Chiko melepaskan tangan Reno yang sedang mencengkeram kerah kemejanya. Lalu dia tersenyum sinis sambil menatap Reno. Mendengar Reno menyebut Viana adalah wanitanya, Chiko sangat yakin kalau sahabatnya sudah mulai ada rasa dengan Viana. Namun benteng antara rasa benci dan cintanya masih belum bisa Reno bedakan.
“Jika kamu tidak ingin aku menyentuh wanitamu, jangan berbuat kasar padanya!” pungkas Chiko lalu segera meninggalkan ruang kerja Reno.
Reno mengacak rambutnya frustasi. Rasanya dia telah salah berucap tadi. bisa-bisanya menyebut Abi sebagai wanitanya. Harusnya pelayannya.
Waktu semakin larut. Sampai saat ini Reno masih belum bisa memejamkan matanya. dia masih memikirkan Abi. Entah apa yang dilakukan perempuan itu saat ini di dalam kamarnya setelah mendapat hinaan darinya.
Reno membenarkan ucapan Chiko, bahwa semenjak kehadiran Abi di rumahnya, telah membuat dirinya berbeda. Entah itu karena apa, Reno sendiri juga sulit menyimpulkan.
***
Tanpa terasa sudah dua bulan Abi tinggal di rumah Reno. Itu sama halnya dengan usia pernikahannya sudah dua bulan berlangsung. Dan semenjak kejadian itu, Reno sudah tidak pernah lagi berkata kasar pada Abi. Namun sikap Reno agak sedikit berbeda. Cenderung diam dan tidak terlalu menuntut apapun. Namun yang pasti sifat arogannya masih melekat di dirinya.
Untuk kontrak pemotretan Abi juga masih belum lanjut lagi semenjak insiden itu. Jadi otomatis selama itu Abi hanya berdiam diri melakukan pekerjaan rumah. sesekali pergi berbelanja pun diantar oleh Yoga.
Saat ini Abi sedang duduk seorang diri di kursi taman belakang. Malam yang dingin dan sepi sepertinya sangat cocok dengan suasana hati Abi yang selalu sepi tanpa seorang pun yang menemani dan bisa diajak bicara. Dengan Chiko pun Abi sudah tidak pernah lagi bertemu dengannya.
Sudah seminggu ini Reno tidak pulang ke rumah. menurut informasi dari Yoga kalau Reno sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri. Jadi selama itu Abi terbebas pekerjaannya yang selalu menyiapkan kebutuhan pribadi Reno. Harusnya ia senang dan bisa beristirahat sepuasnya. Namun nyatanya Abi tidak merasakan itu. Ada yang berbeda dari hatinya saat tak bertemu dengan Reno. Walaupun keduanya tidak pernah berinteraksi.
Pukul sepuluh malam, Abi baru memutuskan untuk masuk rumah, karena hawa dingin sudah mulai menembus kulitnya yang hanya tertutup oleh baju berbahan tipis. Dan sudah satu minggu ini juga Abi selalu tidur hingga larut malam. entah apa yang membuatnya seperti ini.
Sementara itu Reno yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, dia juga merasakan hal yang sama seperti Abi. Ingin sekali ia segera menyelesaikan pekerjaannya, namun sepertinya belum bisa.
Hampir setiap malam sebelum tidur, Reno selalu mengecek keadaan rumahnya melalui rekaman cctv yang tersambung dengan ponselnya. Reno hanya ingin memastikan apakah keadaan rumahnya baik-baik saja. walau dalam hatinya ingin melihat apa saja yang dilakukan oleh Vibi-nya selama ia pergi.
“Bodohh! Apa dia tidak kedinginan? Hampir setiap malam selalu duduk sendiri di taman belakang.” Gumam Reno saat melihat Abi yang sudah beberapa hari ini terlihat duduk melamun di kursi taman belakang.
“Bagaimana kalau dia sakit? Bikin orang susah saja!” gerutu Reno seolah sedang memarahi Abi.
Setelah itu Reno meletakkan ponselnya dan bersiap untuk tidur. Dan tanpa ia sadari, Reno juga selalu tidur larut malam.
**
Kini Reno sedang dalam perjalanan pulang. Waktu dua minggu menurutnya sangat lama hanya untuk melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Padahal biasanya lebih dari dua minggu saja Reno tidak masalah. Entah kenapa kali ini terasa sangat lama.
Pukul sepuluh malam pesawat yang ditumpangi Reno landing. Dia segera menuju tempat parkir khusus untuk mengambil mobilnya. Kebiasaan Reno memang tidak pernah memakai jasa sopir pribadi. Dia selalu mengemudikan mobilnya sendiri kemana pun pergi. Kecuali jika bersama dengan Yoga.
Setelah mengambil mobilnya, Reno segera pulang. Rasanya dia ingin segera pulang dan beritirahat. Karena badannya sangat lelah.
Dalam perjalanan pulang Reno tiba-tiba teringat dengan wajah Abi. Yang ada dalam pikirannya, apa yang sedang dilakukan perempuan itu malam ini? apakah dia masih duduk di taman belakang rumah seperti biasanya.
Reno menggelengkan kepala setelah menyadari kesalahannya. “Gila! Ngapain juga mikirin pelayan itu.” Gumamnya.
Brumm brumm……
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja Reno merasakan ada sebuah mobil yang berada tepat di samping mobilnya. Mobil itu berusaha menabrak mobil Reno. Namun dengan gesit Reno segera menghindar. Terlebih keadaan jalanan masih ramai. Dia tidak ingin membuat kekacauan di jalan.
Reno membelokkan mobilnya ke jalan yang sedikit sepi. Mobil tadi pun mengikutinya. Namun mobil itu justru melaju dengan kencang menyalip mobil Reno. Dan tanpa Reno sadari, mobil itu sudah berhenti di tengah jalan menghadang mobilnya.
Ckiittttttttt
Reno menginjak remnya dalam sampai mobilnya memutar dan rodanya berderit cukup keras.
“Shiittt!” umpatnya lalu segera turun.
Mobil yang menghadangnya pun tampak penumpangnya turun. Terlihat dua orang pria bertubuh kekar menghampiri Reno. Pria yang tidak Reno kenal namun dapat dipastikan kalau kedua pria itu adalah orang bayaran dari lawan bisnisnya.
“Apa maumu, hah??” bentak Reno.
Tanpa menjawab, salah satu pria itu segera menghadiahi satu pukulan telak mengenai rahang Reno, hingga ia jatuh tersungkur.
“Sialann!!”
Reno segera bangkit dan membalas kedua pria itu. Baku hantam satu lawan dua pun tak bissa dihindarkan lagi. tenanga Reno cukup kuat untuk melawan kedua pria itu. Meski ia juga menerima beberapa kali pukulan.
Krekk
Itu adalah bunyi tulang dari tubuh salah satu pria itu saat Reno berhasil memiting kedua tangannya. pria itu meringis kesakitan. Sedangkan salah satu temannya yang sudah babak belur tampak ketakutan.
“Katakan pada bosmu, kalau mau melawanku, hadapilah aku langsung. jangan main belakang seperti ini.” ucap Reno dan segera menghempaskan pria itu ke jalanan.
Reno masuk ke dalam mobilnya sambil mengusap bekas darah di sudut bibirnya. bahkan dia juga merasakan nyeri pada tulang rahangnya.
Sesampainya di rumah, satpam penjaga segera membukakan pintu gerbang sambil menunduk hormat. Satpam itu tidak melihat kalau Tuannya sedang tidak baik-baik saja keadaannya. Karena Reno juga tidak ingin menunjukkan lukanya.
Penampilan Reno sangat berantakan saat memasuki rumah. Wajahnya saat ini sudah memperlihatkan luka lebamnya yang sudah membiru.
Tepat saat Reno akan menaiki tangga menuju kamarnya, saat itu pula Abi baru saja masuk rumah setelah berdiam diri di taman belakang.
“Tuan? Anda sudah pulang?” entah keberanian dari mana hingga Abi berani bertanya seperti itu. Dia juga sudah siap menerima resiko jika saja Reno memarahinya. Abi pun langsung menundukkan kepalanya.
“Hmmm.” Jawab Reno lirih dengan menahan kesakitan pada lukanya.
Abi memberanikan diri menatap Reno, karena ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
“Tuan!!” Pekiknya terkejut.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Reno Abi pasti kesepian makanya duduk di taman
2023-03-23
1
ikoh zia
jangn di obatin biar bengkak tuh rahangnya ...vibi kenapa gak minta tolong sama ayah sean 😭
2022-08-07
0
DiNa Yuliana
smga cepet sadar tuh om reno
2022-08-03
2