Veto masih saja menumpang nginap tempat Tari. Bahkan dia tidak banyak tanya tentang apapun. Hal itu lah yang membuat Tari bingung.
Tari tidak banyak tanya pada laki-laki yang hampir saja menabraknya. Tari pun masuk ke kamar tamu dan berkata pada Veto :
"Hey, siapapun namamu?, jika nanti ada yang mengetok pintu jangan kamu buka yaa pintunya, aku ada dua kunci dan di sana ada pakaian serta makanan yang sudah aku sediakan, jadi aku pergi sebentar yaa, cukup lama 3 jam lah karena mau ke kampus," ucap Tari mengatakan.
Veto menulis di atas kertas "jika nanti kamu keluar, bisa kah belikan aku nomor baru," ucap Veto dalam surat tersebut.
Tari mengacungkan jari nya dengan tanda oke agar Veto paham yang di maksudnya.
Tari pun berpamitan dengan Veto. Tari kan pergi dengan menghubungi ojol agar bisa sampai ke kampus dengan cepat. Tari sebenarnya mahasiswa yang kedua orangtuanya mampu hanya saja dia terbiasa hemat, alasannya hidup mandiri adalah agar tidak selalu bergantung dengan kemewahan hanya saja hidupnya di bantu biaya kontrakan selama satu tahun oleh keluarganya agar Tari tidak sulit memikirkan biaya tersebut.
Tari pun sampai di kampusnya dengan selamat. Tari masih berkutat dengan perkuliahan namun dia terpikir tentang Veto yang berada di kontrakannya. Kontrakan Tari sederhana namun fasilitas semuanya tercukupi bahkan memiliki taman dan tempat bersantai.
Veto hanya meratapi semua sikap dengan Kyira, bahkan dia selalu menyebut Kyira pacar yang paling di sayang kini hanya tinggal mantan saja.
"Wajar jika Kyira ingin putus dengan ku, dua wanita sekaligus mendekatiku dan aku mau saja di buai oleh keduanya," gumam Veto meneteskan air mata.
Veto pun masih merenungkan nasibnya dan perubahan sikap Kyira terakhir kali mereka bertemu. Veto masih berkutat pada pikiran negatif bahwa dirinya sungguh jahat terhadap Kyira.
...*****...
Kyira mengangkat telponnya.
📞"Hello Kyira, gue mau bicara sama loe di taman sekolah sekarang," ucap Leta mengatakan.
📞"Okey," ucap Kyira menjawab singkat dan padat.
Kyira dan Leta pun berbicara di taman sekolah.
"Hey, loe Kyira jangan mentang loe pacar resmi nya Veto jadi berusaha menyimpan dia, sudaj dua hari Veto tidak ada kabar bahkan orangtuanya saja tidak tahu, hanya tahu kalau Veto di sebuah tempat dan ingin menyendiri, sebenarnya apa yang loe katakan dengan dia sehingga dia menghilang 2 hari ini," ucap Leta mendengus kesal.
"Dengerin gue yaa Leta, satu, yang mengambil pacar gue itu loe Leta, dua gue sudah putus dengan Veto jadi tidak ada urusan apapun gue dengannya, jadi loe sebagai pacar simpanannya justru loe yang harus nyari dia, kenapa nanya gue? cari sana Veto jangan bertanya apapun tentang Veto dengan gue,okey," ucap Kyira dengan wajah marah.
"Loe berani dengan gue," ucap Leta ingin memukul Kyira.
Kyira hanya menyeringai saja dengan tingkah Leta.
"Maaf Veto, gue memang tidak membenci elo, tapi gue benci dengan kebohongan elo," gumam Kyira dalam hati.
Saat mereka bertengkar guru datang sehingga keduanya tidak melanjutkan debatnya. Leta pun kembali ke kelas nya. Leta pun memberi isyarat akan mengetahui secepatnya keberadaan Veto dan tak akan menyerahkan Veto kepadanya.
Kyira tidak ambil pusing dengan tingkah Leta, lagian dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Veto sejak dia yang memutuskan Veto kemarin.
...*****...
Karena perkuliahan kelar lebih cepat, Tari pun pulang. Namun...
"Tar, loe ada waktu nggak nanti malam gue mau ngajak makan malam," ujar Marvin bertanya pada Tari yang memang sengaja mendekati Tari.
"Sorry Marvin banyak tugas yang gue harus kerjakan jadi tidak memiliki waktu untuk bersantai," ujar Tari melambaikan tangan sambil pergi meninggalkan Marvin.
Marvin hanya terdiam dengan sikap Tari. Tari memang selama ini hanya berfokus pada perkuliahan saja, dia jarang pergi ke suatu tempat atau hanya sekedar kumpul dengan teman-temannya.
Marvin adalah laki-laki yang sudah sejak lama mencintai Tari, namun Tari banyak alasan untuk selalu jalan dengannya. Tari sosok wanita yang berbeda dengan yang lainnya sehingga beberapa teman lelakinya banyak ingin dekat dengannya.
Tari pun ke counter dekat kampus untuk membelikan kartu baru buat Veto.
"Ehm nama thu cowok saja aku tidak tahu, kok bisa-bisa nya aku membantunya," ujar Tari kebingungan dengan sikapnya.
Tari pun membelikan kartu yang diminta Oleh Veto. Tari merasa kasihan dengan Veto yang belum mau berbicara selama 2 hari ini.
...***...
Kyira pun menemui Albert dan dia pun memeluknya, karena dia hanya bisa bertemu Albert di apartemennya sebab dia takut akan di datangi Veto.
"Kyira, kamu kenapa nangis gitu?"ucap Albert bingung.
Kyira hanya diam ketika Albert terus saja bicara dengannya, malah tangisan nggak selesai dari pelukan berdiri hingga Albert mengajaknya duduk.
"Kyira, jawab dong sudah satu jam kamu begini,"ujar Albert khawatir.
"Please Albert kamu diam dulu, jangan banyak bicara, aku hanya ingin memelukmu saja, jangan pikirin apa-apa?"ucap Kyira menyuruh Albert berhenti bicara.
Kyira pun melanjutkan tangisannya meskipun kali ini tidak bersuara. Karena masih banyak yang akan dikerjakan oleh Albert, dia pun hanya bisa mengerjakan semampunya. Dan menghubungi anak buahnya melalui panggilan.
Albert pun berbicara dengan menggunakan kode yang hanya dipahami olehnya dan anak buahnya. Karena hal itu berkaitan dengan perusahaan jadi bagi mereka sudah biasa menggunakan kode isyarat melalui panggilan karena takutnya akan ada peretas.
Kyira pun hanya mengamati pembicaraan Albert, hingga dia kepo pada pekerjaan Albert.
"Albert, aku mau duduk ke sofa, asal kamu ceritakan pekerjaan kamu apa?" ucap Kyira mulai reda dengan sedihnya.
"Oke, saya akan katakan pekerjaanku padamu, tapi kamu tenangkan diri kamu dulu dong," ucap Albert mengajak Kyira menenangkan dirinya dengan menarik nafas panjang. Kyira pun mengikuti Albert.
Albert pun memberi tahu pekerjaannya pada Kyira, meskipun Kyira tidak memahaminya.
"Ehm, aku nggak paham Albert yang kamu bilang, pekerjaan nya sepertinya ribet ya" ucap Kyira mulai berpikir.
"Heheh, yang perlu kamu pahami sekarang adalah bagaimana buat hari-harimu bahagia ke depannya." ucap Albert.
"Albert, terima kasih yaa aku sudah tidak frustasi lagi dan mendapat inspirasi atas ceritamu hari ini," ucap Kyira tersenyum pada sahabatnya.
Kyira pun berpamitan dengan Albert, untuk pulang ke rumah dan beraktifitas seperti biasa. Albert senang melihat Kyira kembali bahagia.
Albert pun melambaikan tangan ke Kyira yang hilang dan tidak tampak lagi punggungnya. Kyira pun kembali bahagia setelah lega bercerita dengan Albert, begitupun dengan Albert bahagia jika melihat senyuman Kyira. Karena kebahagiaan Kyira, kebahagiaan juga bagi Albert.
🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Flo-She
ciyeeee
2023-02-19
3