Reno sama sekali tidak berkedip saat melihat penampilan Abi yang sangat simple dengan riasan wajah yang minimalis. Bahkan menurut pria yang kerap mendapat julukan sugar daddy itu, Abigail lebih cantik seperti ini daripada berdandan seperti saat menjalani pemotretan.
“Tuan?” Panggil Abi saat Reno masih memandanginya.
Tak lama kemudian Reno tersadar. Dia segera menormalkan degupan jantungnya dan segera berdiri meninggalkan lobby.
Sesampainya di basement, Abi memilih duduk di jog mobil bagian belakang. Sedangkan Reno di depan sendirian memegang kemudi. Karena memang ia sengaja tidak memakai sopir.
“Hei, aku bukan sopir kamu. Cepat pindah ke depan!” titahnya dengan nada kesal.
Abi pun segera berpindah posisi ke dapan. Tak lama kemudian Reno mulai menjalankan mobilnya menuju kediaman calon mertua.
Selama perjalanan ke rumah orang tuanya, Abi tampak diam dan cemas. Dia takut bagaimana respons kedua orang tuanya nanti jika ia akan menikah mendadak. Begitu juga dengan Reno yang sejak tadi juga diam dan fokus dengan kemudinya.
Tanpa sadar, ternyata mobil yang dikendarai Reno sudah tiba di depan rumah besar milik orang tua Abigail. Perempuan itu terkejut bagaimana Reno tahu alamat rumah orang tuanya. Namun mau bertanya pun ia enggan.
Kini mereka berdua akan keluar mobil. Sebelum Abi membuka pintu mobil, Reno mencekal lengannya.
“Apa kamu akan diam terus seperti ini saat memperkenalkanku pada orang tuamu?” tanya Reno.
“Ehm, nanti anda mengikuti ucapan saya saja, Tuan.” Jawab Abi singkat lalu keluar dari mobil.
Kedatangan Abi dengan Reno disambut hangat oleh satpam penjaga rumah Sean. Bahkan pria paruh bay aitu tampak terkejut dengan kedatangan anak majikannya dengan pria yang tidak pernah ia jumpai.
Kebetulan hari ini weekend, jadi sudah bisa dipastikan kalau kedua orang tua Abi sedang bersantai di rumah.
Abi benar-benar gugup saat kakinya melangkah menuju teras rumahnya. Belum hilang kegugupannya kini tiba-tiba saja dia merasa jemari tangannya ada yang menggenggam, seolah memberikan ketenangan. Dan ternyata itu adalah tangan Reno.
“Nggak usah gugup! Bukannya ini hanya acting?” ucapnya tanpa beban.
Abi menekan bel rumahnya dan beberapa saat kemudian seorang pembantu rumah tangga Mamanya yang membukakan dan memeprsilakan masuk.
Lidia yang saat itu kebetulan sedang berada di ruang tengah sambil membawa kue untuk diberikan pada suaminya, sekilas melihat sekelebat bayangan anak perempuannya yang sudah lama tidak pernah pulang.
Lidia berjalan menuju ruang tamu. Dan ternyata benar kalau Viana pulang setelah ia diberitahu oleh pembantunya.
“Viana, Sayang!!” ucap Lidia dan langsung memeluk anaknya.
Kedua perempuan beda usia itu memeluk haru mengabaikan pria yang sedang berdiri sendirian di belakang Abigail.
“Sayang, kenapa baru pulang? Mama dan Ayah sangat merindukanmu.” Ucap Lidia setelah mengurai pelukannya. Namun belum sempat mendengar jawaban Abi, Lidia melihat sosok pria berusia matang sedang berdiri di belakang anaknya.
“Sayang, siapa dia?” tanya Lidia penasaran.
“Perkenalkan, Tante. Saya Reno, calon suami Vibi. Maksud saya putri Tante.”
Ucap Reno memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya pada Lidia. Lidia menyambut uluran tangan Reno dengan wajah terkejut.
“Vi, bisa kamu jelaskan pada Mama?” tanya Lidia penuh selidik.
“Ma, Vian baru saja sampai. Nanti akan Vian jelaskan.” Jawab Abi.
Lidia mengangguk lalu mempersilakan Reno duduk dan dia memanggil suaminya yang sedang bersantai di ruang tengah.
Tak lama kemudian Lidia kembali ke ruang tamu bersama sang suami, Sean.
Sejenak Abi memeluk ayahnya untuk melepas rindu setelah beberapa waktu tidak bertemu. Setelah itu mereka berempat kembali duduk di posisi masing-masing.
Lidia dan Sean masih menunggu anak perempuannya menjelaskan sesuatu mengenai pria yang saat ini sedang duduk tenang.
“Yah, Ma, perkenalkan dia Reno. Kekasih Vian.” Ucap Abi dengan berusaha membuang kegugupannya.
“Saya Reno, Om. Saya kekasih Vibi. Kedatangan saya kesini untuk meminta restu Om dan Tante. Minggu depan rencananya saya akan melangsungkan pernikahan kami.” Ucap Reno.
Jangankan Abi, Sean dan Lidia pun sangat terkejut setelah mendengar ucapan Reno baru saja. bagaimana mungkin anaknya pulang dan tiba-tiba meminta restu untuk menikah. Apalagi pernikahan itu akan dilangsungkan minggu depan.
“Apa telah terjadi sesuatu dengan kalian berdua, hingga akan menikah mendadak seperti ini?” tanya Sean dengan suara tegasnya.
Bukan tanpa alasan Sean bertanya seperti itu pada dua terdakwa yang sedang duduk di hadapannya. Pasalanya selama ini yang ia tahu dari Xander kalau putrinya itu sudah mempunyai kekasih tapi bukan Reno.
Meskipun Sean tidak suka dengan kekasih putrinya yang bernama Tian, tapi tidak serta merta juga dia memberi restu pada putrinya untuk menikah dengan Reno. Ya, walaupun Sean sudah bisa melihat dari aura wajah Reno kalau pria itu pria baik-baik meski usianya terlihat sangat matang.
Sedangkan Reno sudah bisa menebak dengan apa yang ada dalam pikiran kedua orang tua Abigail. Dia pun bersikap tenang dan sudah mempersiapkan jawabannya.
“Sayang, apa benar yang dikatakan oleh Ayah kamu? Apakah kalian-“
“Om dan Tante jangan khawatir. Saya dan Vibi sama sekali tidak pernah melakukan hal yang menjerumus ke perbuatan buruk itu. Maka dari itu kedatangan saya kesini untuk meminta restu dan segera melangsungkan pernikahan kami. Saya takut jika terlalu lama menjalin hubungan, akan semakin membawa kami ke lembah dosa yang semakin dalam.” Jawab Reno.
Dalam hati Abi hanya mampu mengumpat pada sosok pria di sampingnya yang menurutnya sok suci dengan membahas dosa. Andai saja kedua orang tuanya tahu yang sebenarnya.
“Kebetulan juga saya minggu depan ada perjalanan bisnis ke luar negeri yang cukup lama. Tidak mungkin saya membiarkan Vibi sendirian di sini. saya akan ikut membawa Vibi ke luar negeri setelah kami sah menjadi suami istri.” Lanjut Reno semakin meyakinkan Sean dan Lidia.
Sean pun berpikir sejenak. Tidak ada yang salah dengan ucapan Reno. Dan menurutnya memang Reno adalah pria yang bertanggung jawab. Walau nantinya dia akan tetap menyelidiki semua latar belakang calon menantunya itu.
“Pernikahan itu tidak bisa dilakukan mendadak seperti ini. bahkan Mama dan Ayah belum melakukan persiapan apapun, Sayang.” Ucap Lidia sebagai wanita yang pastinya akan memikirkan persiapan pernikahan.
“Ma, yang penting pernikahan Vian dan Reno sah di mata hukum dan agama. Untuk pesta bisa dilaksanakan nanti saat pekerjaan Reno sudah tidak padat lagi.” jawab Abi.
Akhirnya Sean dan Lidia pun tidak punya pilihan lagi selain memberikan restu. Setelah itu baaik Sean dan Lidia memberikan beberapa wejangan pada anak dan calon menantunya itu. Sean juga menanyakan banyak hal tentang latar belakang Reno. Meskipun sama-sama seorang pengusaha dan bidang usahanya berbeda, namun Sean tidak asing dengan perusahaan milik Reno yang termasuk jajaran perusahaan besar di tanah air.
“Baiklah, Mama akan meminta kakak kamu pulang secepatnya sebelum acara pernikahan kalian dilaksanakan.” Pungkas Lidia.
.
.
.
*TBC
Othor akan usahain up tiap hari meskipun cuma 1 bab... jangan lupa tinggalkan jejaknya, like, komen, vote.... terima kasih🤗🤗
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Ⴆι Ⴆσყ 404
syukurlah akhirnya ortu lu mau restui juga keinginan kalian untuk menikah secepat nya
2023-03-23
0
⍱ॐᗰε ⋰
hm kan bener, orang tua lu Abigail malah dah mikir ada apa² ma kalian berdua tuch jadi nya
2023-03-23
0
☯︎𝚋𝚒 𝚋𝚘𝚢¹¹
wkwk, bukan nya basa basi dl Reno kenalan nya ma ortu Abigail eh malah bilang Minggu depan mau ngajak nikah aja lu
2023-03-23
0