8. Jahat

Pada malam itu ...

Rifal pulang dengan tubuh lemas. Wajahnya memucat dan langkahnya goyah. Efek mandi air dingin tengah malam baru terasa.

"Pak Rifal kenapa?" Seorang security bergegas membantu Rifal untuk berjalan. Pasalnya pria itu sempoyongan.

"Dil, panggiln Ibu." Security itu menyuruh rekannya yang masih berjaga di pos.

"Jangan!" larang Rifal dengan suara yang teramat lemah. "Dia sudah tidur. Jangan ganggu."

Di batin para security rumahnya Rifal merupakan sosok suami idaman. Tidak mau membangunkan istrinya yang sudah terlelap. Sungguh beruntung wanita yang diperistri oleh Rifal. Namun, pada nyatanya tidak seperti itu. Hanya dirinya dan Elyna yang tahu keadaan rumah tangga mereka berdua seperti apa.

"Sampai sini saja."

Rifal melarang security yang membawanya untuk naik ke lantai atas. Dia masih mampu memijaki anak tangga satu per satu. Walaupun dengan tubuh yang tidak seimbang.

Gagang pintu dia tekan dan seperti biasa dia disambut lampu temaram. Langkahnya diseret hingga menuju sofa di mana biasa dia tertidur setiap malam.

"Hhh!"

Suara hembusan napas terdengar. Rifal langsung merebahkan tubuhnya tanpa membuka pakaian yang dia gunakan untuk bekerja. Mengambil selimut yang memang selalu tersedia di atas sofa.

Elyna yang memang setiap malam berpura-pura tidur merasa ada yang janggal. Tidak biasanya suaminya itu langsung tertidur. Harusnya Rifal membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Perlahan Elyna membalikkan tubuh. Dia menatap ke arah sofa dan terlihat tubuh Rifal gemetar hebat. Mulutnya pun mengigau memanggil-manggil nama sang ibu. Bukan hanya Radit yang seperti itu, Rifal maupun Rindra akan memanggil nama ibu mereka ketika mereka sakit.

Elyna turun dari tempat tidur. Dia menghampiri Rifal. Ada rasa ragu, tapi igauan Rifal membuatnya semakin tidak tega.

"Mas," panggil Elyna. Dia sudah duduk di bawah sofa.

Elyna memberanikan diri untuk meletakkan punggung tangannya di atas dahi sang suami.

"Astaghfirullah." Ternyata suhu tubuh Rifal sangat panas.

"Mas, tunggu sebentar ya. Aku ambil kompresan dulu." Elyna bergegas keluar dari kamar. Mengambil wadah juga air dingin untuk mengompres dahi Rifal.

Elyna mengompres dahi Rifal dengan handuk kecil. Tubuh Rifal masih terlihat menggigil. Elyna dengan sabar dan setia mengecek tubuh Rifal. Memasukkan kembali handuk yang sudah mau kering ke dalam wadah berisi air dingin. Kemudian mengompresnya lagi.

"Kita ke dokter, ya." Kepala Rifal menggeleng. Menandakan dia merespon ucapan dari Elyna.

"Badan kamu panas banget, Mas." Elyna mengukur suhu tubuh dengan tangannya, masih panas. "Aku takut kamu kenapa-kenapa." Cemas, itulah yang dirasakan Elyna.

"Saya tidak apa-apa," jawab Rifal dengan suara lemahnya. Matanya masih terpejam.

"Mas, penyakit itu jangan dibiarin gitu aja. Harus diobati." Elyna tetap bersikukuh ingin membawa Rifal ke dokter.

"Saya hanya butuh istirahat." Elyna pun menyerah. Ternyata suaminya sangat keras kepala.

"Ya sudah."

Cukup lama Elyna menatap wajah Rifal yang pucat dan lemah. Hingga akhirnya dia beranjak dari samping sang suami.

"Mau ke mana?"

Langkah Elyna terhenti pada saat itu juga. Apa dia tidak salah dengar?

"Temani saya. Saya mohon."

Ada rasa bahagia di hati Elyna ketika mendengar itu. Sungguh dia tidak menduga suaminya akan seperti ini. Rasa syukur dia ucapkan. Sedikit demi sedikit hati suaminya mulai terbuka. berbalik arah. Dia kembali berada di samping Rifal.

"Mas, sudah makan?" Rifal menggeleng pelan.

"Aku buatkan makanan dulu, ya. Habis itu minum obat." Rifal tidak merespon apapun membuat Elyna beranjak dari duduknya menuju dapur.

Hanya makanan simpel yang Elyna buatkan dengan bahan seadanya. Dia pun membantu Rifal untuk duduk.

"Mas, bisa makan sendiri?" Hanya sebuah anggukan yang menjadi jawaban.

Sikap Elyna saat ini membuat Rifal mengerutkan dahi. Bukan menemaninya, Elyna malah mengambil gawai miliknya di atas nakas. Terlihat wajah cantik Elyna yang terkena cahaya ponsel. Jari-jemarinya pun asyik mengetikkan sesuatu.

"Siapa yang dia hubungi?" batin Rifal berkata. Namun, dia memilih menyantap makanan dengan sejuta tanya dibenak.

Baru saja Elyna meletakkan ponsel, berdering lah gawai miliknya. Sang pemilik pun terlihat tersenyum. Itu mampu dilihat oleh sudut mata Rifal.

"Assalamualaikum, Mas Fareeq."

Kunyahan Rifal terhenti tatkala mendengar nama pria yang Elyna sebut. Mimik wajahnya nampak tegang. Telinganya mulai menajam.

"Bukan untuk El, Mas."

Suara Elyna nampak berbeda. Tidak seperti biasa dia berbicara kepada Rifal.

"Makasih banyak ya, Mas."

Terdengar suara ponsel yang diletakkan. Makanan yang Rifal pegang masih tersisa banyak. Sedari tadi dia sibuk menguping.

"Mas," panggil Elyna. Hanya deheman yang keluar dari mulut Rifal.

"Kenapa gak dimakan? Gak enak, ya."

Rifal tidak menjawab. Dia meletakkan sendok dan garpu di atas piring. Mencoba untuk bangkit dari duduknya walaupun tubuhnya masih lemas. Elyna mencoba untuk membantu, tapi dilarang oleh Rifal.

Ada rasa sedih di hati. Untuk kesekian kali kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Elyna hanya menelan pil kekecewaan berulang. Namun, dia tak patah arang. Walaupun tak bisa menyentuh suaminya sendiri, dia masih bisa memantau suaminya dari kejauhan.

Elyna berlari ketika tubuh Rifal mulai limbung dan untungnya dia mampu meraih tubuh Rifal, dan piring yang Rifal pegang pun terjatuh hingga pecah.

Elyna segera membawa tubuh Rifal ke atas sofa. Lumayan terseok-seok karena tubuh Rifal yang lebih besar darinya. Elyna membaringkan tubuh Rifal dan dia malah tersungkur.Tak sengaja dia mencium pipi Rifal. Pria itupun membuka matanya yang sayu. Mata mereka berdua terkunci.

Bulu kuduk Elyna meremang karena telapak tangan Rifal sudah menyentuh tengkuk lehernya. Bibir Rifal pun mencium bibir Elyna dengan begitu lembut. Tubuh Elyna menegang. Dadanya berdegup kencang. Apa sekarang ini dia tengah bermimpi?

Rifal memaksa Elyna untuk membuka mulutnya. Dia ingin menerima balasan. Ini pertama kalinya Elyna berciuman. Dia benar-benar tidak tahu caranya. Namun, perlahan dia mengikuti apa yang diajarkan Rifal. Hingga dia terbuai.

Rifal memundurkan kepalanya karena sudah kehabisan napas. Namun, matanya seketika melebar karena yang dia cium bukan Keysha. Melainkan Elyna.

"Kenapa kamu ... bukannya tadi Keysha."

Bagai dihantam bebatuan besar dada Elyna mendengarnya. Mencium dirinya, tapi di dalam pikiran suaminya dia tengah mencium Keysha. Pada saat itu sikap Elyna berubah. Dia semakin dingin kepada Rifal. Hatinya teramat sakit.

#off.

.

"Bagi kamu itu mudah dilupakan karena itu bukan yang pertama. Bagiku lain cerita, Mas." Sekuat tenaga Elyna tidak menangis.

"Kamu sudah mencuri ciuman pertamaku. Mencium bibirku, tapi wanita lain yang ada di pikiranmu. Sakit Mas rasanya." Elyna memegang dadanya.

"Sekarang, kamu malah meminta aku untuk melupakan kejadian itu. Kamu jahat, Mas!"

Elyna berlalu begitu saja. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat pria yang sudah senja sudah berdiri di pintu penghubung dapur.

"Pa-pih."

...***To Be Continue****...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Lanjut thor

2023-09-19

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

pengen banget digebokkk si Rifal 😩😩😩

2023-07-05

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

iiihhh,,,, kt orang cinta itu buta, tpi kata aku cinta itu bandel +tega,,,,, bikin nangis terus,,,,

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sah
2 2. Malam (Pertama)
3 3. Bolehkah ...
4 4. Misteri
5 5. Jeritan Hati
6 6. Jangan Berharap Lebih
7 7. Yang Pertama
8 8. Jahat
9 9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10 10. Florist
11 11. Semakin Sakit
12 12. Lelah
13 13. Pilih Mana?
14 14. Tanggung Jawab
15 15. Mencari
16 16. Berubah
17 17. Marah
18 18. Nurut
19 19. Terkesima
20 20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21 Pengumuman.
22 21. Lapor RT
23 22. Perasaan Apa Ini?
24 23. Aku Elyna
25 24. Maafkan Saya
26 25. Menjadi Teman
27 26. Merasa Tersaingi
28 27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29 Pengumuman
30 28. Mall
31 29. Menghadiri Acara
32 30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33 31. Murahan
34 Karya Baru Telah Terbit
35 32. Belajar Mencintaimu
36 33. Pagi Ceria
37 34. Pilih Siapa?
38 35. Patah Tak Berbentuk
39 36. Maaf
40 37. Ingin Mendengar
41 38. Nasihat Papih
42 39. Demam
43 40. Ketar-ketir
44 41. Diperiksa
45 42. Hal Penting
46 43. Bicara Berdua
47 44. Mencekam
48 45. Akankah Terjadi?
49 46. Gak Enak
50 47. Berhak Bahagia
51 48. Terpana
52 49. Pesan Papih
53 50. Bismillah
54 52. Telepon (Abi)
55 53. Percaya
56 54. Bimbang
57 55. Surprise
58 56. Mendadak Diam
59 57. Tentengan
60 58. Berkumpul
61 59. Berserah
62 60. Bicara Jujur
63 Beda Kisah (part 1)
64 Beda Kisah (part 2)
65 Beda Kisah (part 3)
66 Beda Kisah (part 4)
67 Beda Kisah (part 5)
68 Beda Kisah (part 6)
69 Beda Kisah (part7 7)
70 Beda Kisah (part 8)
71 Beda Kisah (part 8)
72 Beda Kasar (part 9)
73 Beda Kisah (part 10)
74 Beda Kisah (part 11)
75 Beda Kisah (part 12)
76 Beda Kisah (part 13)
77 Beda Kisah (part 14)
78 Pengumuman
79 81. Pemeran Cadangan
80 Pengumuman
81 Bab 82. Saling Interospeksi
82 83. Pilihan Dari Papih
83 84. Merasa Gagal
84 85. Belum Sadar
85 Bab 86. Usapan Lembut
86 85. Penawaran
87 87. Aneh
88 88. Calon Istri
89 89. Kuburlah!
90 90. Kenapa Denganku?
91 91. Orang BODOH
92 92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93 Jangan Diskip
94 93. Aku Ingin Cerai!
95 94. Kabar Yang Terlambat
96 95. Di Luar Ekspektasi
97 96. Bodoh Akut
98 97. Keputusan
99 98. Ingin Bicara
100 Pengumuman
101 99. Tindakan Yang Terlambat
102 100. Menyelesaikan Masalah
103 101. Dikira Lelucon
104 102. Karma Instan
105 103. Konsekuensi
106 104. Berbanding Terbalik
107 105. Sorot Mata
108 106. Menggugat Cerai
109 107. Rahasia Besar
110 108. Menggugat
111 Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112 Bab 110. Maafkan Ipang
113 Bab 111. Bicara Empat Mata
114 Bab 112. Sembuh Selamanya
115 Bab 113. Banjir Air Mata
116 Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117 Bab 115. Tidak Suka
118 Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119 Bab 117. Sudah Tidak Suka
120 Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121 Pengumuman.
122 Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123 Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124 Bab 121. Keputusan Rifal
125 Bab 122. Talak
126 123. Ketuk Palu
127 Bab 124. Manusia To-lol
128 Pengumuman
129 125. Pohon Rindang
130 126. Jaara
131 127. Seperti Ayah Sungguhan
132 128. Bundanya Jaara
133 129. Pria Baik
134 130. Saling Pandang
135 131. Pengobat Luka
136 132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137 133. Sikap Yang Masih Sama
138 134. Pembohong
139 Judul Baru
140 135. Rencana Tuhan
141 136. Ingin Bicara
142 Judul Baru Lagi
143 137. Restu Yang Paling Penting
144 138. Dalang Dari Semua
145 139. Seperti Keluarga Sungguhan
146 140. Kartu Debit
147 141. Sangat Berubah
148 142. Restu Tersulit
149 143. Senyum Yang Mulai Pudar
150 144. Semakin Menurun
151 145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152 146. Sadar Diri
153 147. Apa Itu Sulit?
154 148. Tak Terbendung
155 149. Obat Dari Sakitku
156 150. Ditinggal Kawin Lagi
157 151. Air Mata Kebahagiaan
158 152. Perih, Tapi Nikmat
159 153. Sudah Halal
160 154. Kenang
161 155. Keajaiban
162 156. Permintaan Jaara
163 Pengumuman
164 157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165 158. Kembali Ke Jakarta
166 Aku Kembali
167 159. Ingin kembali
168 160. Positif
169 161. Kembali Ke Panti
170 PENGUMUMAN
171 162. Merasa Semakin Menjauh
172 Mas Kulkas
173 163. Peluk Aku
174 164. Untuk Terakhir
175 165. Masih Terpukul
176 166. Mimpi Berturut-turut
177 167. Memeluk Aleesa
178 168. Terharu
179 169. Rona Bahagia
180 170. Peluk Erat
181 Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Sah
2
2. Malam (Pertama)
3
3. Bolehkah ...
4
4. Misteri
5
5. Jeritan Hati
6
6. Jangan Berharap Lebih
7
7. Yang Pertama
8
8. Jahat
9
9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10
10. Florist
11
11. Semakin Sakit
12
12. Lelah
13
13. Pilih Mana?
14
14. Tanggung Jawab
15
15. Mencari
16
16. Berubah
17
17. Marah
18
18. Nurut
19
19. Terkesima
20
20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21
Pengumuman.
22
21. Lapor RT
23
22. Perasaan Apa Ini?
24
23. Aku Elyna
25
24. Maafkan Saya
26
25. Menjadi Teman
27
26. Merasa Tersaingi
28
27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29
Pengumuman
30
28. Mall
31
29. Menghadiri Acara
32
30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33
31. Murahan
34
Karya Baru Telah Terbit
35
32. Belajar Mencintaimu
36
33. Pagi Ceria
37
34. Pilih Siapa?
38
35. Patah Tak Berbentuk
39
36. Maaf
40
37. Ingin Mendengar
41
38. Nasihat Papih
42
39. Demam
43
40. Ketar-ketir
44
41. Diperiksa
45
42. Hal Penting
46
43. Bicara Berdua
47
44. Mencekam
48
45. Akankah Terjadi?
49
46. Gak Enak
50
47. Berhak Bahagia
51
48. Terpana
52
49. Pesan Papih
53
50. Bismillah
54
52. Telepon (Abi)
55
53. Percaya
56
54. Bimbang
57
55. Surprise
58
56. Mendadak Diam
59
57. Tentengan
60
58. Berkumpul
61
59. Berserah
62
60. Bicara Jujur
63
Beda Kisah (part 1)
64
Beda Kisah (part 2)
65
Beda Kisah (part 3)
66
Beda Kisah (part 4)
67
Beda Kisah (part 5)
68
Beda Kisah (part 6)
69
Beda Kisah (part7 7)
70
Beda Kisah (part 8)
71
Beda Kisah (part 8)
72
Beda Kasar (part 9)
73
Beda Kisah (part 10)
74
Beda Kisah (part 11)
75
Beda Kisah (part 12)
76
Beda Kisah (part 13)
77
Beda Kisah (part 14)
78
Pengumuman
79
81. Pemeran Cadangan
80
Pengumuman
81
Bab 82. Saling Interospeksi
82
83. Pilihan Dari Papih
83
84. Merasa Gagal
84
85. Belum Sadar
85
Bab 86. Usapan Lembut
86
85. Penawaran
87
87. Aneh
88
88. Calon Istri
89
89. Kuburlah!
90
90. Kenapa Denganku?
91
91. Orang BODOH
92
92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93
Jangan Diskip
94
93. Aku Ingin Cerai!
95
94. Kabar Yang Terlambat
96
95. Di Luar Ekspektasi
97
96. Bodoh Akut
98
97. Keputusan
99
98. Ingin Bicara
100
Pengumuman
101
99. Tindakan Yang Terlambat
102
100. Menyelesaikan Masalah
103
101. Dikira Lelucon
104
102. Karma Instan
105
103. Konsekuensi
106
104. Berbanding Terbalik
107
105. Sorot Mata
108
106. Menggugat Cerai
109
107. Rahasia Besar
110
108. Menggugat
111
Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112
Bab 110. Maafkan Ipang
113
Bab 111. Bicara Empat Mata
114
Bab 112. Sembuh Selamanya
115
Bab 113. Banjir Air Mata
116
Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117
Bab 115. Tidak Suka
118
Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119
Bab 117. Sudah Tidak Suka
120
Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121
Pengumuman.
122
Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123
Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124
Bab 121. Keputusan Rifal
125
Bab 122. Talak
126
123. Ketuk Palu
127
Bab 124. Manusia To-lol
128
Pengumuman
129
125. Pohon Rindang
130
126. Jaara
131
127. Seperti Ayah Sungguhan
132
128. Bundanya Jaara
133
129. Pria Baik
134
130. Saling Pandang
135
131. Pengobat Luka
136
132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137
133. Sikap Yang Masih Sama
138
134. Pembohong
139
Judul Baru
140
135. Rencana Tuhan
141
136. Ingin Bicara
142
Judul Baru Lagi
143
137. Restu Yang Paling Penting
144
138. Dalang Dari Semua
145
139. Seperti Keluarga Sungguhan
146
140. Kartu Debit
147
141. Sangat Berubah
148
142. Restu Tersulit
149
143. Senyum Yang Mulai Pudar
150
144. Semakin Menurun
151
145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152
146. Sadar Diri
153
147. Apa Itu Sulit?
154
148. Tak Terbendung
155
149. Obat Dari Sakitku
156
150. Ditinggal Kawin Lagi
157
151. Air Mata Kebahagiaan
158
152. Perih, Tapi Nikmat
159
153. Sudah Halal
160
154. Kenang
161
155. Keajaiban
162
156. Permintaan Jaara
163
Pengumuman
164
157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165
158. Kembali Ke Jakarta
166
Aku Kembali
167
159. Ingin kembali
168
160. Positif
169
161. Kembali Ke Panti
170
PENGUMUMAN
171
162. Merasa Semakin Menjauh
172
Mas Kulkas
173
163. Peluk Aku
174
164. Untuk Terakhir
175
165. Masih Terpukul
176
166. Mimpi Berturut-turut
177
167. Memeluk Aleesa
178
168. Terharu
179
169. Rona Bahagia
180
170. Peluk Erat
181
Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!