RTB 2: Ku Ingin Kau Kembali

RTB 2: Ku Ingin Kau Kembali

01.

. Sepeninggal Syifa, Aldian merasakan kehampaan yang teramat hampa. Bagaimana tidak, Aldi harus mengurus anak semata wayangnya yang masih kecil seorang diri. Meskipun ia masih memiliki seorang ibu, namun Reifan adalah tanggung jawab Aldi sepenuhnya.

. Aldian Mahendra. Duda muda anak satu dengan pesona yang menarik perhatian setiap perempuan. Parasnya yang menawan membuat Aldi menjadi idola dan banyak para orang tua yang ingin menjodohkan Aldi dengan putrinya. Beberapa kali Aldi mendapat permintaan dari Dewi untuk menemui beberapa anak temannya yang ingin menjadi pendamping Aldi. Meskipun Dewi tahu bagaimana Aldi pada perempuan selain Syifa dan Avril, namun Dewi menyuruhnya karena ingin menghormati dan tak ingin menyinggung perasaan mereka.

Namun, setiap Aldi menjalani kencan buta, ia selalu terang-terangan menolak karena berbagai alasan. Termasuk putranya, Reifan.

Aldi menabur bunga diatas tumpukan tanah yang terdapat batu nisan bertuliskan nama sang istri tercinta. Hari ini, tepat 3 tahun Syifa berpulang, dan tepat Reifan berulang tahun pula. Entah Aldian harus bahagia atau bersedih. Setiap ulang tahun putranya, ia merasa sangat terpuruk. Aldi selalu berandai-andai bahwa jika saja Syifa masih ada, mungkin kebahagiaannya akan sempurna. Dan ia semakin depresi setiap ia melihat keharmonisan keluarga kecil sang mantan kekasih.

Aldi beranjak dan menyusuri setiap gundukan tanah yang berjejer di samping jalur kecil yang ia lewati.

"Kau akan ke rumah Avril?" Tanya Bagas yang selalu berada di samping Aldi.

"Tidak. Aku ingin--"

"Ayolah Al... mau sampai kapan kau terlarut dalam kesedihanmu?" Bagas menyela cepat menyipitkan mata Aldi yang mungkin mendadak kesal karenanya.

"Tinggalkan saja aku sendiri." Cetusnya berlalu menuju kursi kemudi. Bagas dengan cepat memasuki mobil sebelum Aldi benar-benar marah padanya.

. Di rumah Avril, terlihat beberapa anak kecil berlarian kesana-kemari dengan riang di ruang tengah berhiaskan balon dan beberapa hiasan khas ulang tahun dilengkapi sebuah kue yang berbagai berbentuk.

"Ayah.... mimi...." teriaknya menghampiri Alvi dan meminta gelas yang sedang Alvi pegang.

"Tak boleh. Ini dingin." Jawab Alvi menjauhkan tangannya dari Reifan yang terus berusaha meraih gelas.

"Hayoooo nangis..." ejek Reno kemudian menggendong Reifan dengan gemas.

"Papa... Eifan ausss...." rengeknya lagi masih mencoba meraih gelas dari Alvi. Melihat Reifan yang berusaha keras meminta darinya, Alvi beranjak dan mengambilkan air putih untuk Reifan.

"Sini ayah minumkan." Ucap Alvi merentangkan tangannya hendak mengambil Reifan dari Reno. Namun Reifan malah merentangkan tangannya pada Avril yang baru duduk di sofa.

"Mommy..." teriaknya membuat Avril kembali beranjak.

"Apa sayang?"

"Mommy... mau mimi." Mendengar itu, Avril mengambil air dari Alvi dan hendak memberikan pada Reifan.

"Minum sendiri." Ucap Avril membiarkan Reifan meminumnya sendiri. Reno termangu karena Reifan menghabiskan seisi gelas dengan cepat. Alvi termangu menatap Avril yang bersikap tegas mendidik Reifan yang bahkan bukan anak kandungnya.

"Apa kau begitu haus?" Tanya Reno dengan serius. Namun Reifan meminta untuk di turunkan dan kembali bermain dengan Ravendra.

"Aldi tidak kesini?" Tanya Dea disela lamunan Avril yang kebetulan memikirkan dimana Aldi sekarang.

"Entahlah De... aku tak tahu." Jawab Avril tak bersemangat.

"Hai... Avil...." sapa Demira setengah berteriak ketika memasuki rumah.

"Hei. Dem...." Avril tak kalah keras menyapa Demira.

"Mana si Noah?" Tanya Alvi dengan cetus.

"Ada tuh..." jawab Demira menunjuk keluar. Alvi menyernyit menatap Noah yang baru saja masuk, tapi sudah di kerumuni anak-anak.

"Cih... aku juga tampan dan berwibawa. Tapi kenapa anak-anak itu takut padaku?" Batin Alvi berdecih sambil memalingkan wajahnya.

"Avril... kau sangat pucat. Apa kau sakit?" Tanya Reno yang sedari tadi menatap lekat wajah Avril yang memang terlihat berbeda.

"Tidak... mungkin kelelahan saja. Dan memang sedikit pusing." Jawab Avril melempar senyum manisnya.

"Jika lelah, istirahat saja." Ucap Alvi menyentuh dahi, pipi dan leher Avril yang memang terasa hangat. "Kau demam. Sudah ku bilang jangan begadang. Reifan biar aku yang jaga." Lanjut Alvi menghela nafas berat.

"Kalian baru menikah beberapa bulan, tapi sudah seperti 3 tahun saja. Punya anak sebelum menikah itu memang bagus untukmu Alvi. Kau bisa belajar menjadi ayah yang baik." Ejek Noah menatap Reifan dengan lekat lalu beralih menatap Alvi yang menatapnya sangat tajam.

"Jadi kau bilang aku jahat? Hei wajar saja aku jahat, aku ayah tiri disini." Balas Alvi memangku tangan lalu beranjak pergi ke ruang kerja dan mengambil obat untuk Avril.

"Kau tahu obat demam tuan dingin?" Ejek Noah lagi. Alvi hanya mendelik menanggapi ejekan Noah.

"Mommy? Cakit?" Tanya Reifan yang berlari menghampiri Avril dan menatapnya dengan tatapan yang sangat menggemaskan. Kepolosannya membuat Avril merasa semakin menyayangi Reifan, dan seakan ia tak ingin berpisah sedetikpun dengannya.

"Tidak... mommy tidak sakit." Jawab Avril meraih Reifan lalu mencium pipinya dengan gemas.

"Mommy... daddy?" Tanyanya kemudian. Reifan menoleh ke arah pintu lalu berlari dan menatap dengan tatapan kosong ke halaman rumah. Terlihat raut kecewa Reifan saat ia menolehkan wajahnya kepada Avril dan kemudian kembali menatap keluar. Avril benar-benar tak bisa membujuk Aldi untuk ada disamping Reifan saat Reifan berulang tahun. Aldi akan merasa semakin kehilangan Syifa jika merayakan ulang tahun Reifan dihari yang sama.

. Setelah lama berselang, terdengar suara mobil memasuki pekarangan kediaman Alvi. Reifan dengan antusias berlari menuju teras dan memanggil Aldian dengan riang.

"Daddy.... daddy....." ucapnya dengan begitu senang. Namun Reifan terdiam saat melihat Bagas saja yang datang dengan sebuah kado.

"Daddy...." rengek Reifan berubah menjadi tangis yang keras. Segera Avril menghampiri Reifan dan menenangkannya agar berhenti menangis.

"Mommy... daddy.... mau daddy...." rengeknya lagi memeluk Avril dan tangisnya yang semakin keras.

"Iya daddy lagi sibuk sayang." Lirih Avril mengusap lembut punggung Reifan yang tak henti menangis.

"Gas.. mana Aldi?" Avril beralih menatap tajam pada Bagas.

"Aldi...." Bagas menoleh ke belakang lalu membalas tatapan Avril dengan gugup karena tak tahu harus menjawab apa.

"Bagas..." delik Avril yang mulai kesal dengan sikap Bagas.

"Aldi pulang Avil...." jawab Bagas tak kalah kesal.

"Ishh... sampai kapan dia begitu? Dia lupa pada Reifan? Bagaimana pun Reifan ini anaknya. Meskipun ada Alvi yang menyayangi Reifan. Tetap saja kasih sayang ayah kandung yang paling Reifan butuhkan."

"Dan kenapa kau malah memarahiku Avil?" Gerutu Bagas yang mengikuti langkah Avril memasuki rumah.

"Aku suka heran. Apa yang dia pikirkan? Ayah macam apa dia? Anak butuh kasih sayang darinya, tapi dia malah mengabaikannya. Dia pikir anak sekecil ini sudah bisa mengerti kenapa dia seperti itu? Aku juga sama kehilangan ibu, dan harusnya seorang ayah ada untuk menguatkan. Bukan meninggalkan tanpa alasan. Dia kehilangan Syifa. Sama Gas aku juga. Dia pikir hanya dia yang merasa kehilangan?" Avril terus mengoceh dan tak terasa bulir bening perlahan mengalir di pipinya.

"Reifan ini masih kecil... harusnya dia mengerti. Apa dia pernah berpikir jika Syifa pergi karena cintanya pada Aldi itu lebih besar. Dia rela menukar nyawanya untuk membiarkan seorang malaikat kecil yang dia inginkan setelah pernikahannya untuk tetap hidup? Kapan dia dewasanya?"

"Avril hentikan." Tegur Alvi dengan suara pelan.

"Tapi Al..."

"Ku bilang hentikan!" Tegasnya dengan suara tinggi mendiamkan Avril seketika.

-bersambung

Episodes
1 01.
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
Episodes

Updated 160 Episodes

1
01.
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!