Countess Suhail memulai pelajarannya, tergurat rencana licik dari wajah cantik seorang wanita bangsawan tersohor di Kekaisaran Graziella. Tidak ada orang yang tidak kenal dengan Countess Yuria Suhail, dia sangat elegan serta setiap gerakannya menggambarkan sisi wanita yang dikagumi banyak orang. Akan tetapi, meski begitu dia adalah wanita paling berambisi, dia akan melakukan apa saja demi meraih apa yang dia inginkan.
‘Aku dengar dia dulunya seorang rakyat jelata, tapi karena kecantikannya dia pun berhasil menarik perhatian Count Suhail. Akan tetapi, suaminya sudah meninggal sedari tiga tahun yang lalu, banyak hal yang dia lalui sampai akhirnya dia berhasil bangkit dari keterpurukan. Namun, tidak ada yang tahu kalau wanita ini sedang menyembunyikan hal yang paling menjijikkan.’
Pertama, Countess Suhail mengajari Xaveryn dasar-dasar etiket yaitu cara melakukan salam yang benar. Wanita itu berbeda dengan wajah cantiknya, dia sangat tegas mengajari Xaveryn sampai dia tidak memberi celah pada Xaveryn. Tetapi, di balik akal bulusnya, dia terlihat terkejut ketika Xaveryn berhasil melakukan salam yang benar dalam satu kali percobaan. Anehnya, Countess Suhail tidak menyukai hal tersebut, dia mencari kesalahan untuk memarahi Xaveryn.
“Kenapa Anda tidak bisa melakukan salam yang sederhana seperti itu? Astaga, saya heran kenapa orang seperti Anda bisa menjadi seorang Tuan Putri.” Countess Suhail mengomeli Xaveryn habis-habisan. “Oh, saya lupa, Anda kan selama ini dikurung di dalam menara karena Anda adalah penyebab Permaisuri meninggal. Ya ampun, pantas saja Anda sebodoh ini, sungguh sangat disayangkan,” lanjutnya menghina Xaveryn.
Gadis kecil itu menanggapinya dengan tersenyum, dia tidak peduli seperti apa celotehan Countess Suhail karena dia sudah terbiasa mendengar hinaan dari wanita tersebut. Countess Suhail nampak heran dengan Xaveryn, dia bahkan mengakui bahwa Xaveryn lebih elegan dan tenang dari anak seusianya.
“Apakah Anda sudah selesai menghina saya? Kalau sudah, tolong lanjutkan kembali pelajarannya,” ucap Xaveryn terdengar begitu dingin.
‘Dia tidak tersinggung sama sekali? Apa-apaan ini? Padahal aku berusaha memancingnya untuk marah dan membuatnya memukulku, tapi dia tidak bereaksi terhadap kata-kataku. Apa benar dia seorang gadis berumur enam tahun? Tidak! Tidak boleh dibiarkan seperti ini, tampaknya aku memang harus mengganti rencanaku,’ pikir Countess Suhail.
Berikutnya, masih di pelajaran yang sama, Countess Suhail meneriaki Xaveryn berulang kali, dia mencoba memancing kemarahan Xaveryn lalu memanipulasi keadaan demi menaikkan nama baiknya. Dia berpikir dia sedang memimpin kendali, tapi sebenarnya di sini Xaveryn lah yang sedang mengendalikannya.
“Anda sangat lamban! Bukan begitu cara salam yang benar! Anda harus menarik kedua belah sisi gaun Anda lalu membungkukkan tubuh. Kenapa Anda tidak mampu menguasai hal sepele seperti salam ini?!”
Countess Suhail menjangkau sebilah tongkat rotan yang sengaja dia bawa untuk berjaga-jaga. Raut mukanya tampak murka, Xaveryn paham apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.
“Angkat gaun Anda,” titah Countess Suhail.
“Untuk apa?” tanya Xaveryn.
“Tentunya untuk menghukum Tuan Putri bodoh seperti Anda.”
Xaveryn terpaksa mengangkat gaunnya ke atas, Countess Suhail melayangkan tongkat tersebut ke betis Xaveryn. Countess Suhail memukul kaki Xaveryn sebanyak dua kali hingga meninggalkan bekas memar di kedua betisnya.
‘Ya, inilah yang pernah dia lakukan dulu kepadaku, wanita jal*ng yang terobsesi menjadi Permaisuri dengan teganya menyiksaku saat dia menjadi guru etiketku. Dia bahkan menciptakan fitnah tentang aku sehingga reputasinya sebagai guru etiket dari seorang Tuan Putri tersembunyi melejit dalam sesaat. Namun, sekarang berbeda, aku akan membuatmu membayar apa yang telah kau lakukan padaku hari ini.’
Kelas etiket berakhir tidak lama seusai hukuman itu berlangsung, Xaveryn masih belum menunjukkan emosi apa-apa walau sudah dipukul berulang kali oleh Countess Suhail. Tanpa disadari Xaveryn, rupanya sedari tadi Roxilius mengawasinya di depan pintu, pria itu menahan segala amarah melalui kepalan tinjunya. Dia mendengar berulang kali Countess Suhail mencaci maki Xaveryn, nyaris saja dia kehilangan kendali, tapi melihat respon Xaveryn yang tenang dia pun mengerti bahwasanya Xaveryn sedang mempunyai rencana lain untuk membunuh Countess Suhail.
“Master, apa Anda baik-baik saja?” tanya Roxilius penuh kekhawatiran.
“Hai, Rox, aku baik-baik saja. Tetapi, sepertinya aku tidak bisa berdiri,” jawab Xaveryn tersenyum canggung.
“Maaf sebelumnya.” Rox tiba-tiba mengangkat dan menggendong tubuh Xaveryn ke luar ruangan. Manik hazel gadis itu melebar ketika Roxilius menggendongnya secara mendadak.
Roxilius membawa Xaveryn ke dalam kamar, untung saja saat itu tidak ada siapa pun selain dirinya dan Roxilius di sana sehingga takkan ada orang yang menyadari mengenai luka memar di kaki Xaveryn.
“Aku tidak bisa menyembunyikan luka ini dari Annita dan Eris, apa yang harus aku lakukan untuk menutupinya?” gumam Xaveryn.
“Mengapa Anda diam saja saat wanita itu mencoba menyakiti Anda? Seharusnya Anda bisa berteriak meminta tolong kepada saya untuk membunuhnya. Lalu kenapa—”
“Rox, aku tahu kau juga menyadarinya bahwa aku punya rencana lain membereskan wanita itu. Jadi, itulah sebab kenapa kau tidak langsung mengamuk tadi, sekarang tolong percayalah padaku. Jangan biarkan dirimu terbawa arus amarah, aku pastikan wanita itu mendapatkan akhir yang tragis. Aku mohon bersabarlah sebentar, oke?”
Roxilius menghela napas panjang, dia mengatur kembali emosinya yang kacau akibat mengingat apa yang telah dilakukan Countess Suhail kepada Xaveryn.
“Baiklah, maafkan saya yang terlanjur emosi. Sekarang biar saya bantu sembuhkan luka Anda, tidak baik membiarkan luka ini terlalu lama di kulit Anda.” Roxilius berjongkok, dia menggunakan sihir pemulihan untuk memulihkan luka Xaveryn.
“Sihir apa itu barusan? Lukaku langsung pulih tanpa meninggalkan bekas. Apakah itu yang dinamakan sihir pemulihan?”
Xaveryn sangat antusias melihat Roxilius menggunakan sihir pemulihan, di matanya sihir pemulihan sangatlah menakjubkan.
“Ya, ini adalah sihir pemulihan, tapi sihir ini hanya berguna untuk luka luar saja dan tidak berpengaruh terhadap luka dalam. Jadi, sihir ini bukan sihir menjakjubkan seperti yang Anda bayangkan,” jelas Roxilius.
Xaveryn melompat turun dari tempat tidur, kedua matanya berbinar menyiratkan rasa antusias dalam dirinya.
“Tolong ajarkan aku sihir pemulihan, walaupun sihir itu hanya sihir biasa saja tapi sangat berguna bagiku nanti. Aku mohon padamu,” pinta Xaveryn.
“Anda tidak perlu sampai bermohon kepada saya karena saya pasti akan mengajari Anda asalkan saya bisa terus di sisi Anda.”
Xaveryn mengangguk sumringah, dia melompat kegirangan melewati hari melelahkan ini. Kini rencana jahat Xaveryn semakin menguasai kepala, ada puluhan nama dan wajah orang yang terekam memorinya sebagai target balas dendam selanjutnya.
‘Meski Rox mengatakan sihir pemulihan itu tidak menakjubkan, tapi bagiku sihir pemulihan akan sangat membantu nanti ketika kemunculan dungeon. Setidaknya dengan menggunakan sihir pemulihan ini bisa membantu para kesatria maupun rakyat yang terluka.’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Remasari
kira kira siapa ya pasangan sejati xaviera nanti?
2022-09-23
0