4. Misteri

"Jika, Ipang tidak bisa mencintainya ... bolehkah Ipang menceraikannya?"

Addhitama bersikap biasa saja dan dia menjawab, "boleh saja." Bibir Rifal mulai terangkat sedikit. "Nama kamu secara otomatis terhapus dari ahli waris atas semua aset milik Papih." Rifal sangat terkejut mendengar ucapan dari ayahnya tersebut. "Nama ahli waris juga penerus semua perusahaan Papih sudah Papih alihkan kepada Elyna."

Bagai mendapat kabar buruk seburuk-buruknya. Apalagi ayahnya melampirkan bukti tentang semua aset yang memang sudah dibalik namakan kepada Elyna.

"Papih benar-benar," ujar Rifal dengan senyum penuh kepedihan. Juga kepala yang menggeleng dengan pelan.

"Akankah seorang Azkano mau menerima kamu yang hanya pria tak punya apa-apa?" sindir Addhitama.

"Ingat, keluarga Winarya hampir setara dengan keluarga Wiguna. Jadi, jangan gegabah."

Rifal menyunggingkan senyum perihnya. Kemudian, dia beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan sang ayah tanpa sepatah katapun.

"Kenapa Papih tidak membunuh Ipang saja?"ucapnya seraya berjalan ke arah pintu keluar, dan masih mampu Addhitama dengar.

Addhitama menghela napas kasar ketika pintu kamar hotel sudah tertutup. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Maafkan Papih, Pang," lirihnya. "Suatu saat nanti kamu akan tahu kenapa Papih melakukan ini," lanjutnya dengan nada yang teramat lemah. "Ini juga bukan salah Azkano, Papihlah yang meminta Azkano untuk menolak lamaran kamu. Maafkan Papih, Pang."

.

Pria yang sudah kehilangan kebahagiaannya melajukan mobil dengan tak tentu arah. Dia teringat akan sang ibu dan dia memilih untuk mengunjungi makam sang ibu yang berada di Jakarta. Ketika dalam keadaan tak karuhan seperti ini, jarak Bogor-Jakarta terasa dekat.

Dua jam mengemudi akhirnya dia sampai di mana ibunya beristirahat dengan tenang. Tangannya membuka pintu mobil, hatinya sakit sekali dan ingin rasanya dia menyusul ibunda tercintanya. Tengah malam berjalan sendirian di pemakaman tidak membuatnya merasa takut. Suara aneh seakan tak mampu dia dengar. Hanya jeritan hatinya yang mampu telinganya dengar dengan begitu keras.

Sebuah pusara yang bernama Vivi sudah dapat Rifal baca. Matanya nanar, hatinya sudah tidak karuhan. Langkahnya pun terhenti.

"Mamih."

Suara pria itu bergetar dan dia langsung berhambur memeluk nisan sang ibu dengan deraian air mata. Dia menangis dengan sangat keras dan juga terdengar sangat pilu.

"Bolehkah Ipang menyusul Mamih?" Sebuah pertanyaan dengan suara yang terputus-putus. Rifal benar-benar merasa sedih.

"Papih jahat, Mih. Jahat!"

Segala unek-unek yang bersarang di hati Rifal.dia keluarkan. Dia bagai bercerita kepada seseorang yang masih hidup..

"Ipang tidak mencintai dia, Mih. Ipang hanya mencintai Keysha," jelasnya. "Bolehkah Ipang jadi anak durhaka, Mih?"

Berkorban untuk kakak dan adiknya sudah dia lakukan. Sekarang dia harus berkorban demi ayahnya yang ternyata pengorbanannya lebih menyakitkan.

"Ipang lelah, Mih," keluhnya. "Ipang kira Ipang akan bahagia dengan wanita yang Ipang cintai, ternyata Ipang salah. Ipang kecewa, Mih."

Rifal menghabiskan waktu di pusara sang ibu. Dia tidak peduli bahwa di hotel sana ada yang mengkhawatirkannya. Dia hanya ingin meluapkan semuanya. Mencari ketenangan batinnya untuk sesaat.

.

Mata Elyna terus mencari keberadaan sang suami. Namun, tidak ada suaminya di sana. Sedangkan Kakak juga adik suaminya ada dengan personel lengkap.

"Jangan pikirkan suamimu." Suara Addhitama memecah keheningan.

Elyna terkejut. Sebagai seorang istri mana bisa dia tidak memikirkan keberadaan suaminya. Dia ada di mana? Sudah makan apa belum? Pertanyaan itu yang selalu mengitari kepala Elyna semalaman ini. Lima belas menit berselang, suara derap langkah kaki seseorang terdengar. Pandangan mereka beralih pada sosok yang baru saja datang dengan langkah gontai.

"Mas."

Elyna segera bangkit dari duduknya dan ingin menghampiri suami tercinta. Namun, tatapan tajam Rifal membuat langkah itu terhenti. Itu semua tak luput dari penglihatan keluarga Rifal.

"Rifal-"

"Aku ngantuk, aku mau istirahat." Rifal memotong perkataan sang Papih dan berlalu begitu saja.

Elyna hanya menundukkan kepalanya. Sudah pasti semua mata keluarga Rifal kini menatap ke arahnya.

"Lanjutkan lagi makanmu, El." Suara Addhitama seperti penyelamat untuknya. Dia kembali duduk di bangkunya dengan pikiran tertuju pada suaminya. Elyna makan dengan cukup cepat agar dia bisa menyusul suaminya ke kamar. Bagaimanapum sekarang dia sudah menjadi seorang istri. Harus menjalankan tugasnya dengan baik.

Elyna sudah selesai dengan sarapannya. Dia menengguk air putih yang ada di sampingnya.

"Aku duluan ya, Pih." Elyna sudah beranjak dari duduknya. Namun, suara sang ayah mertua membuatnya terdiam untuk sesaat.

"Papih mau bicara sebentar sama kamu."

Deg.

Jantung Elyna terasa berhenti berdetak. Ada apa? Ketika dia melihat wajah Addhitama rautnya nampak serius. Tatapan yang mengisyaratkan sesuatu Addhitama berikan kepada anak-anak, menantu juga cucu-cucunya. Perlahan mereka bubar dan kini yang tersisa hanya Addhitama dan Elyna.

Jantung Elyna berdegup lebih cepat. Suasana masih hening dan belum ada yang membuka suara. Elyna pun tidak berani menatap wajah ayah mertuanya.

"Maafkan putra Papih."

Sebuah kalimat yang membuat Elyna terkejut, dia pun mulai memberanikan diri menolehkan wajahnya ke arah Addhitama yang berwajah sendu.

"Tetaplah berada di sampingnya, apapun yang terjadi. Ini semua sebagai ba-"

"Papih tidak perlu mengatakan itu lagi," potong Elyna. "Aku ikhlas, Pih. Aku juga berterima kasih kepada Papih karena hal itu aku bisa menyelematkan nyawa kedua orang tuaku, bisa merasakan kasih sayangnya lagi walaupun-" Elyna tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Terlalu sesak jika harus membahas kedua orang tuanya.

"Papih yakin, putra Papih akan membuka hatinya untuk kamu." Elyna tersenyum dengan banyak makna.

"Semoga saja, Pih. Aku tidak ingin terlalu banyak berharap kepada manusia. Ketika kecewa rasanya lebih menyakitkan."

Banyak petuah yang Addhitama berikan. Elyna hanya mendengarkannya saja. Langkahnya tergesa menuju kamar hotel yang dihuni olehnya. Dia khawatir dengan keadaan Rifal. Suaminya teramat kacau. Perlahan Elyna membuka pintu kamar hotel. Dia melihat suaminya tidak tidur di atas ranjang besar melainkan di sofa. Ada rasa sedih di dada.

Sangat hati-hati langkah kaki Elyna membawanya menuju ke arah sang suami. Dia ingin melihat dengan jarak dekat, tapi dia ragu. Gurat kesedihan nampak jelas di wajah Rifal yang tengah terpejam.

"Semalam kamu ke mana, Mas?" tanya Elyna dengan suara begitu pelan.

Dia terduduk di lantai agar bisa memandangi wajah tampan sang suami. Dia belum banyak tahu perihal pria di hadapannya ini. Masih banyak misteri yang harus dia pecahkan. Elyna beringsut mundur ketika melihat ada pergerakan dari Rifal. Dia takut Rifal terbangun. Namun, suaminya hanya bergerak saja. Masih terdengar dengkuran halus. Sesekali dahi Rifal mengkerut seperti banyak pikiran yang ada di kepalanya.

"Kamu kenapa, Mas?" Lagi-lagi Elyna hanya bisa berbicara pelan agar tidak membangunkan suaminya yang nampak kelelahan. Bukan saja lelah fisik, tapi lelah pikiran juga.

"Key, Keysha."

Tubuh Elyna membeku ketika suaminya mengigau menyebut nama seorang wanita.

"Jangan pergi, Key. Jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintai kamu."

Tes.

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Raida

Raida

masih blm paham

2024-08-18

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

aku belum terlalu mengerti kenapa bisa Elyna menikah dengan Rifal? Aku baru baca cerita aka author, lanjuttt

2023-07-05

2

Yuliati

Yuliati

klo aq gitu sdh menyerah

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sah
2 2. Malam (Pertama)
3 3. Bolehkah ...
4 4. Misteri
5 5. Jeritan Hati
6 6. Jangan Berharap Lebih
7 7. Yang Pertama
8 8. Jahat
9 9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10 10. Florist
11 11. Semakin Sakit
12 12. Lelah
13 13. Pilih Mana?
14 14. Tanggung Jawab
15 15. Mencari
16 16. Berubah
17 17. Marah
18 18. Nurut
19 19. Terkesima
20 20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21 Pengumuman.
22 21. Lapor RT
23 22. Perasaan Apa Ini?
24 23. Aku Elyna
25 24. Maafkan Saya
26 25. Menjadi Teman
27 26. Merasa Tersaingi
28 27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29 Pengumuman
30 28. Mall
31 29. Menghadiri Acara
32 30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33 31. Murahan
34 Karya Baru Telah Terbit
35 32. Belajar Mencintaimu
36 33. Pagi Ceria
37 34. Pilih Siapa?
38 35. Patah Tak Berbentuk
39 36. Maaf
40 37. Ingin Mendengar
41 38. Nasihat Papih
42 39. Demam
43 40. Ketar-ketir
44 41. Diperiksa
45 42. Hal Penting
46 43. Bicara Berdua
47 44. Mencekam
48 45. Akankah Terjadi?
49 46. Gak Enak
50 47. Berhak Bahagia
51 48. Terpana
52 49. Pesan Papih
53 50. Bismillah
54 52. Telepon (Abi)
55 53. Percaya
56 54. Bimbang
57 55. Surprise
58 56. Mendadak Diam
59 57. Tentengan
60 58. Berkumpul
61 59. Berserah
62 60. Bicara Jujur
63 Beda Kisah (part 1)
64 Beda Kisah (part 2)
65 Beda Kisah (part 3)
66 Beda Kisah (part 4)
67 Beda Kisah (part 5)
68 Beda Kisah (part 6)
69 Beda Kisah (part7 7)
70 Beda Kisah (part 8)
71 Beda Kisah (part 8)
72 Beda Kasar (part 9)
73 Beda Kisah (part 10)
74 Beda Kisah (part 11)
75 Beda Kisah (part 12)
76 Beda Kisah (part 13)
77 Beda Kisah (part 14)
78 Pengumuman
79 81. Pemeran Cadangan
80 Pengumuman
81 Bab 82. Saling Interospeksi
82 83. Pilihan Dari Papih
83 84. Merasa Gagal
84 85. Belum Sadar
85 Bab 86. Usapan Lembut
86 85. Penawaran
87 87. Aneh
88 88. Calon Istri
89 89. Kuburlah!
90 90. Kenapa Denganku?
91 91. Orang BODOH
92 92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93 Jangan Diskip
94 93. Aku Ingin Cerai!
95 94. Kabar Yang Terlambat
96 95. Di Luar Ekspektasi
97 96. Bodoh Akut
98 97. Keputusan
99 98. Ingin Bicara
100 Pengumuman
101 99. Tindakan Yang Terlambat
102 100. Menyelesaikan Masalah
103 101. Dikira Lelucon
104 102. Karma Instan
105 103. Konsekuensi
106 104. Berbanding Terbalik
107 105. Sorot Mata
108 106. Menggugat Cerai
109 107. Rahasia Besar
110 108. Menggugat
111 Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112 Bab 110. Maafkan Ipang
113 Bab 111. Bicara Empat Mata
114 Bab 112. Sembuh Selamanya
115 Bab 113. Banjir Air Mata
116 Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117 Bab 115. Tidak Suka
118 Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119 Bab 117. Sudah Tidak Suka
120 Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121 Pengumuman.
122 Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123 Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124 Bab 121. Keputusan Rifal
125 Bab 122. Talak
126 123. Ketuk Palu
127 Bab 124. Manusia To-lol
128 Pengumuman
129 125. Pohon Rindang
130 126. Jaara
131 127. Seperti Ayah Sungguhan
132 128. Bundanya Jaara
133 129. Pria Baik
134 130. Saling Pandang
135 131. Pengobat Luka
136 132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137 133. Sikap Yang Masih Sama
138 134. Pembohong
139 Judul Baru
140 135. Rencana Tuhan
141 136. Ingin Bicara
142 Judul Baru Lagi
143 137. Restu Yang Paling Penting
144 138. Dalang Dari Semua
145 139. Seperti Keluarga Sungguhan
146 140. Kartu Debit
147 141. Sangat Berubah
148 142. Restu Tersulit
149 143. Senyum Yang Mulai Pudar
150 144. Semakin Menurun
151 145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152 146. Sadar Diri
153 147. Apa Itu Sulit?
154 148. Tak Terbendung
155 149. Obat Dari Sakitku
156 150. Ditinggal Kawin Lagi
157 151. Air Mata Kebahagiaan
158 152. Perih, Tapi Nikmat
159 153. Sudah Halal
160 154. Kenang
161 155. Keajaiban
162 156. Permintaan Jaara
163 Pengumuman
164 157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165 158. Kembali Ke Jakarta
166 Aku Kembali
167 159. Ingin kembali
168 160. Positif
169 161. Kembali Ke Panti
170 PENGUMUMAN
171 162. Merasa Semakin Menjauh
172 Mas Kulkas
173 163. Peluk Aku
174 164. Untuk Terakhir
175 165. Masih Terpukul
176 166. Mimpi Berturut-turut
177 167. Memeluk Aleesa
178 168. Terharu
179 169. Rona Bahagia
180 170. Peluk Erat
181 Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Sah
2
2. Malam (Pertama)
3
3. Bolehkah ...
4
4. Misteri
5
5. Jeritan Hati
6
6. Jangan Berharap Lebih
7
7. Yang Pertama
8
8. Jahat
9
9. Lihatlah Aku, Suamiku!
10
10. Florist
11
11. Semakin Sakit
12
12. Lelah
13
13. Pilih Mana?
14
14. Tanggung Jawab
15
15. Mencari
16
16. Berubah
17
17. Marah
18
18. Nurut
19
19. Terkesima
20
20. Kamu Istriku, Kamu Milikku.
21
Pengumuman.
22
21. Lapor RT
23
22. Perasaan Apa Ini?
24
23. Aku Elyna
25
24. Maafkan Saya
26
25. Menjadi Teman
27
26. Merasa Tersaingi
28
27. Bahagia Yang Tak Bisa Diutarakan
29
Pengumuman
30
28. Mall
31
29. Menghadiri Acara
32
30. Tersenyum (Penuh Kemenangan)
33
31. Murahan
34
Karya Baru Telah Terbit
35
32. Belajar Mencintaimu
36
33. Pagi Ceria
37
34. Pilih Siapa?
38
35. Patah Tak Berbentuk
39
36. Maaf
40
37. Ingin Mendengar
41
38. Nasihat Papih
42
39. Demam
43
40. Ketar-ketir
44
41. Diperiksa
45
42. Hal Penting
46
43. Bicara Berdua
47
44. Mencekam
48
45. Akankah Terjadi?
49
46. Gak Enak
50
47. Berhak Bahagia
51
48. Terpana
52
49. Pesan Papih
53
50. Bismillah
54
52. Telepon (Abi)
55
53. Percaya
56
54. Bimbang
57
55. Surprise
58
56. Mendadak Diam
59
57. Tentengan
60
58. Berkumpul
61
59. Berserah
62
60. Bicara Jujur
63
Beda Kisah (part 1)
64
Beda Kisah (part 2)
65
Beda Kisah (part 3)
66
Beda Kisah (part 4)
67
Beda Kisah (part 5)
68
Beda Kisah (part 6)
69
Beda Kisah (part7 7)
70
Beda Kisah (part 8)
71
Beda Kisah (part 8)
72
Beda Kasar (part 9)
73
Beda Kisah (part 10)
74
Beda Kisah (part 11)
75
Beda Kisah (part 12)
76
Beda Kisah (part 13)
77
Beda Kisah (part 14)
78
Pengumuman
79
81. Pemeran Cadangan
80
Pengumuman
81
Bab 82. Saling Interospeksi
82
83. Pilihan Dari Papih
83
84. Merasa Gagal
84
85. Belum Sadar
85
Bab 86. Usapan Lembut
86
85. Penawaran
87
87. Aneh
88
88. Calon Istri
89
89. Kuburlah!
90
90. Kenapa Denganku?
91
91. Orang BODOH
92
92. Lelah Dan Ingin Menyerah
93
Jangan Diskip
94
93. Aku Ingin Cerai!
95
94. Kabar Yang Terlambat
96
95. Di Luar Ekspektasi
97
96. Bodoh Akut
98
97. Keputusan
99
98. Ingin Bicara
100
Pengumuman
101
99. Tindakan Yang Terlambat
102
100. Menyelesaikan Masalah
103
101. Dikira Lelucon
104
102. Karma Instan
105
103. Konsekuensi
106
104. Berbanding Terbalik
107
105. Sorot Mata
108
106. Menggugat Cerai
109
107. Rahasia Besar
110
108. Menggugat
111
Bab 109. Bersembunyi Di Balik Nama
112
Bab 110. Maafkan Ipang
113
Bab 111. Bicara Empat Mata
114
Bab 112. Sembuh Selamanya
115
Bab 113. Banjir Air Mata
116
Bab 114. Marasa Tidak Nyaman
117
Bab 115. Tidak Suka
118
Bab 116. Kakak Yang Melindungi Adiknya
119
Bab 117. Sudah Tidak Suka
120
Bab 118. Sudah Tidak Ada Yang Melarang
121
Pengumuman.
122
Bab 119. Belum Waktunya Menemukan Kebahagiaan
123
Bab 120. Lirih Tak Membuat Luluh
124
Bab 121. Keputusan Rifal
125
Bab 122. Talak
126
123. Ketuk Palu
127
Bab 124. Manusia To-lol
128
Pengumuman
129
125. Pohon Rindang
130
126. Jaara
131
127. Seperti Ayah Sungguhan
132
128. Bundanya Jaara
133
129. Pria Baik
134
130. Saling Pandang
135
131. Pengobat Luka
136
132. Pengobatan Yang Dipindahkan
137
133. Sikap Yang Masih Sama
138
134. Pembohong
139
Judul Baru
140
135. Rencana Tuhan
141
136. Ingin Bicara
142
Judul Baru Lagi
143
137. Restu Yang Paling Penting
144
138. Dalang Dari Semua
145
139. Seperti Keluarga Sungguhan
146
140. Kartu Debit
147
141. Sangat Berubah
148
142. Restu Tersulit
149
143. Senyum Yang Mulai Pudar
150
144. Semakin Menurun
151
145. Memberikan Pelajaran Yang Berharga
152
146. Sadar Diri
153
147. Apa Itu Sulit?
154
148. Tak Terbendung
155
149. Obat Dari Sakitku
156
150. Ditinggal Kawin Lagi
157
151. Air Mata Kebahagiaan
158
152. Perih, Tapi Nikmat
159
153. Sudah Halal
160
154. Kenang
161
155. Keajaiban
162
156. Permintaan Jaara
163
Pengumuman
164
157. (Belum Ingin) Membagi Kasih Sayang
165
158. Kembali Ke Jakarta
166
Aku Kembali
167
159. Ingin kembali
168
160. Positif
169
161. Kembali Ke Panti
170
PENGUMUMAN
171
162. Merasa Semakin Menjauh
172
Mas Kulkas
173
163. Peluk Aku
174
164. Untuk Terakhir
175
165. Masih Terpukul
176
166. Mimpi Berturut-turut
177
167. Memeluk Aleesa
178
168. Terharu
179
169. Rona Bahagia
180
170. Peluk Erat
181
Spin of Lihatlah Aku, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!