Semua orang yang ada dalam ruangan itu membelalakkan matanya terkejut saat melihat Abi berada di atas tubuh Reno. Terkejut bukan karena Abi yang menimpa tubuh Reno saja, melainkan posisi mereka. Bahkan Yoga dan Chiko sampai menutup wajahnya karena melihat adegan kedua insan itu, dimana posisi keduanya sangat intim dengan tubuh Abi bagian da-da tepat berada di hadapan Reno. Lalu tangan Reno pun juga sedang memeluk erat bagian pa-ha yang kebetulan tanpa pelindung apapun, karena memang pakaiannya minim.
Satu detik, dua detik, tiga detik, keduanya masih terdiam dengan posisi yang menurut orang-orang sangat nyaman. Dan di detik yang entah ke berapa, Reno yang mulai tersadar lebih dulu. Pria itu segera menghempaskan tubuh Abi dengan sangat kasar. Sama seperti yang dulu pernah ia lakukan. Sedangkan semua orang tampak pura-pura tidak tahu apa-apa.
Abi meringis sambil memegangi pantatnya yang sakit. Lalu Reno segera bangkit dan menarik tangan Abi untuk membawanya keluar dari ruangan itu.
“Ren!” panggil seseorang yang tadinya ingin bertemu Reno. Namun Reno mengabaikannya.
Abi berjalan terseok saat Reno terus menariknya dengan kasar. Sedangkan Chiko terpaksa menghentikan pemotretan untuk hari ini. dia juga akan mengikuti kemana Reno membawa Abi. Lebih tepatnya apa yang akan dilakukan oleh Reno.
Brukk
Reno menghempaskan tubuh Abi sangat kasar di sebuah sofa yang ada di ruang kerjanya. Abi bertambah kesakitan, namun ia tidak berani berucap apapun.
Tak lama kemudian Reno berjalan mendekati Abi. Lalu pria itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan posisi Abi duduk.
“Sengaja kamu melakukan itu di depan banyak orang, hah??” tanyanya sambil menarik rambut Abi ke belakang, hingga membuat kepala Abi mendongak ke atas.
“Ma..maaf. maafkan saya, Tuan!” ucap Abi sambil menahan sakit di kepalanya.
“Maaf? Dengan kesalahan fatal yang baru saja kamu lakukan, kamu hanya bilang maaf?” tanya Reno tak terima dengan tangan semakin menarik kuat rambut Abi.
Abi bungkam. Bukan berarti tidak mau menjelaskan alasan apa yang melatar belakangi perbuatannya terhadap Reno tadi. tapi dia menahan tangis kesakitannya agar Reno tidak semakin merendahkannya saat melihat air matanya.
“Reno, cukup!!” ucap Chiko yang baru saja masuk.
Reno segera menghempaskan tubuh Abi lalu dengan cepat Chiko menangkapnya.
“Keterlaluan kamu, Ren! Seperti ini kah kamu memperlakukan seorang wanita?” Chiko benar-benar murka dengan tindakan impulsive sahabatnya itu.
“Kamu jangan menggurui aku, Ko! Keluar dari sini sekarang juga!”
Tanpa menjawab, Chiko segera keluar dari ruang kerja Reno. Tak lupa ia juga mengajak Abi yang sejak tadi lebih memilih diam.
Abi tampak menundukkan kepalanya saat tangannya terus digandeng Chiko. Entah kemana Chiko akan membawanya pergi. Setidaknya Abi saat ini butuh tempat untuk bebas dari Reno.
Chiko melepas jasnya lalu memakaikannya ke Abi. Sadar kalau saat ini pakaian yang dikenakan Abi terbuka, karena tidak mungkin Chiko memperlihatkan tubuh perempuan itu menjadi bahan tontonan orang-orang di luaran sana.
Kini Abi sudah berada di dalam mobil Chiko. Sedangkan Chiko masih diam dan melajukan mobilnya keluar dari perusahaan.
Chiko membawa Abi ke sebuah café. Café di pinggiran kota dengan suasana yang tidak terlalu ramai. Sesampainya di sana, Chiko memesankan es coklat untuk Abi agar hati perempuan itu sedikit lebih tenang.
Abi masih terus menundukkan kepalanya. Jujur saja sampai saat ini kepalanya masih terasa berdenyut akibat ulah Reno tadi. namun ia juga tidak mungkin mengeluh pada Chiko.
“Minumlah!” ucap Chiko saat pesanan minumannya baru saja datang.
Abi mengangguk sebelum akhirnya meminum segelas es coklat itu. Chiko terus memperhatikan Abi. Entah kenapa hatinya juga tidak terima melihat ulah sahabatnya yang sangat kasar tadi.
“Apa kamu sudah cukup tenang?” tanya Chiko setelah melihat Abi selesai minum.
“Terima kasih, Tuan.” Jawabnya sambil mengangguk.
“Apakah kamu tidak keberatan jika aku melarangmu memanggilku Tuan? Aku bukan Reno. Dan aku juga bukan majikanmu.” Tanya Chiko.
“Lalu saya harus memanggil apa?”
“Terserah kamu saja. senyamanmu. Dan mulai sekarang kita bisa berteman.” Jawabnya sambil terus menatap Abi yang kembali menunduk.
“Baiklah, Om. Terima kasih.”
Chiko membelalakkan matanya setelah mendengar Abi memanggilnya Om. Memang usianya beda jauh dengan Abi. Namun rasanya tidak enak didengar jika sedang bersama Abi dan dipanggil dengan sebutan “Om”. Tapi, ya sudahlah. Bukankah tadi dirinya sendiri juga mempersilakan Abi untuk memanggil senyamannya.
“Lalu, bisa kamu katakan padaku, kenapa tadi kamu bisa berbuat seperti itu pada Reno?” tanyanya.
Abi tak langsung menjawabnya. Dia masih berpikir, apakah dengan menceritakan semuanya, Chiko akan percaya begitu saja. namun jika tidak dijawab, mungkin Chiko akan semakin mencurigainya kalau dirinya sengaja menggoda Reno.
“Viana? Apa aku boleh tahu apa alasan kamu melakukan hal itu pada Reno?” chiko kembali bertany karena melihat Abi terus diam.
“Saya melakukan itu semua karena saya hanya ingin melindungi Tuan Reno dari bahaya.” Jawabnya sedikit ragu.
“Bahaya apa maksud kamu?” Chiko semakin bingung.
“Pria yang tiba-tiba masuk saat pemotretan tadi sepertinya memiliki niat buruk terhadap Tuan Reno, Om.”
Chiko masih berpikir sejenak. Pria yang tiba-tiba masuk ke ruang pemotretan tadi adalah Gavin. Teman sekaligus rekan bisnis Reno. Chiko memang tidak terlalu akrab dengan Gavin, tapi yang ia tahu Gavin memang akrab dengan Reno.
Chiko semakin penasaran kenapa Abi bisa menyimpulkan seperti itu. Padahal perempuan itu juga tidak mengenal sosok Gavin.
Setelah itu Abi menceritakan semuanya. Semua kejadian awal mula dimana dirinya bisa sampai dituntut ganti rugi oleh Reno.
#Flashback On
Saat sedang berada di dalam lift setelah melakukan pemotretan perdananya di perusahaan Reno, saat itu Abi sedang sendirian. Karena asistennya masih ada keperluan dan dia memilih keluar terlebih dulu.
Tak lama kemudian masuklah seorang pria ke dalam lift. Abi juga tidak peduli, karena dia juga sibuk dengan gedgetnya. Namun Abi bisa mendengar samar-samar apa yang sedang dibicarakan pria itu melalui sambungan teleponnya.
“Apa kamu yakin kalau Reno sudah kembali dari meeting?”
“…..”
“Kamu jangan khawatir! aku sudah menyiapkannya. Begitu aku melihat Reno, aku akan menembaknya. Dan aku sangat yakin tidak akan ada orang yang mencurigaiku kalau akulah yang menembak Reno.”
“…..”
Memang suara pria itu terdengar lirih seperti berbisik. Namun telinga Abi cukup tajam mendengarnya. Dan Abi juga sedikit banyak dengan nama yang disebut oleh pria itu yang tak lain adalah pemilik perusahaan tempat ia menjalani pemotretan. Bahkan pria itu juga tidak menyadari keberadaan Abi di sampingnya.
Tak ingin berburuk sangka, Abi ingin melihat sendiri apakah benar pria tadi akan menembak Reno, si pemilik perusahaan ini.
Ting
Saat pintu lift terbuka, Abi melirik sekilas bahwa pria itu seperti sedang mencari sesuatu dari balik sakunya. Dan seketika itu arah pandang Abi tertuju pada Reno yang sedang berjalan sambil memegang Macbook.
#Flashback Off
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
iihhh gitu ceritanya..seharusnya Reno berterimakasih ke Abi yg telah 2x menyelamatkan nya,bukannya menyiksa Abi..dasar perjaka tua..Aku harap Reno akan menyesali perbuatannya ke Abi...😓😓😓🤦🤦
2022-10-10
1
Siti Fatmawati Lareken
cuma vibi yg tau alibi penembakan.dari pertama episode seperti ada keganjalan waktu mereka jatuh.
2022-08-25
2
ikoh zia
tuh cerita aslinya reno klu kamu tahu km bakal nyesel tingkat lurah lihat aja nanti km mh orangnya su'udzon terus
2022-08-07
1