Pilihan yang Sulit

Di antara rasa takutnya, Elsa bangkit dan melempar lembaran yang diberikan Mauren. Matanya ingin menatap tajam, tetapi kenyataannya justru memanas dan berkaca-kaca. Penjara adalah suatu tempat yang tak sanggup ia pijak. Namun, Mauren malah mendorongnya ke sana.

"Kamu jangan fitnah, Ren! Aku sama sekali nggak mengambil uangmu, apalagi uang sebanyak itu!" teriak Elsa.

Jantungnya berdetak cepat dan peluh pun mulai membasahi keningnya. Nominal yang tertera di lembaran itu adalah 600 juta, sejumlah uang yang tak pernah masuk ke rekeningnya. Meski selama ini Elsa kerap menyalahgunakan uang perusahaan, tetapi tidak sebanyak itu. Sampai sekarang, kurang lebih hanya 80 juta yang ia gelapkan.

"Apa menurutmu bukti itu nggak akurat?" Mauren bertanya santai.

Elsa mengerjap cepat sambil membuang pandangan. Tanggal transaksi dan nomor rekening yang tertera memang benar adanya. Namun, sangat salah pada nominal. Dalam setiap bulannya, Elsa hanya mengambil uang sekitar 7 juta, tetapi yang tercatat di sana sebanyak 50 juta.

"Hari ini ... Pak Sunandar sudah hengkang dari Victory, dan sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia nggak bisa mengembalikan uang yang sudah disalahgunakan, jadi ya ... mendekam di bui. Sekarang, giliran kamu, El. Mau mengembalikan atau ... tinggal di balik jeruji," sambung Mauren.

Elsa tersentak, "Kamu jangan gila, Ren! Aku nggak pernah ngelakuin itu!"

"Terserah kamu mau mengelak seperti apa, yang jelas bukti yang kubawa sudah akurat. Aku nggak maksa kamu untuk mengembalikan uangku. Aku malah baik hati dan memberimu dua pilihan. Aku benar-benar sahabat, 'kan?" Mauren bangkit sambil melipat tangan di dada. Tatapannya tak beralih dari wajah Elsa yang sudah memucat.

"Jangan lakukan itu, Ren! Aku nggak mau dipenjara," ujar Elsa.

"Kalau gitu ya kembalikan uangku. Jangan mengambil sesuatu yang bukan hakmu! Apa merebut Mas Jeevan masih belum cukup?" sindir Mauren.

"Oke, aku akan mengembalikan uangmu, tapi tidak sebanyak itu. Yang kuambil nggak genap seratus juta, kenapa kamu mintanya enam ratus juta?" kata Elsa. Selain berintonasi tinggi, kalimatnya juga diucap cepat. Elsa terlalu panik dan tanpa sadar sudah mengakui kesalahannya.

"Wow, it's amazing! Jadi ... kamu udah ngaku kalau kemarin-kemarin korupsi?"

Elsa menunduk, "Aku ngaku salah. Aku memang mengambil uang perusahaan, tapi nggak sebanyak itu. Aku berani sumpah yang kuambil nggak genap seratus juta. Kalau kamu nggak percaya, cek aja rekeningku."

"Nggak nyangka banget ya, ngaku sahabat tapi kelakuan bejat. Udah nyuri uang, ngrebut suami juga. Otak kamu beneran geser, ya?" ujar Mauren.

"Aku cuma nabung dan sekarang pun bisa kubalikin. Dan lagi jangan bilang aku merebut Mas Jeevan, dia sendiri yang datang ke aku," kilah Elsa.

"Terserah, aku bosan mendengar kilahmu. Sekarang yang kumau cuma satu, kembalikan uangku! Enam ratus juta!"

"Jangan gila, Ren, yang kuambil nggak sebanyak itu!" bentak Elsa.

"Apa bukti itu masih kurang jelas? Perlu kubawakan bukti lain atau mungkin saksi? Aku sanggup melakukannya, El." Mauren mendekat dan menilik wajah Elsa yang dibalut rasa takut.

"Ini hanya rekayasamu, 'kan?" geram Elsa dan Mauren hanya menanggapinya dengan senyuman lebar.

"Licik kamu, Ren! Kamu___"

"Memangnya kenapa kalau aku licik? Selama ini kamu juga licik, 'kan?" pungkas Mauren dengan santai.

"Brengsek kamu, Ren!"

Lagi-lagi Mauren menanggapinya dengan senyuman.

"Aku hanya akan mengembalikan sejumlah yang kuambil. Kamu jangan menindasku, Ren! Kamu tahu aku nggak sekaya dirimu," ucap Elsa beberapa saat kemudian.

"Aku sangat tahu, makanya selama ini aku sering bantu. Hanya saja, kamu malah memanfaatkan kebaikanku." Mauren memegang bahu Elsa dan berbisik di telinganya. "Rekayasa atau bukan, tapi bukti itu sangat akurat. Aku nggak main-main dengan ucapanku, bayar atau kita lanjutkan ke jalur hukum. Satu lagi, jangan coba-coba kabur karena datamu sudah lengkap. Jika itu kamu lakukan, maka hukumanmu akan lebih berat," sambungnya.

Usai berkata demikin, Mauren menjauh dan menatap puas. Sementara Elsa, masih terpaku dengan tubuh yang gemetaran. Pikirannya kosong dan tak bisa merangkai kalimat untuk membujuk Mauren. Alhasil, dia hanya bergeming ketika Mauren beranjak pergi.

Beberapa detik kemudian, langkah Mauren terhenti. Kala itu, dia sudah berdiri di ambang pintu. Dengan senyuman yang terus mengembang, Mauren menoleh dan menatap Elsa.

"Makanya sadar diri, jangan bertingkah dan mengusik orang yang ber-uang. Masih baik aku dulu mau berteman denganmu dan membantumu. Sekarang, salahkan dirimu sendiri dan nikmati balasan dariku," ujar Mauren. Lantas, dia kembali melanjutkan langkah dan masuk ke mobil.

"Selama ini kamu sering menikmati uang dari Mas Jeevan, 'kan? Jadi, jangan berlagak menderita kalau aku meminta lebih. Anggap saja sedang membayar hutang, El," ucap Mauren sebelum menyalakan mesin mobil.

_____________

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 04.00 sore, tetapi Elsa belum beranjak dari tempatnya. Dia masih duduk berlutut di samping kursi ruang tamu, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Namun, cairan bening itu terus keluar dan enggan mereda.

Enam ratus juta bukan nominal yang sedikit, butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan tahun untuk mendapatkannya.

"Aku tidak mau dipenjara," ucap Elsa di sela-sela isakan. "Tapi, bagaimana caranya aku mendapatkan uang sebanyak itu. Mauren benar-benar licik."

Ketika Elsa masih menangis, ponselnya terus berdering, Jeevan yang menelepon. Namun, Elsa tak ada niat untuk menerimanya. Dia masih takut karena uang 80 juta yang ia ambil dari Victory tanpa sepengetahuan Jeevan. Elsa hanya bekerja sama dengan Sunandar.

Dulu Elsa berniat membuka usaha pribadi agar Jeevan makin kagum padanya. Namun, siapa sangka rencana itu gagal total ketika masih separuh jalan. Sekarang, bukannya mendapat keberuntungan, melainkan malah kehancuran.

"Aku nggak bisa ngomong masalah ini ke Mas Jeevan, tapi ... ah, ke mana aku harus meminta bantuan?" Elsa mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Elsa beranjak dan menuju kamar mandi. Dia mencuci muka karena mekapnya sudah berantakan. Kendati masih diliputi rasa sedih dan bingung, tetapi perut menuntutnya untuk mencari makanan. Maklum, sedari pagi hanya diisi selembar roti dan setengah cangkir teh.

Usai menyisir rambut dan menyapukan sedikit bedak ke wajah, Elsa keluar dan berjalan menuju warung makan yang tak jauh dari rumahnya. Di sana, Elsa memesan soto daging dan segelas air hangat.

"Lupakan bentar, aku harus makan agar nanti bisa berpikir jernih," batin Elsa ketika menyuap makanan dan terasa hambar. Bukan karena kemampuan koki yang buruk, melainkan karena perasaan sendiri yang kacau.

Setelah menarik dan mengembuskan napas panjang berulang kali, perasaan Elsa sedikit tenang. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena sesaat kemudian ada seseorang yang memanggil.

"Elsa!"

Elsa menoleh dan mendapati sosok lelaki tampan dengan rambut kecokelatan. Senyumnya terlihat tulus dan menawan, seolah selama ini tak ada sesuatu yang terjadi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

apakah dia yg punya hoby.....🤭

2024-01-28

2

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

Ezra kah??

2023-04-20

1

Dara Utami

Dara Utami

rasain lu elsa

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!