Makan di Restoran

Sampai di pusat perbelanjaan menjemput Hana dan ibunya, Yuda sebelumnya sudah menukar mobilnya di apartemen.

Maaf kalau ibu lama menunggu.

"Bagaimana kalau sebelum pulang,kita makan di restoran yang ada di pinggir sana." Tawar Yuda sambil menunjuk restoran di seberang jalan.

Kruuuk... kruuuk...

Sambil memegangi perut, tiba tiba perut Yuda berbunyi.

Hari ini perutnya tidak bisa berkompromi lagi, menuntut untuk segera di isi, disebabkan karna Yuda seharian lupa belum mengisi makananan di perutnya.

"Nak kita temani Yuda makan ya." Sambung ibu, ke Hana.

"Bu, tapi untuk saat ini aku belum lapar.

Bagaimana kalau aku diluar saja menunggu kalian." Jawab Hana.

"Hei gadis kecil, kau tau karena ulahmu itu aku belum sempat sarapan dan ini sudah menjelang sore, aku kelaparan. Seharian, tidak ada makanan yang mengganjal perutku. "

Bahkan mood makanku sudah hilang karena kamu, dan saat ini kau tak perlu menolak.

"Terserah padamu, aku tak peduli apa yang kau lakukan, aku hanya ingin makan." Gerutu Yuda, dengan nada agak emosi.

Mendengar Yuda seperti itu, seketika Hana diam, hatinya menciut mengatakan sesuatu.

Yuda menyuruh Ronal memarkir mobil, segera dia turun dan masuk ke restoran, tanpa memperdulikan Hana.

Nak kau tidak ikut masuk kedalam, ibu akan menemani Yuda.

Ayolah Hana kita ikuti dia, kasihan Yuda makan sendirian.

Hana mengangguk, lalu ikut turun .

Hana terkagum kagum melihat restoran besar di depannya.

"Oh indahnya... Astagaa buu..

Restoran ini pasti makanannya mahal kan bu?

Ini kali pertama aku datang ketempat ini ?

Aku malu bu, pakaianku hanya kaos oblong biasa dan celana joger begini.

Sementara ibu...

Walaupun sudah umur ibu sangat awet, padahal bisa dibilang kalau ibu seumuran nenekku." Hana berujar panjang lebar.

Sambil tersenyum ibu menjawab.

"Kau tidak perlu malu Hana, lagi pula pakaianmu rapi dan bersih. Anak seusia kamu memang seperti ini cara berpakaian mereka, lagi pula Yuda tidak mempersoalkannya."

Ibu kemudian berjalan lebih dulu, sedang Hana masih asik menikmati dan melihat lihat pemandangan di sekitar restoran. Tidak di sangka dia berpapasan dengan tantenya Serina.

"Ada tante, itu sepertinya tante Serina," ucapnya.

Langsung saja Hana menghapirinya.

"Tante...!

Apa kabarmu, ini Hana, anaknya om Rafa."

"iiiih siapa siih.... Main pegang aja." Gerutu Serina, sambil melepaskan tangan Hana di lengannya.

Ibunya Rosalin marah, karena disitu banyak teman sosialitanya yang berdatangan satu persatu, mereka sedang acara reunian. Sedang Hana hanya anak kampung yang berpakaian sederhana.

Hana memperjelas lagi.

"Tante lupa ya, ini Hana yang dirumah nenek waktu itu, anaknya Rafa dan Saras."

"Owww anaknya Rafa yang katanya pintar Sains itu, yang punya sopan santun dan atitude yang baik." Ucap Serina sambil mengerutkan alisnya.

"Iya apa tante ingat aku." Terang Hana.

"Jangan sombong anak kecil, berani juga kamu ya, masuk di restoran semahal ini, disini bukan tempat anak kecil sepertimu.

Restoran ini tempatnya orang orang berada seperti saya Hana, bahkan kau tidak bisa membeli makanan disini sekalipun ayahmu punya uang banyak.

Kau berkaca dan lihat pakaianmu itu. Hanya kamu yang memakai pakaian lusu seperti itu. Ha... ha... ha.... " Sambil mencibir Serina juga menertawai Hana."

Mendengar ucapan tantenya, Hana diam saja. Dia sadar apa yang tantenya ucapkan barusan memang benar dia hanyalah gadis miskin yang orang tuanya selalu hidup dari bantuan orang sekitar kampung termasuk neneknya.

Seketika wajah Hana memerah, menahan air matanya sedari tadi ingin tumpah.

"Hei sayang ada apa ?

Kamu kok ketawanya seperti itu ?"

Ucap seorang lelaki yang berjalan kearah Serina.

Semakin mendekat orang itu merangkul bahu serina di depan Hana."

"Ini loh sayang, aku barusan ketemu sama anak kumuh ini, dia ingin masuk ke restoran sebesar ini, katanya dia mengenalku.

Kamu lihat coba.Tidak mungkin kan aku kenal dengan dia, sok belagu masuk restoran lagi, mana bisa dia membayar, atau jangan jangan dia kesini mau lamar kerjaan jadi tukang cuci piring atau tukang sapu... Hahaha...."

Serin tertawa terbahak bahak bersama pacarnya sambil menghina Hana.

"Tukang pel kalii sayang, atau mau ngemis... wkwkwk."

Ledek pacarnya Serina.

Hinaan demi hinaan terus di lontarkan tantenya, namun Hana tetap merunduk diam, dia malu menampakkan wajahnya, ingin rasanya Hana membalasnya, tapi itu tidak dilakukannya.

"Siapa om om disamping tante ini !

Sepertinya ini pacar barunya, mereka sama sama cocok, suka menghina.

Bahkan tante sungguh tega berpura pura tidak mengenal aku.

Astagfirullah... belum juga setahun suaminya meninggal, tante sudah dapat pengganti lagi." Ujar Hana dalam hati.

Dari kejauhan Ronal melihat Hana sedang berbicara dengan orang lain.

"Nona kecil kenapa anda tidak masuk mengikuti nyonya besar.

Maaf tuan, nyonya. Ini tamu kecil kami." Ucap Ronal.

"Hei Ronal, anak kecil ini..... !!!"

"Iya ini tamu kami.

Astaga ternyata kamu Angga," Ronal langsung memotong ucapan Angga.

Alaaaa, baru juga sampai, mau kemana brow, ini kenalin dulu pacarku Serina, brow ayo gabung kita lagi ada acara reunian, kalau lo mau, aku kenalin sama teman aku. "

"kenalin aku Ronal teman sekantornya Angga." Sambil tersenyum Ronal memperkenalkan dirinya dengan menjawab singkat.

"Maaf aku sedang terburu buru kali ini, tuan sedang menunggu. Brow aku duluan masuk." Ronal berlalu masuk membawa Hana.

Serina dan Angga saling tatap, mereka berdua penasaran dengan gadis kampungan itu, apa yang Ronal ucapkan tadi membuat mereka berdua bertanya tanya.

Serina berfikir sejenak.

"Kalau diihat, gadis kumuh itu sangat dihargai oleh Ronal. Kenapa bisa anak itu ada disini, siapa yang membawanya. Setelah pulang nanti aku akan bertanya pada Rosalin."

"Sudahlah... kenapa melamun sayang, ada apa ?

Ayo senang senang, kejadian tadi tidak usah difikirkan, kita masuk saja, banyak teman teman menunggu kita di sana."

Sambil mengajak masuk, Angga memeluk Serina dari belakang.

Di tempat lain, Hana dan asisten Ronal baru tiba di meja makan yang sudah di siapkan Yuda.

"Sini nak, ayo silahkan duduk di samping ibu, kalian darimana lama sekali. Yuda sudah hampir selesai makan.

Aku juga sudah memesan beberapa makanan untukmu." Ibu mempersilahkan Hana duduk.

Sambil tersenyum ramah Hana mulai duduk.

Diam diam dia melirik Yuda yang sedang melahap makanannya begitu nikmat, dia bahkan tak menghiraukan kedatangan Hana dan asistennya.

Tidak lama setelah Hana dan asisten Ronal duduk, pelayan datang menghidangkan beberapa makanan mewah di atas meja.

Hana melihat lihat sekeliling. Sungguh takjubnya dia, melihat restoran bernuansakan ala korea, bahkan di halaman restoran ada pohon pohon sakura, interiornya juga di pasang dengan sangat rapi..

Tanpa bicara Ronal juga ikut makan seperti bosnya, kebetulan perutnya sedang lapar, seharian tidak makan, karena waktu istirahat tadi, Yuda malah memanggil Ronal masuk keruangannya.

"Hmmpp...

Bu, kenapa terlalu banyak memesan makanan, aku tidak akan bisa menghabiskannya.

Ini makanan apa bu?

Ayamnya sampai hitam begitu.

Aku bahkan baru kali ini melihatnya." Sahut Hana.

Ini nak cobain pasti enak, ibu mengambil beberapa potong ayam untuk Hana.

Ayam cenai asam manis.

Setelah mencicipi, Hana tidak bisa mengungkapkan rasa apa yang saat ini lidahnya rasakan, sungguh nikmat.

Nikmatnya tiada tara.

Hana secepat mungkin melahap makanannya, dia tidak peduli lagi, siapa yang ada didepannya.

Hana menghabiskan makanan mewah itu, nasi bahkan sudah habis dua piring dilahapnya.

Semuanya selesai, saat asisten Ronal yang bertugas menyelesaikan pembayaran di kasir.

Ronal kembali bertemu Angga dan kekasihnya.

"Brow yakin tidak ingin bergabung." Angga kembali menawarkan undangannya.

"Kau lihat disana brow aku sedang di tunggu." Ronal menjawab sambil menunjuk ke arah bosnya Yuda.

Mengetahui disana adalah direktur perusahaan tempat Angga bekerja, seketika wajahnya menjadi pucat.

"Hei gadis kampungan itu lagi, sudahlah Ronal jangan terlalu memanjakan anak kamuh itu disini, kamu lihat restoran besar ini tidak pantas untuknya.

Siapa dengannya disana, hati hati jangan sampai barang kalian hilang nantinya Ronal." Serina mulai meledek lagi.

"Astagaa...

Berhenti kamu Serina, bisa bisa aku kehilangan pekerjaan karena dirimu.

Dan lebih baik aku kehilanganmu dari pada pekerjaanku." protes Angga dengan membentak.

"Apa kamu bilang Angga, kenapa kamu marah, bukannya kamu ikut mendukungku."

Praaaak.....

Dengan sangat kasar, dan penuh dengan amarah Angga menampar Serina.

"Lihat baik baik, buka matamu lebar lebar, menurutku kamu sampah Serin. Kamu tahu laki laki yang berdiri disamping anak itu adalah direktur perusahaanku."

Mendengar itu adalah direktur perusahaan mobil ternama, seketika wajah Serin mulai melemah.

Deg.deg.deg.

Serin semakin gugup, dia kembali mengingat soal penghinaannya tadi ke keponakannya Hana.

Orang orang yang berada di restoran mulai bercakap cakap, Serina telah di tampar dan di permalukan di depan para pengunjung restoran.

Ronal yang merasa suasana sudah mulai meredam dia segera berlalu pergi dari sini, sambil berpesan ke Angga.

Berlama lama berada disini dadanya menjadi sesak melihat kelakuan temannya yang seperti anak kecil itu.

"Brow belajarlah menghargai orang lain, jangan menilai seseorang dari kesederhanaannya. Belum tentu yang kau lihat itu seperti yang terlihat. Dan tolong kau ajari pacarmu itu bertatakrama, beruntung tuan tak mendengarkan hinaan kalian.

Kali ini aku mungkin tidak akan melaporkannya, karena kau adalah temanku Angga, aku memaafkanmu. Lain kali jaga bicaramu kalau tidak ingin memperburuk keadaan."

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!