika ditanya apakah sakit. Jelas sangat sakit. Namun masih lebih sakit hatinya saat dikatai wanita murahan yng suka menggoda pria di luaran sana.
Abi berusaha kuat agar air matanya tidak tumpah. Dia bergegas meninggalkan kamar Reno setelah menyiapkan baju kerja pria itu.
Setelah selesai dengan semua ritualnya, Reno segera turun. Dia akan pergi ke kantor tanpa sarapan terlebih dulu. Karena memang sudah kebiasaannya seperti itu.
Reno sama sekali tidak melihat keberadaan Abi. Entahlah dia juga tidak mau tahu. Yang penting tugas perempuan itu harus dilakukan sesuai jadwalnya.
Sesampainya di kantor, Reno langsung memasuki ruang kerjanya. Dia memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut setelah pagi ini ada insiden tak terduga antara dirinya dan Abi.
Sebelum memulai pekerjaannya, Reno terlebih dulu membuka ponselnya yang terhubung dengan cctv di dalam kamarnya. Dia ingin tahu apa yang dilakukan Abi sesaat tubuhnya habis ia hempaskan cukup kasar.
Di dalam rekaman itu tampak Abi meringis kesakitan sambil mengusap punggungnya. Reno tidak melihat perempuan itu kembali berdiri dengan tegap dan berjalan menuju lemari untuk mempersiapkan baju kerjanya.
“Cukup kuat ternyata dia.” Gumamnya. Reno mengira Abi akan menangis setelah mendengar kalimat hinaannya tadi.
Tok tok tok
Terdengar keetukan pintu dari luar ruangannya. Reno pun mempersilakan orang itu masuk. Dan ternyata yang datang adalah Chiko dengan membawa beberapa berkas untuk ditanda tangani Reno.
Sikap Chiko tampak biasa saja setelah semalam sempat berdebat sengit dengan Reno.
“Ko, Sorry yang semalam.” Ucap Reno.
“Ok, no problem. Ya sudah aku kembali ke ruanganku dulu.” Jawab Chiko santai.
Reno menghela nafasnya panjang sepeninggal sahabatnya. Memang dia tahu watak Chiko yang tidak pernah menaruh dendam dengan siapapun. Yang sudah terjadi ya sudah tidak perlu lagi diungkit kembali. Berbeda halnya dengan dirinya yang mempunyai watak pendendam.
Kini Reno sudah kembali disibukkan dengan beberapa dokumen. Saat sedang fokus meneliti beberapa laporan, Reno dikejutkan dengan kedatangan salah satu karyawannya di divisi pemasaran. Dia mengatakan kalau pemotretan untuk iklan produk skincare nya akan dilakukan lagi besok. Pihak perusahaan sudah menghubungi agensi tempat Abi dulu bekerja dan mengatakan kalau Abi sudah tidak lagi bekerja di sana.
“Apa kita harus mencari model iklan lagi, Tuan?” tanyanya dengan ragu.
“Tidak perlu. Besok Vibi akan tetap melakukan pemotretan.” Ucap Reno menolak usul karyawannya.
“Vibi? Maaf, siapa Tuan?” tanyanya semkin bingung.
“Oh maksudku Abigail. Model yang sudah kontrak dengan perusahaan kita. Sekarang kamu bisa kembali ke ruangan kamu.” Usir Reno kemudian.
Memang dalam surat perjanjiannya dengan Abi dulu, bahwa Reno masih memakai jasa Abi untuk melakukan pemotretan di perusahaannya. Sesuai kotrka yang sudah ditanda tangani.
*
Sore harinya Reno sudah bersiap untuk pulang. namun sebelum itu Chiko mendatangi ruangannya untuk mengajaknya hang out nanti malam.
“Lihat saja nanti. Aku akan kabari kamu lagi.” jawab Reno dan bergegas pergi.
Sesampainya di rumah, Reno tidak melihat keberadaan Abi. Namun keadaan rumahnya cukup bersih dan rapi. Tak lupa dengan harum aroma masakan. Dan bisa dipastikan kalau Abi baru selesai memasak.
Reno memasuki kamarnya dan berpapasan dengan Abi yang baru saja keluar dari kamarnya. Perempuan itu hanya menundukkan kepala tanpa berani menatap Reno. Lebih tepatnya malas untuk melihat wajah pria yang telah melukai persaannya.
“Permisi, Tuan. Airnya sudah saya siapkan.” Ucap Abi dan bergegas pergi.
“Tunggu!” ucap Reno menahan langkah Abi.
“Besok jadwal pemotretan kamu. Persiapkan dirimu, Yoga yang akan menjemputmu.” Ucapnya lalu masuk ke dalam kamar tanpa menunggu respon Abi.
Usai mandi, pukul tujuh malam Reno turun untuk makan malam. di meja makan sudah tersaji menu makanan. Reno yang sudah kelaparan pun segera melahapnya. Sementara Abi yang berada di kamarnya mengintip melalui celah pintu. Dia hanya ingin tahu apakah Reno suka dengan menu yang ia buat. Dan melihat pria itu sangat lahap, ada sedikit kelegaan di dalam hatinya. Bahkan Abi sampai lupa kalau pria itu sudah melukai perasaannya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
ariv viani
gak logis nih si Reno... masak Abigail d katain murahan
2022-10-14
2
Ali Ajo
tu kan,masakan abi aja Reno suka apalagi orang y
2022-10-14
1
Mamax Garissa
cuma gara2 liat Abi di sosor sama si tian.kok jadi di bilang murahan.dasar lu
2022-10-08
3