02

. "Rei..." teriak Aldi dari ambang pintu dengan nafas terengah. Sontak semua yang ada didalam menoleh pada Aldi bersamaan, namun tidak dengan Avril. Avril semakin erat memeluk Reifan dan terlihat matanya masih berembun.

"Daddy...." Reifan merentangkan tangannya saat Aldi berlari lalu meraih Reifan dan memeluknya begitu erat. Reifan kembali menangis memeluk leher Aldi.

"Mau daddy...."

"Iya.. daddy disini sayang." Ucap Aldi mengusap kepala dan punggung Reifan dengan lembut.

"Bunda..... mau bunda...." rengeknya lagi membuat Aldi menatap rambut Avril yang masih membelakanginya. Aldi merasa terkejut mengapa Reifan menginginkan Syifa? Tidak mungkin anak sekecil ini akan mengerti jika memang benar Avril bercerita tentang Syifa.

Namun mengingat Reifan yang mungkin sudah mengenali Syifa dari poto yang ia pajang di rumahnya, tak menutup kemungkinan Reifan merasa ada yang hilang.

Avril berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang sudah berderai air mata.

"Avil..." lirih Aldi menatap dalam wajah Avril.

"Jangan abaikan Rei lagi. Aku tak tega melihatnya tersiksa karena keegoisanmu Al. Aku juga merasakan bagaimana kehilangan sosok ibu. Apa lagi Rei masih kecil. Yang bisa menguatkannya hanya kau. Aku hanya ibu pengganti. Alvi juga hanya ayah pengganti saat kau tak ada. Mama Dewi sudah terlalu berumur jika kau terus merepotkannya. Bukan aku tak mau lagi mengurus Rei, tapi jika terus menerus aku dan Alvi yang merawatnya, kau tak takut jika Rei nanti akan lebih dekat dengan Alvi?" Aldi terdiam dan menunduk mendengar penuturan Avril. Alvi meraih Avril dan merangkulnya dari samping. Ia pun merasa bersalah karena membentak Avril yang mungkin sedang melawan emosinya yang tak stabil.

"Aldi... jangan anggap Avril tak tulus merawat Rei. Kau juga tahu Avril tak bisa jauh dari Rei. Tapi ini bukan berarti kau mengabaikan Rei." Ucap Alvi menimpali perbincangan membuat Aldi menunduk lesu.

"Apa selama ini kalian hanya berpikir aku mengabaikan Rei? Apa kalian pernah berpikir bahwa aku sedang berusaha melupakan Syifa agar aku tenang hidup berdua dengan Rei? Kalian mungkin tak bisa membayangkan jika berada di posisiku karena orang yang kalian cintai masih ada di samping kalian. Sedangkan aku?" Tuturnya bertanya dengan memalingkan wajahnya ke arah lain

"Masih ada aku dan yang lain. Kau jangan memikul beban itu sendirian. Kau mau menikah lagi? Aku bantu carikan." Ucap Reno menepuk bahu Aldi dan melempar senyum ejeknya.

"Diam kau." Delik Aldi membuat Bagas tertawa sendiri.

"Apanya yang lucu?" Reno menepuk keras lengan Bagas yang berhenti tertawa karenanya.

"Apa adegan sedihnya bisa kita singkirkan lulu? Bukankah ini hari bahagia?" Tanya Bagas berubah serius menatap satu persatu wajah-wajah temannya. Lalu ia membawa Reifan bermain dengan beberapa anak lain di sana. Memang pesta yang sederhana, hanya orang terdekat saja yang di undang hadir. Suasana kembali menjadi menyenangkan karena kehadiran Galih yang mungkin sudah tahu cara menghibur anak kecil. Meskipun diluar sikapnya dingin, namun tidak didepan anak kecil. Pernah ada seorang wanita dengan terang-terangan menginginkan Galih menikahinya dan ia rela menjadi istri kedua. Hal itu di karenakan si wanita melihat sisi lembut Galih yang jauh dari yang di gosipkan.

"Bapak-bapak meresahkan." Cetus Avril memijit kepalanya ketika mengingat tentang itu.

"Itu juga kakakmu." Jawab Alvi menimpali.

"Iya memang."

"Jadi? Kapan kita punya mainan yang seperti itu?" Bisik Alvi menunjuk Reifan dan Ravendra yang tengah berlari.

"Kau mau?" Sontak Alvi mengangguk antusias mendengar pertanyaan Avril.

"Rei... sini." Panggil Avril ditanggapi oleh Reifan dengan menghampirinya.

"Iya mommy?" Tanyanya menggemaskan.

"Ayah mau peluk." Ucapnya membuat Alvi menatapnya heran.

"Tidak mau." Jawab Reifan menolak mentah-mentah semakin membuat Alvi menyernyit menahan kesal.

"Tapi ayah mau peluk Rei..." ucap Avril lagi yang ditanggapi gelengan kepala oleh Reifan.

"Kalau Rei tidak mau dipeluk ayah, ayah akan peluk Mommy dan ayah tak akan berikan mommy pada Rey." Mendengar ancaman Alvi, Reifan langsung memeluk Avril dengan erat dan menatap tajam pada Alvi.

"Jangan. Mommy punya Eifan.... ayah jangan bawa mommy." Ucapnya membuat Avril gemas.

"Ya sudah... ayah peluk kalian saja..." Alvi lalu memeluk keduanya membuat Reifan berontak dan mendorong Alvi agar tak memeluk Avril.

"Jangan peluk mommy..." teriaknya menatap begitu tajam pada Alvi.

"Ehhh mommy kan punya ayah... kalau Rei tidak berikan mommy pada ayah, ayah akan makan Rei... haaammmmm" ucapnya memasang ekspresi seperti ingin menerkam. Reifan berlari menghindari Alvi yang mengejarnya dengan gemas. Avril dan Dea hanya tertawa melihat kekonyolan Alvi bersama para anak-anak.

"De... kau akan menjadi ibu sepenuhnya." Ucap Avril yang mengusap lembut perut Dea yang sudah membesar.

"Iya. Semoga kau juga secepatnya diberi kepercayaan." Avril hanya mengangguk menanggapi ucapan Dea. Yang tidak mereka tahu, Avril berniat menunda kehamilannya karena masih khawatir pada Reifan. Jika ia mempunyai anak, mungkin perhatiannya akan beralih pada anak kandungnya. Dan Reifan akan kesepian karena tak mendapati perhatiannya lagi.

. Malamnya, Aldi masih menitipkan Reifan pada Avril karena ia dan Bagas harus menjalani perjalanan bisnis ke luar kota. Sesuai perjanjian, Reifan selalu bersama Avril saat Aldi tak ada. Karena tak enak badan, Avril langsung berbaring dan membiarkan Siska yang mengurus Reifan.

"Kau sakit? Mau dipanggilkan Noah?" Tanya Alvi yang meraih dahi Avril. "Tapi tidak panas." Ucapnya kemudian.

"Aku hanya kelelahan saja Al..." jawab Avril yang beranjak dan duduk berhadapan dengan Alvi.

"Hemmm?"

"Apa?" Tanya Avril menyernyit saat Alvi menatapnya penuh arti. Ia memang mengerti, namun Avril sengaja berpura-pura tidak mengerti. Dengan begitu, Avril membiarkan Alvi semakin dekat, dan saat Alvi hendak meraih bibir Avril, tiba-tiba pintu di ketuk keras.

"Mommy...." teriak Reifan beberapa kali. Karena khawatir, Avril segera beranjak dan membuka pintu dan mendapati Reifan yang langsung meraih kakinya. Satu pertanyaan di benaknya sekarang, dimana Siska?.

"Nona... ma-maafkan saya." Ucap Siska yang sedikit terengah karena berlari mengejar Reifan.

"Kenapa Rei?" Tanya Avril beralih menatap Reifan.

"Mau mommy...." rengek Reifan yang masih memeluk kaki Avril.

"Rei... sama mbak Siska aja ya... mommy nya mau tidur sayang." Bujuk Siska dengan lembut.

"Tidak mau... mau mommy..." teriak Reifan menepis tangan Siska yang hendak meraihnya. Tak biasanya Reifan seperti ini. Biasanya Reifan selalu menurut pada Siska. Avril menoleh pada Alvi yang kini sedang memainkan ponselnya dengan bersandar dan menutup bagian kakinya dengan selimut. Avril tahu mungkin Alvi kecewa padanya malam ini, tapi Reifan juga butuh dirinya untuk tidur.

"Al... aku menidurkan Rei dulu ya..." ucap Avril ditanggapi anggukan oleh Alvi. Saat Avril berlalu dan menutup pintu, Alvi berbaring dan menghembuskan nafas kasar lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Kapan aku jadi ayah sungguhannya?" Ucapnya kembali membuka selimut dengan kesal.

Di kamar Reifan, Avril menimang Reifan yang ia gendong. Terlihat mata Reifan sudah semakin sayu dengan botol susu ditangannya. Di waktu yang sama, Avril pun merasa dirinya mengantuk, dan ia memutuskan untuk duduk bersandar di kasur Reifan dengan masih membawa Reifan. Karena tak kunjung kembali, Alvi menyusul Avril ke kamar Reifan. Ia menatap nanar wajah Avril yang tertidur.

"Kau memang ibu yang baik." Ucapnya mengecup kening Avril.

-bersambung

Episodes
1 01.
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
Episodes

Updated 160 Episodes

1
01.
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!