Jantung Abi berdetak tak karuan saat merasakan sapuan hangat nan lembut dari bibir Reno. Namun Abi berusaha sekuat mungkin menahan gejolak hatinya yang entah kenapa berbeda saat diperlakukan lembut seperti ini daripada saat di apartemennya tadi.
Bibir Abi masih tertutup rapat. Reno pun tak peduli dengan reaksi Abi. Dia masih terus melanjutkan aksinya.
“Sayang, aku sangat merindukanmu. Kemana saja kamu selama ini?” tanyanya dengan suara parau setelah ciumannya terlepas.
Sadar akan maksud ucapan Reno yang tertuju pada seseorang yang kemungkinan adalah kekasihnya. Abi pun segera mendorong tubuh Reno hingga pria itu tergolek lemah di atas tempat tidurnya.
Abi mengusap bekas saliva Reno lalu pergi meninggalkan Reno yang sudah menutup matanya rapat. Abi merasa aneh dengan perasaannya sendiri saat Reno memperlakukannya dengan lembut namun nama orang lain yang disebut.
“Biarlah ciuman pertamaku jatuh pada orang yang salah. Asal tidak dengan hati ini.” gumamnya sambil melirik Reno sekilas lalu menutup pintu kamar itu.
Setelah Abi keluar dari kamar Reno. Pria itu meraih guling yang berada tepat di sampingnya. Setelah itu kembali memejamkan mata.
Ya, Reno memang sedang tidak mabuk. Dia hanya berpura-pura. Dan dia bisa melakukan itu semua pada Abi juga tidak ia rencanakan sama sekali.
Tadi sewaktu Reno baru pulang dari Club, dia melihat suara pintu terbuka. Dan ternyata Abi yang keluar dari kamarnya dan memasuki dapur. Reno ingin memastikan apa yang dilakukan Abi di dapur saat malam begini.
Suasana dapur yang gelap membuat Abi sama sekali tidak menyadari kehadiran seseorang di sana. Dan saat Abi membuka pintu kulkas hendak mengambil minum, cahaya lampu kulkas mampu menyorot penampilan Abi yang tiba-tiba membuat jakun Reno naik turun. Baju tidur berbahan tipis dan sangat pendek itu mampu membuat milik Reno bangkit malam ini. alhasil Reno pun melakukan aksi pura-pura mabuk agar bisa memeluk perempuan itu.
Bahkan sampai saat ini Reno masih bisa merasakan bibir kenyal milik Abi yang baru saja ia cium. Dia tadi juga sempat merasakan sesuatu yang sangat kenyal pada kedua asset berharga milik Abi.
“Sialll!!!” umpat Reno segera bangun.
Pria itu mengacak rambutnya dengan kasar. Tak lama kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hal yang harus segera diselesaikan.
Sementara Abi yang berada di dalam kamarnya sampai saat ini ia masih kesulitan memejamkan mata. Dia masih terus teringat dengan kejadian beberapa menit yang lalu.
Abi merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia sempat terlena dengan ucapan lembut dari mulut Reno. Padahal Reno sedang memanggil kekasihnya, namun Abi merasakan seolah dirinya lah yang menjadi kekasih pria itu.
“Tidak! Aku tidak boleh jatuh cinta pada pria arogan itu.” Gumam Abi sambil menggelengkan kepalanya.
Tak lama kemudian matanya terasa ngantuk. Hingga akhirnya dia bisa tidur dengan lelap.
***
Keesokan paginya Abi bangun dari tidurnya dengan badan lesu. Pasalnya semalam waktu tidurnya terpangkas akibat kejadian tak terduga dengan Reno. Namun mengingat kalau siang nanti akan ada pemotretan, Abi harus berusaha tetap fit.
Setelah mencuci mukanya, Abi akan ke dapur terlebih dulu untuk membuat sup. Dia teringat dengan Reno yang semalam habis mabuk. Dengan makan sup, setidaknya pria itu tidak merasakan pusing.
Cukup singkat Abi membuat sup. Setelah itu ia masuk ke kamar Reno untuk melakukan aktiviasnya seperti biasa.
Abi melihat baju Reno sudah berganti. Perasaannya semalam pria itu tertidur masih lengkap dengan pakaian yang digunakan saat pergi. Bahkan sepatunya juga masih terpasang rapi di kakinya.
Tak ingin berpikiran buruk, Abi segera masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Setelah itu akan menyiapkan baju kerjanya.
Saat sudah menyelesaikan semua tugasnya, Abi melihat Reno yang baru saja bangun. Pria itu masih duduk diam di bibir ranjang. Sekelebat bayangan tadi malam membuat wajah Abi memerah. Dia pun segera keluar dar kamar Reno.
“Tuan, airnya sudah saya siapkan.” Ucap Abi sambil menundukkan kepala.
“Ck, kamu ini kebiasaan kalau bicara tidak pernah menatap lawan bicaramu. Memangnya aku ini setan?” gerutu Reno.
“Maaf, Tuan! Air hangatnya sudah saya siapkan. Saya ijin keluar.” Ucap Abi dengan pandangan tertuju pada Reno.
Lagi-lagi Reno seperti terhipnotis oleh wajah ayu Abi yang sangat natural itu. Lalu pandangannya tertuju pada bibir merah muda milik Abi. Reno rasanya ingin mengulangi kejadian semalam.
“Permisi, Tuan!” ucap Abi lagi setelah menunggu lama tak mendapat jawaban dari Reno.
“Tunggu!” panggilnya dan mampu menghentikan langkah Abi.
“Semalam siapa yang membantuku masuk ke dalam kamar?” tanya Reno.
Abi gelagapan mendapat pertanyaan dari Reno. Apakah pria itu ingat dengan kejadian semalam. Ah tidak mungkin. Kalau ingat kenapa harus bertanya seperti ini.
“Vibi? Pendengaran kamu masih berfungsi, bukan?” tanya Reno saat melihat Abi masih terdiam. Entah apa yang sedang dipikirkan.
“Maaf. Sa… saya yang membantu Tuan Reno masuk saat Tuan sedang mabuk berat. Saya pamit keluar dulu, Tuan.” Jawabnya gugup lalu bergegas keluar dari kamar Reno.
Reno mengulum senyum saat melihat Abi yang salah tingkah. Tak lama kemudian dia segera masuk ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Reno menuruni tangga dan sudah siap dengan setelan baju kerjanya yang tampak rapi dan pas di badannya. Bahkan penampilan pria itu selalu sempurna dengan wajah tampannya.
“Tuan, maaf. Saya tadi membuat sup untuk anda. Mungkin bisa meredakan pusing di kepala Tuan setelah semalam mabuk.” Ucap Abi menahan langkah Reno.
“Sudah aku katakan bukan, kalau aku tidak pernah makan sesuatu saat pagi seperti ini. jadi tidak perlu sok perhatian padaku!” ucapnya dengan suara tegas.
Abi pun tak banyak lagi berkomentar. Dia sudah siap dengan resiko penolakan seperti ini. akhirnya dia perlahan mundur dan masuk ke dapur. Lebih baik ia makan sendiri saja sup itu daripada mubadzir.
“Cepat siapkan supnya! Aku nggak punya banyak waktu.”
Abi segera menoleh saat Reno sudah berdiri di belakangnya. Dengan cepat ia menyiapkan sup yang masih hangat itu. Lalu Reno mulai menyantapnya.
“Rasanya juga tidak terlalu buruk. Apakah mulai sekarang aku akan membiasakan diri untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor?” gumamnya sambil menyuap sup ke dalam mulutnya.
Semangkok sup yang disajikan oleh Abi kini sudah tandas dalam waktu yang cepat. Pria itu bergegas pergi tanpa mengucapkan terima kasih pada si pembuat sup. Abi pun sudah mulai terbiasa dengan hal itu.
“Jangan lupa siapkan dirimu nanti siang untuk pemotretan! Yoga akan menjemputmu.” Ucapnya pada Abi sebelum benar-benar berangkat ke kantor.
“Baik, Tuan.” Jawab Abi dengan menatap langsung mata Reno.
“Siall!” umpat Reno dalam hati setelah melihat mata indah milik Abi.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Yuyun Haryanto
baca ini ikutan baper. 11 12 sama nasib ku. jd istri tp sprt pembantu. kondisi hbs kecelakaan telapak kaki retak jg suami GK mau direpotin. byr org buat bantuin jg GK. mlh sempat uang blanja mau dikurangin dgn alasan kmrn byk pengeluaran beli mkn wkt di rmh sakit.
kadang saya bingung. tujuan nikah apa yah ?
2023-03-21
1
@Risa Virgo Always Beautiful
Reno kamu curi kesempatan ke Abi dengan pura pura mabuk
2023-03-13
0
Nunung Sunarti
Reno tuh gengsi tinggi padahal dia tuh mau
2022-10-14
1