Jonathan menugaskan sejumlah pelayan dan kesatria terpercaya untuk bekerja di istana sakura. Mereka tak berkedip setiap kali berhadapan dengan Xaveryn sebab mereka takjub dengan keimutan yang dimiliki Xaveryn. Tidak sedikit di antara mereka yang mengatakan jika Xaveryn adalah titisan malaikat. Terutama yang menjadi pusat perhatian ialah cara Xaveryn berbicara terdengar begitu sopan.
"Masyarakat hanya tahu kalau aku sakit dan dikirim ke menara, tampaknya Ayah yang membuat alasan seperti demikian. Namun, tidak jarang juga di antara mereka yang mengatakan bahwa aku telah membunuh ibu dan menyimpulkan itulah alasan Ayah mengirim diriku ke menara. Aku tidak akan menyangkal, aku memang alasan mengapa Ibu bisa meninggal setelah satu minggu melahirkanku."
Xaveryn bergumam sambil menikmati embusan angin yang mengarah padanya di balkon kamar. Tetapi, ada sesuatu yang mengganjal fokus Xaveryn yaitu seorang pelayan muda yang berusia belasan tahun tengah mengintip dari ambang pintu.
"Ada apa? Kenapa kau hanya berdiri di sana?" tanya Xaveryn.
Pelayan itu pun sontak memalingkan pandangannya, dia terlihat malu seusai Xaveryn menyapanya.
"Tuan Putri berbicara padaku, bagaimana ini? Suara beliau sangat imut. Kyaaa, aku tidak bisa menahan diri," gumam si pelayan.
"Eris, apa yang kau lakukan di sana?" tanya Annita mengejutkan pelayan yang bernama Eris.
Eris membalikkan badan sambil tersenyum.
"Kakak, aku kan Adikmu sekaligus pengasuh Tuan Putri, bisakah kau membawaku untuk menjadi pelayan pribadi Tuan Putri? Aku janji akan bekerja dengan baik," ucap Eris yang ternyata merupakan Adik kandung Annita.
Eris memasang tampang memelas, Annita tidak bisa menolak Eris jika dia seperti ini.
"Baiklah, tapi kau tidak boleh mencari masalah, jika sekali saja kau merugikan Tuan Putri maka aku akan memberimu hukuman," gertak Annita.
Eris hanya bisa meneguk air liur karena takut dengan gertakan serius Annita, dia pun dibawa masuk Annita ke kamar Xaveryn.
"Yang Mulia, mohon maaf sebelumnya karena Adik saya mengintip Anda dari ambang pintu. Saya membawanya kemari karena dia memohon untuk menjadi pelayan pribadi Anda. Bisakah Anda mengizinkan Adik saya melayani Anda?"
Xaveryn tertegun sejenak, dia cukup mengenal baik Adik kandung Annita. Pasalnya, Annita sering menceritakan soal Adik perempuan dan Adik laki-lakinya. Namun, baru kali ini Xaveryn bertemu langsung dengan Eris.
"Baiklah, tapi perkenalkan dulu padaku, tidak mungkin aku menjadikan pelayan yang tidak mempunyai nama."
Eris sumringah, dia tidak percaya Xaveryn akan langsung menyetujuinya.
"Saya Eris, Yang Mulia, saya berjanji akan melakukan yang terbaik," ujar Eris sambil membungkuk.
'Eris, dia akan mati dua tahun dari sekarang karena dia menolak seorang pria yang cukup berpengaruh di Graziella. Penolakan tersebut berakhir dendam, dia menculik dan menyekap Eris hingga mati selama berhari-hari,' gumam Xaveryn dalam hati.
Xaveryn beranjak dari posisi duduk lalu berjalan ke hadapan Eris.
"Mohon bantuannya, Eris, aku menunggu usaha terbaikmu menjadi pelayan pribadiku," kata Xaveryn sembari tersenyum lebar.
"Baik, Yang Mulia, serahkan saja kepada saya." Eris menatap Xaveryn dengan mata berbinar, dia terlihat seperti seorang pengagum gila Xaveryn.
'Karena aku sudah kembali, maka aku takkan membiarkan siapa pun mati.'
Di hari berikutnya, Reiner datang memeriksa tubuh Xaveryn, kondisi mental Xaveryn jauh lebih baik dari sebelumnya. Reiner mengurangi dosis obat Xaveryn, sekarang Xaveryn pun sedikit demi sedikit bisa membebaskan diri dari ketergantungan obat.
Ketika Xaveryn sedang bersantai di atas kasur, dia mendengar ada beberapa orang di balik pintu masuk.
"Cepatlah kau buka pintunya, Paman Reiner mengatakan kalau kita boleh bertemu Xaveryn."
"Tunggu dulu, jantungku belum siap melihat keimutan Adik kita."
"Tampaknya Xaveryn menyadari keberadaan kita, lebih baik kita keluar saja sekarang."
Dari pintu masuk, ketiga saudara Xaveryn muncul, mereka telah menanti momen di mana mereka ingin bertemu dengan Adik yang sudah sekian lama mereka rindukan.
"Adik, kami datang!" seru Alvaro, suaranya lah yang paling lantang di antara kedua saudara yang lain.
Xaveryn tertegun sejenak, siapa sangka dia akan bertemu dengan ketiga Kakaknya versi kecil. Di kehidupan pertama, Xaveryn hanya pernah bertemu mereka di usia dewasa. Namun, sekarang berbeda, Xaveryn dapat berinteraksi dengan mereka jauh lebih cepat.
"Adik, apakah kau terkejut? Aku Alvaro, Kakakmu yang paling tampan dan kuat datang melihatmu. Sekarang—"
"Berisik!" Claes memukul kepala Alvaro agar dia diam. "Kau tidak bisa lihat? Xaveryn kaget mendengar suaramu. Kau ini sangat bodoh, aku sampai heran sifatmu itu turun dari siapa," omel Claes.
"Aduh, Kak, kau selalu saja memukulku, padahal aku ini sedang berbahagia sekali bertemu dengan Adik kecil kita," ujar Alvaro.
Kemudian Riley melangkah mendekat pada Xaveryn, dia tersenyum begitu lembut seraya menyerahkan sebuah bola kristal salju.
"Xaveryn, aku Riley, Kakak ketigamu dan ini aku berikan untukmu sebagai hadiah pertemuan. Maafkan Kak Alvaro mengagetkanmu, dia memang sedikit bodoh, tapi bagaimana pun juga dia adalah seorang Pangeran," tutur Riley.
"Hei, aku tidak bodoh—"
"Dan ini dariku, aku Claes, Kakak pertamamu." Claes menyodorkan sebuah boneka beruang untuk Xaveryn.
Alvaro pun dengan wajah sedikit memerah ikut menyodorkan sebuah lolipop kepada Xaveryn.
"Maafkan aku, aku hanya bisa memberikan ini untukmu, lain kali aku akan menghadiahkan sesuatu yang lebih bagus."
Xaveryn menerima seluruh pemberian dari ketiga Kakaknya, dia terlihat senang mendapat hadiah sederhana dari mereka.
"Terima kasih, Kak, aku sangat menyukainya."
Tiga panah keimutan maksimal melesat ke jantung ketiga Pangeran. Mereka tidak kuat menerima serangan imut dari Xaveryn. Mereka masih tidak percaya gadis seimut Xaveryn adalah Adik kandung mereka.
"Bagaimana ini? Sepertinya aku akan mati karena keimutan Xaveryn. Di dunia ini Adikku yang paling imut!" teriak Alvaro.
"Ehem." Claes berdehem sambil memperbaiki ekspresi wajahnya. "Tentu saja, tidak ada yang lebih imut dari Xaveryn di dunia ini. Jika pun ada, aku akan membunuh orang itu lalu menjadikan Adikku sebagai gadis terimut di alam semesta."
Xaveryn menatap heran kelakuan mereka bertiga, sejujurnya ini pertama kali dia mendapat perlakuan baik dari keluarganya.
"Xaveryn, apakah ini sakit?" Tiba-tiba saja Riley meraih tangan Xaveryn sembari menatap iba pada pergelangan tangannya yang terluka akibat sayatan sebelumnya. Sesaat suasana menggembirakan berubah sendu, Claes dan Alvaro ikut menatap sedih pergelangan tangan Xaveryn.
"Tidak, ini tidak sakit sama sekali," jawab Xaveryn seadanya.
"Bohong! Ini pasti sangat sakit, tapi kau menyembunyikan rasa sakitnya," bantah Riley.
Xaveryn hanya merespon dengan senyuman polos, dia tidak berniat menjawab perkataan Riley.
"Adik, mulai sekarang kami tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku berjanji melindungimu dari orang-orang jahat. Kau aman bersama kami, di istana ini takkan ada orang yang berani menyakitimu," tutur Alvaro.
"Aku sebagai anak pertama bertanggung jawab penuh melindungi kalian, terutama Xaveryn. Jadi, maafkan kami tidak pernah memberimu kabar selama di menara. Kakakmu ini mulai detik ini berjanji memberimu kebahagiaan di istana," imbuh Claes.
"Meskipun aku adalah yang terlemah, tapi aku akan berusaha keras menjadi yang terbaik dan melindungimu seperti yang dikatakan Kakak Claes dan Kak Alvaro," pungkas Riley.
Xaveryn membeku mendengar setiap perkataan yang dilontarkan oleh saudaranya. Dia bahkan belum pernah berbincang sepanjang ini dengan mereka sekali pun.
"Iya, Kakak, terima kasih karena berkat Kakak aku merasa lebih baik sekarang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments