Dimulainya Kelas Etiket

Roxilius diam sepersekian detik memikirkan apa yang sedang dikatakan Xaveryn terhadap dirinya. Xaveryn menunggu dengan sabar jawaban yang akan diberikan Roxilius kepadanya, sejujurnya dia sangat berharap Roxilius menyetujui permintaannya sebab gadis kecil itu sungguh membutuhkan seorang guru sihir demi menyempurnakan sihirnya.

“Jika saya menyetujuinya, apakah Anda memperbolehkan saya tinggal bersama Anda di istana?”

Xaveryn lantas merekahkan senyum sembari mengangguk. “Tentu saja kau diperbolehkan tinggal bersamaku asalkan kau bersedia mengajariku sihir.”

“Baiklah, kalau begitu saya bersedia mengabulkan permintaan Anda, Master.” Roxilius mengecup punggung tangan Xaveryn sekali lagi.

Xaveryn kini berhasil menarik satu orang kuat yang akan berdiri di sisinya, dia pun membawa Roxilius keluar dari perpustakaan sihir. Sekarang Xaveryn berencana untuk meminta izin langsung kepada Jonathan supaya dia mengizinkan Roxilius tetap berada di sampingnya. Pada saat Xaveryn mengunjungi Jonathan, kebetulan Jonathan sedang berada di waktu luang sehingga kedatangan Xaveryn tidak mengganggu Jonathan.

“Ayah, ada hal yang ingin aku bicarakan dengan Ayah,” ujar Xaveryn dengan tatapan mata penuh keseriusan.

Jonathan paham, sebenarnya kala itu Xaveryn sedang memberi kode bahwa dia perlu waktu berdua saja dengan sang Ayah tanpa ada orang lain di ruang tersebut. Akhirnya, Jonathan memberi isyarat kepada Delvis, pelayan, dan kesatria untuk pergi ke luar ruangan.

“Ada apa, sayang? Apa yang ingin kau bicarakan dengan Ayah?” tanya Jonathan sangat lembut.

“Sebelum itu, ada seseorang yang mau aku perkenalkan kepada Ayah.” Xaveryn mengeluarkan kotak musik tempat Roxilius berdiam diri. Xaveryn memutar alat musiknya dan Roxilius pun keluar dari dalam kotak musik. Ekspresi Jonathan sulit diartikan, dia tidak menyangka ada seorang pria yang keluar dari kotak musik yang sangat kecil.

“Siapa dia?” Jonathan bertanya sambil memindai penampilan Roxilius yang tampak seperti penampilan seorang Raja dari negeri lain. Pakaian yang dikenakan Roxilius terlihat mewah dan mahal, sangat berbeda dengan pakaian yang ada di Kekaisaran Graziella. Namun, entah mengapa Jonathan bisa merasakan adanya aliran kekuatan misterius dari tubuh Roxilius.

“Ayah, dia adalah Roxilius, roh suci yang menjaga kekaisaran ini selama ratusan tahun sejak kekaisaran ini berdiri.”

Manik hazel Jonathan membulat sempurna, dia tidak asing dengan nama Roxilius sebab dahulu dia pernah mendengar cerita soal Roxilius.

“Roxilius? Kau sungguh seorang roh suci penjaga kekaisaran? Aku tidak menyangka cerita itu benar-benar ada. Aku pikir tidak ada yang namanya roh suci karena tidak ada yang pernah melihatnya selama ini. Namun, sekarang aku tahu kalau roh itu benar adanya,” ujar Jonathan.

“Huh? Jadi Ayah tahu soal roh suci? Mungkinkah ini pengetahuan khusus yang diturunkan kepada pewaris takhta juga sama seperti ramalan yang diturunkan dari generasi ke generasi?”

Jonathan mengangguk. Ya, pengetahuan khusus itulah jawabannya, beberapa pengetahuan tentang kekaisaran yang hanya diketahui pewaris takhta. Jonathan juga tahu soal roh suci karena dia pernah diceritakan oleh Kaisar sebelumnya. Pada mulanya, cerita mengenai roh suci ini dianggap sebagai dongeng semata, tapi hari ini dia melihatnya langsung dengan mata kepalanya sendiri.

“Salam kepada Yang Mulia Kaisar Graziella. Perkenalkan, saya Roxilius, roh suci yang diutus penyihir agung untuk menjaga kedamaian Graziella,” tutur Roxilius memberi salam sembari membungkuk hormat kepada Jonathan.

“Kau tidak perlu terlalu formal padaku,” ucap Jonathan. Roxilius pun mengangkat kepalanya, ekspresinya masih saja datar seperti sebelumnya. “Lalu apa sekarang? Apa putriku ingin Roxilius menetap di istana?”

Xaveryn cukup terkejut karena Jonathan paham maksud dan tujuannya menemuinya, tapi Xaveryn harus menunjukkan kemampuan Roxilius kepada Jonathan sebagai bahan tambahan supaya memperkuat alasannya ingin membawa Roxilius ke istana.

“Roxilius, bisakah kau menunjukkan pada Ayah?”

Tanpa menunggu lama Roxilius langsung mematuhi permintaan Xaveryn, dia menunjukkan percikan sihir di tangannya kepada Jonathan. Mau berapa kali pun Jonathan melihat sihir, dia masih saja terkejut. Selain itu, Jonathan sekali lagi melihat sisi dewasa dari gadis kecil yang masih berusia enam tahun.

“Oleh karena itu Ayah, tolong izinkan Roxilius menjadi guru sihirku dan izinkan dia menetap di istana lalu bekerja di bawah perintahku. Meskipun ada ratusan buku sihir di perpustakaan, tapi alangkah baiknya kalau aku bisa belajar dari ahlinya langsung. Aku memohon kepada Ayah,” tekan Xaveryn.

Sorot mata nan tegas, cara berbicara yang menunjukkan tanggung jawab besar, serta postur tubuh yang kokoh dan tak mudah jatuh memperlihatkan kalau Xaveryn serius memohon terhadap Jonathan.

“Oke, aku mengizinkan Roxilius menjadi bawahanmu, tapi dengan syarat Roxilius tidak boleh sampai jatuh hati pada putriku yang imut dan cantik jelita. Kau paham itu? Aku tidak peduli kau roh suci atau manusia biasa, tapi kalau kau berani macam-macam dengan putriku maka bersiaplah untuk menerima hukumannya,” ancam Jonathan serius.

“Tenang saja, Yang Mulia, bagaimana pun Tuan Putri Xaveryn adalah Tuan saya, saya juga mengetahui batas diri saya sendiri,” jawab Roxilius.

“Baguslah kalau kau sadar diri. Kemudian Xaveryn, besok kau akan memulai kelas etiket kekaisaran. Jadi, belajarlah dengan baik dan katakana kepada Ayah kalau gurumu berani melakukan hal yang buruk kepadamu.”

“Iya, Ayah.”

Selepas itu, Xaveryn pamit kembali ke istana kediamannya sambil menyunggingkan senyum seringai di bibirnya. Di balik senyum Xaveryn menyimpan rencana jahat, dia balik ke istana sakura membawa segudang kejahatan yang mungkin saja nanti akan menggemparkan Graziella.

***

Pada hari berikutnya, Xaveryn bangun lebih pagi sebab hari ini dia akan memulai kelas etiket. Annita dan Eris semangat sekali mendandani Xaveryn, sementara itu Roxilius seperti patung yang berdiri di dekat pintu masuk. Sedari kemarin tiada hentinya para pelayan menatap kagum Roxilius karena ketampanannya sehingga Xaveryn terpaksa mengusir mereka satu persatu agar Roxilius merasa nyaman.

“Yang Mulia, Countess Suhail telah tiba, sekarang beliau sedang menunggu Anda di ruang kelas etiket,” ujar seorang pelayan.

“Baiklah, aku akan segera ke sana.”

Xaveryn beranjak menuju ruang kelas etiket, Annita dan Eris memandu jalan Xaveryn, sedangkan Roxilius mengikuti Xaveryn dari belakang. Sesekali Xaveryn melirik Roxilius, pria itu tidak mempunyai ekspresi apa pun di wajahnya. Oleh karena itu, Xaveryn merasa sedikit diberatkan oleh ekspresi Roxilius.

Sesampainya di ruang kelas etiket, kedatangan Xaveryn disambut oleh seorang wanita bersurai lilac. Wanita tersebut adalah Countess Suhail yang dirumorkan sebagai bunga pergaulan atas. Pada awalnya dia tercengang melihat wajah Xaveryn yang imut sekaligus mengeluarkan pancaran kecantikan mahasempurna.

“Saya memberi salam kepada Yang Mulia Putri Xaveryn Graziella,” ujar Countess Suhail membungkuk memberi salam.

“Angkat kepala Anda, Countess, mari segera kita mulai kelasnya.” Xaveryn melewati Countess Suhail begitu saja, gadis bersurai emas itu juga menyuruh para pelayan pribadinya untuk keluar dari ruangan. Sekarang hanya tinggal mereka berdua di ruangan yang terbilang cukup besar ini.

‘Dia baru saja melewatiku? Apa dia tidak berniat menjawab salamku? Itu tidak masalah bagiku, menjadi guru etiket anak ini mendatangkan keuntungan untuk diriku. Aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin supaya aku bisa naik menjadi Permaisuri,’ batin Countess Suhail.

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Hmm ternyata guru etiket punya niat jahat terselubung!
Mari hempaskan

2022-08-19

3

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan yang Keenam Belas
2 Mengulang Waktu Kembali
3 Percobaan Bunuh Diri
4 Depresi Berat
5 Apakah Ayah Membenciku?
6 Pulang ke Istana
7 Bertemu Ketiga Pangeran
8 Perintah Membongkar Istana
9 Sisa Waktu
10 Menceritakan yang Sebenarnya
11 Resep Obat
12 Impian Riley
13 Pembunuhan Pertama
14 Serangkaian Rencana Licik
15 Kemampuan Ingatan Super
16 Apa Kau Seorang Malaikat?
17 Roh Suci
18 Dimulainya Kelas Etiket
19 Amarah yang Tertunda
20 Mimpi Buruk
21 Hadiah
22 Takhta Tertinggi
23 Kemurkaan
24 Rumor Palsu yang Menyebar
25 Ide nan Menakjubkan
26 Percobaan Menggoda Jonathan
27 Luapan Amarah Jonathan
28 Kehebohan Ibu Kota
29 Menyiksa Countess Suhail
30 Kekhawatiran Claes
31 Suku Bintang Biru
32 Ingatan Tentang Felician
33 Pembebasan Suku Bintang Biru
34 Permintaan Xaveryn
35 Berbicara Soal Bisnis
36 Membuat Blueprint
37 Xaveryn yang Luar Biasa
38 Dimulainya Kelas Berpedang
39 Putra dan Putri Duke Egenbert
40 Tawaran Pekejaan
41 Kemunculan Helbert Saverio
42 Keriuhan Suasana Istana
43 Menangislah, Xaveryn!
44 Dimulainya Perjamuan
45 Perkenalan
46 Asisten Pribadi
47 Surat Lamaran Pernikahan
48 Bangunnya Roxilius
49 Kemunculan Eliza
50 Maksud Tersembunyi
51 Xaveryn Murka
52 Kepulangan Claes
53 Ulah Duke Solfrid
54 Para Pembunuh Berdatangan
55 Alvaro Terkena Racun Mematikan
56 Bayangan Sihir
57 Ancaman Pembunuhan Lagi
58 Keinginan Claes
59 Claes Mencoba Jujur
60 Eris Diculik
61 Dalang Penculikan Eris
62 Harapan
63 Count Arnis Berhasil Ditangani
64 Lima Tahun Kemudian
65 Fakta Baru
66 Xaveryn Ditipu?
67 Ancaman Xaveryn
68 Desakan Para Bangsawan
69 Bisakah Kita Berteman?
70 Berita Duka
71 Rencana Duke Solfrid
72 Curahan Perasaan Trevor
73 Undangan Pesta Minum Teh
74 Penyergapan
75 Xaveryn Masuk Jurang
76 Pencarian Xaveryn
77 Xaveryn Berhasil Ditemukan
78 Kondisi yang Amat Buruk
79 Alam Bawah Sadar
80 Mata yang Kembali Terbuka
81 Kunjungan
82 Bertemu Eliza
83 Sebuah Hukuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kehidupan yang Keenam Belas
2
Mengulang Waktu Kembali
3
Percobaan Bunuh Diri
4
Depresi Berat
5
Apakah Ayah Membenciku?
6
Pulang ke Istana
7
Bertemu Ketiga Pangeran
8
Perintah Membongkar Istana
9
Sisa Waktu
10
Menceritakan yang Sebenarnya
11
Resep Obat
12
Impian Riley
13
Pembunuhan Pertama
14
Serangkaian Rencana Licik
15
Kemampuan Ingatan Super
16
Apa Kau Seorang Malaikat?
17
Roh Suci
18
Dimulainya Kelas Etiket
19
Amarah yang Tertunda
20
Mimpi Buruk
21
Hadiah
22
Takhta Tertinggi
23
Kemurkaan
24
Rumor Palsu yang Menyebar
25
Ide nan Menakjubkan
26
Percobaan Menggoda Jonathan
27
Luapan Amarah Jonathan
28
Kehebohan Ibu Kota
29
Menyiksa Countess Suhail
30
Kekhawatiran Claes
31
Suku Bintang Biru
32
Ingatan Tentang Felician
33
Pembebasan Suku Bintang Biru
34
Permintaan Xaveryn
35
Berbicara Soal Bisnis
36
Membuat Blueprint
37
Xaveryn yang Luar Biasa
38
Dimulainya Kelas Berpedang
39
Putra dan Putri Duke Egenbert
40
Tawaran Pekejaan
41
Kemunculan Helbert Saverio
42
Keriuhan Suasana Istana
43
Menangislah, Xaveryn!
44
Dimulainya Perjamuan
45
Perkenalan
46
Asisten Pribadi
47
Surat Lamaran Pernikahan
48
Bangunnya Roxilius
49
Kemunculan Eliza
50
Maksud Tersembunyi
51
Xaveryn Murka
52
Kepulangan Claes
53
Ulah Duke Solfrid
54
Para Pembunuh Berdatangan
55
Alvaro Terkena Racun Mematikan
56
Bayangan Sihir
57
Ancaman Pembunuhan Lagi
58
Keinginan Claes
59
Claes Mencoba Jujur
60
Eris Diculik
61
Dalang Penculikan Eris
62
Harapan
63
Count Arnis Berhasil Ditangani
64
Lima Tahun Kemudian
65
Fakta Baru
66
Xaveryn Ditipu?
67
Ancaman Xaveryn
68
Desakan Para Bangsawan
69
Bisakah Kita Berteman?
70
Berita Duka
71
Rencana Duke Solfrid
72
Curahan Perasaan Trevor
73
Undangan Pesta Minum Teh
74
Penyergapan
75
Xaveryn Masuk Jurang
76
Pencarian Xaveryn
77
Xaveryn Berhasil Ditemukan
78
Kondisi yang Amat Buruk
79
Alam Bawah Sadar
80
Mata yang Kembali Terbuka
81
Kunjungan
82
Bertemu Eliza
83
Sebuah Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!