Bertemu Ketiga Pangeran

Jonathan menugaskan sejumlah pelayan dan kesatria terpercaya untuk bekerja di istana sakura. Mereka tak berkedip setiap kali berhadapan dengan Xaveryn sebab mereka takjub dengan keimutan yang dimiliki Xaveryn. Tidak sedikit di antara mereka yang mengatakan jika Xaveryn adalah titisan malaikat. Terutama yang menjadi pusat perhatian ialah cara Xaveryn berbicara terdengar begitu sopan.

"Masyarakat hanya tahu kalau aku sakit dan dikirim ke menara, tampaknya Ayah yang membuat alasan seperti demikian. Namun, tidak jarang juga di antara mereka yang mengatakan bahwa aku telah membunuh ibu dan menyimpulkan itulah alasan Ayah mengirim diriku ke menara. Aku tidak akan menyangkal, aku memang alasan mengapa Ibu bisa meninggal setelah satu minggu melahirkanku."

Xaveryn bergumam sambil menikmati embusan angin yang mengarah padanya di balkon kamar. Tetapi, ada sesuatu yang mengganjal fokus Xaveryn yaitu seorang pelayan muda yang berusia belasan tahun tengah mengintip dari ambang pintu.

"Ada apa? Kenapa kau hanya berdiri di sana?" tanya Xaveryn.

Pelayan itu pun sontak memalingkan pandangannya, dia terlihat malu seusai Xaveryn menyapanya.

"Tuan Putri berbicara padaku, bagaimana ini? Suara beliau sangat imut. Kyaaa, aku tidak bisa menahan diri," gumam si pelayan.

"Eris, apa yang kau lakukan di sana?" tanya Annita mengejutkan pelayan yang bernama Eris.

Eris membalikkan badan sambil tersenyum.

"Kakak, aku kan Adikmu sekaligus pengasuh Tuan Putri, bisakah kau membawaku untuk menjadi pelayan pribadi Tuan Putri? Aku janji akan bekerja dengan baik," ucap Eris yang ternyata merupakan Adik kandung Annita.

Eris memasang tampang memelas, Annita tidak bisa menolak Eris jika dia seperti ini.

"Baiklah, tapi kau tidak boleh mencari masalah, jika sekali saja kau merugikan Tuan Putri maka aku akan memberimu hukuman," gertak Annita.

Eris hanya bisa meneguk air liur karena takut dengan gertakan serius Annita, dia pun dibawa masuk Annita ke kamar Xaveryn.

"Yang Mulia, mohon maaf sebelumnya karena Adik saya mengintip Anda dari ambang pintu. Saya membawanya kemari karena dia memohon untuk menjadi pelayan pribadi Anda. Bisakah Anda mengizinkan Adik saya melayani Anda?"

Xaveryn tertegun sejenak, dia cukup mengenal baik Adik kandung Annita. Pasalnya, Annita sering menceritakan soal Adik perempuan dan Adik laki-lakinya. Namun, baru kali ini Xaveryn bertemu langsung dengan Eris.

"Baiklah, tapi perkenalkan dulu padaku, tidak mungkin aku menjadikan pelayan yang tidak mempunyai nama."

Eris sumringah, dia tidak percaya Xaveryn akan langsung menyetujuinya.

"Saya Eris, Yang Mulia, saya berjanji akan melakukan yang terbaik," ujar Eris sambil membungkuk.

'Eris, dia akan mati dua tahun dari sekarang karena dia menolak seorang pria yang cukup berpengaruh di Graziella. Penolakan tersebut berakhir dendam, dia menculik dan menyekap Eris hingga mati selama berhari-hari,' gumam Xaveryn dalam hati.

Xaveryn beranjak dari posisi duduk lalu berjalan ke hadapan Eris.

"Mohon bantuannya, Eris, aku menunggu usaha terbaikmu menjadi pelayan pribadiku," kata Xaveryn sembari tersenyum lebar.

"Baik, Yang Mulia, serahkan saja kepada saya." Eris menatap Xaveryn dengan mata berbinar, dia terlihat seperti seorang pengagum gila Xaveryn.

'Karena aku sudah kembali, maka aku takkan membiarkan siapa pun mati.'

Di hari berikutnya, Reiner datang memeriksa tubuh Xaveryn, kondisi mental Xaveryn jauh lebih baik dari sebelumnya. Reiner mengurangi dosis obat Xaveryn, sekarang Xaveryn pun sedikit demi sedikit bisa membebaskan diri dari ketergantungan obat.

Ketika Xaveryn sedang bersantai di atas kasur, dia mendengar ada beberapa orang di balik pintu masuk.

"Cepatlah kau buka pintunya, Paman Reiner mengatakan kalau kita boleh bertemu Xaveryn."

"Tunggu dulu, jantungku belum siap melihat keimutan Adik kita."

"Tampaknya Xaveryn menyadari keberadaan kita, lebih baik kita keluar saja sekarang."

Dari pintu masuk, ketiga saudara Xaveryn muncul, mereka telah menanti momen di mana mereka ingin bertemu dengan Adik yang sudah sekian lama mereka rindukan.

"Adik, kami datang!" seru Alvaro, suaranya lah yang paling lantang di antara kedua saudara yang lain.

Xaveryn tertegun sejenak, siapa sangka dia akan bertemu dengan ketiga Kakaknya versi kecil. Di kehidupan pertama, Xaveryn hanya pernah bertemu mereka di usia dewasa. Namun, sekarang berbeda, Xaveryn dapat berinteraksi dengan mereka jauh lebih cepat.

"Adik, apakah kau terkejut? Aku Alvaro, Kakakmu yang paling tampan dan kuat datang melihatmu. Sekarang—"

"Berisik!" Claes memukul kepala Alvaro agar dia diam. "Kau tidak bisa lihat? Xaveryn kaget mendengar suaramu. Kau ini sangat bodoh, aku sampai heran sifatmu itu turun dari siapa," omel Claes.

"Aduh, Kak, kau selalu saja memukulku, padahal aku ini sedang berbahagia sekali bertemu dengan Adik kecil kita," ujar Alvaro.

Kemudian Riley melangkah mendekat pada Xaveryn, dia tersenyum begitu lembut seraya menyerahkan sebuah bola kristal salju.

"Xaveryn, aku Riley, Kakak ketigamu dan ini aku berikan untukmu sebagai hadiah pertemuan. Maafkan Kak Alvaro mengagetkanmu, dia memang sedikit bodoh, tapi bagaimana pun juga dia adalah seorang Pangeran," tutur Riley.

"Hei, aku tidak bodoh—"

"Dan ini dariku, aku Claes, Kakak pertamamu." Claes menyodorkan sebuah boneka beruang untuk Xaveryn.

Alvaro pun dengan wajah sedikit memerah ikut menyodorkan sebuah lolipop kepada Xaveryn.

"Maafkan aku, aku hanya bisa memberikan ini untukmu, lain kali aku akan menghadiahkan sesuatu yang lebih bagus."

Xaveryn menerima seluruh pemberian dari ketiga Kakaknya, dia terlihat senang mendapat hadiah sederhana dari mereka.

"Terima kasih, Kak, aku sangat menyukainya."

Tiga panah keimutan maksimal melesat ke jantung ketiga Pangeran. Mereka tidak kuat menerima serangan imut dari Xaveryn. Mereka masih tidak percaya gadis seimut Xaveryn adalah Adik kandung mereka.

"Bagaimana ini? Sepertinya aku akan mati karena keimutan Xaveryn. Di dunia ini Adikku yang paling imut!" teriak Alvaro.

"Ehem." Claes berdehem sambil memperbaiki ekspresi wajahnya. "Tentu saja, tidak ada yang lebih imut dari Xaveryn di dunia ini. Jika pun ada, aku akan membunuh orang itu lalu menjadikan Adikku sebagai gadis terimut di alam semesta."

Xaveryn menatap heran kelakuan mereka bertiga, sejujurnya ini pertama kali dia mendapat perlakuan baik dari keluarganya.

"Xaveryn, apakah ini sakit?" Tiba-tiba saja Riley meraih tangan Xaveryn sembari menatap iba pada pergelangan tangannya yang terluka akibat sayatan sebelumnya. Sesaat suasana menggembirakan berubah sendu, Claes dan Alvaro ikut menatap sedih pergelangan tangan Xaveryn.

"Tidak, ini tidak sakit sama sekali," jawab Xaveryn seadanya.

"Bohong! Ini pasti sangat sakit, tapi kau menyembunyikan rasa sakitnya," bantah Riley.

Xaveryn hanya merespon dengan senyuman polos, dia tidak berniat menjawab perkataan Riley.

"Adik, mulai sekarang kami tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku berjanji melindungimu dari orang-orang jahat. Kau aman bersama kami, di istana ini takkan ada orang yang berani menyakitimu," tutur Alvaro.

"Aku sebagai anak pertama bertanggung jawab penuh melindungi kalian, terutama Xaveryn. Jadi, maafkan kami tidak pernah memberimu kabar selama di menara. Kakakmu ini mulai detik ini berjanji memberimu kebahagiaan di istana," imbuh Claes.

"Meskipun aku adalah yang terlemah, tapi aku akan berusaha keras menjadi yang terbaik dan melindungimu seperti yang dikatakan Kakak Claes dan Kak Alvaro," pungkas Riley.

Xaveryn membeku mendengar setiap perkataan yang dilontarkan oleh saudaranya. Dia bahkan belum pernah berbincang sepanjang ini dengan mereka sekali pun.

"Iya, Kakak, terima kasih karena berkat Kakak aku merasa lebih baik sekarang."

Episodes
1 Kehidupan yang Keenam Belas
2 Mengulang Waktu Kembali
3 Percobaan Bunuh Diri
4 Depresi Berat
5 Apakah Ayah Membenciku?
6 Pulang ke Istana
7 Bertemu Ketiga Pangeran
8 Perintah Membongkar Istana
9 Sisa Waktu
10 Menceritakan yang Sebenarnya
11 Resep Obat
12 Impian Riley
13 Pembunuhan Pertama
14 Serangkaian Rencana Licik
15 Kemampuan Ingatan Super
16 Apa Kau Seorang Malaikat?
17 Roh Suci
18 Dimulainya Kelas Etiket
19 Amarah yang Tertunda
20 Mimpi Buruk
21 Hadiah
22 Takhta Tertinggi
23 Kemurkaan
24 Rumor Palsu yang Menyebar
25 Ide nan Menakjubkan
26 Percobaan Menggoda Jonathan
27 Luapan Amarah Jonathan
28 Kehebohan Ibu Kota
29 Menyiksa Countess Suhail
30 Kekhawatiran Claes
31 Suku Bintang Biru
32 Ingatan Tentang Felician
33 Pembebasan Suku Bintang Biru
34 Permintaan Xaveryn
35 Berbicara Soal Bisnis
36 Membuat Blueprint
37 Xaveryn yang Luar Biasa
38 Dimulainya Kelas Berpedang
39 Putra dan Putri Duke Egenbert
40 Tawaran Pekejaan
41 Kemunculan Helbert Saverio
42 Keriuhan Suasana Istana
43 Menangislah, Xaveryn!
44 Dimulainya Perjamuan
45 Perkenalan
46 Asisten Pribadi
47 Surat Lamaran Pernikahan
48 Bangunnya Roxilius
49 Kemunculan Eliza
50 Maksud Tersembunyi
51 Xaveryn Murka
52 Kepulangan Claes
53 Ulah Duke Solfrid
54 Para Pembunuh Berdatangan
55 Alvaro Terkena Racun Mematikan
56 Bayangan Sihir
57 Ancaman Pembunuhan Lagi
58 Keinginan Claes
59 Claes Mencoba Jujur
60 Eris Diculik
61 Dalang Penculikan Eris
62 Harapan
63 Count Arnis Berhasil Ditangani
64 Lima Tahun Kemudian
65 Fakta Baru
66 Xaveryn Ditipu?
67 Ancaman Xaveryn
68 Desakan Para Bangsawan
69 Bisakah Kita Berteman?
70 Berita Duka
71 Rencana Duke Solfrid
72 Curahan Perasaan Trevor
73 Undangan Pesta Minum Teh
74 Penyergapan
75 Xaveryn Masuk Jurang
76 Pencarian Xaveryn
77 Xaveryn Berhasil Ditemukan
78 Kondisi yang Amat Buruk
79 Alam Bawah Sadar
80 Mata yang Kembali Terbuka
81 Kunjungan
82 Bertemu Eliza
83 Sebuah Hukuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kehidupan yang Keenam Belas
2
Mengulang Waktu Kembali
3
Percobaan Bunuh Diri
4
Depresi Berat
5
Apakah Ayah Membenciku?
6
Pulang ke Istana
7
Bertemu Ketiga Pangeran
8
Perintah Membongkar Istana
9
Sisa Waktu
10
Menceritakan yang Sebenarnya
11
Resep Obat
12
Impian Riley
13
Pembunuhan Pertama
14
Serangkaian Rencana Licik
15
Kemampuan Ingatan Super
16
Apa Kau Seorang Malaikat?
17
Roh Suci
18
Dimulainya Kelas Etiket
19
Amarah yang Tertunda
20
Mimpi Buruk
21
Hadiah
22
Takhta Tertinggi
23
Kemurkaan
24
Rumor Palsu yang Menyebar
25
Ide nan Menakjubkan
26
Percobaan Menggoda Jonathan
27
Luapan Amarah Jonathan
28
Kehebohan Ibu Kota
29
Menyiksa Countess Suhail
30
Kekhawatiran Claes
31
Suku Bintang Biru
32
Ingatan Tentang Felician
33
Pembebasan Suku Bintang Biru
34
Permintaan Xaveryn
35
Berbicara Soal Bisnis
36
Membuat Blueprint
37
Xaveryn yang Luar Biasa
38
Dimulainya Kelas Berpedang
39
Putra dan Putri Duke Egenbert
40
Tawaran Pekejaan
41
Kemunculan Helbert Saverio
42
Keriuhan Suasana Istana
43
Menangislah, Xaveryn!
44
Dimulainya Perjamuan
45
Perkenalan
46
Asisten Pribadi
47
Surat Lamaran Pernikahan
48
Bangunnya Roxilius
49
Kemunculan Eliza
50
Maksud Tersembunyi
51
Xaveryn Murka
52
Kepulangan Claes
53
Ulah Duke Solfrid
54
Para Pembunuh Berdatangan
55
Alvaro Terkena Racun Mematikan
56
Bayangan Sihir
57
Ancaman Pembunuhan Lagi
58
Keinginan Claes
59
Claes Mencoba Jujur
60
Eris Diculik
61
Dalang Penculikan Eris
62
Harapan
63
Count Arnis Berhasil Ditangani
64
Lima Tahun Kemudian
65
Fakta Baru
66
Xaveryn Ditipu?
67
Ancaman Xaveryn
68
Desakan Para Bangsawan
69
Bisakah Kita Berteman?
70
Berita Duka
71
Rencana Duke Solfrid
72
Curahan Perasaan Trevor
73
Undangan Pesta Minum Teh
74
Penyergapan
75
Xaveryn Masuk Jurang
76
Pencarian Xaveryn
77
Xaveryn Berhasil Ditemukan
78
Kondisi yang Amat Buruk
79
Alam Bawah Sadar
80
Mata yang Kembali Terbuka
81
Kunjungan
82
Bertemu Eliza
83
Sebuah Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!