Bab 20 | Nyawa Kita Sudah Di Ujung Tanduk

"Astaga anak itu!! " Fera berkacak pinggang seraya mendekat ke arah Aleski yang hanya bisa menyengir.

"Kenapa kau konyol sekali? " tanya Fera yang merasa heran dengan apa yang di lakukan Aleski.

"Maaf, tadi aku di kejar jadi aku bersembunyi dan sekali lagi aku minta maaf ya kak..." Aleski berhenti berucap sebab ja tidak tau siapa nama perempuan di depanya itu.

Sementara Fera menghembuskan nafasnya dengan kasar rasa-rasanya ia harus sabar sekarang.

"Namaku Janifera Meylieza panggil saja Fera, " ujar Fera dengan penuh penekanan.

"Oh iya kak Fera, " ucap Aleski dengan canggung sebab baru pertama kalinya dia mengenal orang luar karena selama ini dirinya hanya mengenal orang yang ada di rumah saja.

"Hm, " Fera hanya berdehem saja lalu menarik tangan Aleski untuk kembali ke tempat Alan.

Di sepanjang jalan terdengar suara banyak hewan di hutan itu apalagi ini malam hari bahkan ada suara yang sampai membuat Aleski kaget sekaligus ketakutan hingga mendekat ke arah Fera menggenggam tanganya dengan erat bahkan Fera sampai merasa risih sebab baru pertama kalinya ada orang yang berani berbuat seperti Aleski saat ini.

"Dasar kau itu memang penakut, " ucap Fera dengan terus mencoba melepas genggaman tangan Aleski namun bukanya terlepas malah semakin erat.

"Biarkan seperti ini saja kak Fera, jujur aku sangat takut dan asal kak Fera tau hidupku selama ini selalu di penuhi dengan rasa takut ba.. " belum selesai Aleski melanjutkan acara curhatnya mulutnya sudah di bekap oleh Fera.

"Sudahlah kau tidak usah curhat, lagi pula kita itu sama tapi aku tak akan menceritakan kepada siapapun karena aku rasa itu tidak perlu. " ucap Fera yang tanpa sengaja mengingat masa kecilnya yang sangatlah miris sampai ia harus kehilangan banyak orang yang ia sayang.

"Kenapa kak Fera tidak mau menceritakan? bukankah dengan bercerita akan membuat kita lebih baik? " tanya Aleski yang merasa heran dengan penjelasan Fera.

"Kenapa kau sekarang menjadi cerewet sekali? kemaren saja kau tidak se-menyebalkan seperti ini." Fera mulai kesal karena memang dirinya tidak suka dengan orang yang cerewet.

"Kar.. " lagi dan lagi ucapan Aleski harus berhenti sebab Fera kembali membekap mulutnya bahkan dirinya mengambil panah miliknya sedangkan Aleski yang juga merasa penasaran ikut menoleh ke sekitar karena ia dari tadi hanya fokus ke arah perempuan di sampingnya itu.

DEG!

Seketika jantungnya seperti mau copot bahkan ia langsung mengenggam tangan Fera dengan erat.

...✧༺♥༻✧...

Sedangkan di tempat lain sekumpulan orang itu masih betah saling menyerang dan untungnya kumpulan Lion's Revenge segera datang membantu bosnya itu dan akhirnya sekarang Alan lebih kuat sebab jumlahnya sampai jutaan.

"Lebih baik kita cari Fera dan Aleski, " usul Leo sembari mengisi pelurunya yang mulai berkurang itu.

"Aku duluan, " ucap Alan yang di balas anggukan oleh Leo.

Alan terus berlari mencari dua perempuan itu yang sekarang sedang dalam bahaya.

...✧༺♥༻✧...

"Nyawa kita sudah di ujung tanduk, " ucap Fera yang merasa panik sebab sekarang banyak pria berpakaian hitam yang tadi menyerang kumpulan Lion's Revenge.

"Tidak, kita tidak boleh menyerah karena aku yakin pasti kita bisa lolos dari mereka. " ucap Aleski dengan yakin namun tidak dengan Fera yang merasa ragu sebab panahnya hanya tinggal tiga saja sedangkan lawanya sangat banyak.

"Sudahlah Non Al kau tidak bisa lagi lolos karena kita tidak akan membiarkanya, "

"Non Al kau serahkan saja dirimu agar teman sok jago itu selamat, "

"Kami tidak ingin di hukum hanya karena anda, "

"Sudahlah serahkan dirimu saja, "

Mereka saling berucap meminta Aleski menyerahkan dirinya untuk di bawa kembali ke rumah penyiksaan.

Sedangkan yang di tunjuk masih berfikir di satu sisi dirinya tidak mau kembali karena itu sama saja ia menyerahkan dirinya sendiri dengan suka rela dan di sisi lain ia takut perempuan di sampingnya itu akan kena imbasnya padahal tidak ada sangkut pautnya.

Fera yang melihat Aleski kebingungan dengan segera berucap "Jangan tangkap dia, tangkap aku saja!! " ucap Fera dengan lantang sembari berjalan perlahan mendekat ke arah mereka.

"Kau itu tidak berguna nona, jadi kita tidak butuh kau karena yang kami inginkan adalah anak dari bos kami. " salah satu dari mereka berucap.

"Langkahi dulu mayatku!! " Fera kembali berteriak tampaknya ia sudah pasrah bahkan melepaskan panahnya.

Namun terlihat salah satu dari mereka yang sepertinya sudah bosan dengan drama di depanya itu hendak menarik pelatuk untuk menembak perempuan yang membuat waktu terasa berjalan sangat lambat.

Aleski yang melihat segera berlari mendekat ke arah Fera dengan memeluknya sementara Fera seketika kaget karena Aleski secara tiba-tiba memeluknya.

DORR!!

Suara tembakan terdengar yang di arahkan ke arah dua perempuan itu tanpa pikir panjang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***