Tawaran Poligami

Mauren meringis sakit karena cengkeraman Jeevan makin lama makin menguat. Namun, dia tetap. bersikeras membela diri. Menurutnya, Jeevan-lah yang paling salah dalam perselingkuhan itu.

"Sebelum kita menikah, kamu sudah tahu apa impianku. Aku hanya minta sedikit waktu untuk mengejar itu, tapi kamu tidak sabaran. Padahal, dulu kamu selalu berjanji untuk selalu mendukung karierku," ucap Mauren. Kali ini, suaranya tidak setinggi tadi.

"Aku sudah mengerti kamu dan mendukung kariermu, tapi sampai dua tahun menikah kamu belum juga mau punya anak. Sampai kapan aku harus menunggu? Kamu mengabaikan aku, Mauren!" Suara Jeevan tetap berintonasi tinggi.

"Abai seperti apa yang kamu maksud, Mas? Di sela-sela kesibukan, aku masih menyempatkan diri melayani kamu. Keuangan kita, sumbernya juga dari Victory. Bahkan, tak jarang aku juga mengisi rekeningmu dengan gajiku sebagai model. Apa seperti itu yang kamu anggap abai?" Mauren bicara tegas.

"Selalu harta yang kamu ungkit. Kamu___"

"Terserah kamu, Mas. Jika menurutmu yang salah memang aku, oke. Aku nggak akan kasih penjelasan apa pun lagi. Kita cerai," pungkas Mauren.

Jeevan terpaku mendengar ucapan istrinya, sampai-sampai tak sadar jika genggamannya dilepaskan dan Mauren melangkah menjauh.

Mauren duduk di sofa sambil menunduk. Dia menyembunyikan tangis yang tak bisa dibendung lagi. Melihat istrinya menangis, hati Jeevan perlahan melunak. Jauh di lubuk hatinya, rasa cinta untuk Mauren masih tersemat rapi, meski sekarang sudah terbagi.

Dengan langkah pelan, Jeevan mendekati Mauren. Memeluknya dengan erat sembari mengusap lembut lengannya yang mulus.

"Maafkan aku, Sayang," bisik Jeevan.

"Kamu tahu dia sahabatku, Mas. Hubungan kami sangat dekat, bahkan seperti saudara. Kenapa kamu selingkuh dengannya?" ucap Mauren di sela-sela tangisnya.

"Maafkan aku, Sayang. Aku mengaku salah, sudah melukaimu sedalam ini. Maafkan aku." Jeevan terus mengucap kata maaf. Namun, entah tulus entah tidak, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Setelah cukup lama larut dalam tangis, Mauren mengurai pelukan dan menatap suaminya dengan lekat.

"Mas!" panggil Mauren.

"Iya, Sayang. Jangan menangis lagi, ya. Maafin aku udah menyakiti kamu." Jeevan menjawab sambil mengusap air mata Mauren dengan kedua jemari.

"Aku bisa maafin kamu, Mas. Tapi, dengan satu syarat," ujar Mauren.

Meski dalam hati menahan sakit dan kecewa, tetapi tak dipungkiri rasa cinta untuk Jeevan masih jelas ada. Mauren akan berusaha memaafkan dan menganggap semua itu sekadar kekhilafan, asalkan Jeevan bersedia memenuhi syarat yang ia ajukan.

"Syarat apa, Sayang?" Jeevan mulai waswas.

"Tinggalkan Elsa!"

Jeevan langsung menegakkan duduknya ketika mendengar jawaban Mauren. Lantas, dia mengusap wajahnya dengan kasar. Syarat yang diajukan Mauren bukan hanya sulit, melainkan hampir mustahil untuk dilakukan. Dia sangat mencintai Elsa, mana bisa meninggalkannya begitu saja.

"Kamu bersedia kan, Mas?" tanya Mauren setelah cukup lama Jeevan terdiam.

Jeevan menarik napas panjang, lalu membalas tatapan Mauren.

"Maaf, Sayang. Kalau syaratmu itu ... aku nggak bisa."

Tatapan Mauren yang semula sendu, kini berubah nyalang.

"Aku mencintai dia," sambung Jeevan.

Amarah Mauren kembali membuncah mendengar pengakuan Jeevan yang sangat terang-terangan.

"Lalu apa artinya kata maafmu barusan, Mas?" bentak Mauren. "Tega kamu, Mas! Benar-benar tega!"

"Sayang, aku___"

"Cukup!" Mauren bangkit dan menepis tangan Jeevan yang hendak memegangnya. "Kita cerai," sambungnya.

"Sayang, jangan begini. Aku nggak mau pernikahan kita kandas. Aku mencintai kamu." Jeevan turut bangkit dan berdiri di depan Mauren.

"Aku nggak butuh cinta yang hanya di mulut saja! Udah ya, Mas, kita cerai!" bentak Mauren.

"Sayang, jangan! Kumohon." Jeevan menatap sendu. "Aku nggak mau pisah dari kamu," sambungnya.

"Kalau begitu tinggalkan Elsa!"

"Aku juga nggak bisa," jawab Jeevan dengan kepala yang menunduk.

"Terus maumu apa, hah?" Mauren berteriak sambil mendorong tubuh Jeevan.

Jeevan terhuyung dan hampir terjatuh. Namun, dia tidak marah apalagi melawan, justru menatap Mauren dengan lekat.

"Aku nggak bisa meninggalkan Elsa, tapi aku juga nggak mau pisah denganmu. Aku mencintai kalian. Aku ingin kita bertiga hidup bersama. Kamu dan dia menjadi istriku," ucap Jeevan. Ekspresi dan nada suaranya mengalir santai, seolah keinginannya bukan sesuatu yang menyakitkan.

Kali ini, tanggapan Mauren bukan hanya bentakan atau makian, melainkan dua kali tamparan keras.

"Sayang___"

"Tanpa aku, kamu bukan siapa-siapa, Mas. Berani sekali menginginkan poligami. Terus apa yang akan kamu gunakan untuk menafkahi jalangmu? Hartaku? Heh, ironis sekali," pungkas Mauren.

"Selama ini aku juga bekerja, Sayang. Tanpa aku, Victory tidak akan berkembang. Jadi, anggap saja aku kerja ke kamu. Nanti, uang gajiku yang akan kugunakan untuk menafkahi Elsa. Dengan begitu, aku nggak minta hartamu."

"Tanpa kamu, aku masih bisa mencari orang lain untuk memegang Victory. Masih banyak orang-orang kepercayaan Papa yang sanggup melakukan itu. Tapi kamu ... tanpa aku, kerjaan apa yang bisa kamu lakukan?" Mauren menatap suaminya dengan sinis.

"Kamu jangan merendahkan kemampuanku, Sayang. Meski tidak di Victory, aku juga bisa menjabat direktur di perusahaan lain. Aku___"

"Tapi, aku tidak sudi! Tidak ada kata poligami dalam hidupku, Mas. Aku tidak mau menjadikan Elsa atau wanita lain sebagai madu. Aku tidak rela berbagi burungmu yang kecil itu dengan orang lain," potong Mauren dengan berapi-api.

"Sayang, jangan dilihat dari sisi buruknya saja. Ambil juga sisi positifnya. Kalau kamu punya madu, kamu masih bisa merintis karier sampai kapan pun yang kamu mau. Aku akan selalu mendukungmu. Sementara untuk anak, aku bisa menitipkannya pada rahim lain. Nanti, kita akan bersama-sama menjadi orang tua, tanpa mengganggu keriermu," terang Jeevan dengan penuh percaya diri, seakan-akan solusi yang ditawarkan adalah hal indah.

"Kamu sudah sinting, Mas. Kamu pikir lelaki di dunia ini hanya kamu? Asal kamu tahu, Mas, di luar sana masih banyak lelaki yang jauh lebih tampan dan lebih kaya dari kamu. Mudah bagiku mendapatkan penggantimu. Jadi, untuk apa aku bertahan dengan segala kelakuan brengsekmu?"

"Kita saling cinta, Sayang."

"Yang kupunya bukan hanya cinta, Mas, tapi juga logika. Aku bukan orang bodoh yang mau diinjak-injak hanya karena cinta." Mauren berbalik dan membelakangi Jeevan. "Keluar, Mas!" sambungnya.

"Nggak, Sayang. Kita harus membicarakan ini."

"Keluar!" bentak Mauren.

"Sayang."

"Aku atau kamu yang keluar!" sahut Mauren tanpa berbalik.

"Baik, aku akan keluar. Tapi, aku tidak akan pernah menceraikan kamu, Sayang. Aku sangat mencintaimu." Usai bicara, Jeevan melangkah keluar dan meninggalkan Elsa yang masih larut dalam emosi.

Sepeninggalan Jeevan, Mauren duduk di tepi ranjang. Dia menatap datar sambil memegangi dadanya yang sesak. Jeevan, Elsa, dua orang yang sangat dipercaya ternyata menusuk dari belakang. Sungguh kejam!

"Papa sangat bangga dengan apa yang kamu cita-citakan. Tapi, akan lebih baik jika kamu juga terjun ke dunia bisnis. Kamu satu-satunya anak Papa, kelak kamu yang akan mengurus Victory."

Mauren menangis ketika mengingat nasihat almarhum ayahnya—Giorgino Alexander. Pria itu sangat mengharap peran Mauren dalam bisnisnya. Namun, Mauren terlalu mencintai fashion dan modelling. Dia jarang ikut andil dalam urusan Victory. Setelah menikah, dia malah mempercayakan perusahaan itu kepada suaminya.

"Andai aku mendengar nasihat Papa dan mau mengurus Victory, mungkin Mas Jeevan nggak akan melakukan ini," sesal Mauren.

Setelah cukup lama menangis dan menyalahkan kebodohan di masa lalu, Mauren kembali menggunakan logika. Dia menyusun rencana untuk membalas perbuatan Jeevan dan Elsa.

"Masih belum terlambat untuk melakukannya. Kalian berani bersikap kejam, maka kalian juga berhak melihat sisi kejamku." Mauren mengusap air matanya sambil tersenyum miring.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sri Watigustami

Sri Watigustami

bagus mauren..

2024-04-25

0

Ahsin

Ahsin

jempol... balas penghianat dgn kejam jgn lemah krn cinta jgn sia2kn airmata mu utk suami dan sahabat bangke

2024-01-19

4

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Maureen kamu balas dgn cara elegan, biar para penghianat merasakan yg lebih sakit darimu(Maureen)

2023-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!