16. Berubah

Fareeq Al Mumtadz, seorang pria tampan, mapan dan juga memiliki profesi tak diragukan. Pria Soleh yang banyak para ayah meminta Fareeq untuk menjadi menantu mereka. Namun, Fareeq menolak secara halus karena dia hanya mencintai satu wanita. Wanita yang kini sudah menjadi milik orang lain.

Mobil yang dia kendarai sudah menjauhi rumah kecil yang ditempati Elyna. Hatinya masih terasa sakit ketika mendengar keputusan Elyna yang tidak memilihnya. Padahal dia sudah sangat yakin akan diterima karena sedari kecil mereka sangat dekat. Hingga masa SMA pun mereka masih menjadi sahabat.

Benar kata orang, tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan. Di antara mereka berdua pasti ada yang berharap. Dari kisah persahabatan Fareeq dan Elyna Fareeq lah yang banyak berharap.

"Ke mana suamimu, El? Kenapa dia tidak mencarimu?" Begitulah batin Fareeq.

Ketika pernikahan Elyna juga Rifal berlangsung, dia tidak hadir karena ada tugas di Surabaya. Sampai saat ini pun dia tidak pernah dikenalkan kepada suaminya Elyna. Banyak hal yang Elyna tutupi dari dirinya sekarang. Tidak seperti dulu.

"Namanya juga perjodohan, Mas. Baik aku dan suamiku pasti harus memiliki kesabaran yang luas."

Jawaban yang masih menjadi tanya besar dalam benak Fareeq. Dia juga tidak berhak mengorek lebih dalam lagi perihal rumah tangga Elyna. l

"Andai kamu memilih aku. Akan aku jadikan ratu di rumah tangga kita." Fareeq tersenyum perih. Ternyata dia masih mengharapkan istri orang.

.

Rifal tahu harus mencari Elyna ke mana. Pihak rumah sakit tidak mau membuka suara. Dia menepikan mobil di samping trotoar jalan. Menyandarkan tubuhnya yang lelah juga pikirannya yang harus bekerja ekstra.

"Di mana kamu, El?" gumam Rifal.

Menghubungi ayahnya sudah dia lakukan. Namun, sang ayah tetap membungkam mulutnya. Rifal bingung, harus mencari istrinya ke mana lagi. Hingga dia ingat akan nomor ponsel Elyna. Dia membuka ponsel dan berniat untuk mengirim pesan. Namun, terakhir dibuka aplikasi pesan itu oleh Elyna sepuluh hari yang lalu. Sungguh dia lemas seketika.

Rifal memilih mengistirahatkan tubuhnya sesaat. Baru berpikir kembali. Wajah Elyna yang begitu cerah menyambut paginya ketika dia membuka mata. Senyum tulus yang Elyna berikan kepada Rifal. Memori tentang Elyna tengah berputar di kepalanya.

Akhirnya, Rifal melajukan mobilnya. Dia tidak tahu harus mencari Elyna ke mana. Namun, feeling-nya mengatakan bahwa Elyna ada di sekitaran tempatnya berada. Dia memilih untuk tidur di dalam mobil. Dia juga memilih parkir di tempat yang ramai. Siapa tahu dia bertemu dengan Elyna.

Tiga hari sudah Rifal tidur di dalam mobil. Anak buahnya yang disuruh pun belum juga memberikan kabar. Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari mulutnya.

Pagi ini Rifal sudah berganti pakaian. Dia berniat mencari Elyna lagi. Tubuhnya seakan butuh energi. Tidur tidak tenang dan pikiran pun terus melayang. Dia menghentikan mobil tepat di depan gerobak tukang bubur ayam. Tetiba dia ingin memakan bubur ayam tersebut.

Memesan satu porsi bubur komplit itaj yang Rifal lakukan. Mulutnya sudah tidak karuhan. Tubuhnya pun pegal karena tidur di dalam mobil tiga malam berturut-turut.

"Kang, Neng El belum ke sini?" tanya si ibu tukang bubur.

"Belum, Neng. Mungkin agak siangan."

El, nama itu seperti tidak asing di telinganya. Apa El yang dimaksud tukang bubur itu adalah Elyna.

"Hoyong gaduh minantu siga Neng El. Geulis rupa, Alus adab."

Rifal semakin penasaran dengan orang yang dimaksud oleh dua orang ini. Dia menyantap bubur yang bisa dibilang enak. Telinganya masih menajam pada percakapan sepasang suami-istri itu.

Selesai menghabiskan satu mangkuk bubur, Rifal hendak bangkit dari duduknya. Namun, dia mendengar si ibu tukang bubur beristighfar.

"Neng di klinik mana?" tanya si ibu. "Biar Ibu ke sana."

Rifal memanfaatkan kesempatan ini. Dia membayar bubur dengan uang nominal besar. Melihat si ibu yang terburu-buru membuat Rifal menawarkan bantuan.

"Ibu mau ke mana?" tanya Rifal.

"Mau ke klinik Mentari, A." Si ibu sudah mengambil dompetnya.

"Biar saya antar, Bu. Saya juga sekalian mau periksa kondisi tubuh saya." Ibu itu menatap tak percaya kepada Rifal.

"Jangan takut, Bu. Saya tulus membantu Ibu."

"Sok geura indit Jeung si Aa."

Akhirnya si ibu itupun pergi dengan Rifal. Ada kebahagiaan di hati Rifal. Rifal mengemudikan mobilnya sesuai petunjuk ibu tersebut.

"Di sini mah jarang klinik, A. Maklum atuh kampung." Rifal hanya tersenyum. Dia akui cukup lama menuju ke klinik yang dimaksud.

Rifal memarkirkan mobil tepat di depan klinik kecil bernama klinik Mentari. Dia pun mengikuti si ibu itu masuk ke dalam. Langkah si ibu itupun terhenti karena Rifal masih mengikutinya.

"Naha ari Aa teh ngikutin Ibu? Katanya mau diperiksa." Rifal pun merasa terciduk. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Cukup lama Rifal menunggu si ibu itu di luar. Dia tidak mungkin memeriksakan kondisi tubuhnya yang sehat itu. Dia benar-benar penasaran dengan El yang dimaksud oleh si ibu itu.

Rifal duduk di kursi tunggu yang ada di depan klinik. Dia berharap dia akan bertemu dengan Elyna di sini. Terdengar suara langkah kaki. Rifal berdiri seketika dan benar saja ibu itu yang keluar.

"Kenapa, Bu?" Si ibu terkejut. Dia memegang dadanya.

"Alhamdulillah Aa ada di sini." Si ibu itupun nampak bahagia. "Boleh Ibu minta bantuan lagi?" Rifal pun mengangguk.

Rifal diajak masuk ke dalam klinik. Ada satu ruangan yang dipakai untuk kamar rawat inap. Ketika kamar itu terbuka tubuh Rifal menegang melihat wanita yang tengah terbaring di ranjang pesakitan dengan selang infus menacap di tangan.

"El, ini yang akan jaga kamu di luar."

Mata Elyna tak berkedip ketika melihat siapa yang tengah menatapnya tanpa ekspresi. Hatinya berdegup tak karuahan.

"Apa Mas Rifal mencariku? Atau hanya sebatas kebetulan saja. Ya Allah, aku sangat merindukannya."

Elyna tidak dapat berkata. Hanya hatinya yang sedari asi berbicara.

"Saya nitip dulu ya, A. Saya harus ke warung lagi. Lagi rame soalnya. Siang nanti saya ke sini lagi." Hanya anggukan kecil yang Rifal berikan. Matanya masih tertuju pada sosok istrinya.

Lama mereka saling pandang, akhirnya Rifal menghampiri Elyna. Ada rasa tidak percaya di hati perempuan itu. Ada kebahagiaan yang muncul, tapi dia harus mengingat bahwa jangan terlalu berharap. Rifal semakin dekat dan dia menarik kursi plastik yang ada di samping ranjang tersebut.

Elyna tidak menatap Rifal. Dia terus menahan diri. Dia juga harus menyiapkan telinga. Sudah pasti dia akan menerima kata-kata yang indah.

"Saya mencari kamu."

Terlihat Elyna menghembuskan napas. Elyna tidak boleh goyah hanya karena ucapan itu.

"Untuk apa? Percuma cari aku, jika yang sesungguhnya Mas cari itu bukan aku. Biarkan aku pergi, Mas. Jadi, Mas bisa bebas dan tidak terganggu dengan kehadiranku."

Elyna harus menjadi kuat di depan Rifal. Padahal, hatinya ingin menangis kencang karena terharu Rifal mencarinya.

"El, maafkan saya."

Deg.

Selama sebulan menikah baru kali ini Rifal memanggil namanya. Apalagi jantung Elyna berdegup tak karuhan ketika Rifal menggenggam tangannya.

"Saya merindu-"

Ponsel Rifal berdering. Dahinya mengkerut melihat siapa yang menghubunginya.

"Sebentar, ya." Pria itu mendadak manis. Seulas senyum Rifal berikan kepada Elyna.

"Saya angkat telepon dulu." Rifal pun menjauhi Elyna. Wanita itupun hanya bisa terpaku.

"Apa dia benar-benar berubah?"

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Thres Miten

Thres Miten

menggugah hati....

2023-05-27

0

Thres Miten

Thres Miten

terharu....

2023-05-27

0

Sweet Girl

Sweet Girl

kok malah mundur usia pernikahan nya Tor...???
berapa nie... yg bener...???

2023-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sah
2 2. Malam (Pertama)
3 3. Bolehkah ...
4 4. Misteri
5 5. Jeritan Hati
6 6. Jangan Berharap Lebih
7 7. Yang Pertama
8 8. Jahat
9 9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10 10. Florist
11 11. Semakin Sakit
12 12. Lelah
13 13. Pilih Mana?
14 14. Tanggung Jawab
15 15. Mencari
16 16. Berubah
17 17. Marah
18 18. Nurut
19 19. Terkesima
20 20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21 Pengumuman.
22 21. Lapor RT
23 22. Perasaan Apa Ini?
24 23. Aku Elyna
25 24. Maafkan Saya
26 25. Menjadi Teman
27 26. Merasa Tersaingi
28 27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29 Pengumuman
30 28. Mall
31 29. Menghadiri Acara
32 30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33 31. Murahan
34 Karya Baru Telah Terbit
35 32. Belajar Mencintaimu
36 33. Pagi Ceria
37 34. Pilih Siapa?
38 35. Patah Tak Berbentuk
39 36. Maaf
40 37. Ingin Mendengar
41 38. Nasihat Papih
42 39. Demam
43 40. Ketar-ketir
44 41. Diperiksa
45 42. Hal Penting
46 43. Bicara Berdua
47 44. Mencekam
48 45. Akankah Terjadi?
49 46. Gak Enak
50 47. Berhak Bahagia
51 48. Terpana
52 49. Pesan Papih
53 50. Bismillah
54 52. Telepon (Abi)
55 53. Percaya
56 54. Bimbang
57 55. Surprise
58 56. Mendadak Diam
59 57. Tentengan
60 58. Berkumpul
61 59. Berserah
62 60. Bicara Jujur
63 Beda Kisah (part 1)
64 Beda Kisah (part 2)
65 Beda Kisah (part 3)
66 Beda Kisah (part 4)
67 Beda Kisah (part 5)
68 Beda Kisah (part 6)
69 Beda Kisah (part7 7)
70 Beda Kisah (part 8)
71 Beda Kisah (part 8)
72 Beda Kasar (part 9)
73 Beda Kisah (part 10)
74 Beda Kisah (part 11)
75 Beda Kisah (part 12)
76 Beda Kisah (part 13)
77 Beda Kisah (part 14)
78 Pengumuman
79 81. Pemeran Cadangan
80 Pengumuman
81 Bab 82. Saling Interospeksi
82 83. Pilihan Dari Papih
83 84. Merasa Gagal
84 85. Belum Sadar
85 Bab 86. Usapan Lembut
86 85. Penawaran
87 87. Aneh
88 88. Calon Istri
89 89. Kuburlah!
90 90. Kenapa Denganku?
91 91. Orang BODOH
92 92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93 Jangan Diskip
94 93. Aku Ingin Cerai!
95 94. Kabar Yang Terlambat
96 95. Di Luar Ekspektasi
97 96. Bodoh Akut
98 97. Keputusan
99 98. Ingin Bicara
100 Pengumuman
101 99. Tindakan Yang Terlambat
102 100. Menyelesaikan Masalah
103 101. Dikira Lelucon
104 102. Karma Instan
105 103. Konsekuensi
106 104. Berbanding Terbalik
107 105. Sorot Mata
108 106. Menggugat Cerai
109 107. Rahasia Besar
110 108. Menggugat
111 Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112 Bab 110. Maafkan Ipang
113 Bab 111. Bicara Empat Mata
114 Bab 112. Sembuh Selamanya
115 Bab 113. Banjir Air Mata
116 Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117 Bab 115. Tidak Suka
118 Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119 Bab 117. Sudah Tidak Suka
120 Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121 Pengumuman.
122 Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123 Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124 Bab 121. Keputusan Rifal
125 Bab 122. Talak
126 123. Ketuk Palu
127 Bab 124. Manusia To-lol
128 Pengumuman
129 125. Pohon Rindang
130 126. Jaara
131 127. Seperti Ayah Sungguhan
132 128. Bundanya Jaara
133 129. Pria Baik
134 130. Saling Pandang
135 131. Pengobat Luka
136 132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137 133. Sikap Yang Masih Sama
138 134. Pembohong
139 Judul Baru
140 135. Rencana Tuhan
141 136. Ingin Bicara
142 Judul Baru Lagi
143 137. Restu Yang Paling Penting
144 138. Dalang Dari Semua
145 139. Seperti Keluarga Sungguhan
146 140. Kartu Debit
147 141. Sangat Berubah
148 142. Restu Tersulit
149 143. Senyum Yang Mulai Pudar
150 144. Semakin Menurun
151 145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152 146. Sadar Diri
153 147. Apa Itu Sulit?
154 148. Tak Terbendung
155 149. Obat Dari Sakitku
156 150. Ditinggal Kawin Lagi
157 151. Air Mata Kebahagiaan
158 152. Perih, Tapi Nikmat
159 153. Sudah Halal
160 154. Kenang
161 155. Keajaiban
162 156. Permintaan Jaara
163 Pengumuman
164 157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165 158. Kembali Ke Jakarta
166 Aku Kembali
167 159. Ingin kembali
168 160. Positif
169 161. Kembali Ke Panti
170 PENGUMUMAN
171 162. Merasa Semakin Menjauh
172 Mas Kulkas
173 163. Peluk Aku
174 164. Untuk Terakhir
175 165. Masih Terpukul
176 166. Mimpi Berturut-turut
177 167. Memeluk Aleesa
178 168. Terharu
179 169. Rona Bahagia
180 170. Peluk Erat
181 Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Sah
2
2. Malam (Pertama)
3
3. Bolehkah ...
4
4. Misteri
5
5. Jeritan Hati
6
6. Jangan Berharap Lebih
7
7. Yang Pertama
8
8. Jahat
9
9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10
10. Florist
11
11. Semakin Sakit
12
12. Lelah
13
13. Pilih Mana?
14
14. Tanggung Jawab
15
15. Mencari
16
16. Berubah
17
17. Marah
18
18. Nurut
19
19. Terkesima
20
20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21
Pengumuman.
22
21. Lapor RT
23
22. Perasaan Apa Ini?
24
23. Aku Elyna
25
24. Maafkan Saya
26
25. Menjadi Teman
27
26. Merasa Tersaingi
28
27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29
Pengumuman
30
28. Mall
31
29. Menghadiri Acara
32
30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33
31. Murahan
34
Karya Baru Telah Terbit
35
32. Belajar Mencintaimu
36
33. Pagi Ceria
37
34. Pilih Siapa?
38
35. Patah Tak Berbentuk
39
36. Maaf
40
37. Ingin Mendengar
41
38. Nasihat Papih
42
39. Demam
43
40. Ketar-ketir
44
41. Diperiksa
45
42. Hal Penting
46
43. Bicara Berdua
47
44. Mencekam
48
45. Akankah Terjadi?
49
46. Gak Enak
50
47. Berhak Bahagia
51
48. Terpana
52
49. Pesan Papih
53
50. Bismillah
54
52. Telepon (Abi)
55
53. Percaya
56
54. Bimbang
57
55. Surprise
58
56. Mendadak Diam
59
57. Tentengan
60
58. Berkumpul
61
59. Berserah
62
60. Bicara Jujur
63
Beda Kisah (part 1)
64
Beda Kisah (part 2)
65
Beda Kisah (part 3)
66
Beda Kisah (part 4)
67
Beda Kisah (part 5)
68
Beda Kisah (part 6)
69
Beda Kisah (part7 7)
70
Beda Kisah (part 8)
71
Beda Kisah (part 8)
72
Beda Kasar (part 9)
73
Beda Kisah (part 10)
74
Beda Kisah (part 11)
75
Beda Kisah (part 12)
76
Beda Kisah (part 13)
77
Beda Kisah (part 14)
78
Pengumuman
79
81. Pemeran Cadangan
80
Pengumuman
81
Bab 82. Saling Interospeksi
82
83. Pilihan Dari Papih
83
84. Merasa Gagal
84
85. Belum Sadar
85
Bab 86. Usapan Lembut
86
85. Penawaran
87
87. Aneh
88
88. Calon Istri
89
89. Kuburlah!
90
90. Kenapa Denganku?
91
91. Orang BODOH
92
92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93
Jangan Diskip
94
93. Aku Ingin Cerai!
95
94. Kabar Yang Terlambat
96
95. Di Luar Ekspektasi
97
96. Bodoh Akut
98
97. Keputusan
99
98. Ingin Bicara
100
Pengumuman
101
99. Tindakan Yang Terlambat
102
100. Menyelesaikan Masalah
103
101. Dikira Lelucon
104
102. Karma Instan
105
103. Konsekuensi
106
104. Berbanding Terbalik
107
105. Sorot Mata
108
106. Menggugat Cerai
109
107. Rahasia Besar
110
108. Menggugat
111
Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112
Bab 110. Maafkan Ipang
113
Bab 111. Bicara Empat Mata
114
Bab 112. Sembuh Selamanya
115
Bab 113. Banjir Air Mata
116
Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117
Bab 115. Tidak Suka
118
Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119
Bab 117. Sudah Tidak Suka
120
Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121
Pengumuman.
122
Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123
Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124
Bab 121. Keputusan Rifal
125
Bab 122. Talak
126
123. Ketuk Palu
127
Bab 124. Manusia To-lol
128
Pengumuman
129
125. Pohon Rindang
130
126. Jaara
131
127. Seperti Ayah Sungguhan
132
128. Bundanya Jaara
133
129. Pria Baik
134
130. Saling Pandang
135
131. Pengobat Luka
136
132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137
133. Sikap Yang Masih Sama
138
134. Pembohong
139
Judul Baru
140
135. Rencana Tuhan
141
136. Ingin Bicara
142
Judul Baru Lagi
143
137. Restu Yang Paling Penting
144
138. Dalang Dari Semua
145
139. Seperti Keluarga Sungguhan
146
140. Kartu Debit
147
141. Sangat Berubah
148
142. Restu Tersulit
149
143. Senyum Yang Mulai Pudar
150
144. Semakin Menurun
151
145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152
146. Sadar Diri
153
147. Apa Itu Sulit?
154
148. Tak Terbendung
155
149. Obat Dari Sakitku
156
150. Ditinggal Kawin Lagi
157
151. Air Mata Kebahagiaan
158
152. Perih, Tapi Nikmat
159
153. Sudah Halal
160
154. Kenang
161
155. Keajaiban
162
156. Permintaan Jaara
163
Pengumuman
164
157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165
158. Kembali Ke Jakarta
166
Aku Kembali
167
159. Ingin kembali
168
160. Positif
169
161. Kembali Ke Panti
170
PENGUMUMAN
171
162. Merasa Semakin Menjauh
172
Mas Kulkas
173
163. Peluk Aku
174
164. Untuk Terakhir
175
165. Masih Terpukul
176
166. Mimpi Berturut-turut
177
167. Memeluk Aleesa
178
168. Terharu
179
169. Rona Bahagia
180
170. Peluk Erat
181
Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!