Ancaman

Elsa Sayang : Mas, aku gagal terus. Semua kantor menolak lamaranku.

Berulang kali Jeevan membaca pesan yang dikirimkan Elsa, lantas memijit pelipis sambil berpikir keras.

"Melihat kinerja kami di kantor lama, harusnya nggak sulit mencari kerjaan baru. Tapi, kenapa sesusah ini. Apa jangan-jangan ... ini ulah Mauren?" batin Jeevan.

Karena telanjur kesal, Jeevan langsung menghubungi nomor Mauren. Tanpa memikirkan harga diri, dia akan meminta Mauren untuk membatalkan tindakan apa pun yang berdampak pada dirinya dan Elsa.

Panggilan pertama masih tak ada jawaban, tetapi di panggilan kedua sambungan telepon langsung terhubung. Suara merdu Mauren menyapa ramah sebelum Jeevan membuka suara.

"Mas Jeevan," panggil Mauren karena Jeevan tak jua menyahut.

"Mauren." Jeevan menjawab singkat.

"Ada apa, Mas?" tanya Mauren. "Kalau mau tanya tentang pengajuan cerai, data-datanya udah masuk, tapi belum diproses. Mungkin satu atau dua minggu lagi."

"Apa yang kamu lakukan?" Jeevan bertanya tanpa memedulikan ucapan Mauren.

"Apa memangnya? Kamu udah setuju, kan, kalau kita cerai?"

"Apa yang kamu lakukan padaku dan Elsa? Kami melamar kerja ke sana kemari, tapi nggak ada satu pun yang menerima. Pasti gara-gara kamu, kan? Keterlaluan kamu, Ren!" tuduh Jeevan dengan intonasi tinggi.

"Loh, kamu apa-apaan sih, Mas? Jangan nuduh sembarangan dong! Kamu pikir aku punya banyak waktu untuk ngurusin hal yang nggak penting. Asal kamu tahu ya, Mas, aku 'tuh sibuk banget di kantor. Kamu lupa kalau keuangan perusahaan kacau gara-gara kamu." Mauren mulai emosi.

"Kacau apa? Uangnya hanya kusimpan di rekening dan sekarang___"

"Kamu mau bilang rekeningnya udah kuambil, kan? Iya, memang benar. Tapi, jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah uang yang masuk dari kantor. Bisa kamu jelaskan yang lain ke mana, Mas? Sedikit pun aku nggak pernah kamu nafkahi loh, tapi uangmu raib gitu aja. Enak ya foya-foya sendiri, sedangkan kebutuhan rumah apa kata istri. Laki-laki macam apa kamu, Mas?" pungkas Mauren. Omelannya panjang lebar dan berhasil membungkam Jeevan.

Tanpa menyahut atau sekadar menggumam, Jeevan langsung memutus sambungan telepon. Dia membuang napas kasar dan mencengkeram ponselnya dengan erat. Dia kesal dan ingin marah, tetapi tidak tahu harus ke mana melampiaskannya.

"Ahhh!" geram Jeevan seraya mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Sementara di tempat lain, Mauren menatap ponselnya sambil tersenyum miring. Kedua alisnya terangkat saat membayangkan kesulitan Elsa dan Jeevan saat ini.

"Kalian terlalu memuja cinta, sampai lupa kalau uang yang lebih berkuasa. Memangnya siapa kalian, beraninya mengkhianatiku. Elsa, Mas Jeevan, ini baru permulaan, sebentar lagi ... aku akan membuat kalian makin hancur," batin Mauren.

Dia merasa puas karena usahanya tidak sia-sia. Dengan uang, Mauren berhasil meyakinkan beberapa pihak bahwa Jeevan dan Elsa tidak layak dijadikan karyawan.

"Selama masih tinggal di kota ini, aku pastikan kalian tidak bisa kerja kantoran. Nama kalian sudah masuk black list dan itu sangat sulit."

_______________

Pagi-pagi sekali Elsa sudah rapi dalam setelan formal. Dia duduk di sudut dapur sambil mengolesi roti tawar dengan selai cokelat.

"Mas Jeevan udah deal kerja jadi kurir di binatu, kayaknya ... aku juga harus kerja yang begitu deh. Susah banget soalnya ngelamar di kantoran. Daripada nganggur, bisa habis tabunganku," ucap Elsa seorang diri.

Sebenarnya, Elsa sudah berencana membuka usaha. Tabungan miliknya cukup untuk membangun butik kecil-kecilan. Namun, Elsa tidak akan menggunakannya sekarang. Dia akan menunggu sampai Jeevan benar-benar cerai dan mendapatkan harta gono-gini. Dengan begitu, ada tambahan dana untuk usahanya.

"Aku dan Mas Jeevan pasti bisa. Walaupun tidak sekaya Mauren, tapi kami akan sejahtera. Setelah menikah, hubungan kami pasti makin harmonis, terlebih setelah aku melahirkan keturunan Mas Jeevan. Hidup kami akan sempurna dan kupastikan Mauren akan cemburu dengan kebahagiaan itu," batin Elsa. Kesombongannya meningkat drastis hanya karena unggul dalam memikat Jeevan.

Detik berikutnya, Elsa terus mengulum senyum. Pikirannya dipenuhi dengan bayang-bayang indah pasca menikah, yang sebenarnya belum tentu terjadi. Pasalnya, banyak hal kelam yang Elsa lewatkan, yang tidak ia ketahui kapan akan menikam. Elsa terlalu percaya diri dan merendahkan kemampuan orang lain, tanpa sadar hal itu malah menjadi bumerang untuk diri sendiri.

Ketika Elsa masih sibuk menikmati roti dan secangkir teh hangat, tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Elsa beranjak dengan kening yang mengernyit.

"Nggak biasanya ada tamu sepagi ini, apakah Mas Jeevan? Tapi, hari ini dia mulai kerja, masa masih sempat datang ke sini?" Elsa bicara sendiri sembari melangkah menuju ruang tamu.

Setibanya di sana, Elsa bergegas membuka pintu dan pandangannya langsung terpaku pada wanita anggun nan memesona. Wanita yang beberapa waktu lalu menyandang predikat sahabat—Mauren. Dalam balutan kemeja dan rok span, juga rambut yang diikat sebagian, kecantikan Mauren pagi ini nyaris tak ada duanya.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Elsa dengan sinis.

"Suruh masuk dulu dong, masa tamu dibiarkan berdiri di depan pintu," jawab Mauren dengan senyuman lebar.

Elsa tak menyahut, sekadar membuka pintu lebih lebar dan kemudian duduk di kursi ruang tamu. Mauren pun mengikutinya.

"Apa kabar, El? Udah seminggu kita nggak ketemu."

Lagi-lagi Elsa tak menjawab dan kali ini hanya memutar bola dengan jengah.

"Tidak usah basa-basi, katakan saja apa tujuanmu ke sini!" kata Elsa beberapa saat kemudian.

"Kenapa buru-buru, bukannya kamu punya banyak waktu?" Mauren menatap Elsa sekilas, kemudian kembali fokus dengan satu barang yang disimpan dalam tas selempang.

"Kamu salah. Aku sangat sibuk dan tidak bisa meladenimu jika tak ada hal penting." Elsa menyahut cepat.

Mauren tertawa renyah, "Baiklah. Karena kamu yang minta cepat, jadi aku nggak sungkan lagi untuk mengutarakan tujuanku."

"Cepat!"

Mauren tersenyum penuh kemenangan. Kemudian, dengan gerakan anggun tangannya terulur dan menyerahkan lampiran yang dilipat rapi.

"Selama bekerja di Victory kamu sangat cerdik, bahkan berhasil mengantongi uang dengan jumlah yang fantastis. Wow, sangat mengagumkan, El." Mauren menjeda kalimatnya dan menatap tangan Elsa yang gemetaran ketika membuka lipatan kertas.

"Karena sekarang kita bukan lagi sahabat, jadi sorry, mulai detik ini aku akan perhitungan, El," sambung Mauren.

"Ini apa?" tanya Elsa dengan perasaan yang tak menentu, antara gelisah dan juga takut. Bahkan saking takutnya, Elsa sampai tak berani membaca isi kertas itu.

"Itu adalah bukti korupsi kamu selama bekerja di Victory. Aku ke sini untuk meminta uang yang sudah kamu curi," jawab Mauren dengan santainya.

Elsa tersentak, matanya membelalak dan mulutnya pun tampak menganga. Dia tak menyangka Mauren akan mengetahui tindakan liciknya.

Setelah hatinya mulai tenang, Elsa kembali menatap selembar kertas yang sedari tadi digenggam. Lantas, keterkejutannya makin menjadi saat membaca nominal yang tertera di sana.

"Aku memberimu waktu satu minggu. Jika sampai jatuh tempo kamu belum membayar minimal separuh, maka ... masalah ini akan kubawa ke ranah hukum. Kamu ... siap-siap saja menua di penjara," ucap Mauren dengan nada datar dan dingin.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

good harus tegas mauren jangan lemah

2024-03-31

1

Marissa

Marissa

jadi gak suka lihat jalan cerita nya, pemeran utamanya jadi antagonis 😣😣

2024-01-23

1

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

mauren btl² berkelas, cinta tp g bego apa lg sampai ngemis² minta spy g d tggal, ini br btl, kalo ngemis² padti hbs semua harta bpknya d sikat sm duami g tw diri jg sahabat g sadar diri🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️🤦🏾‍♀️

2024-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!