Usai makan malam, tidak ada lagi yang Reno lakukan. Dia tadi juga menyanggupi Chiko kalau akan pergi hang out. Namun tidak pergi sekarang juga. lalu Reno memutuskan untuk masuk ke ruang kerjanya terlebih dulu untuk mengecek beberapa pekerjaannya.
“Tuan!” mendapat panggilan dari seseorang, Reno sejenak menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menatap Abi yang sedang berdiri di belakangnya.
“Maaf, bolehkah saya meminta ijin untuk pergi ke apartemen saya mengambil beberapa baju dan perlengkapan untuk pemotretan besok?” tanya Abi.
Reno masih tampak berpikir. Dia sadar kalau Abi datang ke rumahnya hanya membawa pakaian rumahannya saja. selebihnya mungkin tertinggal di apartemennya.
“Apakah kamu hanya beralasan karena mau mencoba kabur dari sini? atau jangan-jangan kamu mau memintaa bantuan seseorang untuk membebaskanmu dari sini?” tanya Reno dengan sinis.
“Maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud seperti itu. Kalau anda tidak mengijinkan, saya juga minta maaf kalau tidak bisa melakukan pemotretan besok.”
“Kamu mengancamku? Cepat! Aku yang akan mengantarmu!” Reno membatalkan niatnya ke ruang kerja. Kini justru berjalan menuju garasi mobil. Sedangkan Abi berjalan mengekor di belakang Reno.
Abi sudah duduk di kursi depan di samping Reno. Tanpa mengucapkan sesuatu, Reno segera mengemudikan mobilnya memecah keramaian jalanan ibu kota.
Beberapa menit perjalanan, Kini mobil Reno sudah memasuki basement apartemen. Abi segera keluar dari mobil dan segera menuju unit apartemennya. Reno memilih menunggu di dalam mobil saja karena sangat malas jika ikut Abi masuk ke unitnya. namun tiba-tiba saja pikiran buruk muncul. Akhirnya Reno memutuskan untuk mengikuti Abi.
Sementara itu Abi kini berjalan gontai menuju unit apartemennya. Hati dan pikirannya sangat lelah. Ini baru beberapa hari saja tinggal dan menjadi pelayan Reno. Bagaimana untuk ke depannya? Sanggupkah dia menjalani semua ini sampai selesai?
Sibuk dengan lamunannya, Abi sampai tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah berdiri di hadapannya. Lebih tepatnya di depan pintu unit apartemennya.
Grep
“Bi, Sayang! Aku sangat merindukanmu. Setiap hari aku selelu datang kesini untuk menemuimu. Kamu kemana saja, Sayang?” Tian memeluk erat tubuh Abi sambil mencium wangi aroma tubuh mantan kekasihnya.
“Tian, tolong jangan seperti ini!” Abi berusaha lepas dari pelukan Tian.
Tian masih mempererat pelukannya. Hatinya lega karena setelah beberapa hari mendatangi apartemen Abi dan hari ini bisa bertemu dengan sang pujaan hati.
“Tian, Lepas!” Abi mendorong kuat tubuh Tian hingga pria itu bisa melepaskan pelukannya.
“Kita sudah tidak ada lagi hubungan. Please jangan temui aku lagi!”
“Tidak! Aku nggak mau putus denganmu. Sampai kapanpun aku tetap mencintaimu.” Jawab Tian lalu kembali memeluk Abi. Namun kali ini pelukannya berbeda dari sebelumnya. Kedua tangan Tian meremass kuat pantat Abi sambil berusaha mencumbui leher jenjang Abi yang tertutup oleh rambut panjangnya.
Bruk
Plak
Abi mendorong kuat tubuh Tian lalu menampar pipi pria itu sangat keras. Dia marah karena ulah Tian yang kelewat batas. “Pergi! Aku sudah menikah!” teriak Abi dengan berderai air mata.
Tian takut melihat Abi menangis terisak akibat perbuatannya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dan masih tidak mempercayai alasan Abi kalau sudah menikah.
“Maafkan aku!” ucapnya lirih.
Abi mengabaikan Tian lalu segera masuk ke dalam unit apartemennya. Tubuhnya merosot ke lantai di balik pintu. Abi menangis terisak saat hampir saja dilecehkan oleh mantan kekasihnya.
Sementara itu Reno yang sejak tadi menyaksikan itu semua, dia ikut meradang. Namun belum saatnya ia menampakkan wajahnya di hadapan Tian. Lalu dia memutuskan untuk masuk ke unit apartemen Abi.
Abi yang perlahan sudah bisa meredam emosinya, dia mulai beranjak dan mengambil beberapa keperluan untuk pemotretan besok. Dia harus cepat membereskan baju-bajunya agar Reno tidak terlalu lama menunggu.
Cklek
“Bagus!! Ternyata kamu memang benar-benar wanita murahan. Ini alasan kamu ingin pergi mengambil baju tapi justru bertemu dengan pria langgananmu. Menjijikkan!” umpat Reno.
Abi menggelengkan kepalanya. Hatinya semakin sakit mendapat hinaan dari Reno. “Saya… saya tidak tahu kalau akan bertemu dengannya, Tuan.” Sanggah Abi.
Reno hanya berdecak kesal. Kemudian dia menarik tubuh Abi ke dalam pelukannya dan melakukan hal yang sama dilakukan Tian tadi. namun tatapan mata Reno nyalang menusuk hati Abi.
“Memangnya berapa dia membayar kamu selama ini? sepuas apakah dia dengan pelayananmu, hah?” tanya Reno lalu mulai menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Abi.
Abi terus meronta, namun Reno semakin kuat meremass pantatnya. Bahkan saat ini ia merasa lehernya sudah basah akibat ulah Reno.
Entahlah kenapa Reno bisa marah seperti ini saat tadi melihat Abi dipeluk oleh Tian. Pria yang sudah lama menjadi musuh bebuyutannya. Dan Reno memperlakukan Abi seperti ini hanya ingin menghapus bekas perbuatan Tian.
Reno segera menghempaskan tubuh Abi begitu saja setelah mendengar isakan lirih yang keluar dari mulut Abi.
“Cepat bereskan semua barang-barangmu! Jangan sampai ada yang tertinggal satupun.” Ucap Reno tanpa melihat wajah Abi yang masih menahan isakannya. Kemudian Reno segera keluar dari unit apartemen.
Abi menangis sesenggukan sambil memasukkan semua baju dan keperluan pemotretannya. Hatinya sangat sakit. Selama hidupnya, inilah kejadian yang sangat memilukan. Lebih tepatnya setelah masuk ke dalam penjara seorang Reno.
Abi bergegas keluar unit apartemennya sambil menarik koper besarnya. Matanya masih terlihat sembab akibat menangis terlalu lama.
Abi masuk ke dalam mobil Reno setelah meletakkan kopernya ke jog belakang. Reno segera melajukan mobilnya untuk pulang.
Selama dalam perjalanan, Abi terus melempar pandangannya ke luar jendela. Sementara Reno yang fokus dengan jalanan, entah apa yang sedang ada dalam pikirannya saat ini.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai. Reno menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah.
“Cepat keluarlah!” perintahnya dengan suara tak ramah. Suara yang sudah biasa didengar oleh Abi.
Abi pun segera keluar lalu mengambil kopernya. Satpam rumah pun segera membukakan pintu gerbang dan menyambut kedatangan Abi sambil menunduk hormat.
“Terima kasih, Pak!” ucap Abi ramah.
Setelah memastikan Abi masuk ke dalam rumah, Reno segera melajukan mobilnya menuju Club langganannya. Tak lupa ia mengirim pesan pada Chiko kalau dirinya sudah dalam perjalanan dan memintanya untuk segera menyusul.
*
Reno memasuki Club lalu menuju privat room. Biasanya sangat jarang ia masuk ke dalam privat room. Mungkin karena kejadian baru saja, dia ingin memiliki privasi dan tidak mau diganggu dengan kedatangan wanita penghibur.
Tak lama kemudian Chiko datang. Pria itu menatap heran pada sahabatnya yang terlihat berbeda. Chiko sangat penasaran. Apakah ini semua karena ulah pelayan pribadinya.
“Tumben kamu milih tempat ini?” tanya Chiko yang baru saja duduk di sebelah Reno.
“Aku lagi tidak mau diganggu saja.” jawabnya cuek.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Maya Sari Niken
masa sih anak orang kaya lemah bnget,udah gitu penakut
kaya orang kampung baru ke kota
2023-04-17
1
Sri Hartinah
koq aq jd ikut skit saat reno ngmg wanita murahan ke abi
aq sumpahin bucin am vibi
2022-10-09
2
Mamax Garissa
ada rasa
2022-10-08
0