Depresi Berat

Xaveryn tergeletak bersimbah darah di permukaan tanah, Reiner datang tepat waktu kala itu. Segera saja Reiner mengangkat tubuh Xaveryn dan membawanya ke kamar untuk melakukan perawatan. Reiner maupun Annita terlihat begitu cemas, bagaimana pun juga Xaveryn adalah keponakannya. Dengan hati-hati Reiner membalut luka di sekujur tubuh Xaveryn, denyut nadi dan napas gadis itu masih bisa dia rasakan walau samar-samar.

“Bagaimana ini? Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk pada Tuan Putri? Saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri jika nyawa Tuan Putri tak bisa diselamatkan.” Annita benar-benar panik bukan main, perasaan syok masih tersisa nyata sesaat dirinya menyaksikan Xaveryn melompat ke bawah.

“Tenang saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi, Tuan Putri pasti bisa aku selamatkan.” Reiner meyakinkan dirinya sendiri untuk menyelamatkan Xaveryn.

Berbagai upaya dilakukan Reiner sampai akhirnya denyut nadi dan irama napas Xaveryn mulai beraturan. Dari sini semua orang bisa bernapas lega, kini hidup Xaveryn tidak lagi berada pada ambang kematian. Kemudian Reiner meminta Annita untuk berbicara empat mata dengannya, sepertinya ada sesuatu yang hendak dibicarakan Reiner.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan Putri? Mengapa beliau berbuat sejauh ini untuk mengakhiri hidupnya?” tanya Annita.

“Tampaknya Tuan Putri mengalami depresi berat, apakah sebelumnya ada hal yang membuat Tuan Putri tertekan? Sangat tidak wajar bagi anak umur lima tahun memiliki keinginan untuk bunuh diri. Ini artinya kondisi mental beliau benar-benar berada pada tahap paling parah,” ujar Reiner seraya bertanya.

Annita terpaku mendengar penjelasan Reiner, perlahan tubuh Annita meluruh, bulir air mata mengucur deras dari sudut matanya. Annita tidak menyangka masalahnya akan seburuk ini, dia tidak menyangka Xaveryn mengalami gangguan mental tanpa sepengetahuannya.

“Tuan Putri selalu berkata ingin bertemu dengan Kaisar dan ketiga saudaranya, beliau ingin keluar dari menara karena beliau kesepian saat berada di tempat ini. Namun, ketika saya mengirim surat ke istana, Kaisar selalu membalas bahwa beliau tidak bisa menemui Tuan Putri. Apa mungkin hal itu yang menyebabkan Tuan Putri depresi?”

Reiner berpikir sejenak, masalah ini bukan sesimpel dari kelihatannya, sebagai dokter dia tahu pasti bahwa akar permasalahannya bukan hanya itu saja.

“Ya sudah, kau pergilah beristirahat dan stabilkan kembali emosimu yang kacau. Biar aku yang menjaga Tuan Putri,” kata Reiner langsung dituruti Annita.

Reiner mendatangi kamar Xaveryn, gadis bersurai keemasan itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Reiner mengamati Xaveryn baik-baik sambil hanyut di alam pikirnya sendiri memikirkan masalah Xaveryn.

“Apakah hanya itu alasan Xaveryn mengakhiri hidupnya? Aku tidak yakin, anak sekecil Xaveryn tidak begitu paham soal itu. Tetapi, ada apa sebenarnya? Xaveryn sebelumnya sangat tenang meski dia kerap kali murung karena kesepian,” gumam Reiner.

Tiba-tiba saja di tengah keseriusan Reiner, jemari Xaveryn bergerak, keringat dingin bercucuran dari keningnya. Kala itu Xaveryn terlihat sangat gelisah, sekujur badannya gemetar tanpa sebab yang jelas. Langsung saja Reiner melakukan pemeriksaan lagi, dia mencoba memanggil nama Xaveryn tapi tidak ada respon darinya.

“Aku tidak mau hidup lagi … aku sangat lelah … kenapa dewa memberiku kehidupan yang menyedihkan seperti ini? Biarkan aku mati, jangan hidupkan aku lagi … aku lelah …,” lirih Xaveryn dalam tidurnya.

Reiner tertegun mendengar gumamam Xaveryn, awalnya dia pikir Xaveryn sedang bermimpi buruk tapi hal yang sama terus digumamkan Xaveryn sampai air matanya jatuh membasahi bantal.

“Jangan hidupkan aku lagi? Apa maksudnya itu?”

BRAKK!

Daun-daun pintu kamar Xaveryn hancur begitu seorang pria berbadan kekar datang mendobrak pintu masuk. Rambut merah menyala milik pria itu tampak bersinar di antara redupnya cahaya kamar, kedua manik hazelnya berkaca-kaca sesaat dirinya mendapati gadis kecil terbujur tak berdaya di atas tempat tidur. Sontak Reiner bangkit dari posisinya, dia terkejut melihat Kakaknya, sang Kaisar datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan.

“Bagaimana kondisi putriku?” tanya Jonathan Graziella – Kaisar Graziella atau tidak lain adalah Ayah dari Xaveryn.

Jonathan buru-buru mendatangi menara seusai mendapat kabar soal Xaveryn, tidak peduli di luar sedang hujan badai, dia tetap menerjang cuaca buruk demi bertemu Xaveryn. Ketika itu Jonathan nampak cemas, sekujur tubuhnya basah karena air hujan, jubah yang dia kenakan terkena bercak darah. Itu artinya, Jonathan baru saja kembali dari penaklukkan wilayah, tapi dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk bertemu Xaveryn.

“Yang Mulia, saat ini Tuan Putri masih belum sadarkan diri, saya sudah melakukan perawatan semaksimal mungkin untuk menghentikan pendarahan di kepalanya. Meskipun Tuan Putri terjatuh dari lantai empat menara, ajaibnya beliau bisa selamat tanpa luka parah. Tetapi, bukan itu yang ingin saya bahas, sebenarnya Tuan Putri sedang mengalami depresi berat. Beliau nekat mengakhiri hidupnya karena besarnya tekanan yang menghantam hatinya selama ini,” jelas Reiner.

Walaupun mereka berdua adalah Adik Kakak kandung, Reiner tetap berbicara formal untuk menghormati Jonathan sebagai Kaisar Graziella. Mendengar penjelasan dari Reiner, Jonathan tak kuasa menahan rasa syoknya, dia berpikir bahwa selama ini putrinya baik-baik saja tapi ternyata malah sebaliknya.

“Depresi? Kenapa Xaveryn bisa mengalami depresi? Sepertinya ini salahku mengurungnya di menara ini. Aku benar-benar bodoh,” lirih Jonathan.

“Ini memang salah Anda, Yang Mulia, anak seumuran Tuan Putri seharusnya mendapat perhatian penuh dari orang tua dan saudaranya tapi Anda malah mengurungnya di menara. Saya tidak paham jalan pikir Anda, apa mungkin sejak awal Anda memang ingin membunuh Tuan Putri? Gadis sekecil itu rentan terhadap rasa sepi, Anda harus paham itu.”

Reiner dengan berani mengatakan bahwa ini semua bagian dari kesalahan Jonathan, dia tidak salah mengatakannya karena itulah kenyataan yang sesungguhnya dia lihat. Jonathan mengurung Xaveryn sedari bayi di menara ini, sampai sekarang banyak orang yang mengira bahwa Tuan Putri Xaveryn Graziella telah mati kesepian di menara yang terletak jauh dari keramaian ibu kota.

“Lalu apa yang mesti aku lakukan sekarang? Xaveryn tidak akan mati, ‘kan?”

Reiner menghela napas kasar. “Mari kita bicara di luar, Tuan Putri masih membutuhkan istirahat total.”

Reiner membawa Jonathan keluar dari kamar Xaveryn, mereka berbicara hingga larut malam, bahkan Jonathan sedikit pun tidak tidur memikirkan kondisi putrinya. Akan tetapi, hal yang lebih mengejutkan terjadi lagi pada keesokan harinya. Xaveryn kembali menghilang dari tempat tidurnya ketika Jonathan mengunjunginya pada pagi hari. Jonathan panik bukan main, dia mencari keberadaan putrinya dan berhasil dia temui di dalam bathup pada kondisi pergelangan tangan yang teriris.

“XAVERYN!” Jonathan bergegas mengangkat Xaveryn dari bathup yang tergenang air. Kejernihan air di bathup diisi oleh warna darah Xaveryn, gadis itu lagi-lagi melakukan percobaan bunuh diri.

“REINER! PANGGIL REINER SEKARANG JUGA!” teriak Jonathan memberi perintah kepada seorang kesatria.

Episodes
1 Kehidupan yang Keenam Belas
2 Mengulang Waktu Kembali
3 Percobaan Bunuh Diri
4 Depresi Berat
5 Apakah Ayah Membenciku?
6 Pulang ke Istana
7 Bertemu Ketiga Pangeran
8 Perintah Membongkar Istana
9 Sisa Waktu
10 Menceritakan yang Sebenarnya
11 Resep Obat
12 Impian Riley
13 Pembunuhan Pertama
14 Serangkaian Rencana Licik
15 Kemampuan Ingatan Super
16 Apa Kau Seorang Malaikat?
17 Roh Suci
18 Dimulainya Kelas Etiket
19 Amarah yang Tertunda
20 Mimpi Buruk
21 Hadiah
22 Takhta Tertinggi
23 Kemurkaan
24 Rumor Palsu yang Menyebar
25 Ide nan Menakjubkan
26 Percobaan Menggoda Jonathan
27 Luapan Amarah Jonathan
28 Kehebohan Ibu Kota
29 Menyiksa Countess Suhail
30 Kekhawatiran Claes
31 Suku Bintang Biru
32 Ingatan Tentang Felician
33 Pembebasan Suku Bintang Biru
34 Permintaan Xaveryn
35 Berbicara Soal Bisnis
36 Membuat Blueprint
37 Xaveryn yang Luar Biasa
38 Dimulainya Kelas Berpedang
39 Putra dan Putri Duke Egenbert
40 Tawaran Pekejaan
41 Kemunculan Helbert Saverio
42 Keriuhan Suasana Istana
43 Menangislah, Xaveryn!
44 Dimulainya Perjamuan
45 Perkenalan
46 Asisten Pribadi
47 Surat Lamaran Pernikahan
48 Bangunnya Roxilius
49 Kemunculan Eliza
50 Maksud Tersembunyi
51 Xaveryn Murka
52 Kepulangan Claes
53 Ulah Duke Solfrid
54 Para Pembunuh Berdatangan
55 Alvaro Terkena Racun Mematikan
56 Bayangan Sihir
57 Ancaman Pembunuhan Lagi
58 Keinginan Claes
59 Claes Mencoba Jujur
60 Eris Diculik
61 Dalang Penculikan Eris
62 Harapan
63 Count Arnis Berhasil Ditangani
64 Lima Tahun Kemudian
65 Fakta Baru
66 Xaveryn Ditipu?
67 Ancaman Xaveryn
68 Desakan Para Bangsawan
69 Bisakah Kita Berteman?
70 Berita Duka
71 Rencana Duke Solfrid
72 Curahan Perasaan Trevor
73 Undangan Pesta Minum Teh
74 Penyergapan
75 Xaveryn Masuk Jurang
76 Pencarian Xaveryn
77 Xaveryn Berhasil Ditemukan
78 Kondisi yang Amat Buruk
79 Alam Bawah Sadar
80 Mata yang Kembali Terbuka
81 Kunjungan
82 Bertemu Eliza
83 Sebuah Hukuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kehidupan yang Keenam Belas
2
Mengulang Waktu Kembali
3
Percobaan Bunuh Diri
4
Depresi Berat
5
Apakah Ayah Membenciku?
6
Pulang ke Istana
7
Bertemu Ketiga Pangeran
8
Perintah Membongkar Istana
9
Sisa Waktu
10
Menceritakan yang Sebenarnya
11
Resep Obat
12
Impian Riley
13
Pembunuhan Pertama
14
Serangkaian Rencana Licik
15
Kemampuan Ingatan Super
16
Apa Kau Seorang Malaikat?
17
Roh Suci
18
Dimulainya Kelas Etiket
19
Amarah yang Tertunda
20
Mimpi Buruk
21
Hadiah
22
Takhta Tertinggi
23
Kemurkaan
24
Rumor Palsu yang Menyebar
25
Ide nan Menakjubkan
26
Percobaan Menggoda Jonathan
27
Luapan Amarah Jonathan
28
Kehebohan Ibu Kota
29
Menyiksa Countess Suhail
30
Kekhawatiran Claes
31
Suku Bintang Biru
32
Ingatan Tentang Felician
33
Pembebasan Suku Bintang Biru
34
Permintaan Xaveryn
35
Berbicara Soal Bisnis
36
Membuat Blueprint
37
Xaveryn yang Luar Biasa
38
Dimulainya Kelas Berpedang
39
Putra dan Putri Duke Egenbert
40
Tawaran Pekejaan
41
Kemunculan Helbert Saverio
42
Keriuhan Suasana Istana
43
Menangislah, Xaveryn!
44
Dimulainya Perjamuan
45
Perkenalan
46
Asisten Pribadi
47
Surat Lamaran Pernikahan
48
Bangunnya Roxilius
49
Kemunculan Eliza
50
Maksud Tersembunyi
51
Xaveryn Murka
52
Kepulangan Claes
53
Ulah Duke Solfrid
54
Para Pembunuh Berdatangan
55
Alvaro Terkena Racun Mematikan
56
Bayangan Sihir
57
Ancaman Pembunuhan Lagi
58
Keinginan Claes
59
Claes Mencoba Jujur
60
Eris Diculik
61
Dalang Penculikan Eris
62
Harapan
63
Count Arnis Berhasil Ditangani
64
Lima Tahun Kemudian
65
Fakta Baru
66
Xaveryn Ditipu?
67
Ancaman Xaveryn
68
Desakan Para Bangsawan
69
Bisakah Kita Berteman?
70
Berita Duka
71
Rencana Duke Solfrid
72
Curahan Perasaan Trevor
73
Undangan Pesta Minum Teh
74
Penyergapan
75
Xaveryn Masuk Jurang
76
Pencarian Xaveryn
77
Xaveryn Berhasil Ditemukan
78
Kondisi yang Amat Buruk
79
Alam Bawah Sadar
80
Mata yang Kembali Terbuka
81
Kunjungan
82
Bertemu Eliza
83
Sebuah Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!