7. Yang Pertama

Menjalani biduk rumah tangga hampir sebulan tanpa ada perubahan membuat Elyna bosan. Selalu tak dianggap oleh suaminya sendiri. Meskipun Elyna sudah menjalankan kewajibannya dengan baik.

"Mas," panggil Elyna ketika suaminya baru pulang tepat di tengah malam. Langkah kaki Rifal pun terhenti. Dia mematung tepat di belakang Elyna.

"Sudah saya katakan jangan pernah menunggu saya." Ucapan yang penuh dengan penekanan.

"Aku ini istrimu, Mas. Pasti ada rasa cemas di hati setiap kali kamu belum kembali." Senyum tipis terukir di wajah Rifal.

"Istri," cibirnya. "Harus kamu tahu bahwa saya menikahi kamu bukan karena cinta. Melainkan karena Papih saya. Saya harap sampai di sini kamu paham."

Elyna seperti orang yang terkena asma mendengar ucapan dari Rifal. Sakit jangan ditanya. Pedih bukan lagi. Namun, dia tidak boleh menyerah begitu saja.

Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari mulut Elyna. Dia memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sudah biasa suaminya tidur di sofa. Kali ini dia tidur tidak menghadap ke arah sofa yang biasa Rifal gunakan untuk tidur. Akan tetapi membelakangi sofa tersebut.

Rifal yang baru selesai membersihkan tubuhnya sedikit melirik ke arah Elyna yang sudah menutup tubuhnya dengan selimut. Dia tidak peduli dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Di malam-malam selanjutnya Elyna tidak pernah menunggu suaminya pulang kerja. Rumah pun nampak sepi sekali. Lampu di ruang tamu sudah padam. Apalagi sekarang sudah tengah malam. Tiba di kamarnya pun hanya lampu temaram yang menyala. Penghuni ranjang sudah terlelap dengan selimut tebal menutupi sebagian tubuhnya.

Rifal membuka dasi yang melingkar di leher. Mendudukkan tubuhnya dengan kasar ke atas sofa. Sungguh hari yang melelahkan. Ingin rasanya Rifal berendam air hangat. Namun, dia sudah terlalu lelah untuk menyiapkannya sendiri. Refleks matanya kini tertuju pada sosok wanita yang tengah tertidur memunggunginya. Dia ingin minta tolong kepada Elyna, tapi dia tidak tega membangunkannya.

Akhirnya, Rifal berendam dengan air dingin. Sama saja bukan. Sama-sama air. Rifal masuk ke dalam bath up. Suhu air cukup menusuk tulangnya. Namun, dia tetap membiarkannya. Cukup lama berendam hingga tubuhnya terasa menggigil barulah dia menyudahi acara berendam air dingin di tengah malam. Bukannya segar tubuhnya malah menggigil. Selimut tebal sudah menyelimuti tubuhnya. Masih saja tubuhnya menggigil cukup kuat.

Rifal coba untuk merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Berharap itu akan membuat rasa dingin di tubuhnya menghilang. Sayangnya, tubuhnya semakin tak karuhan. Terpaksa Rifal harus turun ke lantai bawah untuk membuat teh manis panas untuk menghilangkan rasa dingin di sekujur tubuhnya.

Rifal sengaja memasak air agar panasnya seratus derajat celsius di teko bunyi. Itulah yang dia tahu. Sudah lama dia tidak pernah masuk ke dalam dapur. Rifal menunggu di meja makan dan masih melilit tubuhnya dengan selimut.

Teko yang berada di atas kompor pun berbunyi sangat nyaring. Namun, si manusia berselimut tidak mendengarnya. Cukup lama teko itu berbunyi. Memanggil-manggil orang yang tadi meletakannya.

"Astaghfirullah!"

Pekikan suara seseorang membuat Rifal terbangun. Dia melihat Elyna sedang mematikan kompor.

"Sudah mendidih?" Pertanyaan Rifal hanya dijawab dengan sebuah anggukan oleh Elyna. Tanpa ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya.

Rifal mengambil teh celup kantong juga gula dengan tangan gemetar. Elyna meraih gelas di tangan Rifal. Menuangkan air panas pada gelas yang sudah berisi teh celup juga gula. Rifal hanya memperhatikannya saja. Air panas yang Elyna tuangkan hanya setengah gelas lebih saja. Sisanya dia berikan air galon.

Tanpa kata Elyna memberikan gelas yang sudah berisi teh hangat kepada Rifal. Tangan Rifal pun meraihnya. Elyna beralih mengisi gelas yang dia bawa. Kemudian, meninggalkan Rifal begitu saja.

Rifal membawa teh hangat itu menuju meja makan. Dia sendirian di sana. Tidak ada yang menemani. Akhir-akhir ini Elyna seakan menjauhinya.

Pria yang sudah tidak muda itu menatap ke arah teh hangat yang asapnya masih mengepul. Dia sendirian, tidak ada yang menemani sekarang. Tiupan lemah pada asap yang mengepul menandakan bahwa tubuh dan hatinya berada di titik lemah malam ini. Helaan napas kasar untuk kesekian kalinya dia buang.

.

Elyna masih tetap diam. Dia memang satu kamar dengan Rifal, tapi tidak pernah ada pembicaraan di antara mereka. Ruang makan pun semakin sunyi senyap.

"Mbak mau pulang kampung." Elyna membuka suara di tengah sarapan mereka. "Kalau Mas tidak mau aku masakkan, aku bisa pesankan cathering untuk sarapan dan makan malam."

"Tidak usah."

Elyna melanjutkan makannya lagi. Ini bukan pertama kalinya Rifal bersikap dingin kepadanya. Namun, hatinya tetap merasa perih ketika suaminya itu berucap demikian.

Addhitama belum kembali ke Jakarta. Dari Kalimantan dia langsung terbang ke Singapura. Dia juga membiarkan putra keduanya melakukan pendekatan dengan Elyna. Siapa tahu dengan cara ini akan berhasil.

Selama mbak ART tidak ada, Elyna hanya menyiapkan sarapan untuknya. Bukannya Elyna tega. Akan tetapi, hatinya terlalu sakit jika setiap dia menyiapkan sarapan selalu ditolak dan berujung dibuang oleh suaminya. Begitu juga dengan makan malam.

"Sabar itu tidak ada batasnya. Namun, aku hanya manusia biasa yang memiliki batas kesabaran." Gumaman yang hanya bisa didengar oleh Elyna.

Rifal masuk ke dapur untuk membuat secangkir kopi. Namun, kopi yang biasa dia minum tidak ada di sana.

"Apa jangan-jangan habis." Kalimat itu mampu Elyna dengar. Dirinya mencoba untuk diam saja.

"Kopi hitam sajalah."

Elyna menarik napas panjang. Dia pun berdiri dan menghampiri Rifal. Mengambil sesuatu dari dalam laci dapur.

"Ini." Elyna menyerahkan kopi yang biasa Rifal minum. Sontak pria itupun terkejut. Sejak kapan wanita yang berstatus istrinya itu mengetahui kopi yang sering dia minum.

Elyna memilih untuk kembali ke meja makan. Dia mengunyah pelan roti bakar yang dia buat. Matanya memandang lurus ke depan dengan nanar.

"Kopi yang setiap pagi menyambutmu itu adalah kopi yang dibuat olehku. Hanya saja Mbak yang selalu mengantarkannya kepadamu, Mas. Hanya dengan cara itu kamu mau meminum atau memakan apa yang aku buatkan." Batin Elyna berkata dengan begitu lirih.

Ketika mendengar langkah kaki mendekat. Elyna buru-buru menghabiskan sarapannya. Tepat ketika Rifal duduk Elyna pun berdiri. Terlihat jelas Elyna sangat menghindari Rifal saat ini. Rifal terdiam dan menatap ke arah punggung Elyna yang tengah mencuci piring bekas sarapan.

Rifal pun memandang lurus ke depan. Tak menyentuh kopinya sama sekali. Dia teringat akan sesuatu yang pernah terjadi dengannya juga Elyna pada malam itu. Terdengar suara piring diletakkan di rak. Rifal bangkit dari duduknya dan menghadang langkah Elyna.

"Maafkan saya." Kalimat itu begitu tulus. Baru kali ini Rifal menatap wajah Elyna. Nektra mata mereka terkunci.

"Lupakanlah apa yang telah terjadi di antara kita pada malam itu." Elyna terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Rifal. Dia menggeleng dengan senyum tipisnya.

"Tidak semudah itu, Mas," sahutnya. "Itu yang pertama untukku."

...***To Be Continue***...

Komennya mana?

Terpopuler

Comments

Julia Inp

Julia Inp

lah gmn cerita nya ...kok uda mlm.pertama ...kapan ? waduh bingung nich ceritanya

2023-10-13

1

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

right El 👍👍👍

2023-06-15

0

Sweet Girl

Sweet Girl

ada apa nie.... dimalam itu...???

apa terjadi Unboxing secara paksa?

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sah
2 2. Malam (Pertama)
3 3. Bolehkah ...
4 4. Misteri
5 5. Jeritan Hati
6 6. Jangan Berharap Lebih
7 7. Yang Pertama
8 8. Jahat
9 9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10 10. Florist
11 11. Semakin Sakit
12 12. Lelah
13 13. Pilih Mana?
14 14. Tanggung Jawab
15 15. Mencari
16 16. Berubah
17 17. Marah
18 18. Nurut
19 19. Terkesima
20 20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21 Pengumuman.
22 21. Lapor RT
23 22. Perasaan Apa Ini?
24 23. Aku Elyna
25 24. Maafkan Saya
26 25. Menjadi Teman
27 26. Merasa Tersaingi
28 27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29 Pengumuman
30 28. Mall
31 29. Menghadiri Acara
32 30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33 31. Murahan
34 Karya Baru Telah Terbit
35 32. Belajar Mencintaimu
36 33. Pagi Ceria
37 34. Pilih Siapa?
38 35. Patah Tak Berbentuk
39 36. Maaf
40 37. Ingin Mendengar
41 38. Nasihat Papih
42 39. Demam
43 40. Ketar-ketir
44 41. Diperiksa
45 42. Hal Penting
46 43. Bicara Berdua
47 44. Mencekam
48 45. Akankah Terjadi?
49 46. Gak Enak
50 47. Berhak Bahagia
51 48. Terpana
52 49. Pesan Papih
53 50. Bismillah
54 52. Telepon (Abi)
55 53. Percaya
56 54. Bimbang
57 55. Surprise
58 56. Mendadak Diam
59 57. Tentengan
60 58. Berkumpul
61 59. Berserah
62 60. Bicara Jujur
63 Beda Kisah (part 1)
64 Beda Kisah (part 2)
65 Beda Kisah (part 3)
66 Beda Kisah (part 4)
67 Beda Kisah (part 5)
68 Beda Kisah (part 6)
69 Beda Kisah (part7 7)
70 Beda Kisah (part 8)
71 Beda Kisah (part 8)
72 Beda Kasar (part 9)
73 Beda Kisah (part 10)
74 Beda Kisah (part 11)
75 Beda Kisah (part 12)
76 Beda Kisah (part 13)
77 Beda Kisah (part 14)
78 Pengumuman
79 81. Pemeran Cadangan
80 Pengumuman
81 Bab 82. Saling Interospeksi
82 83. Pilihan Dari Papih
83 84. Merasa Gagal
84 85. Belum Sadar
85 Bab 86. Usapan Lembut
86 85. Penawaran
87 87. Aneh
88 88. Calon Istri
89 89. Kuburlah!
90 90. Kenapa Denganku?
91 91. Orang BODOH
92 92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93 Jangan Diskip
94 93. Aku Ingin Cerai!
95 94. Kabar Yang Terlambat
96 95. Di Luar Ekspektasi
97 96. Bodoh Akut
98 97. Keputusan
99 98. Ingin Bicara
100 Pengumuman
101 99. Tindakan Yang Terlambat
102 100. Menyelesaikan Masalah
103 101. Dikira Lelucon
104 102. Karma Instan
105 103. Konsekuensi
106 104. Berbanding Terbalik
107 105. Sorot Mata
108 106. Menggugat Cerai
109 107. Rahasia Besar
110 108. Menggugat
111 Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112 Bab 110. Maafkan Ipang
113 Bab 111. Bicara Empat Mata
114 Bab 112. Sembuh Selamanya
115 Bab 113. Banjir Air Mata
116 Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117 Bab 115. Tidak Suka
118 Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119 Bab 117. Sudah Tidak Suka
120 Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121 Pengumuman.
122 Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123 Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124 Bab 121. Keputusan Rifal
125 Bab 122. Talak
126 123. Ketuk Palu
127 Bab 124. Manusia To-lol
128 Pengumuman
129 125. Pohon Rindang
130 126. Jaara
131 127. Seperti Ayah Sungguhan
132 128. Bundanya Jaara
133 129. Pria Baik
134 130. Saling Pandang
135 131. Pengobat Luka
136 132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137 133. Sikap Yang Masih Sama
138 134. Pembohong
139 Judul Baru
140 135. Rencana Tuhan
141 136. Ingin Bicara
142 Judul Baru Lagi
143 137. Restu Yang Paling Penting
144 138. Dalang Dari Semua
145 139. Seperti Keluarga Sungguhan
146 140. Kartu Debit
147 141. Sangat Berubah
148 142. Restu Tersulit
149 143. Senyum Yang Mulai Pudar
150 144. Semakin Menurun
151 145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152 146. Sadar Diri
153 147. Apa Itu Sulit?
154 148. Tak Terbendung
155 149. Obat Dari Sakitku
156 150. Ditinggal Kawin Lagi
157 151. Air Mata Kebahagiaan
158 152. Perih, Tapi Nikmat
159 153. Sudah Halal
160 154. Kenang
161 155. Keajaiban
162 156. Permintaan Jaara
163 Pengumuman
164 157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165 158. Kembali Ke Jakarta
166 Aku Kembali
167 159. Ingin kembali
168 160. Positif
169 161. Kembali Ke Panti
170 PENGUMUMAN
171 162. Merasa Semakin Menjauh
172 Mas Kulkas
173 163. Peluk Aku
174 164. Untuk Terakhir
175 165. Masih Terpukul
176 166. Mimpi Berturut-turut
177 167. Memeluk Aleesa
178 168. Terharu
179 169. Rona Bahagia
180 170. Peluk Erat
181 Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Sah
2
2. Malam (Pertama)
3
3. Bolehkah ...
4
4. Misteri
5
5. Jeritan Hati
6
6. Jangan Berharap Lebih
7
7. Yang Pertama
8
8. Jahat
9
9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10
10. Florist
11
11. Semakin Sakit
12
12. Lelah
13
13. Pilih Mana?
14
14. Tanggung Jawab
15
15. Mencari
16
16. Berubah
17
17. Marah
18
18. Nurut
19
19. Terkesima
20
20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21
Pengumuman.
22
21. Lapor RT
23
22. Perasaan Apa Ini?
24
23. Aku Elyna
25
24. Maafkan Saya
26
25. Menjadi Teman
27
26. Merasa Tersaingi
28
27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29
Pengumuman
30
28. Mall
31
29. Menghadiri Acara
32
30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33
31. Murahan
34
Karya Baru Telah Terbit
35
32. Belajar Mencintaimu
36
33. Pagi Ceria
37
34. Pilih Siapa?
38
35. Patah Tak Berbentuk
39
36. Maaf
40
37. Ingin Mendengar
41
38. Nasihat Papih
42
39. Demam
43
40. Ketar-ketir
44
41. Diperiksa
45
42. Hal Penting
46
43. Bicara Berdua
47
44. Mencekam
48
45. Akankah Terjadi?
49
46. Gak Enak
50
47. Berhak Bahagia
51
48. Terpana
52
49. Pesan Papih
53
50. Bismillah
54
52. Telepon (Abi)
55
53. Percaya
56
54. Bimbang
57
55. Surprise
58
56. Mendadak Diam
59
57. Tentengan
60
58. Berkumpul
61
59. Berserah
62
60. Bicara Jujur
63
Beda Kisah (part 1)
64
Beda Kisah (part 2)
65
Beda Kisah (part 3)
66
Beda Kisah (part 4)
67
Beda Kisah (part 5)
68
Beda Kisah (part 6)
69
Beda Kisah (part7 7)
70
Beda Kisah (part 8)
71
Beda Kisah (part 8)
72
Beda Kasar (part 9)
73
Beda Kisah (part 10)
74
Beda Kisah (part 11)
75
Beda Kisah (part 12)
76
Beda Kisah (part 13)
77
Beda Kisah (part 14)
78
Pengumuman
79
81. Pemeran Cadangan
80
Pengumuman
81
Bab 82. Saling Interospeksi
82
83. Pilihan Dari Papih
83
84. Merasa Gagal
84
85. Belum Sadar
85
Bab 86. Usapan Lembut
86
85. Penawaran
87
87. Aneh
88
88. Calon Istri
89
89. Kuburlah!
90
90. Kenapa Denganku?
91
91. Orang BODOH
92
92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93
Jangan Diskip
94
93. Aku Ingin Cerai!
95
94. Kabar Yang Terlambat
96
95. Di Luar Ekspektasi
97
96. Bodoh Akut
98
97. Keputusan
99
98. Ingin Bicara
100
Pengumuman
101
99. Tindakan Yang Terlambat
102
100. Menyelesaikan Masalah
103
101. Dikira Lelucon
104
102. Karma Instan
105
103. Konsekuensi
106
104. Berbanding Terbalik
107
105. Sorot Mata
108
106. Menggugat Cerai
109
107. Rahasia Besar
110
108. Menggugat
111
Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112
Bab 110. Maafkan Ipang
113
Bab 111. Bicara Empat Mata
114
Bab 112. Sembuh Selamanya
115
Bab 113. Banjir Air Mata
116
Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117
Bab 115. Tidak Suka
118
Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119
Bab 117. Sudah Tidak Suka
120
Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121
Pengumuman.
122
Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123
Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124
Bab 121. Keputusan Rifal
125
Bab 122. Talak
126
123. Ketuk Palu
127
Bab 124. Manusia To-lol
128
Pengumuman
129
125. Pohon Rindang
130
126. Jaara
131
127. Seperti Ayah Sungguhan
132
128. Bundanya Jaara
133
129. Pria Baik
134
130. Saling Pandang
135
131. Pengobat Luka
136
132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137
133. Sikap Yang Masih Sama
138
134. Pembohong
139
Judul Baru
140
135. Rencana Tuhan
141
136. Ingin Bicara
142
Judul Baru Lagi
143
137. Restu Yang Paling Penting
144
138. Dalang Dari Semua
145
139. Seperti Keluarga Sungguhan
146
140. Kartu Debit
147
141. Sangat Berubah
148
142. Restu Tersulit
149
143. Senyum Yang Mulai Pudar
150
144. Semakin Menurun
151
145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152
146. Sadar Diri
153
147. Apa Itu Sulit?
154
148. Tak Terbendung
155
149. Obat Dari Sakitku
156
150. Ditinggal Kawin Lagi
157
151. Air Mata Kebahagiaan
158
152. Perih, Tapi Nikmat
159
153. Sudah Halal
160
154. Kenang
161
155. Keajaiban
162
156. Permintaan Jaara
163
Pengumuman
164
157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165
158. Kembali Ke Jakarta
166
Aku Kembali
167
159. Ingin kembali
168
160. Positif
169
161. Kembali Ke Panti
170
PENGUMUMAN
171
162. Merasa Semakin Menjauh
172
Mas Kulkas
173
163. Peluk Aku
174
164. Untuk Terakhir
175
165. Masih Terpukul
176
166. Mimpi Berturut-turut
177
167. Memeluk Aleesa
178
168. Terharu
179
169. Rona Bahagia
180
170. Peluk Erat
181
Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!