Keputusan Baru

Mauren turun ke lantai bawah dan menemui seseorang yang sudah menunggunya di ruang tamu. Ternyata dia adalah Wiratama, pengacara yang Mauren sewa untuk mengurus sidang perceraiannya.

"Pak Wira."

"Selamat malam, Bu Mauren. Maaf, saya datang tanpa memberi kabar. Ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan Anda," ucap Wira sambil tersenyum.

"Hal penting apa, Pak?" Mauren bertanya sambil duduk di depan Wira.

"Sudah ada panggilan dari pengadilan. Sidang perceraian Anda dan Tuan Jeevan akan dilangsungkan lusa pagi. Saya ke sini untuk membahas itu," jawab Wira.

Mauren tersenyum senang. Rasa lelahnya hari ini telah dibayar lunas dengan kabar-kabar baik yang sangat sesuai dengan harapan.

"Mmm, Pak Wira, tiba-tiba saya berubah pikiran. Saya tidak jadi meminta jatah nafkah. Hidup Mas Jeevan sekarang sudah sulit, jadi gaji selama dua tahun akan saya berikan secara utuh. Saya hanya akan mempertahankan harta yang memang milik saya," ungkap Mauren yang lantas membuat Wira terkejut.

"Bu Mauren, Anda jangan main-main. Gaji selama dua tahun itu lebih dari tujuh ratus juta. Dengan sikap beliau yang sudah menyakiti Anda, apa itu pantas?" Wira memandang Mauren dengan tatapan tak percaya.

"Bagaimanapun juga saya pernah mencintainya dan kami juga sudah terlibat pernikahan. Saya hanya ingin menjamin hidupnya tetap bahagia meski berpisah dengan saya. Daripada saling menyimpan dendam, bukankah lebih baik saling memaafkan?"

"Iya, Anda benar. Tapi ... selain berkhianat, Tuan Jeevan juga menggelapkan uang di perusahaan Anda. Apakah Anda tidak ingin membuatnya jera? Kalau menurut saya, lebih baik lelaki seperti itu dibiarkan pergi tanpa membawa apa pun." Wira masih keberatan dengan keputusan Mauren.

"Saya sudah maklumi kesalahan itu, Pak, toh sekarang uangnya sudah ada di saya. Yah walaupun kurang dari jumlah yang seharusnya, tapi ... tidak apa-apa, saya ikhlas. Tidak kehilangan harta peninggalan Mama dan Papa, sudah lebih dari cukup bagi saya," jawab Mauren lengkap dengan senyuman lebar.

Wira mengangguk pelan dan kemudian menghela napas panjang. Dia sangat kagum dengan kepribadian Mauren yang amat bijak. Meski sebelumnya diperlakukan secara tidak adil, tetapi tidak ada dendam dalam hatinya, malah masih memikirkan kebahagiaan mantan suami.

"Anda luar biasa, Bu, saya sangat kagum," puji Wira.

"Anda berlebihan, Pak."

"Saya serius, Bu, jarang-jarang ada orang seperti Anda." Wira tersenyum. "Saya akan membantu Anda secara maksimal. Saya pastikan Tuan Jeevan tidak mendapatkan bagian lain, hanya gajinya saja," sambungnya.

"Terima kasih, Pak." Mauren tersenyum penuh arti. Apa yang tersusun di pikirannya, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Selanjutnya, Wira dan Mauren mendiskusikan perihal sidang yang akan dihadiri dua hari lagi.

Pada saat yang sama, di tempat yang berbeda. Di dalam kediaman Ezra yang tak kalah mewah dengan rumah Mauren, Elsa duduk di sofa dengan peluh yang membasah di sekujur tubuh. Selain lelah, dia juga merasakan nyeri yang mendera setiap persendian.

"Tenaga Ezra bener-bener gila!" umpat Mauren dalam hatinya.

Kendati hanya dua kali meminta jatah, tetapi durasinya melebihi batas normal. Bahkan, jika dibandingkan Jeevan, Ezra hampir tiga kali lipatnya. Tak heran sekarang Elsa lemas dan tak bertenaga.

"Sayang, kok belum mandi?" tanya Ezra yang kala itu baru masuk ke kamar. Dia membawa nampan yang berisi makanan dan minuman.

"Nggak mau, aku mau tidur aja." Elsa menjawab sambil memejam.

Persetan dengan mandi dan makan, saat ini yang ia butuhkan hanya istirahat. Bahkan, Elsa tak peduli meski tubuhnya hanya ditutupi selimut tipis.

"Kamu capek, ya?" Ezra duduk di sebelah Elsa dan merapikan rambutnya yang berantakan di sekitar wajah.

"Menurutmu?" jawab Elsa tanpa membuka mata.

"Sorry," bisik Ezra. "Diam-diam aku kangen dengan kebersamaan kita dulu, jadi ... ya gitu."

"Maksudmu?" Elsa menoleh dan menatap Ezra yang berada di tepat di sebelahnya.

"Lupakan." Ezra tersenyum. "Aku bantu ke ranjang ya. Nggak apa meski nggak mandi, tapi kamu harus makan. Aku suapi," sambungnya.

Sebelum Elsa menjawab, Ezra sudah mengangkat tubuhnya dan dengan lembut membantunya duduk di ranjang. Elsa sempat tersipu. Sikap manis Ezra mengingatkannya pada kisah lalu, ketika mereka menjadi sepasang kekasih.

"Kamu mau yang mana?" Ezra bertanya sambil meletakkan nampan di atas meja ranjang.

"Apa aja," jawab Elsa. Tatapannya tidak tertuju pada menu yang ada, melainkan pada wajah yang tampak rupawan.

"Kalau dia terus bersikap manis begini, kayaknya nggak masalah meski minta tambah waktu. Bukan berkhianat, hanya mencari uang tambahan. Nanti hasilnya untuk modal nikahan sama Mas Jeevan," batin Elsa di sela-sela kunyahannya.

_______________

Keesokan harinya, Mauren bekerja seperti biasa. Namun, ada agenda lain yang akan ia lakukan pada jam makan siang ini, yaitu menemui Jeevan.

Berkat bantuan anak buahnya, Mauren berhasil mendapat alamat kontrakan dan juga tempat kerja Jeevan. Mauren berniat menemuinya di binatu.

"Siska!" panggil Mauren kepada sekretaris barunya. Sejak dua hari yang lalu, Mauren menaikkan jabatan Siska.

"Iya, Bu."

"Aku akan keluar sebentar, kamu tolong tetap di sini ya. Jika ada sesuatu langsung telpon saja. Agendaku kali ini bukan formal, jadi kamu tidak usah sungkan," ujar Mauren.

"Baik, Bu." Siska mengangguk patuh.

"Untuk berkas-berkas yang membutuhkan tanda tanganku suruh menunggu, aku akan segera kembali."

"Baik, Bu."

Usai memberikan perintah dan amanat kepada Siska, Mauren bangkit dan bergegas keluar ruangan. Lantas menuju parkiran dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Setelah menempuh perjalanan selama empat puluh menit, Mauren tiba di binatu tempat Jeevan bekerja. Mauren menemui pegawai yang berjaga di depan dan menanyakan keberadaan Jeevan. Ternyata lelaki itu sedang makan di belakang.

"Mau saya panggilkan, Nona?"

"Boleh. Bilang kalau Mauren yang datang," jawab Mauren.

"Baik."

Tak lama setelah pegawai beranjak pergi, Jeevan datang dan menghampiri Mauren. Raut wajahnya sangat buruk, antara malu, kesal, benci, marah, sedih, dan perasaan lain yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata.

"Ngapain kamu ke sini?" Pertanyaan Jeevan sangat datar. Meski tidak sinis, tetapi tidak terdengar ramah.

"Ada hal penting yang pengin aku bicarakan sama kamu, Mas," jawab Mauren.

"Hal penting apa?"

"Kamu mau kita bicara di sini?" Mauren bertanya sambil menatap ke sekeliling, ada beberapa pegawai yang beraktivitas di sana.

Jeevan menghela napas panjang, lalu mengajak Mauren ke luar binatu. Kini, mereka duduk bersama di bawah pinang merah yang ada di halaman.

"Sudah ada panggilan dari pengadilan. Sidang kita besok pagi," ucap Mauren mengawali perbincangan.

"Iya." Jeevan menjawab singkat.

Detik berikutnya, hanya keheningan yang mengisi suasana. Hal itu berlangsung selama beberapa menit.

"Aku minta maaf, Mas, udah marah-marah dan kasar sama kamu. Jujur, aku sakit banget saat tahu kamu selingkuh. Kamu tahu, kan, selama ini aku sangat cinta sama kamu?" Mauren menatap wajah Jeevan sambil menampilkan raut sendu.

"Maafkan aku," bisik Jeevan.

"Nggak apa-apa, aku tahu soal hati nggak bisa dipaksa, Mas. Hanya saja aku butuh waktu untuk menerima semuanya. Semoga setelah kita cerai, kamu akan bahagia sama Elsa." Mauren tersenyum.

Jeevan masih diam. Dia bingung harus menjawab apa.

"Soal gono-gini, maaf aku memang nggak bisa. Itu harta peninggalan Papa dan Mama. Dengan akhir kita yang seperti ini, aku tidak bisa melepaskannya untukmu. Tapi, aku juga nggak akan membiarkan kamu kesulitan, Mas. Uang gajimu selama dua tahun akan kubayar utuh. Aku nggak lagi minta nafkah," terang Mauren yang lantas membuat Jeevan terperangah.

"Kamu ... kamu serius?" Jeevan menatap Mauren dalam-dalam.

"Iya, Mas. Aku serius," jawab Mauren dengan senyuman lebar. Terkesan tulus, tetapi sebenarnya___.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

curiga gue dg senyummu ren/Smug/

2024-03-26

1

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

soalnya udah ditagih ke mbak Elsa yg nggak bisa nyanyi let it go
😂

2024-01-28

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

apa rencanamu Maureen

2023-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!