12

. Ditengah keseruannya menyimak obrolan Aldi, tiba-tiba suara ponsel Bagas berbunyi dan berhasil mengejutkannya. Bagas merogoh saku hoodie nya dengan kesal apalagi melihat nama Reno yang tertera dilayar ponselnya.

"Apa? Kau merusak suasana saja." Ucap Bagas memulai pembicaraan dengan sedikit berdecak, hal itu membuat Reno merasa penasaran dengan yang dikatakan Bagas.

"Hei sialan. Dimana kau? Kenapa kau belum ke kantor? Banyak berkas yang harus kau bawa dan harus di tandatangani oleh Aldi. Ishhh jangan main-main denganku ya.." Reno tak kalah kesal memaki Bagas yang sampai jam ini belum terlihat sama sekali.

"Ishhh aku sedang dalam misi penting. Sudahlah! Kau simpan saja berkasnya. Nanti aku ambil jika sudah selesai dengan tugasku." Lagi, Bagas lebih kesal membalas celotehan Reno.

"Misi apa hah? Apa yang lebih penting dari pekerjaan? Awas kau! Aku adukan pada Aldi agar kau di pecat." Ancam Reno kini membuat Bagas tertawa hingga Reno pun semakin heran dibuatnya. Bukannya takut, Bagas malah terdengar senang.

"Silahkan saja kau adukan aku pada Aldi. Tapi, Aldi sekarang sedang bersamaku. Emmm lebih tepatnya aku sedang mengawasi Aldian sang duda tampan kaya raya dengan sejuta pesona itu berkencan dengan seorang gadis." Sontak Reno mematung mendengar ucapan Bagas. Gadis? Siapa? Tak mungkin Avril kan? Berbagai pertanyaan muncul di benak Reno, ia menerka-nerka siapa gadis yang tengah berkencan dengan teman kecilnya yang sangat dingin itu.

"Hey sialan. Siapa yang mau berkencan dengan raja es sepertinya?" Tanya Reno yang tak bisa menutupi rasa penasarannya. Meskipun ia tahu tak mudah bagi Bagas untuk langsung memberitahu sebuah fakta.

"Hei... kau penasaran ya? Hemmm nanti juga kau tahu sendiri. Dan jika aku bercerita sekarang pun, kau tak akan tahu juga siapa gadis itu. Hemmm salah sendiri dulu kau tak mau menjadi asistennya." Ejek Bagas membuat Reno menghela nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Ohhh kau bawa-bawa kedudukan ya? Hei asal kau tahu ya. Jadi direktur itu tak seburuk yang kau pikirkan." ~Reno.

"Benarkah? Tapi jadi asisten Aldi juga tak seburuk yang kau duga, pak Direktur! Buktinya aku tahu apa yang tidak kau tahu." ~Bagas.

"Jadi, kau mau berdebat denganku?" ~Reno.

"Ohhh tidak... tapi hanya membuatmu iri saja." ~Bagas.

"Ohhh begitu? Lalu, sekarang bagaimana dengan agenda Aldi yang harus bertemu dengan om Andre? Apa kau bisa menjelaskannya kenapa Aldi terlambat datang?" Dan seketika itu juga, Bagas terbelalak lalu memaki Reno dan ia beranjak dari duduknya dengan panik tak karuan. Ingin menghampiri Aldi, namun ia tak ada hati jika mengganggu kesenangan temannya, karena Bagas sendiri tak pernah melihat Aldi dekat dengan perempuan manapun kecuali Avril setelah kepergian Syifa. Saat Aldi menoleh ke arahnya, Bagas memberi kode agar Aldi cepat-cepat ke kantor untuk menemui Andre yang berkunjung ke perusahaannya. Sampai saat ini, Andre selalu bersikap tegas pada semua anak-anak asuhnya selain Galih. Bahkan Alvi sering ia ceramahi karena selalu menganggap sepele pertemuan mereka. Tak jarang Aldi pun selalu terkena amarah Andre jika kondisi perusahaan tidak stabil. Sikap disiplin yang Andre tanamkan untuk Aldi, bukan semata-mata untuk membuatnya tertekan, tapi untuk membuatnya lebih mendalami aturan yang seharusnya ia patuhi.

Karena Aldi tak kunjung mengerti, Bagas dengan frustasi menghampiri teman sekaligus bosnya itu. Dan saat ia berada di depan Aldi, Bagas tiba-tiba menjadi dingin dan sikapnya menjadi kalem.

"Maaf tuan Aldian Mahendra yang terhormat. Saya tidak bermaksud mengganggu tuan dan nona yang mungkin sedang berkencan. Tapi ini sangat urgent tuan. Mengenai agenda hari ini, Om Andre sudah membuat janji bertemu dengan tuan di ruangan anda tepat jam 8 pagi. Dan sekarang sudah menunjukan jam 7 lewat 30 menit. Yang artinya anda hanya punya waktu 30 menit untuk bersiap dan sampai di kantor tepat waktu." Jelasnya panjang lebar dan ditanggapi wajah datar nan konyol dari Aldi.

"Apa-apaan dia? Kenapa kencan di bawa-bawa? Apa yang dia pikirkan? Dan juga memangnya Om Andre...." gumamnya masih menatap datar pada Bagas yang berdiri tegap didepan Aldi dan Dinda yang tersipu karena ucapan Bagas menyebut mereka berkencan.

"Ah sial. Kenapa kau baru memberitahu aku." Ucap Aldi setengah berteriak dengan berdiri tiba-tiba.

"Aku duluan. Dan kau antarkan Dinda." Ucap Aldi lagi dengan panik dan benar-benar tak bisa tenang. Ia tak membayangkan bagaimana marahnya Andre jika ia telat datang ke pertemuan.

"Hehe tak apa tuan... saya bisa pulang sendiri." Ucap Dinda melambaikan tangannya dengan raut wajah yang memaksakan senyum agar Aldi dan Bagas tak merasa khawatir. Namun, berbeda dengan wajah Aldi yang mendadak mengintimidasi Dinda membuat Dinda menunduk seketika.

"Ku bilang panggil aku Aldi." Tegasnya ditanggapi anggukan pelan oleh Dinda.

"Hemmmm... Aldi, cepat! Om Andre sudah menunggu." Ucap Bagas menimpali sambil bersikap angkuh seakan dirinya yang menjadi bos disana.

"Ohhh berlagak seperti bos? Oke. Hari ini kau saja yang menemui om Andre. Dan katakan padanya kini kau lah yang memegang semua tanggung jawab perusahaan." Balas Aldi membuat Bagas terkejut dan terbelalak menatap heran padanya. Aldi hanya mendelik menanggapi tatapan Bagas dan ia tertawa dalam hatinya karena berhasil menjahili Bagas sampai Bagas menjadi panik sendiri.

"Yahhh Al... kau jangan bercanda. Aku tidak siap di marahi om Andre Al."

"Ya sudah kalau begitu kau bersikap seharusnya."

"Ini masih di luar jam kerja Al. Jadi aku bebas menyebutmu apa."

"Ohhh begitu? Kalau begitu, kau jangan masuk hari ini."

"Apa kau memberiku cuti?" Tanya Bagas mendadak berbinar.

"Tidak. Kau di pecat." Jawab Aldi memasang wajah serius.

"Ishh Al... kau selalu saja."

"Apa? Bukankah kau ingin bebas dariku?"

"Bu-bukan begitu. Tapi...."

"Sudah. Sekarang lebih baik kau temui dulu om Andre, dan katakan aku ada urusan jadi akan telat. Awas jika sampai kau mengatakan yang tidak-tidak, aku akan memecatmu secara resmi." Ancam Aldi menatap tajam penuh penekanan dan aura yang mengerikan bagi Bagas. Dengan acuh, Bagas berlalu meninggalkan Aldi yang masih enggan beranjak dari tempatnya.

"Bukankah anda ada janji?" Tanya Dinda yang kini terlihat lebih akrab dan tak ada lagi keraguan baginya untuk memulai pembicaraan.

"Nanti saja. Aku ingin melepaskan bebanku sejenak." Jawab Aldi yang bersandar dan memejamkan matanya dengan santai. Dinda menatap lekat wajah Aldi yang begitu mempesona, tak bisa ia pungkiri, jantungnya berdebar keras saat menatap wajah tampan yang menyembunyikan beban hidup yang begitu berat.

"A-anu tuan. Mak-maksud saya Aldi."

"Kenapa kau masih formal?" Tanya Aldi membuka mata dan menoleh kearah Dinda yang terkejut lalu memalingkan wajah menyembunyikan pipi merahnya.

"Ma-maaf." Lirihnya.

"Apa ada yang ingin kau tanyakan?" Tanya Aldi lagi membuat Dinda sedikit lebih tenang.

"Mungkin saya lancang, tapi saya ingin bertanya tentang..."

"Tentang istriku?" Aldi menyela kebimbangan Dinda yang terbata atas pertanyaannya sendiri.

"Dia pergi, sangat jauh. Bahkan pandangan dan tanganku saja tak bisa menggapainya." Dinda menyernyit masih tak bisa mencerna ucapan Aldi.

"Dia sudah meninggal. Tepat setelah Rei lahir." Lanjut Aldi melempar senyum dan membuat Dinda mematung seketika.

-bersambung

Episodes
1 01.
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
Episodes

Updated 160 Episodes

1
01.
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!