“Apa-apaan ini?” umpatnya dalam hati karena ia tidak berani mengumpat langsung di hadapan pria itu.
“Cepat tanda tangani surat perjanjian itu!” Perintah Reno dengan suara tegasnya.
Rasanya Abigail seperti sedang mengalami mimpi buruk. Mimpi buruk yang pernah ia alami sepanjang hidupnya. Ingin sekali ia merobek lembaran kertas itu. Tapi percuma. Maju salah, mundur pun semakin salah.
Dengan membaca poin pertama saja, Abi sudah malas untuk membaca poin selanjutnya. “Menikah” satu kata yang saat ini menjadi momok baginya. Karena bayangannya sejak dulu adalah menikah dengan pria pujaan hatinya. Tapi sekarang justru akan menikah dengan pria yang baru pertama kali ia temui kemarin. Bahkan pernikahan itu bukan karena cinta, namun perjanjian.
Jika ia harus menikah dengan pria yang usianya sangat jauh di atasnya itu, bagaimana tanggapan kedua orang tuanya nanti. Eh tunggu dulu, bagaimana Tian? Kekasih yang sudah satu tahun ini selalu menemaninya.
“Hei, Vibi!! Dalam hitungan kelima jika kamu tak lantas menandatangani surat perjanjian itu, sekarang juga kamu akan aku jebloskan ke dalam penjara.” Bentak Reno.
“Vibi?” tanya Abi dengan wajah bingung.
“Jangan banyak tanya. Cepat tanda tangani surat itu!”
“Sebentar, Tuan! Bolehkah saya bertanya terlebih dulu. Kenapa harus dengan pernikahan untuk saya bisa menebus kesalahan itu?” tanyanya cukup masuk akal.
Reno terdiam sejenak setelah mendapat pertanyaan dari perempuan itu. Sebelumnya ia juga sudah mencari semua informasi mengenai sosok Viana Abigail yang merupakan anak dari pengusaha sukses Sean Gabriel. Perusahaan Sean yang terkenal dimana-mana membuat Reno ingin menjadikan Abi pelayannya dengan dalih pernikahan. Karena jika tidak seperti itu, Abi akan lebih mudah menggunakan kekayaan ayahnya untuk menebus kesalahannya. Dan Reno tidak mau. Dia ingin Abi membayar dengan usahanya sendiri.
“Ck, kamu kira aku tidak tahu kalau orang tua kamu mempunyai kekayaan berlimpah. Aku hanya ingin kamu membayar kerugian itu dengan usahamu sendiri tanpa melibatkan kekayaan orang tuamu.” Jawab Reno.
“Tapi, Tuan. Setidaknya jangan dengan mempermainkan sebuah pernikahan.” Jawab Abi dengan tertunduk sedih.
“Baiklah jika kamu menolak. Aku akan meminta Yoga menghubungi polisi sekarang juga. Orang tua kamu bisa mengeluarkan kamu dari penjara, tapi nama baik kamu aku tidak berani jamin.” Ucap Reno sambil meraih ponselnya dan menempelkan tepat di telinganya.
Tanpa berkata-kata lagi, Abi meraih bolpoin di atas meja itu dan menanda tangani surat perjanjian. Reno mengulas senyum tipisnya. Padahal ia hanya menggertak Abi. Entahlah, apa misi Reno di balik pernikahan itu selain menginginkan Abi menebus kesalahannya.
Selesai menanda tangani surat perjanjian itu, Abi masih tampak berpikir keras dengan bagaimana hidupnya setelah ini.
“Cepat pulanglah! Minggu depan persiapkan diri kamu untuk pernikahan kita.” Ucap Reno.
“Apa? Minggu depan?” pekik Abi terkejut.
“Hei, pernikahan itu hanya sebagai kedok. Kamu jangan menganggapnya pernikahan sungguhan. Mana mungkin aku menikahi bocah ingusan seperti kamu.” Ucap Reno dengan memandang sinis Abi.
Abi benar-benar tidak menyangka dengan pria arogan di hadapannya itu yang dengan mudah mempermainkan sebuah ikatan pernikahan.
“Baiklah. Saya akan setuju dengan permintaan anda. Tapi bolehkah saya mengajukan permintaan juga?”
“Hei, kamu jangan seenaknya sendiri.” Reno benar-benar muak dengan perempuan itu yang menurutnya mulai ngelunjak.
“Meskipun anda mempermainkan ikatan pernikahan itu, setidaknya anda bisa berpura-pura kalau pernikahan itu sungguhan di hadapan kedua orang tua saya, Tuan.”
Abi hanya tidak ingin kedua orang tuanya mengetahui hal itu. Karena Ayah dan Mamanya akan sangat murka jika anaknya mempermainkan sebuah ikatan pernikahan. Abi meminta Reno agar berpura-pura sudah lama menjalin kasih dan serius untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
Reno tampak berpikir. Menurutnya permintaan itu sangatlah tidak sulit. Jadi tidak ada salahnya jika ia mengabulkannya.
“Baiklah. Terserah kamu saja. sekarang cepat pergi dari ruanganku.” Usir Reno.
“Saya harap, besok anda bisa menemani saya pulang ke rumah orang tua saya.” pinta Abi sebelum keluar dari ruangan Reno.
“Kamu jangan suka mengaturku!” umpat Reno tak terima.
Abi yang hendak meraih handle pintu, kini berbalik padan menghadap Reno dan menatapnya penuh permohonan.
“Sial!!” umpat Reno yang tak sanggup melihat mata Abi yang mulai berkaca-kaca.
“Baiklah. Sekarang pulanglah.” Jawab Reno dan segera memutus kontak mata dengan Abi.
Abigail berjalan keluar dari perusahaan Reno. Hari ini kebetulan tidak ada jadwal pemotretan. Ya, dia akan kembali menjalani pemotretan di perusahaan ini minggu depan. Tepatnya setelah pernikahannya dengan Reno. Karena isi dalam surat perjanjian itu, dirinya masih bisa menjalani pemotretan, namun langsung di bawah kendali Reno sendiri. Pria itu telah mencabut kontrak kerjanya dengan agensi yang selama ini menjadi tempatnya bernaung mencari nafkah. Bahkan Davira juga sudah tidak lagi menjadi asistennya.
Ting
“Bi, terima kasih atas pesangonmu yang begitu banyak. Sukses selalu ya atas karirmu selanjutnya. Dan terima kasih karena selama ini telah mempercayaiku.”
Abigail sangat terkejut membaca isi pesan dari mantan asistennya. Pesangon? Bahkan dia saja belum memecat Davira secara langsung. tapi kenapa perempuan itu mengatakan kalau sudah mendapat pesangon darinya? Apakah semua ini Reno yang melakukannya.
Pusing. satu keadaan itulah yang menggambarkan Abigail saat ini. tak lama kemudian ia menghentikan taksi untuk mengantarnya pulang ke apartemen. Beruntungnya dia tidak menyetir mobil sendiri di saat keadaannya tengah genting seperti ini.
Sesampainya di apartemen, Abi mendapat panggilan dari kekasihnya. Dia benar-benar bingung. Pasti Tian mengajaknya bertemu karena hari ini ia baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya. Namun Abi tak menerima panggilan itu. Mungkin setelah mempertemukan Reno dengan kedua orang tuanya, dia akan menemui Tian dan mengakhiri hubungannya.
Seharian ini Abi benar-benar mager. Biasanya ia akan pergi jalan-jalan ke mall jika sedang tidak ada jadwal pemotretan. Atau kalau tidak, dia akan memenjakan dirinya dengan pergi ke salon kecantikan. Namun hari ini benar-benar membuatnya tidak bernapsu untuk melakukan itu semua. Dan yang penyebabnya adalah satu orang yang tak lain adalah Reno.
***
Keesokan harinya, seperti yang dijanjikan oleh Reno bahwa ia menyanggupi permintaan Abi. Kini Abi sedang bingung bagaimana caranya ia menghubungi Reno. Sedangkan dirinya tidak mempunyai kontak pria itu. Hanya sekretarisnya saja yang kemarin menghubunginya. Namun ia sudah menghapus riwayat panggilannya.
Tak lama kemudian terdengar deringan ponsel Abi dari nomor asing. Ragu-ragu ia menerima panggilan itu dan perlahan menempelkaannya di telinga.
“Vibi!! Mau sampai kapan aku menunggumu di bawah?” teriak suara yang sangat tidak asing di telinga Abi. Dan itu adalah suara Reno.
“Dalam waktu lebih dari lima menit kamu tak kunjung turun, aku akan membatalkan permintaan kamu.” Ancam Reno dan segera mengakhiri panggilannya.
Abigail pun segera meraih tasnya dan keluar dari unit apartemennya dengan tergesa-gesa.
“Maaf, membuat anda menunggu, Tuan!” ucap Abi sambil mengatur nafasnya.
Mata Reno benar-benar dibuat kagum dengan sosok bidadari yang sedang berdiri di hadapannya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
☯︎B ᴢᴀʀ⋰
wkwkw, bener kan ternyata cm modus, eh ujung² nya suruh tanda tangan juga
2023-03-13
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Reno kamu kenapa arogan banget pasti Abigail kesal
2023-03-08
0
Suzieqaisara Nazarudin
makanya di umur 39 tahun dia masih jomblo...dia pikir ijab qabul itu apa??!!permainan???🤦🤦🙄
2022-10-10
1