11. Semakin Sakit

Sudah tiga hari ini Elyna mendapat kiriman makan siang. Elyna hanya menggelengkan kepala dengan senyum tipis yang mengembang. Tanpa Elyna tahu, Rifal sering memandanginya dalam kejauhan. Memastikan wanita yang menjadi istrinya baik-baik saja. Walaupun tubuhnya terlihat lebih kurus.

Ingin rasanya Rifal menghampiri, tetapi belum ada keberanian di hati. Dia juga belum sempat mengikuti Elyna pulang bekerja. Usut punya usut ternyata Elyna selalu pulang tengah malam melalui pintu belakang. Maka dari itu, Rifal tidak pernah bisa menemuinya.

Ada rasa kesepian di hati Rifal. Biasanya pria dewasa itu akan tidur berdua dengan Elyna. Walaupun berbeda tempat. Namun, kali ini dia hanya tidur sendiri. Hanya hembusan napas kasar keluar dari mulutnya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Terdengar suara petir yang membelah langit. Rifal teringat akan Elyna. Dia langsung bangkit dari posisi tiduran dan langsung menyambar kunci mobil. Dia bergegas keluar. Tak dia pedulikan hujan membasahi tubuhnya.

Mobil yang dikendarai Rifal melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Dia ingin segera ke tempat Elyna bekerja. Setan apa yang merasuki tubuhnya hingga dia rela menjemput Elyna malam ini.

Toko bunga pun sudah gelap. Sudah tidak ada satupun karyawan di sana. Rifal ingin memastikan, dia pun turun dari mobil dan melihat ke florist tersebut. Namun, sudah kosong. Tak dia hiraukan bajunya yang basah karena dia tidak menggunakan payung.

Mobil melaju kembali dengan pelan. Menyusuri jalanan dengan mata Rifal yang terus memperhatikan trotoar jalan. Tak lama berselang dia melihat seorang wanita yang berjalan sendirian dengan berpayungkan tas. Rifal menepikan mobilnya dan mengklakson.

Wanita itupun menoleh dan Rifal membuka kaca jendela mobil. Elyna nampak terkejut. Membeku seketika.

"Masuk!"

Rasa terkejut itu masih membuatnya mematung. Elyna takut ini hanya halusinasinya saja. Sedari pagi dia memang tengah memikirkan Rifal. Pria yang berada di dalam mobil pun berdecak kesal. Dia turun dari mobil dengan membawa payung. Hujan semakin deras.

"Kenapa masih diam? Kamu mau sakit?" Rifal berkata dengan lantang. Dia juga memayungi tubuh Elyna agar tak terkena hujan.

"Ayo masuk!" Elyna masih memandang wajah Rifal. Antara percaya dan tidak.

"Ayo!" Akhirnya Rifal menarik tangan Elyna. Membukakan pintu untuk istrinya tersebut.

Lagi-lagi Elyna terdiam. Dia menatap Rifal kembali. "Nanti mobil Mas basah," ucapnya pelan.

"Milih mobil basah atau kamu yang sakit?" geramnya. "Cepat masuk! Hujan semakin deras."

Elyna pun terpaksa masuk ke dalam mobil sang suami. Tuhan menjawab doanya ingin berdua bersama suaminya di dalam mobil. Namun, dia kembali ke kejadian yang sudah-sudah. Dia tidak ingin berharap lebih kepada manusia. Kecewanya akan lebih parah.

Terlihat Elyna menggigil. Bibirnya pun memucat. Tangannya memeluk erat tubuhnya sendiri. Rifal pun menepikan mobilnya yang baru saja melaju. Elyna terkejut dan sontak dia menatap ke arah Rifal. Sudah pasti suaminya ini akan menyuruhnya turun. Apalagi Rifal sudah membuka seatbelt. Dia hanya bisa pasrah saja.

"Buka seatbelt kamu!"

Elyna mengikuti apa yang diperintahkan Rifal. Dia juga bersiap untuk membuka pintu mobil. Daripada diusir akan lebih menyakitkan.

"Mau ke mana?" Rifal sudah menatapnya tajam. Elyna menoleh dan ternyata sang suami sudah membuka jaket yang dia gunakan. Dia pun memasangkan pada tubuh Elyna.

"Apa perlu Ac-nya saya matikan." Refleks kepala Elyna menggeleng.

"Istirahatlah! Kamu pasti lelah." Rifal sudah mengubah posisi kursi penumpang agar Elyna merasa nyaman. Tidak ada reaksi apapun dari Elyna. Namun, hatinya yang membeku mulai menghangat.

Rifal tersenyum ketika melihat Elyna tertidur menuju arah pulang. Dia merindukan wajah tenang itu. Tibanya di rumah, Elyna masih tertidur. Kini, Rifal bingung apa yang harus dia lakukan. Dia tidak mungkin menggendong tubuh Elyna 'kan. Dia tidak ingin dikatakan berengsek. Berani menyentuh ketika Elyna tertidur. Menggunakan kesempatan di dalam kesempitan.

Terpaksa Rifal membangunkan Elyna. Menepuk pundak Elyna dengan begitu pelan. Untungnya Elyna adalah wanita yang mudah dibangunkan. Matanya terbuka. Kali pertama dia melihat Rifal di sampingnya ketika membuka mata.

"Sudah sampai." Suara Rifal terdengar. Elyna mengangguk. Dia pun turun dari mobil dan bukannya masuk melalui pintu depan, dia malah masuk melalui pintu belakang.

Rifal hanya terdiam melihatnya. Ternyata wanita itu jika udah kecewa akan keras kepala. Hanya hembusan napas berat yang keluar dari mulut pria matang tersebut.

Bukannya ke kamar Rifal langsung menuju ke dapur. Dia membuatkan teh manis hangat untuk Elyna. Juga dia membuatkan mie rebus untuk Elyna santap. Berhubung dia tidak bisa masak, hanya itulah makanan yang bisa dia buat.

Setelah selesai, teh hangat juga mie rebus itu Rifal bawa dengan menggunakan nampan. Ragu awalnya ketika hendak mengetuk pintu kamar Elyna. Cukup lama dia mematung di depan pintu. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Elyna.

Cukup lama pintu itu terbuka. Seorang wanita yang mengenakan Hoodie dengan wajah pucat membuka pintu. Tubuhnya terlihat lemas.

"Saya buatkan teh manis hangat juga mie rebus." Pria itu menunjukkan nampan yang dia bawa. Elyna menatap nampan tersebut. Juga beralih menatap Rifal. Haruskah dia senang kali ini?

"Saya tidak suka penolakan. Setidaknya minum dan makanlah sedikit untuk menghargai pemberian orang lain." Elyna tersenyum tipis mendengarnya. Keras kepalanya masih ada ternyata.

"Makasih." Elyna meraih nampan itu. Dia membawanya ke dalam kamar. Rifal hanya terdiam, tak berani masuk walaupun pintu terbuka dengan lebar.

Dia hanya ingin memastikan jikalau Elyna memakan apa yang dia buatkan. Rifal malah berdiri di daun pintu dengan tangan yang dia lipat di depan dada. Melihat Elyna yang tengah menyeruput teh manis hangat ada rasa bahagia di hatinya. Namun, dia bersikap datar dan biasa saja.

Dia juga melihat Elyna memakan mie rebus buatannya. Hatinya lebih bahagia. Dia masih asyik memandangi Elyna dari depan pintu. Namun, dahinya mengkerut ketika Elyna menghentikan makannya yang juga baru tiga suap. Istrinya itu menutup mulutnya dan segera berlari ke dalam kamar mandi. Rifal panik dan dia pun segera menghampiri Elyna di dalam kamar mandi. Benar saja Elyna tengah mengeluarkan isi perutnya.

"Kamu kenapa?" Elyna masih bergeming. Napasnya terlihat terengah-engah. Rifal mengambil tisu dan menyeka bibir Elyna yang basah.

"Kamu makan yang benar gak?" sentak Rifal. Elyna masih terdiam. Tubuhnya seperti tak menapak ke lantai. Tubuhnya pun limbung untung saja Rifal sigap meraihnya.

Rifal memapah tubuh Elyna menuju kasur. Dia rebahkan tubuh Elyna di atas ranjang.

"Saya buatkan teh hangat lagi." Rifal bergegas ke dapur. Membuat teh hangat yang baru untuk Elyna.

"Minum dulu." Rifal membantu Elyna untuk duduk. Dia juga memegangi gelas yang berisi teh hangat itu.

"Makasih, Mas," ucap Elyna dengan begitu pelan.

"Jangan GR. Saya hanya ingin balas budi karena waktu itu kamu sudah merawat saya ketika saya sakit." Elyna tersenyum pedih.

"Jangan mengharapkan apapun dari saya. Apalagi cinta, itu tidak akan pernah kamu dapatkan."

"Aku tahu itu, Mas." Elyna merebahkan tubuhnya kembali. Memunggungi Rifal yang ada di bibir ranjang. Bulir bening pun menetes begitu saja.

"Kenapa semakin sakit."

...***To Be Continue***...

Komen dong ....

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

jbetul..
jangan berhara kepada manusia klu tak ingin kecewa dan sakit../Sob//Sob//Sob/

2024-09-04

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

😤😤😤😤

2023-07-05

0

Deasy Ismalia

Deasy Ismalia

hanya bs nangis..

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sah
2 2. Malam (Pertama)
3 3. Bolehkah ...
4 4. Misteri
5 5. Jeritan Hati
6 6. Jangan Berharap Lebih
7 7. Yang Pertama
8 8. Jahat
9 9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10 10. Florist
11 11. Semakin Sakit
12 12. Lelah
13 13. Pilih Mana?
14 14. Tanggung Jawab
15 15. Mencari
16 16. Berubah
17 17. Marah
18 18. Nurut
19 19. Terkesima
20 20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21 Pengumuman.
22 21. Lapor RT
23 22. Perasaan Apa Ini?
24 23. Aku Elyna
25 24. Maafkan Saya
26 25. Menjadi Teman
27 26. Merasa Tersaingi
28 27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29 Pengumuman
30 28. Mall
31 29. Menghadiri Acara
32 30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33 31. Murahan
34 Karya Baru Telah Terbit
35 32. Belajar Mencintaimu
36 33. Pagi Ceria
37 34. Pilih Siapa?
38 35. Patah Tak Berbentuk
39 36. Maaf
40 37. Ingin Mendengar
41 38. Nasihat Papih
42 39. Demam
43 40. Ketar-ketir
44 41. Diperiksa
45 42. Hal Penting
46 43. Bicara Berdua
47 44. Mencekam
48 45. Akankah Terjadi?
49 46. Gak Enak
50 47. Berhak Bahagia
51 48. Terpana
52 49. Pesan Papih
53 50. Bismillah
54 52. Telepon (Abi)
55 53. Percaya
56 54. Bimbang
57 55. Surprise
58 56. Mendadak Diam
59 57. Tentengan
60 58. Berkumpul
61 59. Berserah
62 60. Bicara Jujur
63 Beda Kisah (part 1)
64 Beda Kisah (part 2)
65 Beda Kisah (part 3)
66 Beda Kisah (part 4)
67 Beda Kisah (part 5)
68 Beda Kisah (part 6)
69 Beda Kisah (part7 7)
70 Beda Kisah (part 8)
71 Beda Kisah (part 8)
72 Beda Kasar (part 9)
73 Beda Kisah (part 10)
74 Beda Kisah (part 11)
75 Beda Kisah (part 12)
76 Beda Kisah (part 13)
77 Beda Kisah (part 14)
78 Pengumuman
79 81. Pemeran Cadangan
80 Pengumuman
81 Bab 82. Saling Interospeksi
82 83. Pilihan Dari Papih
83 84. Merasa Gagal
84 85. Belum Sadar
85 Bab 86. Usapan Lembut
86 85. Penawaran
87 87. Aneh
88 88. Calon Istri
89 89. Kuburlah!
90 90. Kenapa Denganku?
91 91. Orang BODOH
92 92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93 Jangan Diskip
94 93. Aku Ingin Cerai!
95 94. Kabar Yang Terlambat
96 95. Di Luar Ekspektasi
97 96. Bodoh Akut
98 97. Keputusan
99 98. Ingin Bicara
100 Pengumuman
101 99. Tindakan Yang Terlambat
102 100. Menyelesaikan Masalah
103 101. Dikira Lelucon
104 102. Karma Instan
105 103. Konsekuensi
106 104. Berbanding Terbalik
107 105. Sorot Mata
108 106. Menggugat Cerai
109 107. Rahasia Besar
110 108. Menggugat
111 Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112 Bab 110. Maafkan Ipang
113 Bab 111. Bicara Empat Mata
114 Bab 112. Sembuh Selamanya
115 Bab 113. Banjir Air Mata
116 Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117 Bab 115. Tidak Suka
118 Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119 Bab 117. Sudah Tidak Suka
120 Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121 Pengumuman.
122 Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123 Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124 Bab 121. Keputusan Rifal
125 Bab 122. Talak
126 123. Ketuk Palu
127 Bab 124. Manusia To-lol
128 Pengumuman
129 125. Pohon Rindang
130 126. Jaara
131 127. Seperti Ayah Sungguhan
132 128. Bundanya Jaara
133 129. Pria Baik
134 130. Saling Pandang
135 131. Pengobat Luka
136 132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137 133. Sikap Yang Masih Sama
138 134. Pembohong
139 Judul Baru
140 135. Rencana Tuhan
141 136. Ingin Bicara
142 Judul Baru Lagi
143 137. Restu Yang Paling Penting
144 138. Dalang Dari Semua
145 139. Seperti Keluarga Sungguhan
146 140. Kartu Debit
147 141. Sangat Berubah
148 142. Restu Tersulit
149 143. Senyum Yang Mulai Pudar
150 144. Semakin Menurun
151 145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152 146. Sadar Diri
153 147. Apa Itu Sulit?
154 148. Tak Terbendung
155 149. Obat Dari Sakitku
156 150. Ditinggal Kawin Lagi
157 151. Air Mata Kebahagiaan
158 152. Perih, Tapi Nikmat
159 153. Sudah Halal
160 154. Kenang
161 155. Keajaiban
162 156. Permintaan Jaara
163 Pengumuman
164 157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165 158. Kembali Ke Jakarta
166 Aku Kembali
167 159. Ingin kembali
168 160. Positif
169 161. Kembali Ke Panti
170 PENGUMUMAN
171 162. Merasa Semakin Menjauh
172 Mas Kulkas
173 163. Peluk Aku
174 164. Untuk Terakhir
175 165. Masih Terpukul
176 166. Mimpi Berturut-turut
177 167. Memeluk Aleesa
178 168. Terharu
179 169. Rona Bahagia
180 170. Peluk Erat
181 Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Sah
2
2. Malam (Pertama)
3
3. Bolehkah ...
4
4. Misteri
5
5. Jeritan Hati
6
6. Jangan Berharap Lebih
7
7. Yang Pertama
8
8. Jahat
9
9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10
10. Florist
11
11. Semakin Sakit
12
12. Lelah
13
13. Pilih Mana?
14
14. Tanggung Jawab
15
15. Mencari
16
16. Berubah
17
17. Marah
18
18. Nurut
19
19. Terkesima
20
20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21
Pengumuman.
22
21. Lapor RT
23
22. Perasaan Apa Ini?
24
23. Aku Elyna
25
24. Maafkan Saya
26
25. Menjadi Teman
27
26. Merasa Tersaingi
28
27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29
Pengumuman
30
28. Mall
31
29. Menghadiri Acara
32
30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33
31. Murahan
34
Karya Baru Telah Terbit
35
32. Belajar Mencintaimu
36
33. Pagi Ceria
37
34. Pilih Siapa?
38
35. Patah Tak Berbentuk
39
36. Maaf
40
37. Ingin Mendengar
41
38. Nasihat Papih
42
39. Demam
43
40. Ketar-ketir
44
41. Diperiksa
45
42. Hal Penting
46
43. Bicara Berdua
47
44. Mencekam
48
45. Akankah Terjadi?
49
46. Gak Enak
50
47. Berhak Bahagia
51
48. Terpana
52
49. Pesan Papih
53
50. Bismillah
54
52. Telepon (Abi)
55
53. Percaya
56
54. Bimbang
57
55. Surprise
58
56. Mendadak Diam
59
57. Tentengan
60
58. Berkumpul
61
59. Berserah
62
60. Bicara Jujur
63
Beda Kisah (part 1)
64
Beda Kisah (part 2)
65
Beda Kisah (part 3)
66
Beda Kisah (part 4)
67
Beda Kisah (part 5)
68
Beda Kisah (part 6)
69
Beda Kisah (part7 7)
70
Beda Kisah (part 8)
71
Beda Kisah (part 8)
72
Beda Kasar (part 9)
73
Beda Kisah (part 10)
74
Beda Kisah (part 11)
75
Beda Kisah (part 12)
76
Beda Kisah (part 13)
77
Beda Kisah (part 14)
78
Pengumuman
79
81. Pemeran Cadangan
80
Pengumuman
81
Bab 82. Saling Interospeksi
82
83. Pilihan Dari Papih
83
84. Merasa Gagal
84
85. Belum Sadar
85
Bab 86. Usapan Lembut
86
85. Penawaran
87
87. Aneh
88
88. Calon Istri
89
89. Kuburlah!
90
90. Kenapa Denganku?
91
91. Orang BODOH
92
92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93
Jangan Diskip
94
93. Aku Ingin Cerai!
95
94. Kabar Yang Terlambat
96
95. Di Luar Ekspektasi
97
96. Bodoh Akut
98
97. Keputusan
99
98. Ingin Bicara
100
Pengumuman
101
99. Tindakan Yang Terlambat
102
100. Menyelesaikan Masalah
103
101. Dikira Lelucon
104
102. Karma Instan
105
103. Konsekuensi
106
104. Berbanding Terbalik
107
105. Sorot Mata
108
106. Menggugat Cerai
109
107. Rahasia Besar
110
108. Menggugat
111
Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112
Bab 110. Maafkan Ipang
113
Bab 111. Bicara Empat Mata
114
Bab 112. Sembuh Selamanya
115
Bab 113. Banjir Air Mata
116
Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117
Bab 115. Tidak Suka
118
Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119
Bab 117. Sudah Tidak Suka
120
Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121
Pengumuman.
122
Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123
Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124
Bab 121. Keputusan Rifal
125
Bab 122. Talak
126
123. Ketuk Palu
127
Bab 124. Manusia To-lol
128
Pengumuman
129
125. Pohon Rindang
130
126. Jaara
131
127. Seperti Ayah Sungguhan
132
128. Bundanya Jaara
133
129. Pria Baik
134
130. Saling Pandang
135
131. Pengobat Luka
136
132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137
133. Sikap Yang Masih Sama
138
134. Pembohong
139
Judul Baru
140
135. Rencana Tuhan
141
136. Ingin Bicara
142
Judul Baru Lagi
143
137. Restu Yang Paling Penting
144
138. Dalang Dari Semua
145
139. Seperti Keluarga Sungguhan
146
140. Kartu Debit
147
141. Sangat Berubah
148
142. Restu Tersulit
149
143. Senyum Yang Mulai Pudar
150
144. Semakin Menurun
151
145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152
146. Sadar Diri
153
147. Apa Itu Sulit?
154
148. Tak Terbendung
155
149. Obat Dari Sakitku
156
150. Ditinggal Kawin Lagi
157
151. Air Mata Kebahagiaan
158
152. Perih, Tapi Nikmat
159
153. Sudah Halal
160
154. Kenang
161
155. Keajaiban
162
156. Permintaan Jaara
163
Pengumuman
164
157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165
158. Kembali Ke Jakarta
166
Aku Kembali
167
159. Ingin kembali
168
160. Positif
169
161. Kembali Ke Panti
170
PENGUMUMAN
171
162. Merasa Semakin Menjauh
172
Mas Kulkas
173
163. Peluk Aku
174
164. Untuk Terakhir
175
165. Masih Terpukul
176
166. Mimpi Berturut-turut
177
167. Memeluk Aleesa
178
168. Terharu
179
169. Rona Bahagia
180
170. Peluk Erat
181
Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!