Pemikiran Elsa

Sepeninggalan Jeevan dan Elsa, Mauren kembali ke ruangannya. Sesak dan sakit di dada berusaha ia tahan, sebisa mungkin tidak menjatuhkan air mata.

"Dia nggak pantas untuk kutangisi," batin Mauren.

Setelah perasaannya sedikit tenang, Mauren kembali fokus dengan berkas-berkas yang menumpuk di meja. Dia memeriksanya dengan teliti, terutama pada laporan keuangan.

Sementara di tempat lain, Jeevan dan Elsa duduk bersama di dalam taxi. Elsa terus menyandarkan kepalanya di bahu Jeevan sembari menangis dan mengadukan sikap Mauren.

"Sekarang kamu sudah aman, Sayang. Selama ada aku, Mauren nggak akan menyakiti lagi. Maafkan aku yang tadi datang terlambat," ucap Jeevan seraya mencium puncak kepala Elsa.

"Iya, Mas, nggak apa-apa."

Detik berikutnya, mereka kembali larut dalam perasaan hangat. Walaupun hubungan keduanya salah, tetapi cinta benar-benar hadir di antara mereka. Dalam diri Jeevan, Elsa menemukan cinta dan ketulusan yang tak memandang status sosial. Sementara dalam diri Elsa, Jeevan menemukan sosok yang sangat menghargai dirinya, juga sosok yang mampu melayani kebutuhan batinnya. Sebuah hal yang tak ia temukan dalam diri Mauren.

Namun, untuk saat ini Jeevan belum bisa memilih Elsa. Dia tidak ingin membawa wanita yang dicintai hidup sederhana dan penuh derita. Jeevan membutuhkan harta dan status dari Mauren untuk menopang hidup.

"Mas!" panggil Elsa beberapa saat kemudian.

"Iya, Sayang."

"Kamu nggak akan ninggalin aku kan, Mas?" tanya Elsa dengan suara lirih.

"Tentu saja nggak. Aku sangat mencintai kamu, Sayang." Jeevan menjawab sambil mengusap lembut lengan Elsa.

"Aku takut kamu lebih memilih dia, Mas. Secara, kalian sudah menikah dan semua orang tahu itu. Sementara aku___"

"Jangan bahas hal itu. Dalam waktu dekat, aku akan memberikan status yang jelas dalam hubungan kita," pungkas Jeevan.

"Maksudmu?" Elsa mendongak dan menatap wajah Jeevan.

"Aku akan menikahimu," jawab Jeevan dengan sungguh-sungguh.

Elsa terkesiap. Meski hal itu merupakan pernyataan yang ia tunggu-tunggu, tetapi tak menyangka akan secepat ini, apalagi sekarang hubungannya dengan Mauren masih buruk.

"Nggak apa-apa, kan, meski hanya istri kedua?" sambung Jeevan.

"Nggak apa-apa. Tapi, bagaimana dengan Mauren?" tanya Elsa.

"Dia pasti setuju." Jeevan tersenyum lebar.

"Tapi, Mas."

"Sudah, jangan dipikirkan. Kamu percaya saja sama aku, dia pasti setuju." Jeevan berusaha meyakinkan Elsa meski dirinya sendiri sebenarnya belum yakin.

Mengingat reaksi Mauren yang lebih memilih cerai daripada dimadu, sepertinya sulit untuk membawa Elsa dalam pernikahannya. Namun, Jeevan juga tak sanggup jika berpisah dengan Elsa. Cinta Jeevan terlalu besar untuknya.

"Jika Mauren bersikeras menolak, apa yang harus aku lakukan?" batin Jeevan kebingungan.

Tak lama kemudian, taxi yang membawa mereka sudah tiba di depan rumah Elsa. Jeevan dan Elsa bergegas turun. Namun, Jeevan terpaku sejenak ketika beradu pandang dengan sopir.

"Kenapa, Mas?" tanya Elsa.

Jeevan gelagapan, "Mmm, Sayang, bisa kamu bayar dulu nggak? Dompetku ketinggalan."

"Aku kira apa, Mas." Elsa tersenyum sambil membuka tasnya, lalu mengambil beberapa lembar uang dan menyerahkannya pada sopir.

"Ayo masuk!" ajak Elsa ketika taxi sudah pergi.

Jeevan mengangguk dan mengikuti langkah Elsa. Perasaannya benar-benar kacau, dia belum sanggup menceritakan kebenaran bahwa dirinya sudah tak memegang apa pun.

"Aku buatin kopi dulu ya, Mas," ucap Elsa.

"Iya." Jeevan mengangguk pelan.

Elsa berjalan menuju dapur dan langsung merebus air. Sembari meracik kopi dan gula, Elsa menyusun rencana liciknya.

"Jika Mauren nggak mau menerimaku, biarkan saja Mas Jeevan menceraikan dia. Harta gono-gini, apartemen, tabungan Mas Jeevan, juga tabunganku sendiri, cukuplah untuk modal kami nanti. Meski nggak seberapa jika dibandingkan dengan harta Mauren, tapi setidaknya aku dan Mas Jeevan nggak jadi gelandangan," batin Elsa.

Senyum terus mengembang di bibirnya, membayangkan betapa bahagia ketika Jeevan menjadi miliknya seorang.

Akan tetapi, Elsa tak menyadari apa yang dirasakan Jeevan saat ini. Lelaki itu sangat takut berpisah dengan istrinya karena harta yang dibayangkan Elsa belum ada di genggaman, bahkan nyaris tak bisa digenggam.

_____________

Senja hampir menyapa, tetapi Jeevan belum tiba di rumahnya. Dia masih duduk di dalam taxi yang sedang melaju di antara padatnya kendaraan. Hatinya sedikit gusar karena terlalu lama di tempat Elsa, sebuah tindakan yang pasti memancing amarah Mauren.

"Aku selalu gagal mengendalikan diri jika bersama dia," batin Jeevan.

Ingatannya kembali pada beberapa jam yang lalu, ketika dirinya saling mereguk nikmat cinta bersama Elsa. Niat semula yang sekadar mengantar dan menenangkan, ternyata berakhir dengan adegan panas, sampai-sampai lupa waktu dan terlambat pulang. Dalam hal intim, Elsa memang jauh lebih baik dari Mauren.

Jeevan juga teringat dengan malam pertamanya bersama Elsa. Saat itu dia sangat bangga karena menjadi lelaki pertamanya. Dia berjanji pada diri sendiri untuk membahagiakan Elsa selamanya. Dia rutin menyisihkan sejumlah uang dari perusahaan. Namun bodohnya, Jeevan menyimpan tabungan itu dalam kartu kredit yang sekarang sudah diambil alih oleh Mauren.

"Andai saja dulu kuinvestasikan dalam hal lain, pasti sekarang nggak sebingung ini," sesal Jeevan dalam hatinya.

Dulu dia berpikir mainnya sangat rapi, jadi Mauren tidak mungkin menyadari penyelewengannya. Namun, di luar dugaan Mauren mengetahuinya dalam waktu singkat, sebelum dia dan Elsa menyusun rencana yang matang.

"Semoga ini bisa meluluhkan hatinya." Jeevan membatin sambil menatap bolu pandan yang dia beli beberapa menit lalu.

Bolu pandan adalah salah satu makanan kesukaan Mauren. Jeevan harap, dengan sikap manisnya, Mauren akan luluh dan bersedia memaafkan.

"Untuk sementara, aku akan menuruti apa yang dia inginkan, termasuk meninggalkan Elsa. Aku akan berpura-pura patuh sampai mendapatkan kembali kepercayaannya. Setelah itu, aku alam melancarkan rencana selanjutnya," batin Jeevan.

Sekitar setengah jam kemudian, taxi berhenti di depan rumah Mauren. Jeevan melangkah turun dan memeriksa penampilannya. Setelah dipastikan bahwa tak ada yang mencurigakan, Jeevan menenteng bolu pandan dan berjalan menuju gerbang. Karena tak membawa kunci, maka Jeevan memencet bel.

Sembari menunggu ART membukakan pintu, Jeevan berulang kali menghafalkan serangkaian kalimat maaf untuk Mauren.

Tak lama kemudian, Nina datang membuka pintu gerbang. Dengan senyuman lebar dan badan yang sedikit membungkuk, Nina mempersilakan Jeevan.

"Mauren sudah pulang?" tanya Jeevan.

"Sudah, Tuan, sekitar satu jam yang lalu," jawab Nina.

"Sekarang di mana?"

"Ada di dalam, Tuan."

Jeevan menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri agar tidak panik dan gugup. Jeevan terus berjalan menyusuri halaman rumah, lantas tiba di teras dan tepat saat itu Nina meneriakinya.

"Tunggu, Tuan!"

"Ada apa?" Jeevan menoleh dan menatap Nina yang ada di belakangnya.

"Jangan masuk! Ini pesan dari Nyonya," ujar Nina.

"Apa maksudmu?" Jeevan mengernyit heran.

"Nyonya sendiri yang akan menemui Anda, sebentar saya panggilkan," jawab Nina.

"Tapi___"

"Tuan, saya hanya pelayan. Tolong jangan mempersulit saya. Saya tidak mau dipecat, ada adik dan ibu yang harus saya biayai," pungkas Nina, lagi-lagi dengan badan yang membungkuk.

"Tapi___"

"Silakan bicara sendiri dengan Nyonya, saya hanya melakukan tugas." Nina kembali memotong ucapan Jeevan. Lantas, dia bergegas masuk dan meninggalkan Jeevan yang masih terpaku.

"Ada apa ini?" batin Jeevan dengan perasaan yang makin kacau. Tatapannya nanar ketika Nina menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

jangan mudah percaya mudah tergiur akan iming iming kue bolu murah banget jangan buka hati lagi,kalau aku udah gak sudi sebab bagai kan sampah udah ku buang jauh udah gak guna juga dan selalu berhati hati waspada jangan mudah terkecoh,orang licik dan manipulase kita juga mesti pandai baca situasi dan bahasa tubuh lawan bicara

2024-03-31

1

YNa Msa

YNa Msa

Hayo d usir kali

2024-01-18

1

RynEnchanted

RynEnchanted

makan tuh bolu

2024-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!